Transformasi Nilai Budaya Revisi [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

MAKALAH LANDASAN ILMU PENDIDIKAN “‘TRANSFORMASI NILAI BUDAYA DALAM PENDIDIKAN’ (PRO)”



OLEH: ERNITA SUSANTI 15175009 Hari/Tanggal : Selasa / 03 Januari 2017 Pukul : 10.00 – Selesai



DOSEN: Prof. Dr. FESTIYED, MS



PROGRAM STUDI MAGISTER PENDIDIKAN FISIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI PADANG 2016



KATA PENGANTAR Puji dan syukur penulis ucapkan kepada kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas makalah mata kuliah Landasan Ilmu Pendidikan dengan judul transformasi nilai budaya dalam pendidikan. Dalam penyelesaian makalah ini penulis banyak menemui kendala. Namun berkat bantuan dari berbagai pihak, penulis dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik. Untuk itu penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu khususnya dosen pembimbing mata kuliah Landasan Ilmu Pendidikan, Ibu Prof. Dr. Festiyed, M.S. Dalam penulisan makalah ini, penulis menyadari masih banyak terdapat kekurangan. Untuk itu kritik dan saran dari pembaca sangat diharapkan demi kesempurnaan makalah ini untuk kedepannya. Semoga makalah ini bisa dimanfaatkan sebaik-baiknya



Padang,



Penulis



i



Januari 2017



DAFTAR ISI KATA PENGANTAR..............................................................................................i DAFTAR ISI...........................................................................................................ii BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1 A. Latar Belakang.........................................................................................1 B. Rumusan Masalah...................................................................................2 C. Tujuan Penulisan.....................................................................................2 D. Manfaat Penulisan...................................................................................2 BAB II KAJIAN TEORI.......................................................................................3 A. Transformasi..............................................................................................3 B. Transformasi Nilai Budaya dalam Pendidikan..........................................6 BAB III PEMBAHASAN....................................................................................14 A. Matriks Transformasi.............................................................................14 B. Matrik Transfotrmasi Nilai Budaya dalam Pendidikan.........................15 BAB IV PENUTUP..............................................................................................19 A. Kesimpulan............................................................................................19 B. Saran......................................................................................................19 DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................21



ii



BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada hakikatnya budaya memiliki nilai-nilai yang senantiasa diwariskan, ditafsirkan,



dan



dilaksanakan



seiring



dengan



proses



perubahan



social



kemasyarakatan. Pelaksanaan nilai-nilai budaya merupakan manifestasi, dan legitimasi masyarakat terhadap budaya. Eksistensi budaya dan keragaman nilainilai luhur kebudayaan yang dimiliki oleh bangsa Indonesia merupakan sarana dalam membangun karakter warga negara, baik yang berhubungan dengan karakter privat maupun karakter publik. Dengan kata lain, budaya tidak bisa dipisahkan dari seluruh pola aktivitas masyarakat dan budaya pula memiliki peran yang sangat vital dalam proses pembangunan karakter bangsa. Konspesi di atas menunjukan bahwa betapa pentingnya budaya dan nilainilai yang terkandung dalam budaya sebagai pondasi dalam pembangunan karakter bangsa. Artinya, percuma kita bicara, menggaungkan, dan mendesain pembangunan karakter bangsa tanpa memperhatikan keragaman budaya lengkap dengan nilai-nilainya. Sebab karakter bangsa dibangun bukan berdasarkan pada formula yang instan dan kondisi yang instan pula, melainkan dibangun berdasarkan kebutuhan masyarakat dengan memperhatikan aktivitas masyarakat yang terbina secaru turun temurun. Dan itu bisa diperoleh apabila kita memperhatikan keragaman budaya dan nilai-nilai budaya yang dimiliki oleh bangsa ini. Namun seiring perkembangan zaman, eksistensi budaya dan nilai-nilai budaya yang dimiliki oleh bangsa Indonesia sampai saat ini belum optimal dalam upaya membangun karakter warga negara, bahkan setiap saat kita saksikan berbagai macam tindakan masyarakat yang berakibat pada kehancuran suatu bangsa yakni menurunnya perilaku sopan santun, menurunnya perilaku kejujuran, menurunnya rasa kebersamaan, dan menurunnya rasa gotong royong diantara anggota masyarakat.



1



2



Memasuki abad ke-21 dan menyongsong milenium ketiga tentu akan terjadi banyak perubahan dalam kehidupan masyarakat sebagai akibat dari era globalisasi. Dan pada kenyataannya masyarakat mengalami perubahan budaya yang begitu cepat, maju dan memperlihatkan gejala desintegratif yang meliputi berbagai sendi kehidupan dan menjadi masalah, salah satunya dirasakan oleh dunia pendidikan. Budaya berpengaruh besar dalam dunia pendidikan akibat dari pergeseran paradigma pendidikan yaitu mengubah cara hidup, berkomunikasi, berpikir, dan cara bagaimana mencapai kesejahteraan. Dengan mengetahui begitu pesatnya arus perkembangan dunia diharapkan dunia pendidikan dapat merespon hal-hal tersebut secara baik dan bijak. B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas, rumusan masalah dari makalah ini adalah bagaimana transformasi nilai budaya dalam pendidikan menurut pandangan Indonesia, Barat, dan Agama Islam? C. Tujuan Penulisan Berdasarkan rumusan masalah di atas, tujuan penulisan dari makalah ini adalah menjelaskan tentang transformasi nilai budaya dalam pendidikan menurut pandangan Indonesia, Barat, dan Agama Islam. D. Manfaat Penulisan Adapun manfaat dalam pembuatan makalah ini adalah : 1.



Membantu mahasiswa memahami tentang landasan pendidikan terutama



2.



mengenai transformasi nilai budaya dalam pendidikan. Dapat dijadikan pengalaman dan bekal ilmu pengetahuan bagi pembaca,



3.



khususnya untuk tenaga pendidik ke depannya. Memenuhi salah satu persyaratan untuk mengikuti mata kuliah landasan ilmu pendidikan.



BAB II KAJIAN TEORI A. Transformasi 1. Menurut Pandangan Indonesia a. Pengertian Transformasi Secara terminologi (istilah), dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) transformasi adalah perubahan rupa, bentuk, sifat, dan fungsi. Sedangkan dalam ensiklopedi umum, ‘transformasi’ merupakan istilah ilmu eksakta yang kemudian diperkenalkan ke dalam ilmu sosial yang memiliki maksud perubahan bentuk dan secara lebih rinci memiliki arti perubahan fisik maupun nonfisik (bentuk, rupa, sifat, dan sebagainya). Selain itu, transformasi diartikan sebagai sebuah proses perubahan secara berangsur-angsur sehingga sampai pada tahap ultimate, dimana perubahan dilakukan dengan cara memberi respon terhadap pengaruh unsur eksternal dan internal yang akan mengarahkan perubahan dari bentuk yang sudah dikenal sebelumnya



melalui



proses



menggandakan



secara



berulang-ulang



atau



melipatgandakan. b. Faktor Penyebab Transformasi Terjadinya transformasi, disebabkan oleh beberapa faktor, di antaranya: 1) Kebutuhan identitas diri (identification) pada dasarnya orang ingin dikenal dan ingin memperkenalkan diri terhadap lingkungan. 2) Perubahan gaya hidup (Life Style) perubahan struktur dalam masyarakat, pengaruh kontak dengan budaya lain dan munculnya penemuan-penemuan baru mengenai manusia dan lingkuangannya. 3) Pengaruh teknologi baru timbulnya perasaan ikut mode, dimana bagian yang masih dapat dipakai secara teknis (belum mencapai umur teknis dipaksa untuk diganti demi mengikuti mode. c. Proses Transformasi Proses transformasi mengandung dimensi waktu dan perubahan sosial budaya masyarakat yang muncul melalui proses panjang, terkait



3



dengan



4



aktifitas-aktifitas yang terjadi pada saat itu. Trasformasi tidak dapat diduga kapan dimulai dan kapan akan berakhir



Gamabr 1. Proses Transformasi Berdasarkan gambar diatas dapat disimpulkan bahwa transformasi adalah suatu perubahan dari satu kondisi (bentuk awal) ke kondisi yang lain (bentuk akhir) yang dapat terjadi secara terus menerus atau berulang kali yang dipengaruhi oleh dimensi waktu yang dapat terjadi secara cepat atau lambat, yang menyangkut perubahan sosial, budaya, agama dan politik masyarakat karena tidak dapat lepas dari proses perubahan baik lingkungan (fisik) maupun manusia (non fisik). 2. Menurut Pandangan Sekuler a. Pengertian Transformasi Kata transformasi berasal dari bahasa latin “transformare”, yang artinya mengubah bentuk. Secara etimologi (lughawy) Komaruddin dalam bukunya Kamus Riset (1984) menyebutkan bahwa transformasi adalah “perubahan bentuk atau struktur, (konversi dari suatu bentuk kebentuk yang lain)”. Secara umum, transformasi memiliki beberapa kategori, yaitu: 1) Transformasi bersifat Tipologikal (geometri) bentuk geometri yang berubah dengan komponen pembentuk dan fungsi ruang yang sama.



5



2) Transformasi



bersifat



gramatikal



hiyasan



(ornamental)



dilakukan



dengan menggeser, memutar, mencerminkan, menjungkirbalikkan, melipat dan lain-lain 3) Transformasi bersifat refersal (kebalikan) pembalikan citra pada figur objek yang akan ditransformasi dimana citra objek dirubah menjadi citra sebaliknya. 4) Transformasi bersifat distortion (merancukan) kebebasan perancang dalam beraktifitas. b. Proses Transformasi Menurut Habraken yang dikutip oleh Pakilaran, 2006 dalam situsnya proses-proses transformasi, menguraikan proses transformasi yaitu sebagai berikut: 1) Perubahan yang terjadi secara perlahan-lahan atau sedikit demi sedikit 2) Tidak dapat diduga kapan dimulainya dan sampai kapan proses itu akan berakhir tergantung dari faktor yang mempengaruhinya 3) Komprehensif dan berkesinambungan 4) Perubahan yang terjadi mempunyai keterkaitan erat dengan emosional (sistem nilai) yang ada dalam masyarakat. 3. Menurut Pandangan Islam Dalam pandangan islam, makna dari kata transformasi ini dapat dilihat dari firman Allah Q.S Ar-Ra’d: 11



Artinya: Bagi manusia ada malaikat-malaikat yang selalu mengikutinya bergiliran, di muka dan di belakangnya, mereka menjaganya atas perintah Allah. Sesungguhnya Allah tidak merobah keadaan sesuatu kaum sehingga mereka merobah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri. Dan apabila Allah menghendaki keburukan terhadap sesuatu kaum, maka tak ada yang dapat



6



menolaknya; dan sekali-kali tak ada pelindung bagi mereka selain Dia. (Q.S ArRa’d: 11).



B. Transformasi Nilai Budaya dalam Pendidikan 1. Menurut Pandangan Indonesia Untuk membangun manusia melalui budaya maka nilai-nilai budaya itu harus menjadi satu dengan dirinya, untuk itu di perlukan waktu panjang untuk transformasi budaya. Proses transformasi budaya dapat di lakukan dengan cara mengenalkan budaya, memasukan aspek budaya dalam proses pembelajaran. Kebudayaan merupakan dasar dari praksis pendidikan maka tidak hanya seluruh proses pendidika berjiwakan kebudayaan nasional saja, tetapi juga seluruh unsur kebudayaan harus di perkenalkan dalam proses pendidikan. Buchori (1995) menjelaskan bentuk transformasi budaya dalam pendidikan yang terdiri dari transfomasi budaya dalam sistem pendidikan formal dan non formal. a. Transformasi Budaya dalam Sistem Pendidikan Formal Transformasi pendidikan adalah perubahan wajah dan watak pendidikan. Perubahan ini mula-mula akan tampak pada keadaan sekolahnya. Kalau kita bandingkan keadaan sekolah kita, pada saat ini dengan apa yang kita miliki 45 tahun yang lalu misalnya perbedaan-perbedaan yang mencolok antara lembaga pendidikan formal dahulu dan sekarang. Pada masa dahulu pendidikan taman kanak-kanak sangat terbatas dan lembaga pendidikan tinggi (universitas) jumlahnya sangat terbatas pula. Pada masa sekarang lemba pendidikan TK dan universitas jumlahnya jauh lebih banyak dan para pengajarnya memiliki tingkat pendidikan yang lebih tinggi. Tetapi selalu saja dikeluhkan, bahwa hasil kinerja sistem pendidikan kita serkarang ini lebih rendah atau kurang bermutu jika dibndingkan dengan prestasi sistem pendidikan kita tahun 45 an. Semua perbedaan ini adalah akibat dari proses transformasi yang berlangsung secara diam-diam lepas dari perhatian kita. Proses transformasi ini adakalanya menghasilkan perubahan yang bersifat positif dan negatif. Perubahan-perubahan



7



positif menghhasilkan perbaikan sedangkan perubahan negatif menghasilkan kemunduran. Semua lembaga pendidikan dalam perjalanannya mengaruingi waktu selalul mengalami proses transformasi ini. Hal ini disebabkan oleh kenyataan bahwa lembaga pendidikan yang benar-benar berakar dalam masyarakatnya selalu turut berpengaruh oleh perubahan yang tejadi dalam masyarakat itu. Hal serupa akan terjadi pula apabila masyarakat mengalami perubahan yng bersifat non material. Pada zaman pendudukan Jepang, misalnya ketika seluruh masyarakat kita hidup dalam suasana kemiliteran, sekolah-sekolah kita pun tidak dapat mengelakkan diri dari budaya militer ini. Latihan baris-berbaris dan upacara kemiliteran harus dijalankan disetiap sekolah. Begitupula ketika masyarakat kita memasuki revolusi fisik melawan Belanda, maka suasana revolusi ini juga mengubah watak sekolahsekolah kita. b. Transformasi Kebudayaan pada Pendidikan Non Formal Transformasi pendidikan di Indonesia tidak hanya terjadi di bidang pendidikan formal saja tetapi juga di bidang non formal atau pendidikan luar sekolah. Pada tahun 50 an dahulu satu-satuny akegiatan pendiikan non formal yang tampak mencolok yaitu kegiatan pemberatasan buta huruf tetapi perlahanlahan muncu kegiatan pendidikan non formal lainnya yaitu kursus malam hari untuk mendapatkan persamaan ijazah SD, SMP, dan SMA. Di samping itu juga terdapat kelompok-kelompok belajar yang terdiri dari guru yang ingin mendapatkan ijazah pendidikan yang lebih tinggi. Begitulah proses transformasi di bidang pendidikan non formal yang berkembang secara berangsur-angsur. Sekarang ini jenis dan jumlah lembaga pendidikan non formal dalam masyarakat kita sudah jauh berbeda. Disamping kursus-kursus untuk mencapai berbagai jenis kejuruan kita memiliki pula pendidikan non formal tingkat perguruan tinggi, misalnya kursus dalam bidang teknologi informasi. Sekarang ini di negara-negara yang sudah maju industrinya pendidikan non formal dianggap sama pentingnya dengan pendidikan formal. Terutama lembaga-lembaga pendidikan non formal untuk membantu mereka yang



8



tidak lagi mengikuti pendidikan sekolah formal, lembaga-lembaga ini dipandang sangat besar pengaruhnya terhadap mutu angkatan kerja. Dilihat dari segi ini pada umunya para ahli berpendapat bahwa sistem pendidikan non formal yang kita miliki sekarang ini belum dapat diandalkan untuk mempersiapkan angkatan kerja kita menyongsong masa depan. Masih banyak yang harus kita perbaiki dan kita kembangkan untuk mendapatkan sistem pendidikan non formal yang sesuai dengan tantangan-tantangan yang diperkirakan akan muncul di masa depan. Dalam hubungan ini yang sering sekali dijadikan acuan utama ialah kenyataan, bahwa ekonomi kita sekarang ini sudah jelas memasuki ekonomi industri. Kedudukan sektor manufaktur, perdangangan serta jasa makin lama makin penting dalam ekonomi kita. Jumlah pekerjaan yang terdapat di sektor pertanian makin lama makin berkurang sedangkan di sektor ketenagakerjaan industri makin lama makin makin besar. Tenaga kerja yang memiliki pengetahuan serta keterampilan tertentulah yang akan mampu merebut peluang untuk bekerja di sektor industri ini. Sedangkan mereka yang tidak memiliki kemampuan yang sesuai dengan apa yang diminta oleh sektor modern tatap terkatung-katung di sektor pertanian tradisional. Selain itu transformasi budaya di Indonesia menyentuh tujuh aspek utama kebudayaan dan juga didasarkan fakta historis. Contohnya adalah transformasi yang terjadi pada masa Kerajaan Sriwijaya dan dinasti Syailendra di Jawa. Walapun pada masa itu agama Hindu-Budha berkembang luas dan ada pengaruh dari India, tetapi transformasi budaya di dua kawasan tersebut menunjukkan bahwa proses perubahan tersebut bukan suatu proses “indianisasi” melainkan “indonesianisasi dari pengaruh peradaban India. Ketika Islam datang dan masuk ke dalam kawasan nusantara terjadilah dialog antara bduaya Islam dengan budaya yang sudah ada. yang disebut sebagai budaya Jawa-Hindu sebagai hasil berbagai transformasi meliputi kurun waktu kurang lebih 7 abad dan melewati berbagai puncak prestasi. Ketika bangsa Barat (Portugis, Belanda, Inggris) datang, terjadi benturan budaya yang cukup ekstrim. Ciri-ciri pandangan dunia Barat terutama adalah rasionalitas, kegairahan untuk berspekulasi can bereksperimen. Dengan



9



cirri budaya yang demikian Barat memiliki kemampuan berekspansi yang kemudian menjangkau perkembangan yang jauh. Selain itu menerapkan nilai-nilai pendidikan budaya dan karakter bangsa, antara lain: 1) Agama. Masyarakat Indonesia adalah masyarakat beragama. Oleh karena itu kehidupan individu, masyarakat, dan bangsa selalu didasari pada ajaran agama. Secara politis kehidupan kenegaraan pun didasari pada nilai-nilai yang berasal dari agama. Atas dasar pertimbangan itu maka nilai-nilai pendidikan budaya dan karakter bangsa harus didasarkan pada nilai-nilai dan kaedah yang berasal dari agama. 2) Pancasila. Artinya, nilai-nilai yang ada dalam Pancasila menjadi nilai-nilai yang mengatur kehidupan politik, hukum, ekonomi, kemasyarakatan, budaya, dan seni. Pendidikan budaya dan karakter bangsa bertujuan mempersiapkan peserta didik menjadi warganegara yang lebih baik dan warganegara yang lebih baik adalah warganegara yang menerapkan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupannya sebagai warganegara. 3) Budaya. Budaya adalah suatu kebenaran bahwa tidak ada manusia yang hidup bermasyarakat yang tidak didasari oleh nilai-nilai budaya yang diakui masyarakat tersebut. Nilai-nilai budaya tersebut dijadikan dasar dalam memberi makna terhadap suatu konsep dan arti dalam komunikasi antar anggota masyarakat tersebut. Posisi budaya yang demikian penting dalam kehidupan masyarakat mengharuskan budaya menjadi sumber nilai-nilai dari pendidikan budaya dan karakter bangsa. 4) Tujuan pendidikan nasional. Tujuan Pendidikan Nasional adalah kualitas manusia Indonesia yang harus dikembangkan oleh berbagai satuan pendidikan di berbagai jenjang dan jalur. Di dalam tujuan pendidikan nasional terdapat berbagai nilai kemanusiaan yang harus dimiliki seorang warganegara. Oleh karena itu, tujuan pendidikan nasional adalah sumber yang paling operasional dalam pengembangan pendidikan budaya dan karakter bangsa. 2. Menurut Pandangan Sekuler Berkembangnya



pengetahuan,



informasi



dan



teknologi



dapat



menyumbangkan serta mengembangkan budaya-budaya yang sudah ada menjadi



10



lebih baik. Budaya leluhur yang diturunkan berabad abad memberikan kekhasan pada setiap daerah, ciri ciri khas tersebut memiliki arti tidak hanya sekedar sebuah keunikan dalam bidang seni saja akan tetapi mempengaruhi dalam segala bidang kehidupan sosial, salah satunya adalah bidang pendidikan. Selama ini budaya di kenal terpisah menjadi dua golongan besar yaitu budaya barat dan budaya timur. Budaya barat lebih terkenal dan popular dengan cirinya dalam kemajuan teknologi yang pesat, pusat kemajuan ilmu pengetahuan dan pergaulan yang bebas (liberal). Dalam dunia pendidikan pengaruh-pengaruh kultural sering kali mendapatkan soratan, hal ini tidak lain muncul dari pandangan setiap orang mengenai kedua budaya tersebut. Pengaruh budaya barat terhadap pendidikan di negara barat sendiri sangat besar. Pengaruh ini dapat dilihat pertama adalah pandangan positif, dimana beberapa orang mengklaim bahwa dengan adanya budaya barat yang masuk membuat sebagian sistem pendidikan lebih berkembang di bandingkan sebelumnya, contohnya saja bahwa dengan adanya budaya barat yang menemukan teori pembelajaran baru dengan memperbolehkan siswa untuk mencari tahu pengetahuan dari berbagai sumber belajar menjadikan anak lebih kreatif dan mampu mengembangkan bakat yang dimilikinya, selain itu dengan seiringnya perkembangan teknologi informasi modern, menjadikan anak lebih mudah berkomunikasi dan mendapatkan pengetahuan dari segala pelosok penjuru dunia. Adanya teknologi dari barat menjadikan waktu pembelajaran bisa lebih fleksibel tidak harus bertatap muka dan dilaksanakan secara klasikal saja, dengan perkembangan teknologi canggih memungkinkan sumber informasi dapat diterima anak dengan mudah karena mampu melayani setiap tipe belajar. Bersumber dari statement itulah yang menjadikan sebagian orang percaya bahwa budaya barat mampu memberikan banyak manfaat bagi pendidikan. Hal tersebut lain ceritanya jika dilihat dari kacamata beberapa orang yang kurang menyetujui pernyataan bahwa budaya barat memiliki manfaat lebih dibandingkan budaya timur dalam bidang pendidikan. Alasannya adalah budaya barat lebih mementingkan sifat intelektual anak saja sedangkan tujuan pendidikan bukan hanya mengasah otak intelektual anak saja melainkan juga dalam



11



penanaman nilai-nilai luhur, dengan anak mudah mengakses informasi bukan berarti mereka cenderung memanfaatkannya untuk menambah ilmu akan tetapi lebih banyak digunakan untuk membuka konten-konten yang tidak layak untuk mereka, hal ini terbukti dengan banyaknya kasus di amerika bahwa anak dibawah umur 17 sering mendapatkan email mengenai suatu konten yang tidak tepat diberikan pada usia mereka, sehingga bagi beberapa orang yang menolak budaya barat, lebih melihat kekurang efektifan perkembangan teknologi yang canggih tersebut serta penekanan pada segi intelektual saja. Salah satunya negara Jepang berawal dari berakhirnya PD II, Jepang segera melakukan perombakan sistem pendidikannya secara intensif. Pasca perang, kebijaksanaan pendidikan nasional Jepang berubah: struktur, kurikulum, buku teks, serta aspek lain yang terkait dengan unsur memajukan bangsa, dijalaninya. Perubahan ini telah berhasil mensejajarkan Jepang dengan negaranegara Sekutu yang pernah mengalahkannya. Bahkan dalam beberapa hal, Jepang mampu mengungguli mereka. Selanjutnya jepang mencapai kemajuan melalui kebijakan Restorasi Meiji yaitu berani membuka diri terhadap kebudayaan Barat, mengambil hal-hal terbaik dari kebudayaan Barat, sementara saat bersamaan mereka berpegang teguh pada tradisi luhur yang telah mereka kembangkan sendiri. Pendidikan Jepang dicirikan oleh pemberian motivasi yang tinggi kepada siswa untuk berhasil, kebiasaan mengajar yang efektif, pemanfaatan waktu belajar yang produktif, lingkungan belajar yang kondusif, memperhatikan perkembangan watak, dan layanan penyediaan lapangan kerja secara koordinatif bagi lulusan SMA maupun Perguruan Tinggi Selanjutnya budaya kedisiplinan dan komitmen orang-orang jepang yang diterapkan dalam kehidupan mereka akibat masa lalu dari kemerosotan hidup pasca PD II Disiplin tersebut antara lain: 1) Prinsip Bushido. Prinsip tentang semangat kerja keras yang diwariskan secara turun- menurun. Semangat ini melahirkan proses belajar yang tak kenal lelah. Awalnya semangat ini dipelajari Jepang dari barat. Tapi kini baratlah yang terpukau dan harus belajar dari Jepang.



12



2) Prinsip Disiplin Samurai. Prinsip yang mengajarkan tidak mudah menyerah. Para samurai akan melakukan harakiri (bunuh diri) dengan menusukkan pedang ke perut jika kalah bertarung. Hal ini memperlihatkan usaha mereka untuk menebus harga diri yang hilang akibat kalah perang. Kini semangat samurai masih tertanam kuat dalam sanubari bangsa Jepang, namun digunakan untuk membangun ekonomi, menjaga harga diri, dan kehormatan bangsa secara teguh. Semangat ini telah menciptakan bangsa Jepang menjadi bangsa yang tak mudah menyerah karena sumber daya alamnya yang minim juga tak menyerah pada berbagai bencana alam, terutama gempa dan tsunami. 3) Konsep Budaya Keishan. Perubahan yang terjadi secara berkesinambungan dalam budaya kerja. Caranya harus selalu kreatif, inovatif, dan produktif. Konsep Keisan menuntut kerajinan, kesungguhan, minat dan keyakinan, hingga akhirnya timbul kemauan untuk selalu belajar dari orang lain. 4) Prinsip Kai Zen. Mendorong bangsa Jepang memiliki komitmen tinggi pada pekerjaan. Setiap pekerjaan perlu dilaksanakan dan diselesaikan sesuai jadwal agar tidak menimbulkan pemborosan. Jika tak mengikuti jadwal, maka penyelesaian pekerjaan akan lambat dan menimbulkan kerugian. Oleh karena itu, perusahaan di Jepang menerapkan peraturan “tepat waktu”. Inilah inti prinsip Kai Zen: optimal biaya dan waktu dalam menghasilkan produk yang berkualitas tinggi. 3. Menurut Pandangan Islam Sejauh ini, pendidikan di Timur Tengah menjadi kiblat umat Islam. Timur Tengah sebagai negara asal dan kelahiran Islam adalah penyebab yang utama. Islam lahir di kawasan ini, Nabi Muhammad SAW adalah penduduk asli kawasan ini dan Al-Quran pun turun dengan menggunakan bahasa setempat (Arab).Dalam kurun waktu berabad-abad, berbagai macam disiplin ilmu keislaman berkembang pesat dan menjadi mapan di kawasan ini seperti fikih, ushul fikih, tauhid, tajwid, nahwu, ilmu Hadis, ilmu Al-Quran dan lain sebagainya. Tidak heran bila sejumlah intelektual muslim dari pelbagai macam negaranya berdatangan untuk memahami dan mengenal Islam sebagaimana dahulu turun dan dipahami oleh masyarakat setempat.



13



Di antara para intelektual muslim yang belajar tentang keislaman di kawasan ini datang dari Indonesia. Tokoh-tokoh muslim terkemuka di tanah air saat ini hampir bisa dipastikan mempunyai keterkaitan (secara akademis) dengan kawasan ini seperti K.H. Abdurrahman Wahid, K.H. Musthafa Bisri, KH. Said Aqil Siradj, dan lain sebagainya. Dua ulama kharismatik (K.H. Hasyim Asy’ari dan K.H. Achmad Dahlan) sekaligus pendiri Ormas Islam terbesar di tanah air (NU dan Muhammadiyah) juga pernah belajar di kawasan ini. Pengaruh kebudayaan terhadap sistem pendidikan di negara timur tengah dapat terlihat dari pembedaan dalam pendidikan terhadap perempuan dan lakilaki. Sistem pendidikan di Arab Saudi memisahkan antara laki-laki dan perempuan sesuai dengan syariat Islam. Secara umum, sistem pendidikan dibagi menjadi 3 bagian utama: 1) Pendidikan umum untuk laki-laki 2) Pendidikan umum untuk perempuan 3) Pendidikan Islam untuk laki-laki Islam berdiri di luar pergulatan budaya, kemudian masuk ke dalamnya. Islam bukan ikut arus transformasi budaya, melainkan Islam yang menawarkan transfomasi dari budaya yang buruk kepada budaya yang baik. Aturan-aturan yang ada pada Islam justru membentuk budaya yang baru. Contohnya: 1) Ketika ayat tentang hijab turun, perempuan-perempuan mukmin di kalangan sahabat tanpa basa-basi langsung mencari kain apapun agar dapat digunakan sebagai kerudung mereka. 2) Ketika turun ayat pengharaman khamr, para sahabat yang hobi dan sedang meminum khamr bahkan



langsung



memuntahkannya



sembari



berucap “intahaynaa ya Rabb! Intahaynaa!” (Kami sudah berhenti, Ya Tuhan! Kami sudah berhenti!). 3) Sebelum ayat tentang perintah menikah perempuan dengan jumlah dua, tiga, atau empat turun, para lelaki Arab membudayakan menggilir perempuan yang mereka senangi, dan jika nanti perempuan tersebut mengandung, maka diadakan undian untuk menentukan siapa yang menjadi ayahnya



BAB III PEMBAHASAN A. Matriks Transformasi Pandangan Indonesia Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) transformasi adalah perubahan rupa, bentuk, sifat, dan fungsi. Sedangkan dalam ensiklopedi umum, ‘transformasi’ merupakan istilah ilmu eksakta yang kemudian diperkenalkan ke dalam ilmu sosial yang memiliki maksud perubahan bentuk dan secara lebih rinci memiliki arti perubahan fisik maupun nonfisik (bentuk, rupa, sifat, dan sebagainya). Selain itu, transformasi diartikan sebagai sebuah proses perubahan secara berangsur-angsur sehingga sampai pada tahap ultimate, dimana perubahan dilakukan dengan cara memberi respon terhadap pengaruh unsur eksternal dan internal yang akan mengarahkan perubahan dari bentuk yang sudah dikenal sebelumnya melalui proses menggandakan secara berulang-ulang atau melipatgandakan.



Pandangan Sekuler Kata transformasi berasal dari bahasa latin “transformare”, yang artinya mengubah bentuk. Secara etimologi (lughawy) Komaruddin dalam bukunya Kamus Riset (1984) menyebutkan bahwa transformasi adalah “perubahan bentuk atau struktur, (konversi dari suatu bentuk kebentuk yang lain)”. Secara umum, transformasi memiliki beberapa kategori, yaitu: a. Transformasi bersifat Tipologikal (geometri) bentuk geometri yang berubah dengan komponen pembentuk dan fungsi ruang yang sama. b. Transformasi bersifat gramatikal hiyasan (ornamental) dilakukan dengan menggeser, memutar, mencerminkan, menjungkirbalikkan, melipat dan lain-lain c. Transformasi bersifat refersal (kebalikan) pembalikan citra pada figur objek yang akan ditransformasi



14



Pandangan Islam Dalam pandangan islam, makna dari kata transformasi ini dapat dilihat dari firman Allah Q.S Ar-Ra’d: 11



Artinya: Bagi manusia ada malaikatmalaikat yang selalu mengikutinya bergiliran, di muka dan di belakangnya, mereka menjaganya atas perintah Allah. Sesungguhnya Allah tidak merobah keadaan sesuatu kaum sehingga mereka merobah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri. Dan apabila Allah menghendaki keburukan terhadap sesuatu kaum, maka tak ada yang dapat menolaknya; dan sekali-kali tak ada pelindung bagi mereka selain Dia. (Q.S ArRa’d: 11)



15



dimana citra objek dirubah menjadi citra sebaliknya. d. Transformasi bersifat distortion (merancukan) kebebasan perancang dalam beraktifitas. Kesimpulan: Transformasi merupakan perubahan secara fisik, maupun non fisik, merubah bentuk secara struktural maupun fungsional dari suatu bentuk ke bentu yang lain. Pro Pandangan Indonesia Pandangan Sekuler Pandangan Islam Penulis pro dengan pandangan Penulis setuju dengan pandangan barat Penulis pro dengan pandangan islam indonesia yang menyatakan yang menyatakan bahwa transformasi bahwa sesungguhnya yang melakukan transformasi merupakan perubahan merupakan peubahan bentuk atau struktur perubahan itu adalah manusia itu sendiri. menuju tahap ultimate dan yang merubah ke arah yng lebih baik. Artinya, Allah menghendaki manusia mengarahkan perubahan dari bentuk Karena sesunguhnya perubahan dilakukan merubah dirinya dari suatu keadaan yang yang sudah dikenal sebelumnya untuk memperoleh hasil yang lebih baik. buruk ke keadaan yang lebih baik. Dan melalui proses menggandakan. Allah tidak akan merubah nasib seseorang Hal ini bertujuan melalui proses jika dia tidak bermaksud merubah dirinya. transformasi, bentuk awal masih dipertahankan dan hanya terjadi penggandaan dan penambahan terhadap perubahan yang dilakukan. B. Matrik Transfotrmasi Nilai Budaya dalam Pendidikan Pandangan Indonesia Pandangan Sekuler Untuk membangun manusia melalui Berawal dari berakhirnya PD II, budaya maka nilai-nilai budaya itu harus Jepang segera melakukan perombakan menjadi satu dengan dirinya, untuk itu di sistem pendidikannya secara intensif. perlukan waktu panjang untuk Pasca perang, kebijaksanaan pendidikan



Pandangan Islam Dalam kurun waktu berabad-abad, berbagai macam disiplin ilmu keislaman berkembang pesat dan menjadi mapan di kawasan ini seperti fikih, ushul fikih,



16



transformasi budaya. Proses transformasi nasional Jepang berubah: struktur, tauhid, tajwid, nahwu, ilmu Hadis, ilmu budaya dapat di lakukan dengan cara kurikulum, buku teks, serta aspek lain Al-Quran dan lain sebagainya. Tidak heran mengenalkan budaya, memasukan aspek yang terkait dengan unsur memajukan bila sejumlah intelektual muslim dari budaya dalam proses pembelajaran. bangsa, dijalaninya. Perubahan ini telah pelbagai macam negaranya berdatangan Kebudayaan merupakan dasar dari berhasil mensejajarkan Jepang dengan untuk memahami dan mengenal Islam praksis pendidikan maka tidak hanya negara-negara Sekutu yang pernah sebagaimana dahulu turun dan dipahami seluruh proses pendidika berjiwakan mengalahkannya. Bahkan dalam oleh masyarakat setempat. kebudayaan nasional saja, tetapi juga beberapa hal, Jepang mampu Pengaruh kebudayaan terhadap sistem seluruh unsur kebudayaan harus di mengungguli mereka. pendidikan di negara timur tengah dapat perkenalkan dalam proses pendidikan. Selanjutnya jepang mencapai terlihat dari pembedaan dalam pendidikan Transformasi pendidikan adalah kemajuan melalui kebijakan Restorasi terhadap perempuan dan laki-laki. Sistem prubahan wajah dan watak pendidikan. Meiji yaitu berani membuka diri pendidikan di Arab Saudi memisahkan Perubahan ini mula-mula akan tampak terhadap kebudayaan Barat, mengambil antara laki-laki dan perempuan sesuai pada keadaan sekolahnya. Kalau kita hal-hal terbaik dari kebudayaan Barat, dengan syariat Islam. Secara umum, sistem bandingkan keadaan sekolah kita, pada sementara saat bersamaan mereka pendidikan dibagi menjadi 3 bagian utama: saat ini dengan apa yang kita miliki 45 berpegang teguh pada tradisi luhur yang a. Pendidikan umum untuk laki-laki tahun yang lalu misalnya perbedaantelah mereka kembangkan sendiri. b. Pendidikan umum untuk perempuan perbedaan yang mencolok antara Selanjutnya budaya kedisiplinan dan c. Pendidikan Islam untuk laki-laki lembaga pendidikan formal dahulu dan komitmen orang-orang jepang yang sekarang. Pada masa dahulu pendidikan diterapkan dalam kehidupan mereka taman kanak-kanak sangat terbatas dan akibat masa lalu dari kemerosotan hidup lembaga pendidikan tinggi (universitas) pasca PD II Disiplin tersebut antara lain: jumlahnya sangat terbatas pula. Pada 1) Prinsip Bushido masa sekarang lemba pendidikan TK dan 2) Prinsip Disiplin Samurai. universitas jumlahnya jauh lebih banyak 3) Konsep Budaya Keishan. dan para pengajarnya memiliki tingkat 4) Prinsip Kai Zen. pendidikan yang lebih tinggi. Kesimpulan: Transformasi nilai-nilai budaya dalam pendidikan di Timur Tengah terlihat dari pemisahan pemberikan pendidikan



17



yang dilakukan. Pendidikan untuk laki-laki dan perempuan dipisahkan. Di Timur Tengah pendidikan islam tradisional bagi laki-laki difokuskan untuk membentuk calon-calon anggota dewan ulama. Transformasi nilai budaya yang ada dalam pendidikan di Indonesia adalah penggunaan seragam sekolah sebagai bentuk kesetaraan dan keseragaman. Dari tingkat sekolah dasar hingga menengah atas di indonesia peserta didik diwajibkan menggunakan seragam sekolah yang telah ditetapkan. Hal ini berbeda dengan negara-negara barat yang membolehkan peserta didik untuk berpakaian bebas saat ke sekolah. Di negara-negara barat peserta didik boleh menggunakan pakaian bebas ke sekolah tanpa ada aturan yang mengikat. Pro Pandangan Indonesia Penulis pro, untuk membangun manusia melalui budaya maka nilainilai budaya itu harus menjadi satu dengan dirinya. Karena budaya memiliki nilai-nilai yang diwariskan secara turun temurun, dari satu generasi ke generasi yang lain dan diantara nilai budaya tersebut adalah nilai solidaritas yang termanifestasikan dalam cinta, persahabatan, dan gotongroyong. Selain itu transformasi budaya di Indonesia menyentuh tujuh aspek utama kebudayaan dan juga didasarkan fakta historis. Lembaga pendidikan yang benar-benar berakar dalam masyarakatnya selalu turut berpengaruh oleh perubahan yang



Pandangan Sekuler Penulis pro dengan kebudayaan jepang yang sangat kental ini dapat dilihat dari kebijaksanaan pendidikan nasional jepang yang merubah struktur kurikulum mereka dan mensejajarkan Jepang dengan negaranegara Sekutu yang pernah mengalahkannya dan berani membuka diri terhadap kebudayaan Barat, mengambil hal-hal terbaik dari kebudayaan Barat, sementara saat bersamaan mereka berpegang teguh pada tradisi luhur yang telah mereka kembangkan sendiri. Selanjutnya penulis pro dengan budaya kedisiplinan dan komitmen orang-orang jepang yang diterapkan dalam kehidupan mereka akibat masa lalu dari kemerosotan hidup pasca PD II. Dengan kedisiplinan tersebut Jepang melahirkan proses belajar yang tak kenal lelah, mengajarkan tidak



Pandangan Islam Penulis pro, Islam berdiri di luar pergulatan budaya, kemudian masuk ke dalamnya. Islam bukan ikut arus transformasi budaya, melainkan Islam yang menawarkan transfomasi dari budaya yang buruk kepada budaya yang baik. Selain itu adanya pemisahan pemberian pendidikan antara perempuan dan laki-laki merupakan sebuah bentuk pendidikan yang harus diterapkan karena dalam islam sendiri pendidikan laki-laki dan perempuan memang harus dipisahkan. Dengan pemisahan pendidikan yang dilakukan maka pemberian pendidikan akan lebih terfokus, dimana pendidikan untuk perempuan akan sesuai dengan perkembangan perempuan, sementara untuk laki-laki akan lebih pada pengembangan kepemimpinan.



18



tejadi dalam masyarakat itu. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor yaitu perubahan struktur dalam masyarakat, pengaruh kontak dengan budaya lain dan munculnya penemuan-penemuan baru, identifiction yang pada dasarnya orang ingin dikenal dan ingin memperkenalkan diri terhadap lingkungan dan perkembangan teknologi yang cepat membuat orang tidak mau ketinggalan untuk mengikutinya



mudah menyerah, dan memiliki komitmen tinggi pada pekerjaan. Setiap pekerjaan perlu dilaksanakan dan diselesaikan sesuai jadwal agar tidak menimbulkan pemborosan.



BAB IV PENUTUP A. Kesimpulan Transformasi adalah proses perubahan secara berangsur-angsur sehingga sampai pada tahap ultimate, dimana perubahan dilakukan dengan cara memberi respon terhadap pengaruh unsur eksternal dan internal yang akan mengarahkan perubahan dari bentuk yang sudah dikenal sebelumnya melalui proses menggandakan secara berulang-ulang atau melipatgandakan. Transformasi merupakan perubahan secara fisik, maupun non fisik, merubah bentuk secara struktural maupun fungsional dari suatu bentuk ke bentu yang lain. Transformasi nilai budaya dalam pendidikan seharusnya dapat mengiringi perkembangan ilmu dan pengetahuan yang berubah setiap saat. Transformasi nilai-nilai budaya dalam pendidikan di Timur Tengah terlihat dari pemisahan pemberikan pendidikan yang dilakukan. Pendidikan untuk laki-laki dan perempuan dipisahkan. Di Timur Tengah pendidikan islam tradisional bagi laki-laki difokuskan untuk membentuk calon-calon anggota dewan ulama.Transformasi nilai budaya yang ada dalam pendidikan di Indonesia adalah penggunaan seragam sekolah sebagai bentuk kesetaraan dan keseragaman. Dari tingkat sekolah dasar hingga menengah atas di indonesia peserta didik diwajibkan menggunakan seragam sekolah yang telah ditetapkan. Hal ini berbeda dengan negara-negara barat yang membolehkan peserta didik untuk berpakaian bebas saat ke sekolah. Di negara-negara barat peserta didik boleh menggunakan pakaian bebas ke sekolah tanpa ada aturan yang mengikat. B. Saran Melalui pendidikan transformasi nilai budaya dalam pendidikan diharapkan pembaca dapat memahmi apa itu transformasi budaya dalam pendidikan dan mengitegrasikan budaya maupun perubahan bentuk dari pendidikan dengan menambah atau mengurangi kapasitas budaya dalam pendidikan. Oleh sebab itu, pembelajaran Fisika seyogyanya mampu menerapkan nilai-nilai pendidikan budaya dan karakter bangsa dalam pembelajaran sehingga dapat membentuk



19



20



manusia-manusia Indonesia yang memiliki karakter dan kepribadian yang berakhlak mulia.



DAFTAR PUSTAKA Abdul, H. M. (1995) Pendidikan Islam di Malaysia (Institut Pengajian Ilmu-ilmu Islam (IPI-ABIM) Jilid 7 Bil 2.Dis 1994 – Jan 1995.Kajang Selangor. Aidit, G. & Zain, M. (1996) Development Islamic, Malaysian and American Perspectives. institut Perkembangan Minda (INMIND) Percetakan IWC Sdn Bhd. Kuala Lumpur. Ashraf, S. A. & Hussain, S.S (1979). Crisis in Muslim Education, Jeddah King Abdul Aziz University. Departemen Agama RI. Al-Quran dan terjemahan. Syamil Qur’an Ghazali, B. (2000). Sistem Pendidikan Islam: satu Tinjauan Awal dalam kontekts Pendidikan Nasional, Jurnal Pendidikan Islam (IPI-ABIM), Kuala Lumpur. Harjono, A. & Lukman, H. (1997). Disekitar lahirnya Republik, Jakarta, Dewan Dakwah Islamiyah Indonesia Koentjaraningrat. 1990. Pengantar Ilmu Antropologi. Jakarta: Aksara Baru. Komaruddin Hidayat, Agama dan Transformasi sosial, Jurnal Katalis Indonesia, Volume ke 1, 2000 Manan, Imran. 1989. Anthropologi Pendidikan. Jakarta: Depdikbud Manan, Imran. 1989. Dasar-Dasar Sosial Budaya Pendidikan. Jakarta: Depdikbud Nurrachmawati. 2012. Transformasi Nilai Islam dalam Masyarakat. Pakilaran, 2006. proses-proses transformasi, diakses 28 November 2016 Rosyadi, Khoiron. 2004. Pendidikan Profetik. Yogyakarta: Pustaka Pelajar Ofset Suryana, Toto, dkk, 1996, Pendidikan Agama Islam untuk Perguruan Tinggi, Bandung: Tiga Mutiara. Tilaar. 2000. Paradigma Baru Pendidikan. Jakarta: Asdi Mahastya Zuchdi. 2009. Humanisasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara Zaky. A.R, 2016, Transformasi Budaya Manusia dan Kontribusi Islam Terhadapnya, diakses tanggal 28 Desember 2016



21