Tugas 2 - Adrianni - Permainan Tradisional Di SD [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

TUGAS 2 PERMAINAN OLAHRAGA TRADISIONAL



Dosen Pengampu Mata Kuliah : Iyan, S.Or., S.Pd., M.Pd.



DISUSUN OLEH : Nama : Adrianni NIM : 1947041037 Kelas : M. 84



PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR 2021



BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Permainan tradisional sangatlah populer sebelum teknologi masuk ke Indonesia. Dahulu, anak-anak bermain dengan menggunakan alat yang seadanya. Namun kini, mereka sudah bermain dengan permainan-permainan berbasis teknologi yang berasal dari luar negeri dan mulai meninggalkan mainan tradisional. Seiring dengan perubahan zaman, Permainan tradisional perlahan-lahan mulai terlupakan oleh anak-anak Indonesia. Bahkan, tidak sedikit dari mereka yang sama sekali belum mengenal permainan tradisional permainan tradisional sesungguhnya memiliki banyak manfaat bagi anak-anak. Selain tidak mengeluarkan banyak biaya dan bias juga untuk menyehatkan badan bias juga permainan tradisional adalah sebagai olahraga karena semua permainan menggunakan gerak badan yang ekstra, permainan tradisional sebenarnya sangat baik untuk melatih fisik dan mental anak. Secara tidak langsung, anak akan dirangsang kreativitas, ketangkasan, jiwa kepemimpinan, kecerdasan, dan keluasan wawasannya melalui permainan tradisional. Para psikolog menilai bahwa sesungguhnya mainan tradisional mampu membentuk motorik anak, baik kasar maupun halus. Salah satu permainan yang mampu membentuk motorik anak adalah lempar sendal. Motorik halus lebih digunakan dalam permainan ini. Pada permainan ini pemain dituntut untuk melatih tingkat kefokusan anak dan motorik halus yang dikembangkan dalam permainan ini adalah ketika anak menata susunan sandal yang dirobohkan oleh teman yang bersembunyi. Motorik kasar yang dikembangkan adalah ketika anak berlari untuk bersembunyi dari penjaga.. Selain itu, permainan tradisional juga dapat melatih kemampuan sosial para pemainnya. Inilah yang membedakan permainan tradisional dengan permainan modern. Pada umumnya, mainan tradisional adalah permainan yang membutuhkan lebih dari satu pemain, Hal ini sangat berbeda dengan pola permainan modern.



Kemampuan sosial anak tidak terlalu dipentingkan dalam permainan modern ini, malah cenderung diabaikan karena pada umumnya mainan modern berbentuk permainan individual di mana anak dapat bermain sendiri tanpa kehadiran teman-temannya. Sekalipun dimainkan oleh dua anak, kemampuan interaksi anak dengan temannya tidak terlalu terlihat. Pada dasarnya sang anak terfokus pada permainan yang ada di hadapannya. Mainan modern cenderung bersifat agresif, sehingga tidak mustahil anak bersifat agresif karena pengaruh dari mainan ini. Meskipun permainan tradisional sudah jarang ditemukan, masih ada beberapa anak Indonesia di daerah-daerah terpencil yang memainkan permainan ini di kota besar seperti Surabaya, masih ada anak yang bermain permainan tradisional. Bahkan, permainan tradisional juga digunakan oleh para psikolog sebagai terapi pengembangan kecerdasan anak. Permainan tradisional merupakan permainan yang sangat mudah ditemukan dan sangat mudah dimainkan karena bahan yang dipergunakan untuk membuat permainan tradisional sangat mudah ditemukan disekeliling kita, misalnya permainan patil lele (benthik), gangsing (kekean), engkle, lempar sendal dan masih banyak lagi permainan tradisional yang tidak mengeluarkan biaya sedikitpun, manfaat dari permainan tersebut juga baik untuk kecerdasan dan skill pada anak usia dini.



B. Rumusan masalah 1. Bagaimana sejarah singkat dari perkembangan permainan tradisional lempar sandal? 2. Apa saja alat dan bahan yang digunakan dalam permainan tradisional lempar sandal? 3. Bagaimana cara bermain dari permainan tradisional lempar sandal? 4. Apa sajakah aturan dari permainan tradisional lempar sandal? 5. Apakah ada manfaat yang diperoleh atau nilai yang dikembangkan dari permainan tradisional lempar sandal?



6. Aspek apa saja yang dikembangkan dalam permainan tradisional lempar sandal?



C. Tujuan 1. Untuk mengetahui sejarah dari perkembangan permainan tradisional lempar sandal. 2. Untuk mengetahui alat dan bahan yang digunakan dalam permanan tradisional lempar sandal. 3. Untuk mengetahui cara bermain dari permainan tradisional lempar sandal. 4. Untuk mengetahui aturan dari permainan tradisional lempar sandal. 5. Untuk mengetahui manfaat yang diperoleh atau nilai yang dikembangkan dari permainan tradisional lempar sandal. 6. Untuk mengetahui aspek yang dikembangkan dalam permainan tradisional lempar sandal.



D. Manfaat 1. Membiasakan anak-anak untuk berkomunikasi dengan teman-teman yang ada di lingkungan sekitarnya. 2. Melestarikan



permainan



tradisional



lempar



sandal



tanpa



harus



ditenggelamkan oleh gadget di masa sekarang. 3. Mengajarkan anak-anak untuk mampu mengendalikan emosional melalui permainan tradisional lempar sandal. 4. Mengembangkan aspek dalam permainan tradisional lempar sendal yaitu aspek kognitif, aspek motorik, aspek sosial-emosional, serta aspek moral.



BAB 2 PEMBAHASAN



A. Permainan Lempar Sendal



Lempar sandal adalah permainan sederhana yang bahan atau alat yang dimainkan adalah sandal. Di sini diperlukan empat buah sandal, tiga buah sandal disusun seperti pada gambar di atas, dan satu buah digunakan untuk melempar sandal yang tersusun tersebut dan juga melempar pemain. Permainan ini merupakan permainan yang telah dikreasikan yaitu dari permainan ‘Sepak Tekong’. Nama permainan ini berbeda-beda di satu daerah dengan daerah yang lain. Permainan ini dulunya dilakukan anak untuk bermain mengisi waktu luang sepulang sekolah, hari libur, maupun malam hari ketika bulan purnama. Permainan ini sangat digemari oleh anak-anak. Sampai saat ini masih sering dijumpai sebagian anak yang memainkan permainan ini



B. Alat dan Bahan yang Digunakan Alat dan bahan yang digunakan dalam permainan ‘Lempar Sandal’ yaitu sepasang sandal.



C. Cara Bermain 1. Para pemain dibagi ke dalam dua tim. 2. Setelah dibagi, kedua tim suit, di wakili masing-masing satu anggota. 3. Tim yang menang akan melempar ketiga sandal yang tersusun, kemudian menyusun kembali Sandal tersebut. Sementara tim yang kalah melempari pemain dari tim menang dengan satu sandal yang telah di sediakan tadi. 4. Semua pemain tim menang harus mampu menyusun kembali sandal dengan baik, sebelum semua pemain terkena lemparan sandal. 5. Tim yang kalah harus mampu melempari semua pemain dari tim yang menang sebelum sandal tersusun. 6. Jika tim yang menang suit tadi memenangi permainan dengan berhasil menyusun ketiga sandal, maka tim tersebut mendapatkan point 1 dan bergiliran dengan tim yang kalah suit tadi. Maksudnya adalah tim yang kalah yang sekarang bermain sebagai penyusun sandal. 7. Jika tim yang menang suit telah kehabisan pemain (karena dilempari), maka mereka harus berganti



peran dengan tim yang kalah suit tadi.



D. Aturan Permainan 1. Masing-masing pemain dari tim penyusun sandal memiliki 3 kali kesempatan untuk melempar susunan sandal. Misalnya dalam 1 tim terdapat 5 pemain, masing – masing pemain memiliki 3 kali kesempatan, dan jika pemain tersebut gagal melempar dalam 3 kali, maka diganti dengan pemain yang lain. Jika semua pemain gagal maka tim tersebut bertukar peran dengan tim yang kalah. 2. Tidak boleh melempar pemain sambil mengejar, apalagi menipu. Maksudnya adalah mengeluarkan gaya melempar, padahal tidak melempar. Sehingga pemain / lawan yang akan dilempar sandal tetap melakukan gerakan menghindar. 3. Saat menyusun sandal, musuh (tim yang kalah) tidak boleh melempar sandal yang sedang disusun, kecuali terkena oleh pemain sendiri (pemain dari tim penyusun sandal).



E. Manfaat yang Diperoleh atau Nilai yang Dikembangkan Manfaat yang diperoleh dari permainan ini adalah membiasakan anak untuk berkomunikasi dengan teman-teman yang ada di lingkungan sekitar. Selain itu, anak juga dibiasakan untuk aktif menggerakkan badan mereka agar kesehatan fisiknya pun terjaga.



F. Aspek yang Dikembangkan Aspek yang dikembangkan dalam permainan ini yaitu aspek kognitif, aspek motorik, aspek sosial-emosional, serta aspek moral. 1. Aspek kognitif. Ketika anak bermain, dia akan berpikir “bagaimana caranya agar saya dapat bersembunyi dan merobohkan menara yang dijaga oleh penjaga serta bisa dengan sigap berlari ketika menara tersebut roboh. 2. Aspek motorik. Motorik halus yang dikembangkan dalam permainan ini adalah ketika anak menata susunan sandal yang dirobohkan oleh teman yang bersembunyi. Motorik kasar yang dikembangkan adalah ketika anak berlari untuk bersembunyi dari penjaga. 3. Aspek sosial-emosional. Anak diajarkan untuk sabar saat ia menjadi penjaga agar ia tidak menjadi penjaga terus menerus. 4. Aspek moral. Anak diajarkan untuk menghargai sesama teman yang kalah yaitu teman yang terus-terusan menjadi penjaga menara, dan tidak mengejek temannya tersebut. Selain ke 4 aspek tersebut, dalam permainan ini anak dilatih untuk jeli dan dapat mengenali ciri-ciri temannya yang bersembunyi agar ia tidak salah menebaknya.



G. Pengembangan permainan Pengembangan pada permainan ini terletak pada penggunaan sandal sebagai alat yang digunakan saat permainan. Pada permainan sebelumya yaitu



‘sepak tekong’, permainan ini menggunakan bola yang diletakkan pada garis bulat yang dibuat sebelumnya. Pada permainan sebelumnya juga, bola tersebut harus ditendang agar keluar garis oleh anak yang bersembunyi tapi pada permainan ini anak bisa melemparkan sandal untuk merobohkan susunan sandal.



BAB 3 PENUTUP A. Kesimpulan Lempar sandal adalah permainan sederhana yang bahan atau alat yang dimainkan adalah sandal. Di sini diperlukan empat buah sandal, tiga buah sandal disusun seperti pada gambar di atas, dan satu buah digunakan untuk melempar sandal yang tersusun tersebut dan juga melempar pemain. Permainan ini merupakan permainan yang telah dikreasikan yaitu dari permainan ‘Sepak Tekong’. Nama permainan ini berbeda-beda di satu daerah dengan daerah yang lain. Permainan ini dulunya dilakukan anak untuk bermain mengisi waktu luang sepulang sekolah, hari libur, maupun malam hari ketika bulan purnama. Permainan ini sangat digemari oleh anakanak. Sampai saat ini masih sering dijumpai sebagian anak yang memainkan permainan ini. Untuk cara bermain sangatlah mudah begitupun dengan aturannya. Ada beberapa manfaat yang didapatkan dari permainan tradisional lempar sandal salah satunya adalah membiasakan anak untuk berkomunikasi dengan teman-teman yang ada di lingkungan sekitar. Adapun beberapa aspek yang dikembangkan dalam permainan ini adalah aspek kognitif, aspek motorik, aspek sosial-emosional, serta aspek moral. B. Saran Kita sebagai generasi milenial sudah saatnya untuk kita melestarikan permainan



tradisional



yang



ada



di



Indonesia.



Kita



seharusnya



memperkenalkan dulu dengan anak-anak yang ada disekitar kita tentang permainan tradisional walaupun sudah masuk pada era revolusi 4.0. pada usia dini, perkembangan anak sangan dibutuhhkan demi perkembangan fisik dan motorik anak. Selain itu, permainan tradisioanl sangat menguntungkan daripada permainan disaman sekarang seperti game online. Game online sangat tidak baik bagi perkembangan anak karena membawa dampak negative bagi seorang anak. Tak dapat dipungkiri jikalau saat ini



banyak orang tua yang malah mendukung anaknya bermain game dan bahkan membelikannya barang-barang canggih. Maka dari itu peran orang tua sangatalah penting bagi perkembangan anak-anak.



DAFTAR PUSTAKA



Ningsih, A. (2016). Studi Kasus Perkembangan Berbicara Anak Usia 4-5 Tahun Di Jl. Rambutan, Kel. Utan Kayu Utara, Matraman (Doctoral Dissertation, Universitas Negeri Jakarta). http://mynewbloglemparsendaldandy.blogspot.com/2018/03/lempar-sendaldandyiw.html http://ulfahlailiyah.blogspot.com/2017/04/kreasi-permainan-lempar-sandal.html https://budaya-indonesia.org/Lempar-Sendal