Troubleshooting Excavator [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

Troubleshooting Excavator 1.Engine speed (Rpm) Mengetahui speed engine saat low idle dan high idle, untuk memastikan Fuel throttle lever voltage atau fuel control dial (electrical throttle system) kondisinya normal. Sedangkan untuk mengetahui power engine, pengukuran dilakukan pada kondisi operasi dengan beban maksimal. Prosedur -Radiator coolant temperature : 70-90o (temperature kerja) -Memastikan fuel throttle lever dapat diposisikan pada stopper Low dan High -Hidupkan engine dan ukur speed saat low dan high. 2.Compression pressure (kg/cm2) Mengetahui tingkat keausan pada liner dan ring piston, atau kondisi valve guide / steam. Prosedur -Radiator coolant temperature : + 60oC -Cracking rpm : 150 – 250 rpm (untuk memastikan tercapai, pasang tachometer) -Pastikan Intake system kondisinya bagus (tidak terjadi kebuntuan) -Valve clearance : standart -Lepas nozzle atau injector, dan pasang adapter (nozzle palsu), sambungkan dengan pressure gauge. -Tutup fuel line, posisikan shut-off agar tidak terjadi fuel injection. -Putar (crangking) engine dengan tenaga battery saja (engine tidak hidup) dan ukur compression pressure. Lakukan 3-4 kali, ambil nilai rata rata. -Agar battery lebih tahan lama, buka semua nozzle atau injector. 3.Blow by pressure (mmH2O, mmAq) Untuk mengetahui tingkat keausan pada liner dan ring piston (bebocoran pressure dari ruang bakar)



Prosedur -Radiator coolant temperature : 70-90o (temperature kerja) -Memastikan pedal throttle lingkage & lever throttle FIP dapat diposisikan pada stopper High. -Check fuel dan air system kondisinya normal. -Pasang Blow-by adapter dan sambungkan dengan pressure gauge -Hidupkan engine, posisikan high idle (jika memungkinkan berikan load maksimal , ukur saat unit operasi), kemudian ukur pressure blow by. 4.Oil pressure Memastikan pressure oli yang digunakan untuk system lubricating engine sesuai standart, sehingga tidak terjadi keausan abnormal. Prosedur -Radiator coolant temperature : 70-90o (temperature kerja) -Oil level dalam range Low-High -Tidak terjadi oil leakage -Pasang nipple dan sambungkan dengan pressure gauge. -Hidupkan engine, ukur pressure saat engine low idle dan high idle. 5.Intake resistant (mmH20) Untuk mengetahui tingkat kebuntuan air cleaner dan juga sebagai indikasi kemampuan hisap piston. Prosedur -Radiator coolant temperature : 70-90o (temperature kerja) -Tidak terjadi kebocoran pada intake system -Pasang nipple measurement dan sambungkan dengan pressure gauge -Hidupkan engine, ukur intake resistance saat beban maksimal.



6.Exhaust temperature (oC) Untuk mengetahui tingkat kwalitas pembakaran, yang ditentukan oleh perbandingan udara yang masuk dengan fuel yang diinjeksikan. Prosedur -Radiator coolant temperature : 70-90o (temperature kerja) -Check fuel dan air system kondisinya normal. -Pasang temperature sensor dan sambungkan dengan thermometer -Hidupkan engine, ukur exhaust temperature saat beban maksimal. 7.Exhaust gas color (Bosch Index) Untuk mengetahui tingkat kwalitas pembakaran, dan tingkat kebocoran oli kedalam ruang bakar (melalui valve steam dan ring piston). Prosedur -Radiator coolant temperature : 70-90o (temperature kerja) -Check fuel dan air system kondisinya normal. -Hidupkan engine, masukkan suction port Smoke checker kedalam muffler (exhaust pipe) dan hisap (tarik handlenya) saat engine diakselerasikan. -Bandingkan hasil hisapan gas buang yang terdapat pada filter paper dengan table standart 8.Valve clearance Untuk mengetahui dan memastikan kerengangan valve (intake dan exhaust) sesuai standard, karena clearance valve menentukan valve timing dan total valve stroke (total jumlah udara yang masuk dan exhaust gas yang keluar) ,sehingga sangat berpengaruh terhadap tenaga engine. Prosedur -Radiator coolant temperature : + 60oC (atau tergantung standart factory : Cold / Hot) -Posisikan cylinder yang akan diadjust pada TDC compression -Masukkan feeler gauge (sesuai standart clearance) diantara rocker arm dan crosshead, putar adjustment screw sampai feeler gauge terasa sliding saat digerakkan.



-Adjustment valve clearance dapat dilakukan per Cylinder atau dengan metode dua kali putar. 9.Oil temperature Untuk mengetahui dan memastikan temperature oli dalam range kerja, karena temperature sangat berpengaruh terhadap viskositas oli yang dapat mempercepat keausan komponen. Prosedur -Radiator coolant temperature : 70-90o (temperature kerja) -Oil level dalam range Low-High -Pasang nipple measurement dan sambungkan dengan pressure gauge -Hidupkan engine, ukur pressure saat low dan high idle. 10.Fuel Injection timing (FIP) Untuk mengetahui dan memastikan Start of Injection, karena sangat menentukan tenaga engine dan untuk mencegah terjadinya knocking atau detonation. Prosedur (Delivery method) -Putar dan posisikan Cylinder no.1 pada TDC Compression kemudian tepatkan mark IJ (start injection) pada front damper atau flywheel dengan pointer. -Lepas delivery valve No. 1 dan kendorkan bolt coupling FIP -Pompakan feed pump sambil menggerakkan drive shaft FIP, perhatikan saat fuel berhenti mengalir dari lubang delivery valve No.1, maka berarti timing injection sudah tepat. Prosedur Mark alignment method -Putar dan posisikan Cylinder no.1 pada TDC Compression kemudian tepatkan mark IJ (start injection) pada front damper atau flywheel dengan pointer. -Posisikan mark (tanda) drive shaft dengan housing FIP saling segaris atau sejajar. Untuk Cummins Engine ; harus menggunakan Timing Fixture 11.Radiator pressure valve Untuk mengetahui pressure maksimal didalam cooling system, sehingga tidak terjadi over pressure yang dapat menyebabkan kebocoran (hose, clamp, core radiator dsb) dan mencegah air



didalam radiator dapat mendidih, jika pressurenya terlalu rendah, sehingga tidak terjadi cavitasi pada komponen (liner). Prosedur -Gunakan radiator cap tester. 12.Fan belt tension Untuk memastikan fan dapat berputar dengan kecepatan sesuai putaran engine (tidak terjadi slip), sehingga hisapan atau hembusan angin untuk mendinginkan air pendingin dalam radiator dapat maksimal. Tension belt yang standart juga akan mencegah terjadi kerusakan belt lebih cepat. (biasanya menggunakan autotension pulley) Prosedur -Tekan belt dengan menggunakan push-pull scale dengan tekanan sesuai standart. -Ukur penyimpangan (deflection) belt 13.Oil consumption ratio Untuk mengetahui jumlah penambahan oli yang disebabkan adanya oli yang masuk ke dalam ruang bakar melalui ring piston atau valve steam, sehingga ikut terbakar. Pengukuran perbandingan berdasarkan jumlah penambahan oli dengan jumlah bahan bakar (fuel) yang digunakan. Note : Untuk pengukuran hydraulic performance : pressure, drift dan cycle time (awork equipment speed) harus dilakukan dengan kondisi : -Water coolant temperature : range kerja 70o - 90oC -Hydraulic oil temperature : 50o – 60oC -Pengukuran dilakukan sebanyak 3 x, tentukan hasilnya berdasarkan rata ratanya. 14.Primary pressure Untuk mengetahui maksimal pressure dalam system sebagai indikasi kekuatan gali (digging force) dalam batas kemampuan (specified pressure) main pump. 320-330 bar. Prosedur : -  Pasang pressure gauge pada HPF block (R984), RH120 dapat menggunakan BCS



-  Ukur pressure, saat engine high idle dan attactment direliefkan (Stick In) 15.Servo Pump Pressure Untuk mengetahui maksimal pressure dalam pilot control circuit (control pump & control system). 32 bar (R984) & 40 bar (RH120) Prosedur -  Pasang pressure gauge pada Pilot Filter Block (R984), RH120 dapat menggunakan BCS -  Ukur pressure saat engine high idle dan low idle 16.Pilot PPC pressure Untuk mengetahui pilot pressure out put PPC valve sebagai penggerak spool C/V, repositioning piston (close loop swing). 32 bar (R984) & 40 bar (RH120) Prosedur : - Pasang pressure gauge pada spool cover C/V. -  Ukur pressure saat engine high idle dan low idle 17.Pressure cut-off ( CO Pressure ) Untuk mengetahui maksimal pressure saat cut-off valve bekerja untuk meminimalkan sudut main pump. (310 bar) Prosedur : - Pasang pressure gauge pada HPF Block  dan servo valve (R984). R120 - BCS -Turunkan setting primary valve, kemudian naikkan kembali setting primary valve secara perlahan sampai terbaca setting pressure cut-off (300 – 310bar), pressure gauge pada servo valve turun secara tiba-tiba -  Ukur pressure saat engine high idle dan low idle 18.Secondary pressure Untuk mengetahui maksimal pressure dalam system antara C/V dan actutor sebagai indikasi kemampuan actuator merelease beban dari luar dan akibat pergerakan actuator lainnya. Prosedur :



-  Pasang pressure gauge pada HPF block (R984), RH120 dapat menggunakan BCS -  Naikkan setting primary valve melebihi setting pressure secondary valve, kemudian reliefkan actuator secara perlahan dan ukur pressure secondary valve. Pengukuran dilakukan untuk setiap secondary valve. 19.Swing hydraulic pressure Pressure during swing Untuk mengetahui working pressure saat swing, dan dapat digunakan untuk mengetahui keabnormalan mechanical (swing circle bearing, swing gear box). Prosedur : -Parkir unit pada tempat yang rata -  Pasang pressure gauge pada Swing pump (R984), RH120 dapat menggunakan BCS -  Posisikan attachment full extend sesuai postur measurement, kemudian ukur pressure saat upper structure diputar (swing) 360o. Swing relief pressure Untuk mengetahui maksimal pressure dalam swing system (close loop) sebagai indikasi kekuatan memutar upper structure. Prosedur : -  Pasang pressure gauge pada HPF block (R984), RH120 dapat menggunakan BCS -  Ukur pressure saat swing ditahan (relief) 20.Swing brake angle Untuk mengetahui kemampuan counter balance valve merelease pressure saat gerakan swing dihentikan secara tiba-tiba (PPC dinetralkan). Prosedur : -   Tentukan point saat swing dihentikan, beri tanda pada outer/ inner race bearing circle. -Gerakkan swing satu putaran, kemudian hentikan swing pada titik yang telah ditentukan, dan ukur sudut atau jarak antara kedua tanda pada outer/ inner circle bearing. 21.Time taken to start swing (90o & 180o)



Untuk mengetahui respon swing system pada awal pergerakan swing dilakukan. Prosedur : -Gunakan stop watch, engine high idle -Ukur waktu yang diperlukan untuk melakukan swing 90o dan 180o. 22.Hydraulic drift of swing Untuk mengetahui kemampuan swing brake clutch, sebagai swing parking brake. Prosedur : -Parkir unit pada kemiringan + 15o, posisikan upper structure melintang 90o terhadap lower structure dan angkat attachment, kemudian matikan engine dan swing brake di ON kan. -Beri tanda pada outer/ inner race bearing circle. -Ukur pergeseran kedua tanda pada circle bearing setelah 5 menit berikutnya. 23.Internal Leakage of swing motor Untuk mengetahui tingkat internal leakage pada swing motor Prosedur : -Siapkan tempat penampung oli. -Buka hose internal leakage motor, kemudian pasang blind plug pada hose dan pasang extension hose pada port internal leakage motor. -Reliefkan swing circuit selama 1 menit, tampung dan ukur oli yang keluar dari port internal leakage. 24.Swing Speed Untuk mengetahui kecepatan putar upper structure, yang dapat digunakan sebagai indikasi besarnya flow rate swing pump. Prosedur : -Gunakan stop watch, parkir unit pada tempat yang rata dan posisikan attachment full extend sesuai postur measurement



-Tentukan start point measurement, lakukan swing satu putaran awal kemudian ukur waktu yang diperlukan untuk 5 putaran berikutnya. 25.Swing control lever Stroke Untuk mengetahui total stroke PPC valve. Prosedur -Lakukan pengukuran pada saat engine mati. Gunakan mistar -Ukur pada bagian ujung stickjoy saat posisi netral sampai titik saat stick joy digerakkam full stroke. 26.Swing control lever operating force Untuk mengetahui besarnya tenaga yang dibutuhkan untuk menggerakkan stickjoy, dan dapat digunakan sebagai indikasi kenormalan mekanisme inner component PPC valve. Prosedur -Lakukan pengukuran pada saat engine mati dan gunakan push-pull scale. -Kaitkan push-pull scale pada ujung stickjoy, kemudian tarik stickjoy dan ukur tenaga yang diperlukan. 27.Travel hydraulic pressure Pressure during travel no load Untuk mengetahui working pressure saat travel tanpa beban dan dapat digunakan untuk mengetahui keabnormalan mechanical (final drive & undercarriage) Prosedur : - Pasang pressure gauge pada HPF block (R984), RH120 dapat menggunakan BCS - Naikkan salah satu sisi track dengan boom lower, kemudian gerakkan travel lever full stroke untuk memutar track link yang terangkat. Pressure during travel under load Untuk mengetahui working pressure saat travel, dan dapat digunakan untuk mengetahui kemampuan (interbal leakage) pump, control valve, rotary joint atau travel motor Prosedur :



- Pasang pressure gauge pada HPF block (R984), RH120 dapat menggunakan BCS -Jalankan unit pada tempat yang rata, lurus -  Posisikan attachment sesuai postur travel, kemudian ukur pressure saat unit travel. Travel relief pressure Untuk mengetahui maksimal pressure dalam travel system  sebagai indikasi kekuatan travel motor saat mendapat beban berat (tanjakan atau medan berlumpur) Prosedur : -  Pasang pressure gauge pada HPF block (R984), RH120 dapat menggunakan BCS -  Ukur pressure saat travel circuit direliefkan. 28.Travel deviation Untuk mengetahui penyimpangan arah travel unit (belok dengan sendirinya tanpa dikehendaki) yang disebabkan adanya perbedaan putaran pada kedua sisi track link. Prosedur -Lakukan pada tempat yang datar, rata dan lurus -Jalankan unit + 10 meter dengan kedua travel lever full stroke, kemudian ukur penyimpangan travel pada 20 m berikutnya. Pengukuran dilakukan pada bekas travel yang membentuk kurva pada bagian tengahnya atau 10 m dari jarak awal. 29.Travel deviation when operating work equipment while traveling Untuk mengetahui penyimpangan arah travel unit (belok dengan sendirinya tanpa dikehendaki) yang disebabkan adanya perbedaan putaran pada kedua sisi track link. 30.Travel Speed Untuk mengetahui kecepatan putar track link, yang dapat digunakan sebagai indikasi besarnya flow discharge main pump. Prosedur : -  Gunakan stop watch -  Naikkan salah satu sisi track dengan boom lower, beri tanda pada salah satu track dan tentukan start point measurement.



-Kemudian gerakkan travel lever full stroke untuk memutar track link yang terangkat. Pengukuran dilakukan setelah satu putaran awal, untuk lima putaran berikutnya. 31.Hydraulic drift of travel Untuk mengetahui kemampuan travel brake clutch, sebagai parking brake. Prosedur : -   Beri tanda pada teeth sprocket dan track link -   Parkir unit pada kemiringan 15o dan angkat attachment, kemudian matikan engine. -Ukur pergeseran kedua tanda pada teeth sprocket dan track link setelah 5 menit berikutnya. 32.Internal Leakage of travel motor Untuk mengetahui tingkat internal leakage pada swing motor Prosedur : -Siapkan tempat penampung oli. -Buka hose internal leakage travel motor, kemudian pasang blind plug pada hose dan pasang extension hose pada port internal leakage motor. -Reliefkan Travel circuit selama 1 menit, tampung dan ukur oli yang keluar dari port internal leakage. 33.Travel control lever Stroke Untuk mengetahui total stroke PPC valve. Prosedur -Lakukan pengukuran pada saat engine mati dan gunakan push-pull scale. -Kaitkan push-pull scale pada ujung stickjoy, kemudian tarik stickjoy dan ukur tenaga yang diperlukan. 34.Travel control lever play Untuk mengetahui gerak bebas lever travel, dan dapat digunakan sebagai indikasi efektifitas pergerakan travel lever. Yang dipengaruhi oleh keausan ball joint dan ketepatan adjustment retainer.



35.Travel Control Lever Operating Force Untuk mengetahui besarnya tenaga yang dibutuhkan untuk menggerakkan lever travel, dan dapat digunakan sebagai indikasi kenormalan mekanisme inner component PPC valve. Prosedur -Lakukan pengukuran pada saat engine mati dan gunakan push-pull scale. -Kaitkan push-pull scale pada ujung stickjoy, kemudian tarik stickjoy dan ukur tenaga yang diperlukan. 36.Boom hydraulic pressure Untuk mengetahui pressure maksimal dalam circuit boom, dan dapat digunakan sebagai indikasi digging dan loading force. Prosedur : - Pasang pressure gauge pada HPF block (R984), RH120 dapat menggunakan BCS - Ukur pressure saat Boom Up/Raise end stroke 37.Arm hydraulic pressure Untuk mengetahui pressure maksimal dalam circuit Arm / Stick dan dapat digunakan sebagai indikasi digging dan loading force. Prosedur : - Pasang pressure gauge pada HPF block (R984), RH120 dapat menggunakan BCS -  Ukur pressure saat Stick Out end stroke. 38.Bucket hydraulic pressure Untuk mengetahui pressure maksimal dalam circuit Bucket dan dapat digunakan sebagai indikasi digging dan loading force. Prosedur : -  Pasang pressure gauge pada HPF block (R984), RH120 dapat menggunakan BCS -  Ukur pressure saat Bucket Curl end stroke. 39.Bull clamp hydraulic pressure (SHOVEL)



Untuk mengetahui pressure maksimal dalam circuit Rear bucket / Bull Clamp. Prosedur : -  Pasang pressure gauge pada HPF block (R984), RH120 dapat menggunakan BCS -  Ukur pressure saat Bull Clamp close end stroke. 40.Hydraulic drift Untuk mengetahui kecepatan penurunan attachment sebagai indikasi tingkat internal leakage pada Control Valve (spool-housing) dan Hydraulic cylinder (seal piston). 41.Total work equipment (hydraulic drift at the tip of bucket teeth) Untuk mengetahui kecepatan penurunan attachment sebagai indikasi tingkat internal leakage pada Control Valve (spool-housing) dan Hydraulic cylinder (seal piston). Prosedur -Parkir unit pada tempat yang rata. -Posisikan postur attachment : Boom – Up Full, Stick – Out Full, Bucket Curl Full. -Ukur ketinggian awal teeth bucket terhadap permukaan tanah. -Ukur perubahan ketinggian setiap 5 menit selama 15 menit (3x pengukuran) 42.Boom cylinder (amount retraction of cylinder) Sama dengan No. 41. -Ukur kecepatan gerak rod cylinder masuk kedalam housing cylinder Boom setiap 5 menit selama 15 menit (3x pengukuran) 43.Arm cylinder (amount of extention of cylinder) Sama dengan No. 41. -Ukur kecepatan gerak rod cylinder keluar dari dalam housing cylinder Stick / Arm setiap 5 menit selama 15 menit (3x pengukuran) 44. Bucket cylinder (amount of retraction of cylinder) Sama dengan No. 41.



-Ukur kecepatan gerak rod cylinder masuk kedalam housing cylinder Bucket setiap 5 menit selama 15 menit (3x pengukuran) 45.Work equipment speed Untuk mengetahui kecepatan gerak attachment, dan dapat digunakan sebagai indikasi jumlah flow oli yang menuju cylinder attachment. Boom Prosedur -Posisikan postur attachment : Stick – Out Full, Bucket-Curl Full dan Boom-Lower sampai bucket meyentuh tanah. -Ukur waktu yang diperlukan saat digerakkan Boom-Up sampai full stroke. Arm Prosedur -Posisikan postur attachment : Boom-Raise Full, Stick-In Full dan Bucket-Curl Full -Ukur waktu yang diperlukan saat digerakkan dari Stick-Out Full sampai Stick-In Full. -Ukur waktu yang diperlukan saat digerakkan dari Stick-In Full sampai Stick-Out Full. Bucket Prosedur -Posisikan postur attachment : Boom-Raise Full, Stick-Out Full dan Bucket-Curl Full -Ukur waktu yang diperlukan saat digerakkan dari Bucket-Curl Full sampai Bucket-Dump Full. -Ukur waktu yang diperlukan saat digerakkan dari Bucket-Dump Full sampai Bucket-Curl Full. Bull Clamp ( SHOVEL ) Prosedur -Posisikan postur attachment : Boom-Raise Full, Stick-Out Full dan Bucket-Curl Full -Ukur waktu yang diperlukan saat digerakkan dari Bull Clamp-Open sampai Bull Clamp-Close



-Ukur waktu yang diperlukan saat digerakkan dari Bull Clamp-Close sampai Bull Clamp-Open 50.Internal leakage Untuk mengetahui tingkat internal leakage pada hydraulic cylinder & Cent