Trend Issue Rematik [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

Trend Issue Rematik Artritis Rheumatoid merupakan penyakit inflamasi sistemik kronis yang tidak diketahui penyebabnya, dikarakteristikkan oleh kerusakan dan poliferasi membran sinovial yang menyebabkan kerusakan pada tulang sendi, ankilosis, dan deformitas. Penderita artritis rheumatoid tidak hanya dilakukan dengan metode farmakologis saja, tetapi juga dapat dilakukan dengan cara nonfarmakologi. Salah satu pengobatan nonfarmakologi bagi penderita Artritis Rheumatoid adalah dengan terapi ROM. Range Of Motion (ROM) adalah latihan yang dilakukan untuk mempertahankan atau memperbaiki tingkat kesempurnaan kemampuan menggerakkan persendian secara normal dan lengkap untuk meningkatkan massa otot dan tonus. Perubahan yang akan terjadi pada tubuh manusia sejalan dengan makin meningkatnya usia. Perubahan tubuh terjadi sejak awal kehidupan hingga usia lanjut pada semua organ dan jaringan tubuh. Keadaan demikian itu tampak pula pada semua sistem muskuloskeletal dan jaringan lain yang ada kaitannya dengan kemungkinan timbulnya beberapa golongan rematik yang sering menyertai usia lanjut yang menimbulkan gangguan muskuloskeletal terutama adalah artritis rheumatoid (Soenarto, (2004) dalam Darmojo, 2006). Penderita artritis rheumatoid diseluruh dunia telah mencapai angka 355 juta dari 2.130 juta jiwa, artinya 1 dari 6 orang di dunia ini menderita rheumatoid. Diperkirakan angka ini terus meningkat hingga tahun 2025 dengan indikasi lebih dari 25% akan mengalami kelumpuhan. Organisasi kesehatan dunia (WHO) melaporkan bahwa 20%, penduduk dunia terserang artritis rheumatoid. Dimana 5-10% adalah mereka yang berusia 5-20 tahun dan 20% mereka yang berusia 55 tahun (Wiyono, 2010). Menurut Artritis Foundation 2006, jumlah penderita artritis rheumatoid atau gangguan sendi kronis lain di Amerika Serikat terus menunjukkan peningkatan. Pada tahun 2005 jumlah penderita artritis rheumatoid sudah mencapai 66 juta atau hampir 1 dari 3 orang menderita gangguan sendi, dengan 42,7 juta diantaranya telah terdiagnosis sebagai artritis rheumatoid dan 23,2 juta sisanya adalah penderita dengan keluhan nyeri sendi kronis. Angka kejadian penyakit rematik masih relatif tinggi, yaitu 1-2 % dari total populasi penduduk di Indonesia. Pada tahun 2004 jumlah pasien rematik mencapai 2 juta orang dengan perbandingan pasien wanita tiga kali lebih banyak dari pria. Berdasarkan hasil penelitian terakhir dari Zeng QY et al (2008), prevalensi nyeri rematik di Indonesia mencapai 23,6% hingga 31,3%. Angka ini menunjukkan bahwa rasa nyeri akibat rematik sudah cukup mengganggu aktivitas masyarakat Indonesia, terutama mereka yang memiliki aktivitas sangat padat di daerah perkotaan seperti mengendarai kendaraan ditengah



arus kemacetan, duduk selama berjam-jam tanpa gerakan tubuh yang berarti, tuntutan untuk tampil menarik dan prima, kurangnya porsi berolahraga serta faktor bertambahnya usia (Purwoastuti, 2009). Di Panti Sosial Tresna Werdha Warga Tama Indralaya Tahun 2012 dengan jumlah seluruh penghuni panti berjumlah 75 orang yang terdiri dari 33 orang laki-laki dan 42 orang perempuan. Angka insiden yang menderita artritis rheumatoid berjumlah 30 orang . Berdasarkan uraian diatas tertarik untuk meneliti bagaimana pengaruh terapi Range Of Motion (ROM) dalam menurunkan skala nyeri penyakit artritis rheumatoid pada lansia di Panti Sosial Tresna Werdha Warga Tama Indralaya Tahun 2012. Berdasarkan hasil penelitian bahwa nilai skala nyeri penyakit artritis rheumatoid pada lansia sebelum dan sesudah dilakukan terapi ROM adalah antara 1,736 sampai dengan 2,664. Dari hasil uji statistik didapatkan rata-rata skala nyeri penyakit artritis rheumatoid pada lansia sebelum dilakukan terapi ROM adalah 6,03 dengan standar deviasi 1,474. Sedangkan rata-rata skala nyeri penyakit artritis rheumatoid pada lansia sesudah dilakukan terapi ROM adalah 3,83 dengan standar deviasi 1,177. Berdasarkan uji statistik didapatkan nilai p value = 0,005 <  = 0,05. Maka dapat disimpulkan ada perbedaan yang signifikan antara pengukuran skala nyeri penyakit artritis rheumatoid pada lansia sebelum dilakukan terapi ROM dan sesudah dilakukan terapi ROM. Penanganan penderita rematik difokuskan pada cara mengontrol rasa sakit, mengurangi kerusakan sendi, dan meningkatkan atau mempertahankan fungsi dan kualitas sendi. Obat penghilang nyeri artritis biasanya mempunyai efek samping pada lambung seperti iritasi dan perdarahan lambung. Oleh sebab itu, sebaiknya dilakukan terapi nonfarmakologi yaitu dengan cara latihan fisik/latihan ROM, dapat membantu mengurangi rasa nyeri, menurunkan ketegangan otot, dan dapat memperbaiki gangguan tidur. Sumber : Jurnal Harapan Bangsa Vol. 1, Juli 2013