Tugas 1 GIZI DAN KESEHATAN PDF [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

TUGAS TUTORIAL ONLINE 1



MATA KULIAH :



GIZI DAN KESEHATAN KELUARGA



OLEH :



NAMA



: RIKA KURNIATI NASUTION



NIM



: 041594771



PROGRAM STUDI AGRIBISNIS FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS TERBUKA 2020



SOAL : 1. Coba Saudara jelaskan bagaimana caranya sektor pertanian , gizi dan kesehatan harus bersinergi secara bersama dalam menangani suatu masalah gizi. Silakan Saudara jelaskan sesuai dengan yang Saudara ketahui dan alami dengan cara memberikan beberapa contoh yang ada. 2. Gaya hidup merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi kecukupan gizi. Coba Saudara jelaskan gaya hidup seperti apa yang berpengaruh terhadap peningkatan kecukupan atau kebutuhan gizi seseorang.



JAWAB 1. Pengentasan kemiskinan merupakan salah satu solusi pengurangan prevalensi rawan pangan, mengingat faktor ini sebagai penyebab utama kerawanan pangan. Kerawanan pangan dan gizi sangat erat kaitannya dengan kualitas SDM. Oleh karena itu, meningkatkan kapasitas SDM terutama pada masyarakat miskin akan sangat membantu menurunkan rawan pangan, sehingga program yang selama ini pro masyarakat miskin dapat diteruskan. Selain kesehatan, masalah gizi sangat erat kaitannya dengan masalah pangan, sehingga ada keterkaitan antara rawan pangan dan rawan gizi. Untuk mengatasi kekurangan gizi memerlukan tindakan terpadu di berbagai sektor. Strategi penanganan rawan pangan dan rawan gizi terkait dengan pilar-pilar ketahanan pangan dan gizi, yakni mencakup produksi dan ketersediaan pangan, distribusi dan akses pangan, konsumsi dan keamanan pangan, serta status gizi masyarakat. Sektor pertanian berperan dalam hal penyediaan pangan yang dibutuhkan , dan sector gizi memberikan panduan kecukupan nutrisi/gizi yang harus dikonsumsi. Sementara sector kesehatan memberikan perawatan kepada penderita gizi buruk serta memberikan edukasi kepada masyarakat. Contoh : petani di suatu desa menyediakan pangan yang dibutuhkan penduduk sesuai dengan keragaman. Kader gizi di posyandu memberikan edukasi kepada ibu-ibu dan membantu memantau perkembangan gizi pada balita. Sedangkan petugas puskesmas memberikan perawatan terhadap penderita gizi buruk dan mebnatu meberikan edukasi pada masyarakat, termasuk masalah kelebihan energy atau konsumsi gizi yang tidak seimbang.



2. Becker (1989) yang dikutip dalam Notoatmodjo (2005), merumuskan indikator gaya hidup yang terbagi menjadi pola makan, olahraga, prilaku merokok, konsumsi minuman keras dan narkoba, durasi tidur yang cukup dan stress. Gaya hidup yang tidak sehat dapat meningkatkan resiko terjadinya berbagai masalah kesehatan.



Pola makan sebagai salah satu indikator gaya hidup, memiliki pengaruh terhadap status gizi di Indonesia. Pola makan yang tidak sehat, yaitu rendah serat dan tinggi lemak, dapat mengakibatkan peningkatan berat badan. Hal ini didukung dengan data Riskesdas 2013 yang menunjukkan bahwa sebanyak 93,5% penduduk Indonesia berumur >10 tahun, kurang mengkonsumsi serat dalam bentuk sayuran dan buah. Sementara sejumlah 47,4% penduduk masih banyak mengkonsumsi makanan berlemak 1-6 kali seminggu. Selain pola makan dan aktivitas fisik, durasi tidur yang cukup sebagai salah satu indikator gaya hidup, juga berperan dalam mempengaruhi status gizi. The National Sleep Foundation (2008) menyatakan durasi tidur yang kurang akan berdampak pada berkurangnya aktivitas fisik yang diikuti dengan peningkatan konsumsi makanan. Kurang tidur menjadi salah satu penyebab meningkatnya berat badan. Gaya hidup di pengaruhi oleh faktor ekternal seperti kebiasaan orang tua,teman sebaya, media, pengetahuan gizi dan lainnya. Selain faktor ekternal juga faktor internal konsep diri, kepercayaan dan nilai pribadi, perkembangan psikologi dan lainnya. Gaya hidup akan mempengaruhi pola makan seseorang dikemukan oleh Almatsier, Soetardjo dan Soekarti (2011). Kebiasaan makan yang kurang baik selama masa pertumbuhan yang diakibatkan gaya hidup yang salah akan menyebabkan munculnya penyakit-penyakit degeneratif misalnya penyakit darah tinggi, jantung, serta penyakit lainnya. Gaya hidup dapat mempengaruhi pola konsumsi yang akhirnya mempengaruhi kecukupan gizi individu. Salah satu indikator kualitas manusia adalah keadaan gizi yang baik dimana kebutuhan dasarnya dapat tercukupi baik dari segi kualitas maupun kuantitasnya. Salah satu faktor yang mempengaruhi status gizi adalah pengetahuan pangan dan gizi selain faktor ketersediaan pangan, produksi pangan, sehingga diperlukan pendidkan gizi secara formal dan non formal.



Sumber : 1. BMP Gizi dan Kesehatan Keluarga 2. Emi Inayah Sari. 2015. Pengaruh gaya hidup terhadap status gizi pegawai. Tesis