Transfer Shapefile Ke Garmin Gps [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

TRANSFER SHAPEFILE KE GARMIN GPS Karena pesatnya perkembangan teknologi pemetaan, begitu mudahnya kita menjumpai alat-alat untuk mendukung pekerjaan tersebut. Alat yang jamak dijumpai oleh kita adalah apa yang dinamakan alat penerima sinyal GPS yang biasanya orang langsung menyebut dengan GPS. Dengan menggunakan GPS, dengan mudahnya kita akan mengetahui dimana lokasi kita pada saat melakukan penjelajahan atau perjalanan.



Garmin merupakan salah satu vendor dari alat penerima sinyal GPS yang bertipe navigasi dan banyak dipakai di seluruh dunia. Mulai dari tipe e-trex, 60i, 76csx, dan sederet model dan rupa bentuknya akrab digunakan para penggiat keilmuan multidisiplin yang selalu melibatkan ‘tempat’ dalam praktik kegiatannya. Saat kita menggunakan GPS, versi default dari sistemnya biasanya sudah terinput data global seperti kota-kota besar dunia, garis pantai, atau jalanjalan utama di Negara-negara tertentu. Namun, bagaimana jika kita ingin menginput data sendiri milik kita yang memiliki skala besar misalnya seperti jalan/gang di kelurahan, atau persil bangunan di RW kita?



Untuk mentransfer data ke dalam GPS Garmin tidak semudah layaknya kita mengirim data ke dalam flashdisk kita. Dibutuhkan beberapa tahapan sehingga data yang kita inginkan dapat kita masukkan dan menjadi latar belakang GPS kita. 1. Siapkan shapefile (.shp) data yang akan kita transfer ke dalam GPS kita. Untuk memasukkan data ke dalam GPS Garmin, kita tidak dapat mengirim langsung menggunakan shp yang bersangkutan. Siapkan seluruh file yang akan kita masukkan seperti misalnya layer jalan, sungai, persil bangunan, dan data lainnya yang ingin kita transfer. 2. Persiapkan perangkat lunak MapEdit, CGPSMapper routable, dan SendMap. Silakan dicari dan ditelusuri di situs pencari. 3. Selanjutnya, kompilasi data yang ingin kita kirim dari format shp ke dalam format image (.img). Namun sebelum ke dalam format img, kita harus merubahnya terlebih dahulu ke dalam format polish map format (.mp) dengan menggunakan perangkat MapEdit. Data yang akan kita kompilasi ke dalam format mp ini akan tergabung menjadi satu. Misalkan kita memiliki data jalan, sungai, dan persil. Maka hasil dari kompilasi file tersebut akan menjadi satu file saja, misalkan menjadi bernama (dataku.mp) Pada tahapan ini kita pun dapat mengatur faktor skala sesuai dengan selera yang kita inginkan. 4. Setelah dikompilasi ke dalam format mp, maka selanjutnya kita tinggal mengconvertnya ke dalam format img karena untuk memasukkan data ke dalam GPS Garmin harus berada dalam format seperti ini. 5. Untuk menjalankan perangkat ini mungkin agak mengalami kesulitan bagi sebagian besar pengguna karena berformat command prompt untuk menjalankan perintahnya. Caranya, setelah masuk dalam command prompt, ketik saja root drive dimana kita menyimpan perangkat tersebut kemudian tekan enter. Misalkan kita menaruh perangkat tersebut di drive D dalam folder CGPSMapper (D:\software\CGPSMapper\CGPSMapper.exe). 6. Setelah masuk ke dalam program, tinggal salin perintah untuk membuka program (pada langkah sebelumnya) lalu tambahkan spasi dan ketiklah drive dimana kita menyimpan file yang berformap mp tadi. Jalankan (ketik enter) dan tunggu hingga file img dibuat pada drive yang sama seperti tempat penyimpanan file berformat mp.



7. Setelah file berformat img jadi, tinggal unggah pada GPS Garmin kita dengan terlebih dahulu membuka software SendMap. 8. Nyalakan GPS Garmin dan file yang kita unggah siap digunakan. Jika belum terlihat, tinggal ubah map setup dengan file yang kita unggah. Umum Yang Anda Butuhkan  



Software : ArcView/ArcGIS, GPSMapEdit, cgpsmapper dan sendmap. Data (shape file) : polygon (laut, pulau, landuse, fungsi kawasan, danau/telaga, dll), polyline (sungai, jaringan jalan, batas adm. pemerintahan, dll) dan point (anotasi, dll). Jumlah dan jenis data yang diperlukan tergantung masing-masing pengguna, jadi sesuaikan saja.



Zoom Level Walaupun bisa dirubah kemudian, tapi secara default GPSMapEdit mengklasifikasikan Zoom Level dalam lima kategori yaitu Level 0 s/d Level 4 sebagai berikut : Level Level0 Level1 Level2 Level3 Level4



Bits 24 23 21 18 15



LatGrid 2.4 m 4.8 m 19 m 153 m 1.22 km



GPS Zoom 120 m 200 m – 300 m 800 m – 1.2 km 5 km – 8 km 50 km



MapSource Zoom Zoom0=0 (under 1.2 km) Zoom1=1 (1.2 – 3 km) Zoom2=2 (3 – 8 km) Zoom3=3 (8 – 12 km) Zoom4=4 (12 – 30 km)



Kita hanya perlu memperhatikan hubungan antara Zoom Level dengan GPS Zoom. Semakin kecil angka levelnya maka tampilan peta di layar GPS-pun makin detail (skala besar), demikian juga sebaliknya. Misalnya untuk jalan tol, saat di-import kita menggunakan semua zoom level sehingga saat di-zoom berapapun jalan tol tsb akan selalu ditampilkan, sedangkan untuk gang atau jalan setapak kita cukup hanya menggunakan zoom level terendah (L0). Nomor ID Setiap mapset (file img) merupakan satu layer yang harus memiliki nomor ID tersendiri yang berbeda dengan mapset lain. Untuk GPS Garmin, nomor ID terdiri dari delapan digit angka. Walau ndak tahu apa pengaruhnya, namun sebaiknya nomor ID dimulai dari mapset type polygon, polyline dan terahir point.



Navigasi.net telah membuat standar penomoran ID yang memiliki sintax kode negara (digit 1 dan 2), kode provinsi (digit 3 dan 4), 00 (digit 5 dan 6) serta jenis mapset (digit 7 dan 8). Misalnya nomor ID 62820050 : 62 (kode Indonesia), 82 (kode prov. Maluku Utara), 00 (belum diketahui ini kode apa krn selalu 00), dan 50 (kode untuk basemap). Namun untuk keperluan pribadi, kita tidak harus mengikuti standar tersebut, yang penting nomor ID terdiri dari delapan digit angka. Walau demikian, seiring dengan perkembangan pekerjaan yang menyebabkan kita harus membuat belasan hingga puluhan mapset, sistem penomoran ID standar navigasi.net ini patut dipertimbangkan untuk memudahkan kita mengorganisir sejumlah besar mapset yang kelak kita akan buat. Kode Hexa Tampilan peta (warna, tekstur dan ukuran) pada layar GPS sangat tergantung pada kode hexa dan display theme device GPS. Kode hexa yang berbeda (seharusnya) akan ditampilkan berbeda pada theme yang sama, namun kode hexa yang sama juga akan ditampilkan berbeda pada theme yang berbeda. GPSMapEdit menyediakan puluhan kode hexa untuk masing-masing type data (polygon, polyline dan point). Namun demikian, terdapat keterbatasan device GPS dalam membaca kode hexa tsb. Misalnya untuk data type polygon, GPS Garmin hanya bisa menampilkan maksimal 6 kode hexa (mungkin, GPS Garmin bisa saja menampilkan semua kode hexa tersebut, hanya mata kita saja yang tidak dapat membedakannya). Jadi, kita harus membuat percobaan beberapa kali sampai tampilan di layar GPS sesuai dengan selera kita. Jika sudah mendapatkan kode hexa yang sesuai, maka display theme pada device GPS sebaiknya jangan diubah-ubah. Contoh kode hexa untuk Fungsi Kawasan Hutan (untuk Garmin Oregon 550 dengan display theme Camera) adalah sbb. : KSA (0x004c), HL (0x0017), HPT (0x004f), HP (0x000e), HPK (0x0004), APL (0x004d) dan Air/Danau (0x003d). Sedangkan untuk Garmin 76CSx, 60CSx dan e-Trex Vista, kode hexa HP (0x000e) harus diganti dengan kode lain karena kode tersebut akan ditampilkan hitam pekat (pada display theme Pearl). Persiapan Untuk menyesuaikan kebutuhan pada zoom level tertentu, kita harus menyiapkan data peta (shape files) secara khusus. Data Polygon



Data polygon seperti Fungsi Kawasan Hutan biasanya masih sedap dipandang mata pada zoom 12Km bahkan 20Km. Oleh karena itu, kita tidak perlu memecah masing-masing Fungsi Kawasan Hutan tsb. Kita hanya perlu menambahkan field baru (misalnya Hexcode) dalam data atributnya untuk menampung kode hexa masing-masing Fungsi Hutan. Data Polyline Data polyline seperti jaringan jalan, sebaiknya dipecah menjadi 2 atau 3 (shape)file. Misalnya Jalan Arteri, Jalan Kolektor dan Jalan Lain (setapak/belum diaspal). Ketiga file tsb akan diimpor masing-masing pada zoom level tertentu. Demikian juga untuk sungai, perlu dipecah menjadi 2 atau 3 file (tergantung kebutuhan). Karena file-file tsb akan diimpor masing-masing, maka kita tidak perlu merubah data atributnya seperti data polygon di atas. Data Point Data point seperti titik pemukiman, sebaiknya dipecah menjadi 2 atau 3 (shape)file. Misalnya Ibukota Provinsi dan Kabupaten, Ibukota Kecamatan dan Desa/Kelurahan. Ketiga file tsb akan diimpor masing-masing pada zoom level tertentu. Contoh lain adalah titik pal tata batas, bisa dipecah menjadi 2 file : Pal 1000m dan Pal 100m. Pelaksanaan Tahapan berikut adalah membuat basemap untuk Garmin Oregon 550. Sedangkan untuk Garmin 76CSx, 60CSx atau e-Trex Vista akan ada tambahan langkah yang akan diulas pada akhir tulisan ini. GPSMapEdit 1. Jalankan GPSMapEdit 2. Jika ingin membuat project baru, loncat ke topik Meng-Import Data Polygon. 3. Jika ingin meng-edit atau memodifikasi project yang sudah ada, klik icon Add atau melalui menu File-Open. Kotak dialog Add atau Open akan muncul. Cari dan buka file project yg diinginkan (berekstensi *.mp), misalnya basemap_project.mp. 4. Untuk editing, loncat ke topik Editing Map di GPSMapEdit. Meng-Import Data Polygon 1. Impor file shp, klik File-Import-ESRI shape (*.shp). Cari dan buka file shp yang akan diimport, misalnya kawasan_hutan_kepri_2011.shp.



2. GPSMapEdit secara otomatis akan menentukan type data yang diimport (dalam hal ini adalah type polygon) sehingga pada langkah berikutnya kita dibawa ke jendela pemilihan kode hexa yang sesuai dengan type data tsb. Karena kita sudah menyiapkan kode hexa untuk masing-masing Fungsi Hutan, maka klik tab From Field dan pilih kolom Hexcode. Kolom yang dipilih akan berwarna Biru. Selanjutnya klik tombol Next. 3. Pilih kolom yang berisi text yang akan digunakan sebagai label Fungsi Hutan, dalam contoh ini adalah kolom TGHK. Selanjutnya klik tombol Next. 4. Jendela berikutnya adalah Coordinate System. GPSMapEdit secara otomatis akan mengambil system koordinat dan datum dari file shp yang diimpor dan menentukan range koordinatnya. Jadi di jendela ini langsung saja klik tombol Next. 5. Di jendela Zoom Level, kita tentukan pada zoom level berapa file yang diimport akan ditampilkan di layar GPS. Karena Fungsi Hutan akan kita tampilkan di semua level, maka pilih (centang) semua level yg ada di jendela pilihan. Selanjutnya klik tombol Finish, dan proses importing file sudah selesai. 6. Jika kita ingin membuat mapset yang hanya mengandung satu layer, maka pekerjaan kita sdh selesai. Langsung loncat ke topik Meng-Eksport Project menjadi Mapset. Meng-Import Data Polyline Untuk membuat mapset multi layer, silakan tambahkan (import) file shp lain yang diperlukan (misalnya jalan, sungai dan atau titik pemukiman). Prosesnya sama dengan import data polygon di atas, tentusaja dengan penyesuaian seperlunya di tiap langkahnya. Namun demikian, ada beberapa hal yang patut diperhatikan dalam meng-import data polyline : 1. Data/layer yang ditampilkan pada zoom level yang berbeda harus dipisah (file tersendiri) dan diimport masing-masing. Misalnya : – File jalan_arteri.shp diimport pada semua zoom level. – File jalan_kolektor.shp diimport pada zoom level 0 s/d 2. – File jalan_setapak.shp diimport pada zoom level 0. 2. Data/layer tsb masing-masing ditampilkan dengan kode hexa tunggal (single code) yang sesuai, sehingga pada jendela pilihan kode hexa, kita tinggal memilih type garis yang sesuai dalam tab From List. Misalnya : – File jalan_arteri.shp diimport dengan kode 0x0004 Arterial Road. – File jalan_kolektor.shp diimport dengan kode 0x0005 Collector Road. – File jalan_setapak.shp diimport dengan kode 0x000a Unpaved Road atau 0x0016 Walkway/trail. 3. Jika data atribut kita lengkap, bisa saja kita memberi label nama jalan. Tapi jika tidak, hilangkan tanda centang pada Select field for label di jendela Select Source of Label agar jaringan jalan ditampilkan tanpa text apapun. 4. Untuk data/layer sungai, tahapanya sama dengan import jalan tsb di atas. Meng-Import Data Point



1. Proses dan ketentuan import data point pada prinsipnya sama dengan import data polyline. Data yang akan ditampilkan pada zoom level yang berbeda harus dipisah (file tersendiri) dan diimport masing-masing. 2. Penanangan khusus adalah jika kita memiliki data yang akan ditampilkan pada zoom level yang sama tapi mengandung unsur yang berbeda. Misalnya kita ingin menampilkan detail letak bangunan (pada zoom level 0) tapi dengan multi simbol (Bank, RS, Bengkel, ATM, Sekolah dll.). 3. Untuk kondisi seperti ini, kita harus melakukan perubahan (penambahan field) pada data atributnya (seperti penambahan field pada tabel Fungsi Hutan di atas). Field tersebut diisi kode hexa yang sesuai dengan unsur terkait. Sehingga pada saat import, kita pilih kode hexa-nya dari tab From Field. Meng-Eksport Project menjadi Mapset 1. Jika kita sudah selesai meng-import data, kita sudah siap membuat satu mapset (baik single layer maupun multi layer). Namun sebelum dieksport menjadi mapset (file *.img), kita tentukan dulu map properties. 2. Ubah nomor ID dan nama mapset dengan klik icon Properties atau melalui menu FileMap Properties. Jendela Map Properties akan muncul, dan isilah nomor ID seperti sudah diulas sebelumnya. 3. Jika anda tadi membuat project baru atau memperbaiki (edit) project yang sudah ada, anda tinggal menyimpan projectnya dengan klik icon Save atau dari menu File-Save Map. Namun jika anda tadi melakukan modifikasi project, sebaiknya langsung menyimpan project tsb dengan nama lain. Klik menu File-Save Map As…. Tentukan lokasi dan nama project yang baru, misalnya kawasan_kepri.mp. 4. Jika sudah selesai melakukan import data dan menentukan ID dan map name di jendela Map Properties, maka project sudah siap di-eksport menjadi mapset (*.img). 5. Seperti diketahui, satu mapset bisa terdiri dari satu data/layer (single layer) dan bisa juga lebih dari satu data/layer (multi layer). 6. Jika ingin membuat mapset single layer, maka setiap selesai meng-import satu data, anda bisa langsung meng-eksport-nya menjadi mapset (misalnya fungsi_kawasan.img, citymap.img, streetmap.img, dll.). Demikian juga jika ingin membuat mapset multi layer, selesai meng-import beberapa data, anda bisa langsung meng-eksport-nya menjadi satu mapset (misalnya basemap_kepri.img). 7. Klik menu File-Export-Garmin IMG / cgpsmapper.exe. 8. Tentukan lokasi dan nama mapset hasil eksport dan klik tombol Save. 9. Jika anda baru pertama kali melakukan eksport, biasanya akan ditanya di mana letak file cgpsmapper.exe. Cari dan pilih file tsb di HDD anda. 10. Klik tombol Run, dan biarkan proses berjalan hingga muncul pemberitahuan bahwa proses sudah selesai. Klik tombol OK lalu Close jendela export. 11. Sampai disini, anda sudah selesai bekerja dengan GPSMapEdit. Anda bisa keluar program. SendMap



File-file mapset yang sudah dibuat (dengan GPSMapEdit) masing-masing harus di-konvert menjadi file yang bisa dibaca oleh device GPS Garmin (file gmapsupp ber-ekstensi *img). Gunakan program SendMap untuk melakukannya. 1. Jalankan program SendMap. 2. Klik tombol Add Maps untuk memasukkan file mapset kedalam daftar kompilasi yang akan dikonvert menjadi file gmapsupp. Anda akan dibawa ke jendela Open Files. Pilih file mapset (misalnya kawasan_kepri.img) dan klik tombol Open. 3. File mapset yang sudah dipilih akan masuk dalam daftar kompilasi. Karena kita akan membuat gmapsupp single layer, maka langsung saja klik tombol Create GMAPSUPP.IMG. 4. Anda akan dibawa ke jendela Save As. Tentukan lokasi dan nama file hasilnya (misalnya GMAPSUPP_kawasan.IMG). Klik tombol Save. 5. Tunggu hingga proses selesai. 6. Sampai disini anda sudah membuat satu file gmapsupp. Anda bisa keluar dari program atau melanjutkan untuk membuat file gmapsupp lain. 7. Untuk melanjutkan membuat file gmapsupp mapset lain, anda pilih dulu mapset di daftar kompilasi dan klik tobol Remove. Selanjutnya ulangi Langkah 2 s/d 5 untuk setiap mapset. 8. Hasilnya adalah sekumpulan file gmapsupp yang bisa dilihat di Widows Explorer. Instalasi ke Oregon 550 Sebenarnya lebih tepat disebut copy paste, karena memang prosesnya demikian :). Hubungkan device Oregon 550 dengan komputer menggunakan kabel data. Melalui Windows Explorer, pilih file-file gmapsupp hasil konvert tadi dan paste di memori internal Oregon 550 dalam folder Garmin. Dan GPS anda sudah siap digunakan. Selesai. Editing Map di GPSMapEdit Tidak banyak yang saya ketahui tentang editing map di lingkungan GPSMapEdit, melainkan hanya sebatas yang sering digunakan. Editing diperlukan jika kita mendapati tampilan di layar GPS tidak sesuai dengan yang kita inginkan, atau terdapat perubahan pada data shp-nya. Intinya, kita harus meng-import ulang data. Tentusaja editing sebenarnya tetap dilakukan di ArcView/ArcGIS. Jika kita harus meng-import ulang data, maka data lama yang sudah diimport dalam project harus dihapus dulu. Ini menuntut kita untuk mengingat kode hexa yang digunakan saat import.



Misalnya kita mendapati bahwa tampilan jalan utama di layar GPS tidak sesuai dengan keinginan. Maka kita harus menghapus object jalan utama tsb. 1. Klik menu Edit-Select-By Type, jendela Select Type akan muncul. 2. Beri tanda centang pada unsur yang hendak diganti (dalam hal ini jalan utama). Lalu klik tombol OK. Unsur terpilih akan tampil tebal dan berwarna jingga. Jika sudah yakin, tekan tombol Delete di keyboard. 3. Lakukan import ulang data jalan utama tadi dengan parameter yang berbeda (kode hexa, zoom level atau labelnya). Langkah 1 s/d 3 tersebut berlaku untuk data/layer dengan unsur tunggal. Jika data yang diganti adalah data/layer multi unsur (seperti file fungsi_kawasan.shp), maka pemilihan unsur pada Langkah 2 juga disesuaikan dengan jumlah unsur yg ada di data/layer tsb. (dalam contoh, berarti kode hexa untuk unsur KSA, HL, HPT, HP, HPK, APL dan Air/Danau dipilih dan di-delete semuanya). Sehingga saat import ulang dapat dilakukan sekaligus. Jika anda melakukan seleksi tunggal pada data/layer multi unsur (misalnya hanya memilih dan menghapus kode hexa KSA), maka anda harus membuat file shp tersendiri untuk KSA, dan import ulang dilakukan tersendiri dengan single code (hexa). Jika map coverage dirasa terlalu luas, perlu dilakukan cropping / trimming. Disamping mempersempit cakupan peta (sesuai yang diperlukan saja), juga berguna untuk memperkecil ukuran file project, mapset maupun gmapsupp. Trimming dilakukan dengan klik tombol trim (gambar gunting) lalu buat blok persegi pada area yang kita butuhkan saja. Klik kanan mouse dan pilih Trim Outside untuk menghapus area di luar area terpilih. Khusus Pengguna 76CSx, 60CSx dan e-Trex Vista Oregon 550 dapat menerima lebih dari satu file gmapsupp bahkan dengan modifikasi nama file. Tapi tidak demikian dengan 76CSx, 60CSx atau e-Trex Vista. Ketiga model GPS ini hanya mengijinkan satu file gmapsupp tanpa modifikasi nama file (jadi nama file-nya harus gmapsupp.img). Sehingga untuk menampung semua file mapset yang sudah kita buat, kita harus melakukan kompilasi menjadi satu file tunggal. Untuk melakukannya, gunakan program SendMap. 1. Jalankan SendMap. 2. Seperti sudah disinggung dalam topik SendMap, klik tombol Add Maps untuk memasukkan file mapset kedalam daftar kompilasi yang akan dikonvert menjadi file



3. 4.



5.



6. 7.



gmapsupp. Anda akan dibawa ke jendela Open Files. Pilih file mapset (misalnya kawasan_kepri.img) dan klik tombol Open. Ulangi lagi langkah tersebut hingga semua mapset yang kita perlukan sudah masuk dalam daftar kompilasi. Selanjutnya, klik tombol Create GMAPSUPP.IMG untuk meng-kompilasi menjadi satu file tunggal. Untuk kebutuhan pengarsipan, file hasil kompilasi tsb bisa saja dimodifikasi namanya misalnya menjadi GMAPSUPP_Basemap_Kepri.IMG. Tapi jika hendak digunakan di device GPS, anda harus me-rename file tsb menjadi GMAPSUPP.IMG tanpa tambahan apapun. File GMAPSUPP.IMG tsb kemudian di-copy paste ke kartu memori (micro SD) dalam folder Garmin. Jangan lupa untuk membuat backup atau merename file GMAPSUPP.IMG yang sudah ada dalam folder tsb karena saat di-paste file tsb akan ditimpa dengan yang baru. Sampai disini, proses sudah selesai dan GPS siap digunakan. Disamping untuk membuat kompilasi, SendMap juga berguna untuk memodifikasi file hasil kompilasi yg sudah pernah dibuat sebelumnya. Misalnya untuk mengurangi (Remove) satu atau lebih mapset dan atau menambahnya dengan mapset lain yang dibuat kemudian, misalnya mapset untuk kegiatan penataan batas (tatabatas_hpt.img misalnya).



Terakhir, perhatikan nomor ID masing-masing mapset. Jika perlu, buat catatan di buku (agenda) nomor-nomor ID yang sudah pernah digunakan untuk menghindari ID ganda. Saran saya, sebaiknya kita modifikasi standar navigasi.net sehingga menjadi : kode negara (digit 1 dan 2), kode provinsi (digit 3 dan 4), kode type mapset (digit 5 dan 6) serta nomor urut mapset (digit 7 dan 8). Kode untuk type mapset (digit 5 dan 6) hanya berisi angka 01 (untuk mapset type polygon), 02 (untuk mapset type polyline) dan 03 (untuk mapset type point). Contoh blanko agendanya adalah sbb : No A. 1. 2. 3. 4. 5. dst. B. 1. 2. 3. 4.



ID POLYGON 62820100 62820101 62820102 62820103 62820104 POLYLINE 62820200 62820201 62820202 62820203



Nama Mapset Basemap Provinsi Fungsi Kawasan Hutan Penunjukan Fungsi Kawasan Hutan Update Penutupan Lahan 2011 Areal IUPHHK PT. Abal Abal



Jaringan Jalan (Streetmap) Sungai (Rivermap) Batas Fungsi Kawasan Hutan Trayek TBT HL Bukit Sentosa



Ket.



5. dst. C. 1. 2. 3. 4. 5. dst.



62820204



Trayek TBT PT. Abal Abal



POINT 62820300 62820301 62820302 62820303 62820304



Pemukiman (Citymap) Titik tinggi / Triangulasi Pal Batas Sementara HL Bukit Sentosa Pal Batas Definitif HL Bukit Sentosa Pal Batas PT. Abal Abal