Tugas 1 PAI [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

Tugas I Pendidikan Agama Islam Oleh : Muhamad Yuliani (042691022)



1. a. Q.S. Al- Baqarah (2) : 165



Artinya : Dan ada di anatara manusia mengambil dari selain Allah sebagai tandingan, mereka mencintainya sebagaimana mencintai Allah. Dan orang yang beriman, bersangatan cintanya pada Allah. Dan jika sekiranya orang-orang yang berbuat zalim itu mengetahui ketika mereka melihat azab (tahulah mereka) bahwa sesungguhnya seluruh kekuatan itu kepunyaan Allah dan sesungguhnya Allah iitu sangat keras azab-Nya (pasti mereka menyesal) (i) hubban dalam QS. Al- Baqarah (2) : 165 artinya adalah kecintaan atau kerinduan. Asyaddu hubban lillah artinya sikap yang menunjukkan kecintaan dan kerinduan luar biasa kepada Allah. Cinta yang tiada menduakan dan hanya untuk Allah. (ii) Dari ayat tersebut tergambar bahwa iman adalah sikap, yaitu kondisi mental yang menunjukkan kecenderungan atau keinginan luar biasa terhadap Allah. Orang –orang yang beriman kepada Allah berarti orang yang rela mengorbankan jiwa dan raganya untuk mewujudkan harapan atau kemauan yang dituntut oleh Allah kepadanya. b. Q.S. Al – A’raaf (7) : 179



Artinya : Dan sungguh Kami telah sediakan untuk (isi) neraka jahanam kebanyakan dari jin dan manusia; mereka mempunyai hati (tetapi) tidak mau memahami dengannya, mereka mempunyai mata, mereka tidak melihat dengannya tetapi mereka mempunyai telinga (tetapi) tidak mendengar dengannya. Mereka itu seperti binatang ternak bahkan mereka lebih sesat. Mereka itulah orang-orang yang lalai. c. Pengertian iman kepada Allah menurut Q.S. Al – A’raaf (7) : 179 adalah, iman meliputi 3 aspek yaitu kalbu, lisan dan perbuatan. Tepatlah jika iman didefinisikan dengan pendirian yang diwujudkan dalam bentuk bahasa dan perilaku. Iman diwujudkan dalam bentuk lisan dan kemudian ditindak lanjuti dalam perbuatan



keseharian. Jika pengertian ini diterima, maka istilah iman identik dengan kepribadian manusia seutuhnya, atau pendirian yang konsisten. Orang yang beriman berarti orang yang memiliki kecerdasan, kemauan dan keterampilan. d. jika disimpulkan berdasarkan kedua ayat di atas, maka iman dapat didefinisikan sebagai suatu bentuk rasa kecintaan yang begitu mendalam kepada Allah, sehingga menciptakan suatu pendirian yang kuat dalam diri, yang kemudian direalisasikan dalam ucapan maupun perbuatan keseharian. Hingga akhirnya mendarah daging membentuk suatu kepribadian manusia seutuhnya yang konsisten. 2. a. Terjemah Q.S. Ali Imran (3) : 190 – 191 Artinya : Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi serta silih bergantinya malam dan siang terdapat tanda – tanda bagi orang-orang yang berakal (190). (Yaitu) orang – orang yang mengingat Allah sambil berdiri dan duduk atau dalam keadaan berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata): “Ya Tuhan Kami, tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia –sia, Maha Suci Engkau, maka perihalah kami dari siksa neraka (191) Hakikat manusia sesuai kedua ayat ini adalah bahwasanya manusia merupakan makhluk ciptaan Allah yang memiliki akal, dan diciptakan tanpa kesia-siaan. Karena dibekali akal inilah, manusia menjadi makhluk ciptaan yang berbeda dari makhluk lainnya. Manusia memiliki kelebihan dalam aspek nonfisik (yakni akal) yang mampu membuat manusia memiliki kedudukan yang paling mulia dibanding makhluk lainnya. b. Terjemah Q.S. Qaaf (50) : 16 Artinya : “Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dan mengetahui apa yang dibisikkan oleh hatinya, dan Kami lebih dekat kepadanya daripada urat lehernya” Hakikat manusia berdasar ayat ini adalah sebagai makhluk ciptaan Allah yang selalu dalam pengawasanNya serta kekuasaanNya. Allah mengetahui isi hati manusia, tentang kebaikan maupun keburukannya, dan pengetahuanNya meliputi semua urusan, karena pada dasarnya Allah sangat dekat dengan manusia melebihi urat lehernya. c. Hakikat kesempurnaan manusia menurut ketiga ayat di atas terletak pada keberadaan akal yang diberikan oleh Allah pada manusia. Akal merupakan kelebihan manusia yang tidak Allah berikan pada makhluk ciptaannya yang lain, sehingga manusia menjadi makhluk yang paling sempurna. Selain diberi akal, manusia juga memiliki hati atau qalbu yang tiada kerahasiaan di dalamnya bagi Allah. Allah menciptakan manusia dan



mengetahui segala urusannya, mengetahui baik dan buruk manusia tersebut, termasuk pula mengenai isi hatinya. 3.



a. Secara terminologis, masyarakat adalah salah satu bahan kajian sosiologi. Oleh sebab itu, kita harus merujuk pada sosiologi untuk lebih memahami terminologis tersebut. Masyarakat tidak semata – mata tentang kumpulan individu. Masyarakat merupakan suatu perkumpulan hidup, oleh karena manusia itu hidup bersama. Masyarakat merupakan suatu system yang terbentuk karena hubungan dari anggotanya. b. Asal usul pembentukan masyarakat



bermula dari fitrah manusia untuk hidup



bersama orang lain, lalu terbentuklah hubungan social yang melahirkan aturan atau norma. Masyarakat menurut Al-Hujuraat : (13) juga bisa didefinisikan sebagai kumpulan laki-laki dan perempuan yang notabene bisa berasal dari bangsa dan suku yang berbeda. Kumpulan ini kemudian melakukan hubungan social dan membentuk suatu pergaulan hidup. c. Kriteria masyarakat beradab dan sejahtera menurut sudut pandang masyarakat madani antara lain adalah : 



Adil tidak membedakan masyarakat ke dalam kasta-kasta, maupun kriteria ekonomi dan sosial lainnya.







Terbuka Bersifat transparan, masyarakatnya bebas untuk memberikan gagasannya secara terbuka mengenai apa yang menjadi aspirasinya







Demokratis Tidak bersifat otoriter, segala keputusan diputuskan secara musyawarah di mana semua warga merasa ikut memberikan pendapat dan opininya yang kemudia diputuskan bersama.







Sejahtera dengan kualitas keadaban warganya masyarakat hidup dengan damai dan beradab, berbudi luhur dan menunjukkan kehidupan yang berkualitas.



d. Prinsip-prinsip masyarakat beradab dan sejahtera antara lain adalah : 



Keadilan Keadilan merupakan sunnatullah di mana Allah menciptakan alam ini dengan prinsip keadilan dan keseimbangan. Keadilan juga merupakan sikap yang paling dekat dengan takwa. Karena itu setiap praktik ketidakadilan merupakan suatu bentuk penyelewengan dari hakikat manusia yang dikutuk keras oleh AlQur’an. Menegakkan keadilam merupakan kemestian yang bersifat fitrah yang



harus ditegakkan oleh setiap individu sebagai pengejawantahan dari perjanjian primordial di mana manusia mengakui Allah sebagai Tuhannya. 



Supremasi Hukum Keadilan juga harus dipraktikkan dalam semua aspek kehidupan, termasuk pula dalam menegakkan hukum. Menegakkan hukum yang adil merupakan amanah yang diperintahkan untuk dilaksanakan kepada yang berhak. Dalam usaha mewujudkan supremasi hukum itu kita harus menetapkan hukum kepada siapa pun tanpa pandang bulu, bahkan kepada orang yang membenci kita sekalipun, kita harus tetap berlaku adil.







Egalitarianisme Egalitarianism dapat diartikan sebagai suatu persamaan, atau tidak mengenal system dinasti geneologis. Artinya, masyarakat madani atau masyarakat sejahtera dan beradab tidak melihat keutamaan atas dasar keturunan, ras, etnis, dll. Melainkan atas prestasi.







Pluralisme Pluralisme adalah sikap yang memandang kemajemukan sebagai sesuatu yang harus diterima sebagai bagian dari realitas objektif. Pluralism yang dimaksud tidak sebatas mengakui bahwa masyarakat itu plural melainkan juga harus disertai dengan sikap yang tulus bahwa keberagaman merupakan bagian dari karunia Allah, yang akhirnya nanti berujung pada terwujudnya sikap toleran.







Pengawasan social Pengawasan social baik secara individu maupun lembaga merupakan suatu keharusan dalam usaha pembentukan masyarakat beradab dan sejahtera. Pengawasan social harus berdiri atas dasar asas-asas tidak bersalah sebelum terbukti sebaliknya. Karena pengawasan ini harus didasarkan atas prinsip fitrah manusia baik sehingga senantiasa berprasangka baik atau husnu al-dzan.



Sumber referensi : Nurdin, Ali. dkk. 2020. Pendidikan Agama Islam. Tangerang Selatan : Universitas Terbuka Maulidi,



Achmad.



2020.



Masyarakat



Beradab



dan



Sejahtera.



Diakses



dalam



http://elearning.ut.ac.id/mod/page/view.php?id=667465 (pada 23 April 2021) Tafsir Surat Qaf. Diakses dalam http://www.ibnukatsironline.com/2015/10/tafsir-surat-qaf-ayat16-22.html?m=1