Trepanasi N Cranioplasty [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

LAPORAN INSTRUMENTASI TEKNIK PADA Tn ‘’R’’ DENGAN TINDAKAN TREPANASI + CRANIOPLASTY ATAS INDIKASI CKR + EDH DI OK 9 RSSA



Oleh: Nur Hanifah, A.Md.Kep (Pelatihan Instrumentator 2016)



INSTALASI BEDAH SENTRAL RSUD Dr. SAIFUL ANWAR MALANG 2016



TINJAUAN PUSTAKA A. DEFINISI Trepanasi/ kraniotomi adalah suatu tindakan membuka tulang kepala yang bertujuan mencapai otak untuk tindakan pembedahan definitif. Cranioplasty is a surgical repair of a defect or deformity of a skull (tindakan operasi untuk memperbaiki kerusakan atau kelainan dari tulang tengkorak). Epidural Hematoma (EDH) adalah suatu perdarahan yang terjadi di antara tulang dan lapisan duramater. Cedera kepala adalah serangkaian kejadian patofisiologik yang terjadi setelah trauma kepala,yang dapat melibatkan kulit kepala ,tulang dan jaringan otak atau kombinasinya.



B. ETIOLOGI Hematoma Epidural dapat terjadi pada siapa saja dan umur berapa saja, beberapa keadaan yang bisa menyebabkan epidural hematom adalah misalnya benturan pada kepala pada kecelakaan motor. Hematoma epidural terjadi akibat trauma kepala, yang biasanya berhubungan dengan fraktur tulang tengkorak dan laserasi pembuluh darah. C. PATOFISIOLOGI Hematom epidural, perdarahan antara tulang tengkorak dan dura meter. Perdarahan lebih sering terjadi di daerah temporal; cabang arteria meningea media robek. Robekan sering terjadi



bila fraktur tulang tengkorak di daerah bersangkutan. Hematom dapat pula terjadi di daerah frontal atau oksipital. Arteri meningea media yang masuk di dalam tengkorak melalui foramen spinosum dan jalan antara durameter dan tulang di permukaan dan os temporale. Perdarahan yang terjadi menimbulkan hematom epidural. Hematoma yang membesar di daerah temporal menyebabkan tekanan pada lobus temporalis otak kearah bawah dan dalam. Tekanan ini menyebabkan bagian medial lobus mengalami herniasi di bawah pinggiran tentorium. Tekanan dari herniasi pd sirkulasi arteria yang mengurus formation retikularis di medulla oblongata menyebabkan hilangnya kesadaran. Dengan makin membesarnya hematoma, maka seluruh isi otak akan terdorong kearah yang berlawanan, menyebabkan tekanan intracranial yang besar. Timbul tanda-tanda lanjut peningkatan tekanan intracranial antara lain: kekakuan deserebrasi dan gangguan tanda-tanda vital dan fungsi pernafasan. D. TERAPI 1. Indikasi a. Pengangkatan jaringan abnormal baik tumor maupun kanker. b. Mengurangi tekanan intrakranial. c. Mengevakuasi bekuan darah, perdarahan, peradangan otak. d. Trauma kepala. 2. Kontra indikasi a. Pasien dengan gangguan hemodinamik.



LAPORAN KASUS A. PERSIAPAN LINGKUNGAN



1. Mengatur dan mengecek fungsi mesin suction, mesin HSD, mesin kraniotom, mesin couter (mono&bipolar), lampu operasi, dan suhu ruangan 2. Menyiapkan tempat sampah, meja mayo, meja instrumen. 3. Mempersiapkan set waskom, set instrumen steril (trepanasi) dan set linen umum. B. PERIAPAN ALAT a. Instrument Meja Mayo  Desinfeksi klem  Bengkok  Cucing  Duk klem  Pinset cirurgis  Pinset anatomis  Pinset anatomis manis  Scalp blade & handle (handvat mess) no. 3  Delicate hemostatic forcep (musquito klem)  Metzembaum scissor (gunting metzembaum)  Surgical scissor lurus (gunting kasar lurus)  Dendi Klem  Needle holder  Hak tajam  Langen back  Canule suction  Rasparatorium kecil / besar  Desektor  Elevator  Spring hook / skin flap hook  Aplicator Clip  Screw driver  Spatel b. Instrument penunjang 1. Instrumen penunjang steril  Handpiece couter mono & bipolar  Selang suction  Kraniotom set + perforator set  Set waskom  Plate kranium + screw 2. Instrumen penunjang on steril  Mesin couter  Mesin suction  Lampu operasi  Meja operasi  Meja instrumen  Meja mayo  Troli waskom  Tempat sampah  Bolpoin marker



: : : : : : : : : : : : : : : : : : : : : : :



1 2 3 4 3 1 1 2 1 1 1 2 2 2 2 2 1/1 1 1 2 2 1 1



: 1/1 : 1 : 1 : 2 : 4 psg : 1 : 1 : 1 : : : :



1 1 1 2 : 2 : 1



c. Meja Instrument 1. Persiapan linen  Duk besar : 5  Duk kecil : 4  Gaun operasi : 6  Sarung meja mayo : 1  Handuk : 5 C. PERSIAPAN BAHAN HABIS PAKAI 1. Persiapan bahan habis pakai  Handscoon 6,5/7/7,5 : sesuai kebutuhan.  Mess no. 10 & 15 : 1/1  NaCl 0,9 % : 1000 cc  Providon iodin : 100 cc  Alkohol : 100 cc  Lidocain : 2 ampul  Adrenalin : 1 ampul  Spuit 10cc : 2  Hepavix : secukupnya  Kassa steril : 30 lembar  Wouches : secukupnya  Deppers : 10  Sufratul : 1  Spongostan : 1  Surgicel : 2  Bonewax : 2  Opsite besar 45 x 55 cm : 1  Redon drain no. 12 : 1  DK no. 16 : 1  Urobag : 1  Jelly : secukupnya  Vicryl 2.0/vicryl 3.0 : 2/1  Mersilk 2.0 cutting/3.0 round : 1/1  Premiline 3.0 : 2  Under pad on & steril : 1/3 D. PERSIAPAN PASIEN a. Pasien dipersiapkan dalam kondisi bersih dan mengenakan pakaian khusus masuk kamar operasi. b. Persetujuan tindakan operasi dan kelengkapan identitas. c. Pasien mampu diposisikan pada posisi prone di meja operasi yang akan dilakukan tindakan pembiusan dengan GA. d. Pastikan area operasi bersih E. PELAKSANAAN



Sign in 1. Pasien datang, cek kelengkapan data pasien. 2. Membantu memindahkan pasien ke meja operasi. 3. Setelah tim anasthesi melakukan induksi (GA) dan perawat sirkuler memasang folley chateter no. 16 + urobag, pasien diposisikan tengkurap kemudian pasang ground couter di kaki pasien dan U-pad di bawah kepala pasien. 4. Bersihkan kulit dengan alkohol.



5. Operator marker garis insisi, lalu dicuci dengan larutan desinfeksi. 6. Perawat instrumen melakukan surgical scrub, gowning dan gloving selanjutnya melakukan persiapan alat di meja instrumen dan meja mayo. 7. Perawat instrument membantu gowning dan gloving pada operator dan asisten. 8. Berikan desinfeksi klem dan 3 deppers dengan iodine povidone dalam cucing dan 3 deppers alkohol dalam bengkok ke operator untuk melakukan desinfeksi lapangan operasi, kemudian deppers kering. 9. Melakukan drapping :  Duk kecil (2) dan U-pad steril untuk bagian bawah kepala dan lingkarkan duk atas pada kepala dan fiksasi dengan duk klem.  Duk kecil (2) untuk kanan dan kiri.  Duk besar (1) untuk bagian bawah.  Duk sedang (1) untuk bagian atas secara melingkar.  Duk besar tipis (1) untuk badan ke bawah. 10. Pasang kabel couter, monopolar, selang suction, kabel perforator, kabel kraniotom lalu fiksasi dengan towel klem, lalu dekatkan meja mayo & meja instrumen. 11. Berikan opsite dan bantu memasangnya. Time out 1. Berikan injeksi infiltrasi adrenalin : lidocain = 1 : 200.000 (adrenalin 1 amp/1 cc + NS 9cc, lalu ambil 1cc + 2 ampul lidocain/4cc + 5cc NS = 10 cc, ambil 5cc larutan tsb + 5cc NS = 10cc) ke operator untuk suntik di daerah sekitar insisi, sebelumnya lapor ke bagian anastesi. 2. Setelah 5 menit, berikan mess 1 (handle no. 3 & mess no. 10) ke operator untuk incisi dilanjutkan mess 2 (handle no. 3 & mess no. 15) untuk membuka periosteum, lalu berikan pinset cirurgis pada operator dan asisten. 3. Berikan applicator + clipper ke operator. 4. Berikam raspat untuk membersihkan tulang dari periosteum, lalu berikan kasa basah untuk menutupi bagian dalam flap dan kasa kering tebal untuk bantalan flap, lalu spring hook (2) + potongan handscon dan ujungnya diberi duk klem. 5. Berikan kasa dan couter bipolar untuk rawat perdarahan sambil dispoling dengan NS dalam spuit 10 cc dan juga suction. 6. Berikan couter monopolar untuk marking pada tulang yang akan dibor. 7. Berikan bor ke operator, langenback ke asisten dan spoling NS + Suction, ambil serpihan tulang dengan mosquito & spatel lalu tempatkan di cucing. 8. Berikan bonewax untuk menghentikan perdarahan pada tulang. 9. Setelah selesai mengebor di 4 tempat, berikan kraniotom ke operator dan spoling + suction ke asisten. 10. Berikan elevator untuk mengangkat tulang yang sudah dipotong, lalu tempatkan di cucing kecil. 11. Berikan Suction dan bipolar ke operator untuk mengeksplorasi hematom EDH, dan evakuasi EDH sambil dilakukan spoling. 12. Berikan spatel dura untuk mengambil stolsel, lalu wouches kecil, bonewax, spongostan dan surgicel untuk hemostasis. 13. Berikan jahitan mersilk 3-0 round + nald fouder ke operator untuk hit stich dura, pean dan gunting ke asisten. Dan juga jahit gantung dura. 14. Siapkan tulang kranium yang akan dipasang, lalu berikan screw driver pasang screw 4 pasang pada kranium. Pada lubang perforator diberi bonedush. 15. Berikan redon drain no. 12 dan jahitan mersilk 2.0 cutting untuk fiksasi. Sing Out 1. Setelah dipastikan inventaris instrumen lengkap (kasa, wouches & instrumen) lepaskan spring hook. 2. Berikan needle holder + vicryil 2.0 + pincet cirurgis untuk subkutis. Berikan klem dan gunting benang ke asisten.



3. Untuk menutup kulit luar berikan needle holder + premiline 3.0 + pincet cirurgis, klem & gunting ke asisten. 4. Setelah luka tertutup, bersihkan luka operasi dengan kasa basah dan kering. 5. Tutup luka insisi dengan sufratul & kasa kering, lalu fiksasi hepavix dan dibebat tensocrap 10 cm. 6. Operasi selesai, ambil kabel couter, bor dan selang suction dengan melepas doek klem lalu bersihkan pasien. F.PENYELESAIAN 1. Bereskan semua instrument lalu didekontaminasi, diinventaris, bungkus / packing dan siap disteril. 2. Catat pemakaian bahan habis pakai pada lembar depo dan rapikan ruang operasi.



Pembimbing OK 9 (Bedah Syaraf)



(Zakfar Efendy, Amd. Kep)



DAFTAR PUSTAKA https://bedahumum.wordpress.com/2009/01/04/trepanasi-kraniotomi-pada-epidural-hematoma-dansubdural-hematoma/ https://en.wikipedia.org/wiki/Cranioplasty http://www.astaqauliyah.com/blog/read/232/referat-epidural-hematoma.html https://dokterbujang.wordpress.com/2012/09/08/epidural-hematoma/