Transportasi Di Korea [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

Transportasi di Korea – Seoul Metropolitan Subway 13OCT



sumber gambar: seoulmetro.co.kr Sekarang kita akan beralih dari bus ke kereta, atau lebih keren disebut Subway. Ada beberapa jenis moda transportasi berjenis kereta, namun kali ini kita akan fokus dulu ke yang namanya Seoul Metro Subway, jalur kereta api yang menghubungkan Seoul serta daerah di sekitarnya. Menurut Raiway-technology.com (2014), Seoul Metro dinobatkan sebagai the world’s longest multi-operator metro system by route length. Selain itu, sistem yang ada disebut sebagai the world’s best subway system (CNN dan Jalopnik), serta dikenal sebagai “super highway” oleh BBC karena kebersihannya dan ease of use. Masih dalam rangka menyanjung, Seoul Subway



merupakan



yang



pertama



kali



menggunakan



Upass



(contactless



smart



card)



secara



komersial, dipadukan dengan teknologi semacam 4G LTE, WiFi, DMB, WiBro yang dapat diakses di seluruh stasiun serta di dalam kereta. Hampir semua kereta mempunyai TV digital, AC dan heater saat musim dingin.



sumber gambar: visitkorea.or.kr Price Kalau ingin naik Seoul Subway, harus menggunakan T-Money, dan harganya berbeda-beda sesuai dengan usia dan jarak yang ditempuh:  10 km pertama:



o o o   



Dewasa (di atas 18 tahun): Single Journey 1.150 Won, Multiple Journey 1.050 Won; Remaja (13 – 18 tahun): Single Journey 1.000 Won, Multiple Journey 900 Won; Anak-anak (6 – 12 tahun): Single Journey 500 Won, Multiple Journey 450 Won. Total distances exceeding 10 km (within Seoul): 100 won for each additional 5 km; Total distances exceeding 40 km (within Seoul): 100 won for each additional 10 km; Total distances exceeding 30 km (outside Seoul): 100 won for each additional 5km.



Single Journey adalah ketika kita tidak punya/tidak bawa T-Money namun ingin naik Subway. Tiket hanya bisa digunakan saat itu di Station itu juga (single used). Mengenai petunjuk Single Journey silakan baca di sini. Tarif yang berbeda diberlakukan di Shinbundang Line (kena tambahan 700 Won) dan EverLine serta U Line (tarif flat 1.300 Won). Line Jumlah line yang ada di Seoul Metro ada sekitar 18 line (belum termasuk U Line) yang sampai saat ini masih dibangun. Proses konstruksi sampai sekarang masih dilakukan dan akan ada beberapa stasiun baru dan lineline baru dalam waktu dekat atau waktu jauh, hehehe. Jadi, harus sering-sering update mengenai peta Seoul Metro kalau g mau ketinggalan kereta kkk. 1. Line 1 merupakan line tertua dan terpanjang di Seoul Metro, menghubungkan Seoul ke Soyosan di Barat Laut, Sinchang di Selatan, dan Incheon di Barat Daya. Dibuka tahun 1974 dengan sembilan stasiun (menghubungkan Seoul ke Cheongnyangni), dan sekarang sudah ada total 98 stasiun dengan Dangejon dan Seodongtan merupakan stasiun yang terbaru dibangun pada 2010. 2. Line 2 disebut Circle line karena “melingkari” Seoul. Bagian yang searah jarum jam disebut Inner Circle Line dan yang sebaliknya bernama Outer Circle Line. Line 2 merupakan subway terpadat di Seoul Metro karena memang banyak spot-spot pariwisata dan daerah padat penduduk, semisal Gangnam, Hongik University, Sinchon, Jamsil, City Hall, dan Samseong. Line 2 is the second longest subway loop in the world after Beijing Subway Line 10. 3. Line 3 mulai dibangun pada tahun 1980 yang menghubungkan daerah barat laut Seoul, semacam Kota Goyang dengan daerah tenggara Seoul. Pada Desember 2010, Line 3 tercacat sebagai line dengan konsumsi Wifi terbanyak (sekitar 1.8 kali lebih banyak dibanding line yang lain). Di sini akan dijumpai Apgujeong, Sinsa, dan Express Bus Terminal, yang merupakan daerah populer di Gangnam, selain Anguk dan Jongno 3-ga. 4. Line 4 menghubungkan bagian barat daya Seoul dengan bagian timur laut. Tahun 2015 mendatang, ujung dari Line 4 yang awalnya adalah Dangogae akan di-extend sampai Jinjeop, Namyangju (proyek direncanakan berakhir tahun 2019). Di line ini akan dijumpai Myeongdong, Hwehya (Namdaemun Market), Dongdaemun, Daehangno (Ewha Woman’s University) yang merupakan objek wisata yang terkenal. 5. Line 5 melintang dari timur Seoul ke bagian barat. Line 5 adalah satu di antara dua line yang melewati bagian bawah Sungai Han (selain Bundang Line). Line yang dibangun dari tahun 1990-1996 ini merupakan line dengan konsumsi Wifi terbesar ketiga (sekitar 1.67 kali lebih banyak dibanding line yang lain). 6. Line 6 berbentuk U line dan terkenal dengan “Eungam loop”-nya. Berangkat dari Eungam Station, kereta akan bergerak memutar berlawanan jarum jam dan kembali ke Eungam Station lagi sebelum menuju ke Bonghwasan (Ending Station). Di sini ada World Cup Stadium dan Itaewon, yang merupakan a popular hangout spot for foreigners. 7. Line 7 menghubungkan bagian timur laut Seoul dengan bagian barat. Line 7 tidak melewati daerah pusat kota sehingga tidak begitu padat dibanding line lain yang melewati pusat kota. 8. Line 8 melayani bagian tenggara Seoul sampai daerah Seongnam. Pada 2014 nanti, line ini akan diperpanjang menuju bagian utara Sungai Han melewati Guri dan Byeollae Station sampai ke Gyeongchun Line. Diperkirakan proyek selesai tahun 2017. 9. Line 9 baru dibuka pada 24 Juli 2009 yang menghubungkan Gaehwa dan Sinnonhyeon. Pada awal pembangunannya line 9 menderita kerugian sampai 90% dan ditanggung oleh Pemerintah Kota Seoul (total akumulasi kerugian mencapai 180 trilyun won). 10. AREX, ada yang mengatakan merupakan kependekan dari Airport Railroad Express) sebenarnya merupakan merek dagang (brand name) yang awalnya dibangun untuk menghubungkan dua airport: Gimpo di Seoul dan Bandara Internasional Incheon. Namun pada Desember 2010, line ini diperpanjang hingga mencapai Seoul Station.



11. 12.



13.



14.



15.



16.



17. 18. 19.



Jungang Line (secara literal berarti Central Line) menghubungkan Yongsan Station di Seoul ke Yongmun di Yangpyeong-gun, Gyeonggi-do. Gyeongui Line melintang dari Seoul Station sampai ke Munsan Station, yang merupakan stasiun terdekat dengan perbatasan Korea Utara. Biasanya tour DMZ akan bermula di sini dan dilanjutkan ke Dorasan Station, yang sebenarnya merupakan bagian dari Gyeongui Line tapi saat ini tidak digunakan lagi. Gyeongchun Line merupakan kependekan dari Gyeong yang artinya capital (refer to Seoul) dan Chun (dari Chuncheon). Jadi line ini menghubungkan antara ibukota (di Sangbong) dengan daerah Chuncheon. Dibuka secara resmi tanggal 21 Desember 2010. Bundang Line menghubungkan Wangsimni (Seoul) dengan daerah Bundang (Seongnam dan Yongin). Diperkirakan dalam waktu dekat akan dibangun Yeongtong Station (yang deket banget dengan kosan gw kkk) dan sebaga terminal akhir adalah Suwon Station. Sampai sekarang Suin Line masih dalam proses pembangunan. Phase I sudah resmi beroperasi yang menghubungkan Oido dengan Songdo. Phase II diperkirakan dibuka tahun 2014 yang merupakan ekstensi dari Songdo ke Incheon Station, dan Phase III diperkirakan selesai Desember 2015 dan akan menghubungkan sampai Suwon Station dan Hanyang University at Ansan dan langsung menyatu dengan Bundang Line. Sama seperti Suin Line, Shinbundang Line juga masih dalam proses pengembangan. Phase I sudah resmi beroperasi pada Oktober 2011 yang menghubungkan Gangnam Station ke Jeongja Station, dan merupakan the world’s fifth subway to run completely driverless dan kedua di Korea setelah Busan Line 4. Phase II diperkirakan selesai 2016 (Jeongja – Gyeonggi University), Phase III pada 2016 (Yongsan – Gangnam), Phase IV pada 2019 (Gwanggyo – Homaesil), dan Phase V pada 2020 (Homaesil – Hyangnam). Sebenarnya Incheon Line 1 merupakan bagian dari Incheon Subway, bukan Seoul Subway (sudah beda kota metropolitan). Line ini menghubungkan dari Gyeyang ke International Business District. EverLine menghubungkan Bundang Line (Giheung Station) ke Everland, theme park paling terkenal di Korea Selatan. Juga merupakan driveless train. U Line, yang merupakan singkatan dari Uijeongbu, menghubungkan Balgok ke Tapseok.



Lain-Lain Ada beberapa info menyangkut why the Seoul Subway is considered as the best: 1. Nyaman, terdapat AC saat musim panas dan heater saat musim dingin, so g bakalan kedinginan atau kepanasan di dalam; 2. Selain itu tempat duduknya juga lebar, tidak sempit; 3. Harganya juga bersahabat, (kadang) kalau transfer tidak kena charge lagi; 4. In Seoul, you are always connected! seperti sudah aku tuliskan sebelumnya di Subway, sudah terdapat fasilitas Wifi, 4G LTE, DMB, canggih lah pokoknya; 5. Pengumuman pemberhentian dalam bahasa Korea dan Inggris, bahkan di beberapa line sudah ada bahasa Jepang dan Mandarin. Jadi g bakal roaming lah; 6. Safety dan clean, sudah tidak usah diragukan lagi ini; 7. Sudah ada TV screen; 8. Tiap-tiap stasiun punya warna, jadi g bakal tersesat, hehehe. Tinggal mengikuti petunjuk warna (sangat terbantu kalau mau transfer); 9. Perkiraan waktu kedatangan dan informasi kereta ada di mana sudah tersedia; 10. Sudah ada aplikasi android. Meskipun kalau melihat petanya ruwetnya minta ampun, kita bisa menggunakan bantuan aplikasi android semacam Metroid HD atau Jihachul. Tinggal masukkan nama station awal (berangkat) dan input station tujuan (arrive). Udah deh, ditunjukin semuanya ke mana nya, transfer di mana, dan perkiraan sampai dan waktunya, jadi bisa diperkirakan waktu perjalanan berapa lama (bagus bagi yang sangat menghargai waktu); 11. Bagi para penggila shopping, banyak underground market di antara subway station, misal Myeongdong, City Hall, Express Bus Terminal, dll. Jadi ketika turn dari kereta kita bisa sekalian cuci mata kkk.



Seoul Subway Vs Busway (TransJakarta) Perkembangan kota yang pesat menjadi suatu metroploitan telah mengikis peninggalan akar tradisi masyarakatnya dan menuju suatu budaya yang hampir seragam dan sama yaitu maju, modern, futuristik, minimalis, automasi, informatik, sedikit kering dan dingin. Perjalanan kali ini menyaksikan sedikit keindahan etnik korea yang masih berusaha eksis yang menghadapi gempuran teknologi informasi Samsung yang fantastis dan K-Pop fashion yang sedang membara (on fire). Hal terbaik yang bisa kita dapatkan dari Seoul Metropolitan disamping peninggalan istana2 raja, pasar tradisional dan kuil adalah keberhasilan pencapaian Seoul Subway yang dibangun 40 tahun lalu. BBC news mengatakan Seoul Subway System sebagai yang terbaik didunia dan memberi panggilan mesra dengan nick-name "super highway". Secara umum dalam memilih "best transportation system" ditentukan dari jumlah penumpang yang dilayani dan jumlah stasiun yang dilalui. Setiap harinya hampir 10 juta penduduk dari total 22 juta penduduk Seoul Metropolitan menggunakan Subway. Subway system yang panjangnya hampir 1000 km terdiri dari 19 line (lintasan) dan melintasi 615 stasiun. BBC memasukkan Seoul Subway System menjadi terbaik karena kebersihan dan memberi kemudahan bagi penumpang. Kita perlu sedikit hati2 dalam kata kemudahan yang di maksud BBC itu, bisa berarti kenyamanan dalam berbagai fasilitas dan informasi yang tersedia. Ketika informasi yang tersedia menjadi sangat lengkap dan informatif terutama pada jaringan lintasan 19 line subway dan interkoneksinya dengan 615 stasiun yang dilaluinya, gambaran



itu menjadi sangat ruwet dan rumit bagi orang awam dan pemula. Berada dalam jaringan subway seperti menghadapi mimpi buruk, layaknya terjebak dalam jaring laba2 bawah tanah yang tak berdaya dimata predatornya. Pengguna awam terutama yang termasuk non-komputer literatif sebaiknya hati2 ketika masuk dan turun ke stasiun subway. Bagi visitor subway yang terbiasa menggunakan smart-phone, dapat menyesuaikan dengan mudah menggunakan informasi yang tersedia melalui TV layar sentuh 46" disetiap sudut stasiun layaknya seperti membuka applikasi google-map dalam HP-Samsung. Umumnya pengguna subway sudah menggunakan aplikasi Subway map dalam smart-phonenya untuk meng-update posisi, tujuan, koneksi antar line. Seoul subway adalah pengguna pertama "contact lesst smart-card" untuk tiketnya dan advance technology "4G LTE" untuk wifi, komunikasi stasiun dan didalam keretanya. Penjualan tiket dilakukan melalui pending machine yang dapat merekomendasikan pilihan rute, jumah koneksi terbaik atau koneksi tercepat untuk mencapai tujuan yang diinginkan. Stasiun subway umumnya berada jauh didalam tanah mencapai 7 lantai atau 40 meter lebih, ini berguna untuk memudahkan dalam persilangan subway dan tranfer penumpang antar line. Memasuki stasiun subway seperti mendapatkan kemewahan hotel bintang lima dalam kebersihannya. Turun dari jalan utama kota Seoul menuju Stasiun Subway seperti naik pesawat terbang di internasional airport, fasilitas petunjuk arah subway line dalam berbagai bahasa, pengaturan suhu ruangan, elevator dan pintu otomatis. Peron stasiun pemberangkatan dan lintasan kereta dipagar dan tertutup rapi dengan kaca untuk pengaturan suhu dan keamanan penumpang. Kereta berhenti dan pintu terbuka akurat dan tepat didepan pintu dek penumpang di statiun seperti layaknya system pembukaan pintu elevator di kendalikakan secara elektronik. Tidak seperti kereta atau umumnya bis yang ada di eropa selalu mempunyai jadwal reguler yang tertempel di setiap setasiunnya dan selalu sampai tepat pada waktunya. Disini hampir tidak terlihat jadwal kedatangan kereta, karena kereta datang silih berganti dalam 6 rangkaian gerbong, tidak membutuhkan waktu yang terlalu lama untuk menunggu. Istilah ketinggalan kereta hampir tidak berlaku dan selalu ada kereta berikutnya segera. Kebersihan subway termasuk fasilitas komputerisasi toilet yang super modern. Dimusim dingin dudukan closet diberi penghangat begitu juga dengan air pembilasnya. Fasilitas smart-closet untuk pembilasan dan pengeringan membuat ritual pelepasan BAB yang tadinya sederhana dan cepat menjadi sangat rumit terutama ketika tidak tersedianya manual book dan potensi kesalahan operasi. Sedikit pengantar untuk computerized closed terdiri dari beberapa fitur diantaranya pembilasan untuk dewasa, orang lansia, anak2, pembersihan khusus wanita dan pengeringan. Perbedaan fitur tersebut untuk menentukan target posisi pembersihan dan besarnya tekanan semprotan air yang dikalkulasikan dari cara duduk pengguna. Potensi atau kemungkinan kesalahan operasi bisa terjadi ketika pengguna yang sedang diare kemudian menekan tombol tekanan "Angin" untuk pengeringan akan berakibat semburan balik ke tubuh pengguna. Sebagai reflesi dan perbandingan dengan Seoul Subway Sistem, kita membandingkan Sistem transportasi publik di Jakarta. Penduduk Jakarta saat ini sekitar10 juta jiwa dan jika dihitung sebagai metropolitan menjadi 28 juta jiwa merupakan peringkat kedua terpadat di dunia setelah Tokyo-Yokohama dengan jumlah penduduk 37 juta jiwa. Busway adalah salah satu transportasi publik di Jakarta. Busway sudah mulai beroperasi sejak satu dekade yang lalu, kontroversi pembangunannya yang mengambil jalan yang ada seakan menjadi penyebab kemacetan Jakarta. Simpati masyarakat mulai beralih kepada busway ketika pertumbuhan kendaraan menjadi tak terkendali, lintasan jalan tak ubahnya menjadi jalur neraka, kendaraan stuck tertahan berjam-jam. Bersama pemerintah masyarakat-pun mulai berusaha mengosongkan jalur busway dari mobil pribadi dan sepeda motor penyerobot jalur busway. Kontribusi dan manfaat busway dirasa semakin besar ketika digunakan single pricing pada sistem interkoneksi busway sehingga membantu pengguna angkutan umum dari sisi ekonomi. Gebrakan busway berlanjut dengan dibukanya beberapa jalur-jalur baru dan interkoneksi dengan angkutan umum yang sudah lebih dulu ada semacam Kopaja.



Terobosan "System Feeder Busway" dengan sebutan APTB (Angkutan Perbatasan Terintegrasi Bus Transjakarta) yang membawa penumpang dari kota-kota satelite Jakarta menjadikan semakin dicintai. Betapa indahnya ketika APTB nanti juga mempunyai jalur khusus di jalan tol bersama mobil berpenumpang 6 atau lebih seperti yang diterapkan di Seoul. Kemudian disepanjang jalan tol Cikampek, Jagorawi dan Merak akan dilengkapi halte/terminal APTB sebagai wujud kebijakan yang berpihak kepada angkutan umum/masal. Fasilitas toilet umum masih merupakan barang mewah dalam Busway Sistem. Penyelengara belom sejauh itu memikirkan kebutuhan masyarakatnya. Sebuah kisah dari tanah parsi, seorang Pekerja Rumah Tangga (PRT) dihari tuanya bermaksud ingin membangun toilet umum kemudian meminta bantuan kepada seorang arsitek. Akan tetapi sang arsitek ragu siapa yang akan membiayainya, setelah PRT itu menunjukkan uang yang ditabungnya selama bekerja barulah toilet itu direalisasikan. Si PRT berharap Tuhan akan memaafkan kesalahannya yang telah melalaikan sholat semasa mudanya dengan membangunkan toilet umum bagi masyarakat banyak. Kita berharap masyarakat Jakarta yang rajin sholat juga bersedia membangun toilet bagi fasilitas busway sistem dimasa depan. Permasalahan utama Busway adalah membersihkan jalur-nya dari pengendara sepeda motor dan mobil pribadi yang selalu menyusup masuk. Kesemrautan pengendara sepeda motor tidak hanya terjadi di Jakarta, Seoul juga menghadapi hal yang sama, berjalan di trotoar, berlawanan arah, parkir disembarang tempat sampai masuk ke jalan bebas hambatan. Bedanya disini pengguna sepeda motor adalah sarana transportasi orang, disana digunakan sebagai transportasi barang layaknya pedagang keliling yang merupakan tradisi "Bobusang" yang telah ada sejak ratusan tahun lalu, dimana seorang membawa barang dagangan yang sangat berat di tubuhnya untuk menekan harga barang. Di Seoul harga makanan dibagi tiga kelas, murah untuk dibawah 15ribu Won, menengah dibawah 35ribu Won dan mewah daiatasnya. Restoran menegah bawah masih menggunakan supply bahan makanan dari sepeda motor. Tantangan Busway saat ini adalah memindahkan para pengguna sepeda motor dan mobil pribadi yang pada umumnya merupakan transportasi penumpang untuk mau beralih menjadi pengguna busway. Biaya bahan bakar di Seoul dua kali harga komersial BBM di Jakarta atau hampir tiga kali harga bahan bakar subsidi di Jakarta. Jika di perhatikan banyak daerah di luar Jakarta dan luar pulau Jawa, masyarakat membeli BBM melalui Pertamini semacam kios BBM yang menjual dengan harga seliter sama seperti di Seoul. Pemerintah Indonesia sudah selayaknya untuk mencabut subsidi BBM di Jakarta dan menggatinya dengan BBG yang non subsidi. Dengan dicabutnya subsidi BBM di Jakarta diharapkan pengendara mulai tertarik untuk beralih ke Busway dan Feeder Busway. Sebagai ilustrasi, pembangunan jakarta monorail madek bertahun2 sejak gubernur Sutioso, Foke dan Jokowi masih belum dapet berjalan karena alasan kelayakan ekonomi yang harus di capai penumpang perhari 225ribu orang dan jika dalam realisasinya hanya 160ribu orang maka Pemda DKI harus memberikan subsidi selisihnya. Akan tetapi jika diharapkan kita mempunyai angkutan penumpang umum 10 juta orang maka target itu akan mudah tercapai. Seoul berhasil membangun Subway System karena punya ambisi tersendiri untuk menaklukan Tokyo Subway sebagai negara bekas penjajahnya. Tapi mampukah Busway TransJakarta dengan potensi penumpang yang lebih besar itu mengalahkan Seoul Subway, mungkin kita perlu menemukan motivated driver-nya terlebih dahulu. Selengkapnya : http://www.kompasiana.com/tjhentha/subway-vs-busway_54f7a1aca33311d41b8b461d



Seoul Metropolitan Subway adalah sistem metro bawah tanah dengan total jarak rute terpanjang di dunia.[4] Terdiri dari 18 jalur yang melayani Seoul Metropolitan Area.[Note 1][Note 2][Note 3][5] Sistem ini merupakan salah satu sistem bawah tanah terbaik dunia oleh CNN,[6] Jalopnik,[7] dan BBC. [8]



Terkenal karena kebersihannya dan telah dilengkapi dengan teknologi canggih seperti 4G



LTE, WiFi,DMB, dan WiBro, dapat diakses di semua stasiun dan kereta. Hampir semua kereta dilengkapi TV layar digital dan dilengkapi pendingin ruangan. Hampir semua stasiunnya juga telah dilengkapi pintu screen platform.[9]



Bahkan untuk pengunjung yang baru pertama kali ke Seoul, sistem kereta bawah tanah Seoul Metro cukup mudah dimengerti dan digunakan, serta efisien sekali. Misalnya, membeli dan top-up kartu elektronik untuk akses kereta elektronik cukup mudah, umumnya selalu ada petunjuk dalam bahasa Inggris kecuali di satu bagian stasiun Yongsan. Ketika itu kami sempat kesulitan karena di mesin terdekat untuk membeli tiket ITX ke Naminara ternyata Hangeul semua. (Kemudian kami baru paham bahwa khusus ITX tiket bisa dipesan lewat internet dan dibayar dengan kartu debit/kredit) jauh-jauh hari, dan bisa memilih tempat duduk sekalian. Membeli tiket ITX sesaat akan berangkat ternyata tidak umum dilakukan. Juga ada sistem unik nomor pintu dan nomor gerbong yang ditulis di segitiga kecil di atas lantai. Sistem penomoran ini untuk mempercepat dan mempermudah, karena Seoul Metro ini sangat kompleks dan banyak sekali rutenya. Jalurnya saja ada tiga tingkat ke bawah tanah. Jadi untuk menuju ke suatu tempat, petunjuk lengkapnya misalnya begini; Ke istana Gyeongbokgung: Naik dari st. xxx arah Anguk st naik ke cart 2 door 2, nanti di Anguk st cari exit no.6 Exit subway ke jalan raya juga umumnya disediakan di kedua sisi jalan jadi kalau kalau kita keluar di exit yang benar, tidak perlu menyeberang jalan. On time- nya jangan ditanya. Persis sampai ke detik. Pengumuman stasiun kedatangan sebagian besar dengan layar display dan announcer, dalam bahasa Korea, Jepang, Inggris dan Cina dan rute kereta terpampang di banyak bagian kereta, jadi kalau serius memperhatikan insya Allah nggak nyasar. Pada waktu orang pergi dan pulang kerja, Seoul Metro biasanya padat dan cukup sesak walaupun nggak sampai seperti KRL di Jakarta. Dan pada pagi dan malam hari sering ada bau kecut aroma orang habis minum soju. Pakai masker kalau nggak kuat. Atau mendekat ke orang-orang muda yang biasanya lebih wangi. Gate tempat kita men-tap T-Money atau single card biasanya berupa gate tertutup yang akan membuka begitu kita men-tap kartu, tetapi ada juga beberapa yang sistemnya 'normally open' jadi kalau kita tidak men-tap kartu dan kita lewat, maka gate akan langsung menutup dengan kencang. Satu kejadian yang saya saksikan, terjadi pada seorang ahjumma yang mungkin kurang pas men-tap kartu. Auch! Kasian banget dia, pasti sakit.



Seoul Seoul, ibukota Korea Selatan, dihuni oleh sekitar 10 juta orang dengan luas wilayah mencapai 605 km persegi. Menurut data Pemerintah Metro Seoul, kepadatan Kota Seoul telah berada di angka 16.994 orang per km persegi pada 2004.



Seiring dengan pertumbuhan kota, jumlah perjalanan tiap harinya pun melonjak dari 5,7 juta pada 1970 menjadi 29,6 juta pada 2002. Kepemilikan kendaraan pribadi per tahun 2003 ditaksir mencapai 215 dari tiap 1.000 warga, padahal pada 30 tahun lalu prosentase kepemilikan hanya sekitar 0,2 persen populasi. Besarnya volume kendaraan pribadi melampaui kapasitas infrastruktur yang ada, sehingga muncullah persoalan kemacetan yang serius, polusi udara, kebisingan, kesulitan lahan parkir, dan tingginya angka kecelakaan di jalan raya. Kerugian ekonomi akibat kepadatan ini diperkirakan mencapai lebih dari 8 miliar dolar per tahun atau sekitar 4 persen GDP negeri ginseng tersebut (Kim dan Kang, 2005). Sejak tahun 60-an hingga 80-an, sektor bus merupakan moda transportasi publik paling berperan di Korea Selatan. Kereta Metro pertama kali dibangun pada 1974, dan terus berkembang menjadi moda transportasi umum yang paling populer. Hingga tahun 2004, total jaringan kereta api termasuk delapan jalur subway mencapai 487 km dan melayani sekitar 2,1 juta penumpang tiap tahunnya. Bus pun mulai kehilangan "pamor" ketimbang kereta api, banyak juga orang beralih ke kendaraan pribadi akibat menurunnya kualitas bus kota (Kim dan Kang, 2005). Pengembangan sistem kereta api Metro di Seoul membawa dampak tekanan fiskal yang tidak sepele. Utang pembiayaan konstruksi Metro mencapai enam milyar dolar AS, diperparah lagi pendapatan dari tiket penumpang yang hanya menutupi 75 persen biaya operasi sehingga defisit operasional Metro tiap tahunnya bisa sampai 634 juta dolar (data tahun 2004). Pada Juni 2002, seorang calon walikota Seoul bernama Myung-Bak Lee yang mengusung program pengurangan masalah sistem transportasi publik terpilih dengan suara terbanyak. Pada September 2002 Lee menetapkan reformasi sistem transportasi umum kota, dengan mendirikan tim pendukung yang antara lain terdiri atas para peneliti dari Institut Pembangunan Seoul (SDI). Rencana BRT ini pun ditentang habis-habisan oleh asosiasi operator bus. Lewat berbagai diskusi dan negosiasi, baru pada Februari 2003 tercapai kesepakatan antara Pemerintah Metropolitan Seoul dan operator bus bahwa bus-bus kota harus menata ulang dirinya, sementara BRT menempati ruas tengah jalan raya untuk tiga koridor. Pada awal-awal penerapan sistem BRT, muncul kebingungan di kalangan penduduk kota (Younhee, 2003) karena mereka bingung dengan perubahan rute bus dan sistem pewarnaan bus BRT. Namun seiring dengan waktu, penduduk Seoul pun mulai terbiasa dan memetik keuntungan dari sistem baru yang lebih murah dan cepat. Pencapaian terbesar BRT di Seoul mungkin terletak pada meningkatnya angka pengguna moda transportasi umum, yakni sekitar 5,5 persen dari 9,32 juta menjadi 9,83 juta orang penumpang. Pengguna bus umum mengalami peningkatan terbesar, yaitu 26,4 persen. Keberhasilan lain adalah peningkatan kualitas udara kota Seoul, karena kadar TSP berkurang jadi 58 mikrogram/meter kubik pada 2005 - angka terendah sejak tahun 1995 menurut data Pemerintah Metropolitan Seoul. BRT Seoul direncanakan untuk terus berkembang hingga mencapai panjang trayek 191 km pada 2008. Semua bus di Seoul akan diganti dengan bus premium: berpintu lantai rendah dan menggunakan bahan bakar gas.



Seringnya terjadi kemacetan mengakibatkan waktu yang ditempuh untuk sampai ketujuan semakin tak menentu, ini semua terjadi karena meningkatnya jumlah kendaraan yang ada tidak sebanding dengan sarana jalan yang ada, maksudnya semakin banyak kendaraan tapi jalan yang dibutuhkan untuk menampung kendaraan-kendaraan yang ada tidak mencukupi terutama di kota-kota besar(Jakarta, Bandung, Surabaya, dan lain-lain). Banyaknya jumlah kendaraan disebabkan karena mudahnya bagi masyarakat untuk memiliki kendaraan pribadi, selain itu, penyebab lainnya adalah mudahnya membuat surat ijin mengemudi tanpa melihat batas umur yang ditentukan oleh Pemerintah. Banyaknya jumlah kendaraan pribadi disebabkan karena masyarakat beranggapan bahwa menggunakan kendaraan umum sangat tidak nyaman, tidak nyaman disini bisa dikatakan karena seringnya berdesak-desakan, tidak adanya jadwal yang tentu dari kendaraan umum tersebut, supir kendaraan yang kurang prfesional, terjadinya tindakan kriminal, dan biasanya sering terjadi pelecehan seksual. Hal inilah yang mengakibatkan sebagian penduduk di Indonesia khususnya di daerah perkotaan untuk menghindari penggunaan kendaraan umum. Kemacetan yang terjadi di Indonesia khususnya di daerah perkotaan juga terjadi karena seringnya kendaraan umum berhenti mendadak, dan memiliki tempat pemberhentian yang tidak tentu, hal ini yang kadang menciptakan kemacetan dan juga kecelakaan apabila pengguna kendaraan lain tidak hati-hati. Sekilas akan diterangkan mengenai kereta bawah tanah, kereta bawah tanah adalah kereta api berjalan di bawah permukaan tanah (subway). Kereta jenis ini dibangun dengan membangun terowongan-terowongan di bawah tanah sebagai jalur kereta api. Umumnya digunakan pada kota-kota besar seperti New York, Tokyo, Paris, Seoul, dan Moskow. Selain itu kereta bawah tanah jjuga digunakan unnutuk skala yang lebih kecil seperti pada daerah pertambangan. Biaya yang dikeluarkan sangat mahal sekali, karena sering menembus 20 m di bawah permukaan. Untuk biaya sendiri misalnya kalau untuk membangun dengan jarak yang sama untuk kereta permukaan membutuhkan $ 10 juta, maka unutk yang dibawah tanah memerlukan sekitar $ 70 juta. Di Jepang pembangunan lintas kereta bawah tanah telah dimulai sejak tahun 1905. Jakarta rencananya akan dibangun subway segmen Dukuh Atas ke Kota dari Proyek MassTransit Jakarta. Kereta bawah tanah adalah penerapan yang tepat bila di Indonesia, karena lahan di Indonesia sudah hampir tidak ada, jadi bisa dibangun di dalam tanah tanpa perlu membingungkan jumlah lahan yang dibutuhkan, selain itu kereta bawah tanah memberikan alternatif transportasi yang nyaman untuk mencapai tujuan. Kereta bawah tanah sendiri adalah kereta yang paling efektif dan paling murah, nyaman, dan cepat, selain dapat menghindari kemacetan yang terjadi di jalan raya. Penerapan sendiri bisa kita lihat pada negara-negara maju seperti Amerika, Perancis, Rusia, Jepang dan negara lainnya. Di negara-negara tersebut penggunaan kereta bawah tanah sangat diminati. Dengan adanya kereta bawah tanah sendiri memungkinkan untuk para pengguna untuk bisa sampai tujuan dengan



lancar dan tepat waktu, dan tentunya dengan harga yang sangat terjangkau. Dikarenakan kendaraan umum di Indonesia memiliki banyak sifat yang negatif, diharapkan dengan adanya salah satu kendaraan umum tercepat ini, kendaraan umum bisa mendapatkan perhatiannya kembali dari masyarakat. Disamping itu pula, dengan adanya kereta bawah tanah masyarakat bisa terhindar dari kemacetan yang sering terjadi di kkota-kota besar. Kemacetan yang sering terjadi di kota-kota besar itu sendiri terjadi karena mulai bertambahnya jumlah kendaran pribadi. Dan diharapkan dengan adanya kereta bawah tanah maka jumlah pengguna kendaraan pribadi sendiri bisa berkurang. Untuk pembangunan kereta bawah tanah sendiri akan dimulai pada tahun 2010 ini, dalam keterangan oleh Gubernur DKI Jakarta, Fauzi Bowo, jaringan kereta api bawah tanah ini akan terbentang sejauh 14,5 km antara Lebak Bulus di Jakarta Selatan dan Dukuh Atas di Jakarta Pusat serta beradaya dorong listrik. Seperti dikatakan oleh gubernur DKI Jakarta sendiri jaringan kereta api bawah tanah ini diajukan sebagai salah satu upaya untuk menanggulangi masalah kemacetan lalu lintas yang kerap terjadi di Jakarta. Selain itu, untuk persimpangan jalan yang padat lalu lintasnya, akan dibangun terowongan (underpass) atau jembatan layang (flyover). Gubernur juga menambahkan bahwa untuk menambah jaringan jalan tidak ada pilihan lain selain membangun jalan bertingkat. Pembangunan kereta bawah tanah ini diharapkan akan rampung dan mulai beroprasi pada tahun 2016. Dan target untuk pengguna kereta bawah tanah sendiri diantaranya para pekerja kantor dan para pelajar. Dan sudah mulai diadakan sosialisasi kepada para pelajar tersebut, sosialisasi dilakukan dibeberapa sekolah, diantaranya SMA Al Azhar, SMA Charitas, serta SMAN 6 di Jakarta Selatan.



Sedikit melihat kembali pada awal dibangunnya kereta bawah tanah. Pada pukul 14.35 waktu setempat tahun 1904 Wali Kota New York, George McClellan memimpin pembukaan moda transportasi terbaru kota tersebut, yakni kereta bawah tanah subway. Di saat London bangga akan jaringan kereta bawah tanahnya yang tertua di dunia (1863) dan Boston yang membangun subway pertama di AS pada tahun 1897, subway di New York dengan cepat menjadi moda transportasi terbesar di Amerika. Subway di New York adalah perkembangannya paling intensif didunia. Dari 28 stasiun pada tahun 1904 menjadi 462 stasiun di masa sekarang. Akhirnya hampir disetiap kota-kota di negara maju juga mulai membangun kereta bawah tanah, diantaranya Paris, Moskow, Madrid, Tokyo, Seoul, Montreal, Beijing, Hongkong, dan Sao Paulo. Semua stasiun kereta bawah tanah ini memiliki kelebihan sendiri. Diantaranya subway di Paris memiliki design yang cantik. Di Montreal, Kanada, setiap stasiun pemeberhentiannya dibedakan dengan arsitektur yang unik. Kereta berjalan di atas permukaan karet yang melapisi rel sehingga membuat nyaman penumpang sehingga tidak terasa getaran ataupun berisik seperti kereta pada umumnya. Sedangkan subway di Moskow adalah sistem tercepat dunia dengan kecepatan 120 km/h atau 75 mph. Sistem transportasi subway di Sao Paulo diakui sebagai salah satu yang terbersih dan teraman di dunia, ada juga subway Beijing, subway ini termasuk sistem subway baru(sejak tahun 1969). Petunjuk yang digunakan pada setiap stasiun tidaklah sulit (terutama bagi orang asing). Ongkos transportasi yang murah bagi setiap penumpang. Subway di Seoul adalah subway yang paling banyak penggunanya di seluruh dunia. Tercatat 8 juta perjalanan dalam sehari menggunakan subway ini. Diharapkan dengan adanya sistem kereta bawah tanah ini bisa mengurangi kemacetan yang ada di kota-kota besar, selain itu masyarakat sudah mulai berkurang yang menggunakan kendaraan pribadi dan mulai beralih menggunakan kereta bawah tanah sehingga semua pengguna jalan tidak akan terganggu lagi, tentu saja kereta bawah tanah dipilih karena harga yang terjangkau, bisa menampung penumpang banyak dan memiliki kenyamanan yang layak. Pembangunan pun sekarang sudah mulai dilakukan dan akan mulai beroprasi pada tahun 2016.



TINJAUAN TEORI 2.1 Definisi Transportasi Menurut Steenbrink (1974), transportasi adalah perpindahan orang atau barang menggunakan kendaraan dan atau lainnya, diantaranya tempat-tempat yang terpisah secara geografis. Adapun menurut Morlok (1978), transportasi ialah pemindahan atau pengangkutan sesuatu dari suatu tempat ke tempat lain. Sedangkan menurut Bowersox (1981), transportasi adalah perpindahan barang atau penumpang dari suatu lokasi e lokasi lain, dimana produk yang digerakkan atau dipindahkan tersebut dibutuhkan atau diinginkan oleh lokasi lain tersebut. Menurut Papacostas (1987), definisi transportasi adalah suatu sistem yang terdiri dari fasilitas tetap / prasarana, besaran arus / sarana dan sistem pengendalian yang memungkinkan orang atau barang dapat berpindah dari suatu tempat ke tempat lain secara efisien setiap waktu untuk menudkung aktivitas menusia.



Perpindahan tersebut melalui jalur perpindahan yaitu prasarana baik alami ( udara, sungai, laut) maupun man made ( jalan raya, jalan rel, pipa), obyek yang diangkut dapat berupa orang maupun barang, alat / sarana angkutan ( kendaraan, pesawat, kapal, kereta, pipa), dengan sistem pengaturan dan kendali tertentu (manajemen lalu lintas, sistem operasi, maupun prosedur pengangkutan). Transportasi pada hakekatnya merupakan kegiatan pergerakan atau perpindahan barang dan manusia pada ruang dan suatu waktu melaui moda tertentu. Paul Mees (1995) berpendapat : a. Kebijakan transportasi bukan masalah pemindahan barang dan manusia. b. Transportasi sangat berpengaruh dalam pembentukan kota. c. Transportasi juga berperan sebagai akses bagi semua penduduk karena maish banyak orang tidak memiliki kendaraan pribadi. Pengembangan transportasi harus berdasarkan perencanaan jangka panjang yang komprehensif dan berwawasan lingkungan. Disinilah dibutuhkan peran serta geografis dalam menganalisis secara komprehensif dan pendekatan secara sistematik. Perencanaan transportasi sebaiknya didasarkan pada analisis dengan didasarkan pada analisis dengan didasarkan pemodelan transportasi. Pertama-tama, yang diperlukan adalah pengumpulan data yang akurat dan reliable. Salah satu kelemahan dari perencanaan transportasi di Indonesia adalah dalam hal pengumpulan data sebagai dasar analisis (Munawar, 1999).



Seoul: Menjelajah Seoul sendirian sangatlah mudah bagi pemula. Paling tidak itu yang dialami saya selama tiga pekan di Korea Selatan. Kemudahan yang paling terasa adalah menaiki transportasi umum, khususnya kereta bawah tanah atau subway. Dengan berpedoman kepada peta dan tahu nama stasiun terdekat, maka perjalanan aman sepanjang hari. Selain kenyamanan dan kecepatan, sejumlah hal unik yang bisa ditemui disubway Seoul antara lain: 1. Pelayanan prima bagi lansia, wanita hamil dan penyandang cacat Dari pintu masuk stasiun, layanan untuk golongan ini sudah tersedia. Mulai dari lift hingga pintu masuk tersedia satu jalur khusus bagi mereka. Di dalam kereta, dalam tiap gerbong selalu tersedia tempat duduk di bagian pojok untuk kaum yang secara fisik lemah. Jangan coba-coba untuk duduk di tempat khusus ini, atau Anda akan mendapat hunjaman kecaman pandangan dari penumpang lainnya 2. Kedatangan kereta



Khusus jam sibuk atau hari kerja, kereta bisa datang setiap dua menit. Tapi kalau dini hari atau larut malam, memang jedanya agak lama. Subway mulai beroperasi pukul 5.30 dan berakhir pukul 23.00 3. Penjual di dalam kereta Awalnya saya agak kaget ketika seorang wanita masuk dengan membawa tas koper besar lalu membukanya di tengah gerbong. Ternyata ia mencoba menjajakan di dalam kereta. Kali lain, saya bertemu seorang pria yang juga menawarkan jualan di gerbong. Rata-rata mereka sudah berusia lanjut. Tidak seperti di Indonesia yang pedagangnya menawarkan dari gerbong depan ke belakang, di Korea, pedagang hanya menawarkan di satu gerbong, lalu turun. 4. Iklan di dalam kereta Sebenarnya biasa saja ada iklan di dalam kereta. Yang luar biasa adalah iklan klinik kecantikan yang menawarkan operasi plastik di dalam subway. Saking populernya bedah medis ini di negeri Kimchi, iklan pun terpampang hingga di dalam subway. 5. Alarm tanda berhenti di setiap stasiun Pada sejumlah kereta, ada alarm unik tanda memasuki sebuah stasiun. Musiknya adalah musik tabuh-tabuhan tradisional Korea. Musik tersebut akan berbunyi jelang masuk stasiun baru. 6. Layanan internet nirkabel Soal internet, Korea memang jangan ditanya. Jaringan nirkabel di mana-mana. Bahkan di stasiun pun sambungannya kuat. Jadi meski saya tidak memiliki telepon seluler, asal membawa perangkat berbasis internet, bisa saling memberi kabar untuk membuat janji di Korea. 7. Menggunakan gadget Warga Korea sangat aktif dengan peralatan elektronik mereka. Di dalam kereta, bisa dilihat hampir semua orang memegang perantinya masing-masing. Mulai dari yang hanya sekadar mendengar musik, membaca buku secara daring hingga



menonton televisi. Jarang terlihat ada percakapan di dalam kereta, kecuali di akhir pekan. Bandara Surangga, teman asal Sri Lanka, sempat berkomentar atas aktivitas ini. "Apakah orang Korea ini sangat sibuk, sampai semuanya memegang gadget?" tanya dia. 8. Pasar di stasiun Sejumlah stasiun besar biasanya akan dilengkapi pasar. Dalam arti, pasar seperti pusat perbelanjaan. Untuk stasiun kecil, biasanya hanya ada segelintir toko. Harga barang-barang di sekitar subway terkadang ada yang lebih murah, ada yang sama saja dengan harga toko biasanya. 9. Peta SeoulMetro Peta ini adalah kitab suci bagi pendatang. Petanya sangat lengkap mulai dari jalur, nama stasiun hingga cara membeli tiket. Semua petunjuk tersedia dalam dua bahasa. Tapi yang saya kagumi adalah di setiap peta di Korea selalu dilengkapi dengan petunjuk ke tempat-tempat wisata. Termasuk jalur yang harus ditempuh dan akses apa saja ada di sana. Promosi gratis yang efektif.