TUGAS 1 Metode Penelitian [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

TUGAS TUTORIAL 1 Metode Penelitian (IDIK 4007) Yang diampu oleh Ibu Mulyono,M.Pd



Disusun oleh :



NAMA



: PIPIT DYAH PALUPI



NIM



: 857794607



POKJAR



: KALIKOTES



SEMESTER



: 5 (LIMA)



PROGRAM STUDI



: S-1 PGSD SLTA



FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS TERBUKA UPBJJ - UT SURAKARTA 20212



SOAL UJI KONSEP KE 1 MK. IDIK 4007 METODE PENELITIAN PGSD Tulis Nama lengkap dan NIM Tulis tanggal Bacalah doa sebelum mengerjakan soal 1. Setelah mempelajari modul satu serta berdiskusi bersama, sekarang sebutkan apa manfaat penelitian secara teoritis jelaskan secara singkat ? 2. Sumber pustaka ada 2 yaitu media cetak dan non cetak, jelaskan sumber pustaka apa saja yang termasuk media cetak dan noncetak serta berilah contohnya ? 3. Apakah yang dimaksud dengan Pendekatan penelitian non ilmiah dan ilmiah jelaskan secara singkat menurut anda ? 4. Dalam mpenelitian Hipotesis sangat diperlukan dalam penelitian yang bersifat eksplanotory kasualitas/ korelasional ; apakah yang dimaksud dengan Hipotesis ?, sebutkan kreteria hipotesis yang baik dan sebutkan sumber-sumber untuk membuat hipotesis. 5. Desain eksperimental dapat dikelompokkan dalam tiga sebutkan dan jelaskan secara singkat menurut pendapat anda ?



1. Secara teoritis (di atas kertas) penelitian memiliki manfaat : a. Sebagai peta yang menggambarkan keadaan pendidikan dan melukiskan kemampuan sumber daya, kemungkinan pengembangan serta hambatan yang dihadapi atau mingkin ditemukan dalam penyelenggaraan pendidikan. b. Sebagai sarana diagnosis dalam mencari sebab kegagalan serta masalah yag dihadapi dalam pelaksanaan pendidikan sehingga dapat dicari upaya penanggulangannya. c. Sebagai sarana untuk menyusun kebijakan dalam menyusun strategi pengembangan pendidikan. d. Sebagai masukan yang memberikan gambaran tentang kemampuan dalam pembiayaan, peralatan, perbekalan, serta tenaga kerja baik yang secara kuantitas maupun kualitas sangat berperan nagi keberhasilan dalam bidang pendidikan. 2. Terdapat 3 macam sumber pustaka yang berupa media cetak, yaitu : a. Buku Acuan (general references) Buku acuan umumnya hanya dapat dibaca di ruang baca perpustakaan, tidak boleh dipinjam untuk dibawa pulang.  Buku acuan yang memberikan informasi langsung, seperti : ensiklopedi, direktori, almanak, biografi, atlas, dan buku statistik.  Buku acuan yang memberikan petunjuk mengenai sumber informasi, seperti : bibliografi (memuat data publikasi dari buku – buku ataupun artikel riset dalam suatu topik tertentu), buku indeks (buku yang diperlukan untuk menelusuri lokasi sebuah pustaka yang berupa artikel, laporan penelitian, maupun yang berupa makalah seminar), dan buku abstrak (buku yang diperlukan untuk menelusuri lokasi sebuah pustaka yang berupa artikel, laporan penelitian, maupun yang berupa makalah seminar contoh Psychological Abstracts. b. Sumber Pustaka Primer Pustaka yang merupakan penjelasan langsung dari seorang peneliti mengenai kegiatan penelitian yang telah dilakukannya disebut sumber pustaka primer. Contoh : jurnal, artikel, tesis, disertasi, dll. c. Sumber Pustaka Sekunder Sumber pustaka sekunder adalah setiap publikasi yang disusun oleh seorang penulis yang bukan pengamat langsung atau partisipan dalam kegiatan yang digambarkan dalam pustaka tersebut. Contoh : Buku teks, artikel yang membahas hasil – hasil penelitian orang lain. Disamping ketiga sumber pustaka tersbut, ada sumber pustaka yang berupa media noncetak. Contohnya : televisi, radio, CD ROM, video, kaset audio, dan jaringan komputer. 3. Pendekatan ilmiah adalah pendekatan disipliner dan pendekatan ilmu pengetahuan yang fungsional terhadap masalah tertentu. Pendekatan ilmiah wujudnya adalah metode ilmiah. Metode ilmiah merupakan prosedur dalam mendapatkan pengetahuan yang disebut ilmu. Jadi ilmu merupakan pengetahuan yang didapat melalui metode ilmiah.



Pendekatan non ilmiah adalah kegiatan manusia dalam usaha mencari ilmu pengetahuan dan mencari kebenaran, terutama sebelum diketemukannya metode ilmiah, dilakukan berbagai cara diantaranya ialah penemuan ilmu pengetahuan secara kebetulan, menggunakan akal sehat (common sense), mengunakan intuisi, melalui wahyu, melalui usaha coba-coba (trial and eror), dan lain sebagainya. Irawan (1997) membedakan pendekatan ilmiah dan non ilmiah berdasarkan masalah yang dirumuskan, jawaban yang diberikan, proses pengumpulan dan analisis data serta penyimpulan hasil, dan pemanfaatan hasil sebagai berikut : Metode ilmiah Metode Non Ilmiah Permasalahan harus dirumuskan secara Permasalahan yang dipertanyakan sering jelas, spesifik, dan nampak variabel yang tidak jelas, tapi bersifat umum dan sumir diteliti. Jawaban yang diberikan terhadap Jawaban apapun tidak perlu didukung data permasalahan harus didukung dengan data. Proses pengumpulan data, analisis data, tidak ada proses pengumpulan data atau dan penyimpulan harus dilakukan dengan analisis data, meskipun mungkin ditutup logis dan benar. dengan kesimpulan. Kesimpulan siap diuji oleh siapapun yang Pengujian terhadap kesimpulan boelh meragukan validitasnya. dilakukan ataupun tidak tanpa membawa akibat yang berarti bagi kesimpulan pertama. Hanya digunakan untuk mengkaji hal – hal Boleh saja digunakan untuk mengkaji hal yang diamati, dapat diukur dan empiris, apapun termasuk yang paling misterius, supranatural, dan dogmatis.



4. Yang dimaksud hipotesis ialah rumusan jawaban semtara atau dugaan sehingga untuk membuktikan benar tidaknya jawaban sementara atau dugaan perlu diuji terlebih dahulu. Berikut adalah karakteristik hipotesis yang baik, yaitu :  Rasional  Dua variabel atau lebih  Dapat diuji Sumber hipotesis :  Dari peneliti sendiri  Dari teori konsepsi  Hasil penelitian terdahulu 5. Terdapat 3 Desain Penelitian Eksperimental, yaitu : a. Pre-experimental design Desain ini dikatakan sebagai pre-experimental design karena belum merupakan eksperimen sungguh-sungguh karena masih terdapat variabel luar yang ikut



berpengaruh terhadap terbentuknya variabel dependen. Bentuk Pre Experimental Designs ini ada beberapa macam antara lain :  One – Shoot Case Study (Studi Kasus Satu Tembakan) Dimana dalam desain penelitian ini terdapat suatu kelompok diberi treatment (perlakuan) dan selanjutnya diobservasi hasilnya (treatment adalah sebagai variabel independen dan hasil adalah sebagai variabel dependen). Dalam eksperimen ini subjek disajikan dengan beberapa jenis perlakuan lalu diukur hasilnya.  One – Group Pretest-Posttest Design (Satu Kelompok Prates-Postes) Kalau pada desain “a” tidak ada pretest, maka pada desain ini terdapat pretest sebelum diberi perlakuan. Dengan demikian hasil perlakuan dapat diketahui lebih akurat, karena dapat membandingkan dengan keadaan sebelum diberi perlakuan.  Intact-Group Comparison Pada desain ini terdapat satu kelompok yang digunakan untuk penelitian, tetapi dibagi dua yaitu; setengah kelompok untuk eksperimen (yang diberi perlakuan) dan setengah untuk kelompok kontrol (yang tidak diberi perlakuan) b. True Experimental Design (Eksperimental Sejati) Dikatakan true experimental (eksperimen yang sebenarnya/betul-betul) karena dalam desain ini peneliti dapat mengontrol semua variabel luar yang mempengaruhi jalannya eksperimen. Dengan demikian validitas internal (kualitas pelaksanaan rancangan penelitian) dapat menjadi tinggi. Ciri utama dari true experimental adalah bahwa, sampel yang digunakan untuk eksperimen maupun sebagai kelompok kontrol diambil secara random (acak) dari populasi tertentu. Jadi cirinya adalah adanya kelompok kontrol dan sampel yang dipilih secara random. Desain true experimental terbagi atas :  Posstest-Only Control Design Dalam desain ini terdapat dua kelompok yang masing-masing dipilih secara random (R). Kelompok pertama diberi perlakuan (X) dan kelompok lain tidak. Kelompok yang diberi perlakuan disebut kelompok eksperimen dan kelompok yang tidak diberi perlakuan disebut kelompok kontrol.  Pretest-Posttest Control Group Design. Dalam desain ini terdapat dua kelompok yang dipilih secara acak/random, kemudian diberi pretest untuk mengetahui keadaan awal adakah perbedaan antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol.  The Solomon Four-Group Design. Dalam desain ini, dimana salah satu dari empat kelompok dipilih secara random. Dua kelompok diberi pratest dan dua kelompok tidak. Kemudian satu dari kelompok pratest dan satu dari kelompok nonpratest diberi perlakuan eksperimen, setelah itu keempat kelompok ini diberi posttest.



c. Quasi Experimental Design (Pseudo Eksperimental) Bentuk desain eksperimen ini merupakan pengembangan dari true experimental design, yang sulit dilaksanakan. Desain ini mempunyai kelompok kontrol, tetapi tidak dapat berfungsi sepenuhnya untuk mengontrol variabel-variabel luar yang mempengaruhi pelaksanaan eksperimen. Walaupun demikian, desain ini lebih baik dari pre-experimental design. Quasi Experimental Design digunakan karena pada kenyataannya sulit medapatkan kelompok kontrol yang digunakan untuk penelitian. Dalam suatu kegiatan administrasi atau manajemen misalnya, sering tidak mungkin menggunakan sebagian para karyawannya untuk eksperimen dan sebagian tidak. Sebagian menggunakan prosedur kerja baru yang lain tidak. Oleh karena itu, untuk mengatasi kesulitan dalam menentukan kelompok kontrol dalam penelitian, maka dikembangkan desain Quasi Experimental. Desain eksperimen model ini diantarnya sebagai berikut :  Time Series Design Dalam desain ini kelompok yang digunakan untuk penelitian tidak dapat dipilih secara random. Sebelum diberi perlakuan, kelompok diberi pretest sampai empat kali dengan maksud untuk mengetahui kestabilan dan kejelasan keadaan kelompok sebelum diberi perlakuan. Bila hasil pretest selama empat kali ternyata nilainya berbeda-beda, berarti kelompok tersebut keadaannya labil, tidak menentu, dan tidak konsisten. Setelah kestabilan keadaan kelompok dapat diketahui dengan jelas, maka baru diberi treatment / perlakuan. Desain penelitian ini hanya menggunakan satu kelompok saja, sehingga tidak memerlukan kelompok kontrol.  Nonequivalent Control Group Design Desain ini hampir sama dengan pretest-posttest control group design, hanya pada desain ini kelompok eksperimen maupun kelompok kontrol tidak dipilih secara random. Dalam desain ini, baik kelompok eksperimental maupun kelompok kontrol dibandingkan, kendati kelompok tersebut dipilih dan ditempatkan tanpa melalui random. Dua kelompok yang ada diberi pretes, kemudian diberikan perlakuan, dan terakhir diberikan postes.  Conterbalanced Design Desain ini semua kelompok menerima semua perlakuan, hanya dalam urutan perlakuan yang berbeda-beda, dan dilakukan secara random.