PERMAINAN TRADISIONAL DI KOTA PRABUMULIH R [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

PERMAINAN TRADISIONAL DI KOTA PRABUMULIH



Disusun untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Permainan Tradisional Sumatera Selatan



Dosen Pengampu: Dra. Rukiyah, M.Pd



Disusun Oleh : Kelompok 7 Marsela Arneta (06141281722019) Rahma Oktadianti (06141281722021)



PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU PENDIDIKAN ANAK USIA DINI JURUSAN ILMU PENDIDIKAN FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SRIWIJAYA 2019



KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT. Karena dengan karunia-Nya kami dapat menyelesaikan tugas makalah dengan judul “Permainan Tradisional di Kota Prabumulih” yang dimana tugas ini ditujukan untuk menyelesaikan tugas kuliah kami dengan mata Permainan tradisional Sumatera Selatan. Meskipun banyak hambatan yang kami alami dalam proses pengerjaannya, tapi kami telah berhasil menyelesaikan makalah ini. Tidak lupa kami sampaikan banyak terima kasih kepada teman-teman yang sudah memberikan bantuan kepada kami baik secara langsung maupun tidak langsung dalam pembuatan makalah ini. Tentunya ada hal-hal yang ingin kami berikan kepada masyarakat dari hasil makalah ini. Oleh karena itu, kami berharap semoga makalah ini dapat menjadi suatu yang berguna bagi kita bersama. Kami menyadari bahwa dalam menyusun makalah ini jauh dari kesempurnaan, untuk itu kami sangat mengarapkan kritik dan saran yang bersifat membangun guna kesempurnaan makalah ini. Kami berharap semoga makalah ini bisa bermanfaat bagi pembaca semua.



Indralaya,



Maret 2019



Penyusun



i



DAFTAR ISI



KATA PENGANTAR ............................................................................................................... i DAFTAR ISI............................................................................................................................. ii DAFTAR GAMBAR ...............................................................................................................iii



BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ............................................................................................................. 1 B. Rumusan Masalah ........................................................................................................ 2 C. Tujuan Makalah............................................................................................................ 2



BAB II PEMBAHASAN A. Pengertian Permainan Tradisional ............................................................................... 3 B. Jenis Permainan Tradisional......................................................................................... 3 C. Fungsi Permainan Tradisional ...................................................................................... 5 D. Manfaat Permainan Tradisional ................................................................................... 6 E. Sejarah Kota Prabumulih dan Permainan Tradisional Kota Prabumulih ..................... 8 F. Karakteristik dan Jenis Permainan Tradisional di Sumatera Selatan Terkhusus di Kota Prabumulih ........................................................................................................ 10 G. Permainan dan Cara Bermain dari Permainan Tradisional di Kota Prabumulih ....... 11



BAB III PENUTUP A. Kesimpulan ................................................................................................................ 17 B. Saran ........................................................................................................................... 17



DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................. 18



ii



DAFTAR GAMBAR



Gambar 1.1 permainan sim kelimakasim............................................................................11 Gambar 1.2 Permainan Orang Kaya Orang Miskin .....................................................12 Gambar 1.3 keripik jengkol.................. ............................................................................12



iii



BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD), yaitu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai enam tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut (Undang-undang No. 20 tahun 2003). Di era globalisasi ini perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan sains sangat berkembangan pesat, sehinnga menuntut peserta didik untuk mampu belajar, menambah ilmu pengetahuan dan wawasannya baik dilingkungan informal, formal maupun nonformal. Proses belajar yang terjadi lingkungan secara formal, yaitu disekola-sekolah, mulai dari PAUD sampai



perguruan



mengarahkan



tinggi,



yang



dimaksudkan



untuk



mengembangkan



dan



perubahan pada diri anak didik secara terencana baik dalam aspek



pengetahuan, keterampilan, maupaun sikap. Tetapi dengan adanya kecanggihan teknologi pada zaman sekarang. Banyak anak-anak yang masih di katakan usia dini dan belum berhak untuk memainkan alat teknologi tersebut sudah mahir menggunakannya tanpa di ajarai terlebih dahulu seperti handphone, tab, play station, alat game lainnya. Hilangnya permainan tradisional pada era sekarang membuat anak-anak sedikit lebih tertutup akibat menggunakan handphone sebagai sarana bermainnya. Penggunaan handphone sebagai sarana anak bermain akan mengakibatkan anak tidak ingin bergaul dengan lingkungannya karena anak tersebut telah nyaman dengan permainan yang ada di handphone dan juga akan mengakibatkan kerusakan mata akibat terus-menerus melihat layar handphone tidak dengan batasannya. Permainan tradisional dinilai memiliki peran penting dalam mendidik karakter anak. Usia anak-anak merupakan masa emas yang harus diberdayakan dengan optimal. Karena itulah permainan tradisional harus dilestarikan dan di budayakan di seluruh nusantara yang ada di indonesia jika perlu ada pembelajar atau pelatihan supaya masyarakat Sumatera Selatan Kota Prabumulih agar anak tidak ketergantungan dengan handphone atau teknologi yang memadai untuk bermain tanpa ada alat sentuhan tradisional yang bisa di buat sendiri oleh anak.



1



B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka permasalahan yang muncul dalam rumusan masalah yaitu sebagai berikut: 1. Apa pengertian permainan tradisional? 2. Apa jenis permainan tradisional? 3. Apa fungsi permainan tradisional ? 4. Apa manfaat permainan tradisional? 5. Bagaimana sejarah Kota Prabumulih dan permainan tradisionalnya? 6. Apa Karakteristik dan jenis permainan tradisional di Kota Prabumulih)? 7. Apa saja permainan dan cara bermaian permainan tradisional yang ada di Kota Prabumulih?



C. Tujuan Masalah Adapun tujuan pembuatan makalah ini yaitu sebagai berikut: 1. Untuk mengetahui apa pengertian permainan tradisional 2. Untuk mengetahui apa saja jenis permainan tradisional. 3. Untuk mengetahui fungsi dari Permainan Tradisional 4. Untuk mengetahui apa saja manfaat permainan tradisional. 5. Untuk mengetahui sejarah Kota Prabumulih dan permainan tradisionalnya. 6. Untuk mengetahui karakteristik dan jenis permainan tradisional di Kota Prabumulih. 7. Untuk mengetahui mengetahui permainan dan cara bermain permainan tradisiona di Kota Prabumulih.



2



BAB II PEMBAHASAN A.



Pengertian Permainan Tradisional Pada zaman dahulu permainan dijadikan sebagai sarana rekreasi untuk mencapai



kesenaangan. Permainan tradisional dipercaya mengandung nilai luhur yang diciptakan oleh nenek moyang sebagai sarana pembelajaran bagi anak-anak.Kurniati (2016: 2) menjelaskan bahwa permainan tradisional merupakan suatu aktivitas permainan yang tumbuh dan berkembang di daerah tertentu, yang sarat dengan nilai-nilai budaya dan tata nilai kehidupan masyarakat dan diajarkan turun temurun dari satu generasi ke generasi berikutnya. permainan tradisional menurut Azizah (2016: 284) tidak lain adalah kegiatan yang diatur oleh suatu peraturan permainan yang merupakan pewarisan dari generasi terdahulu yang dilakukan manusia (anak-anak) dengan tujuan mendapat kegembiraan. Permainan tradisional sudah tumbuh dan berkembang sejak zaman dahulu. Setiap daerah memiliki jenis permainan tradisional yang berbeda-beda. Penurunan permainan tradisional pada tempo dahulu tidaklah menggunakan tulisan atau aksara yang dibukukan, melainkan secara lisan dan contoh langsung kepada para generasi yang kemudian disebar luaskan. Menurut Achroni dalam Haris (2016: 16) mengungkapkan bahwa permainan tradisional merupakan simbolisasi dari pengetahuan yang tersebar melalui lisan dan mempunyai pesan moral dan manfaat di dalamnya. Dari pengertian permainan tradisional dari beberapa pendapat diatas maka dapat disimpulkan bahwa permainan tradisional adalah aktivitas yang diatur oleh suatu peraturan permainan yang tumbuh dan berkembang di daerah tertentu, yang sarat dengan nilai-nilai budaya dan tata nilai kehidupan masyarakat dan diajarkan turun temurun dari satu generasi ke generasi berikutnya yang kemudian disebar luaskan dengan tujuan mendapat kegembiraan.



B.



Jenis Permainan Tradisional Selamet dalam Andriani (2012: 131) mengatakan setiap waktu permainan baru muncul,



menjadi jenis permainan senantiasa bertambah banyak. Dari berbagai macam jenis permainan tradisional pada dasarnya dapat dipisahkan menjadi beberapa jenis : 1) Permainan fisik Permainan seperti kejar-kejaran menggunaka banyak kegiatan fisik. Permaian seperti ini tidak hanya terjadi di Indonseia, tetapi juga di seluruh dunia. Jadi dengan



3



bermain, maka fisik anak akan tumbuh menjadi sehat dan kuat untuk melakukan gerakan dasar. Contoh: gobak sodor 2) Lagu anak-anak. Lagu anak-anak biasanya dinyanyikan sambil bergerak, menari atau berpurapura menjadi sesuatu atau seseorang. Contoh: tam-tam duku. 3) Teka-teki Permainan teka-teki merupakan permainan untuk mengasak kemampuan anak anak berpikir logis dan juga matematis. Contoh : tebak – tebakan. 4) Bermain dengan benda-benda. Permaianan dengan objek seperti dengan air, pasir, balok dapat membantu anak untuk mengembangkan berbagai aspek perkembangan. Contoh: pantak lele. 5) Bermain peran. Jenis permainan ini antara lain meliputi sandiwara, drama atau bermain peran dan jenis permainan lain. Contoh: orang kaya orang miskin Masa modern sekarang ini, selain anak dituntut untuk dapat mengikuti perkembangan zaman juga diharapkan di kemudian hari anak-anak mengetahui akan jenis-jenis permainan tradisional di Indonesia. Interaksi anak-anak dalam permainan akan membangkitkan kemampuan anak untuk menilai mana yang baik dan tidak baik, misalnya, ada anak yang bermain curang dalam permainan, pasti teman-temannya akan memberi hukuman moral dengan tidak mengikutkan anak yang curang tersebut dalam permainan. Permainan tradisional mampu menumbuhkan nilai sportivitas, kejujuran, dan gotong royong. Menurut Jarahnitra dalam Ulfatun (2014: 25-26) permainan tradisional sangat beragam jenis dan jumlahnya, namun dapat dikelompokan menjadi beberapa yaitu: 1. Berdasarkan perempuan saja atau gabungan antara laki-laki dan perempuan. Contohnya: Yeye, gobag sodor, cak ingkling gerpak, tam-tam duku. 2. Berdasarkan jalannya permainan yaitu satu lawan satu, satu orang lawan satu kelompok. Contohnya: Dakon, mul-mulan, congklak, gobag sodor, pantak lele, layangan. 3. Berdasarkan alat yang digunakan, misalnya: pantak lele alatnya kayu, layangan alatnya layang-layang. 4. Berdasarkan arena, misalnya: gobag sodor, tikusan, orang kaya orang miskin, donal bebek. 5. Berdasarkan kebutuhan akan alat tertentu. Misalnya: pantak lele, dakocan.



4



6. Berdasarkan cara bermain, dengan nyanyian. Misalnya: kokakola, bunga tertutup bunga terbuka, putih melati ali baba, tam-tam duku. 7. Berdasarkan hukuman pada pihak yang kalah pada permainan. Misalnya:tam-tam duku, bunga terbuka bunga tertutup, dekepan. 8. Berdasarkan modal yang dimiliki, Misalnya: Nekeran modalnya kelereng. Berdasarkan akibat yang ditimbulkan. Biasanya kerusakan atau kehilangan. Misalnya: layangan. 9. Permainan dengan kekuatan ghoib. Misalnya: nenek si bongkok tige. 10. Berdasarkan maksud yang terkandung di dalamnya. Misalnya permainan orang kaya orang miskin.



C.



Fungsi permainan tradisional permainan tradisional merupakan salah satu cara rakyat tanpa mengira kaum mengisi



masa lapang. Tanpa melihat warna kulit maupun agama, permainan tradisional dilihat sebagai permainan rakyat yang dapat menghidupkan kesuburan norma kehidupan murni. Menurut Desmita (Mulyani 2016: 53-54) Permainan tradisonal sendiri memiliki empat fungsi yaitu: Fungsi pertama, permainan tradisional ini dapat menarik pelancong asing datang ke Negara Indonesia yang penuh dengan peninggalan warisan nenek moyang yang menarik. Kini, kerajaan menjadikan permainan tradisional sebagai platform untuk menarik kedatangan pelancong asing ke Negara kita. Fungsi kedua, permainan tradisional dapat mengeratkan semangat perpaduan dalam kalangan rakyat di Indonesia. Permainan tradisional merupakan sejenis pendidikan tidak formal yang amat tinggi nilainya. Hal demikian karena kita dapat mematangkan pemikiran disamping kebijakan otak untuk berfikir secara kritis dan kreatif selama memainkan permainan permainan tradisional. Fungsi ketiga, permainan tradisional berfungsi mengukkuhkan hubungan masyarakat yang lebih dominan mengejar duniawi. Dengan adanya permainan tradisional, berbagai kalangan masyarakat dapat bermain bersama secara beramai-ramai. Fungsi keempat, permaianan tradisional mampu mewujudkan suasana yang ceria dan bahagia. Karena dapat dimainka dalam ruang terbuka ataupun tertutup. Perasaan bahagia ini penting dalam kehidupan keseharian karena dapat mewujudkan kehidupan yang harmonis. Selain itu, fungsi permaianan tradisional ini mengembangkan kecerdasan kinestetik. Kecerdasan ini merupakan kemahiran yang menggunakan seluruh tubuh untuk menyalurkan



5



ide dan perasaan, keterampilan menggunakan tangan dan kaki untuk menciptakan atau mengubah suatu bentuk. Kecerdasan ini meliputi kemampuan fisik yang khusus, seperti koordinasi, keseimbangan, keterampilan, kekuatan, kelenturan, dan kecepatan, maupun kemampuan menerima rangsangan pancaindera.



D.



Manfaat Permainan Tradisional Bermain adalah belajar bagi anak, karena dengan bermain anak dapat meningkatkan



kemampuannya dan mengembangkan dirinya. Pada permainan tradisional, apabila diamati dari aktivitas yang dilakukan anak, permainan tradisional mengandung ketrampilan dan kecekatan kaki dan tangannya, menggunakan kekuatan tubuhnya, ketajaman penglihatannya, kecerdasan pikirannya, keluwesan gerak tubuhnya, menirukan alam lingkungannya, memudahkan gerak irama, lagu dan kata-kata yang sesuai dengan arti dan gerakannya. Azizah (2016: 285) Secara garis besar, permainan tradisional sangat bermanfaat bagi tumbuh kembang anak sebagai pribadi maupun makhluk sosial. Permainan tradisional bermanfaat untuk meningkatkan kemampuan berbahasa, berfikir serta bergaul dengan lingkungan. Bermain selain bermanfaat bagi perkembangan fisik, kognitif, sosial, emosional dan moral, bermain juga mempunyai manfaat besar bagi perkembangan secara keseluruhan. Bermain permainan tradisional menurut Montolalu dkk, dalam Jawati (2013: 254) memiliki manfaat bagi anak, antara lain: 



Bermain memicu kreativitas Dalam lingkungan bermain yang aman dan menyenangkan bermain memicu anak menemukan pemikirannya serta menggunakan daya khayalnya.







Bermain bermanfaat mencerdaskan otak Bermain merupaka sebuah media yang sangat penting bagi proses berfikir anak. Bermain membantu perkembangan kognitif anak. Bermain memberi konstribusi pada perkembangan intelektual atau kecerdasan berfikir dengan membukakan jalan menuju berbagai pengalaman yang memperkaya cara berfikir anak.







Bermain bermanfaat menanggulangi konflik Pada anak usia dini tingkah laku yang sering muncul adalah tingkah laku menolak, bersaing, agresif, bertengkar, meniru, kerjasama, egois, simpatik, dan berkeinginan untuk diterima di lingkungan anak.







Bermain bermanfaat melatih empati



6



Empati merupakan suatu faktor yang berperan dalam perkembangan sosial anak, karena degan empati anak dapat merasakan perasaan orang lain. Melalui permainan bermain peran dapat melatih sikap emapati pada anak. 



Bermain dapat beanfaat mengasah panca indera Banyak jenis permainan yang menunjang perkembangan kepekaan panca indera, sehingga dapat digunakan sebagai sarana pelatihan panca indera bagi anak. Seperti permainan petak umpetyang dapat melatih kepekaan pendengaran.







Bermain sebagai media terapi Bermain dapat membuat anak melupukan masalah dan kecemasan yang mereka hadapi, itulah salah satu cara yang digunakan anak dengan bermain.







Bermain itu melakukan penemuan, artinya bermain dapat menghasilkan ciptaan baru. Permainan tradisional yang ada di Nusantara ini menurut Haris (2016: 17-18) dapat



menstimulasi berbagai aspek perkembangan sejak anak usia dini, seperti : a. Aspek motorik: Melatih, kekuatan, daya lentur, sensorimotorik, motorik kasar, motorik halus. b. Aspek kognitif: Mengembangkan magi-nasi, mengenalkan anak pada alam, kreativitas, problem solving, strategi, antisipatif, pemahaman kontekstual. c. Aspek sosial: Menjalin relasi, kerjasama, melatih kematangan sosial dengan teman sebaya dan meletakkan pondasi untuk melatih keterampilan sosialisasi berlatih peran dengan orang yang lebih dewasa/masyarakat. d. Aspek ekologis: Memahami pemanfaatan elemen-elemen alam sekitar secara bijaksana. e. Aspek nilai-nilai/moral: Menghayati nilai-nilai moral yang diwariskan dari generasi terdahulu kepada generasi selanjutnya. f. Aspek emosi: Mengasah empati, pengendalian diri. g. Aspek bahasa: permainan tradisional memerlukan dialog dan nyanyian sehingga secara tidak langsung dapat meningkatkan kemampuan berbahasa anak usia dini yang dilakukan natural secara bermain. h. Aspek seni: Mengembangkan imajinasi anak dengan berpikir, dapat menirukan sebuah tarian dalam permainan dan juga dapat menyanyikan lagu yang terdapat di permainan.



7



E. Sejarah



Kota



Prabumulih



dan



Permainan



Tradisional



Kota



Prabumulih Lebih kurang 700 Tahun lalu Puyang Tageri Juriat Puyang Singe Patih Keban Baru Rambang Penegak dan Pendiri Talang Tulang Babat dan berkembang dengan juriat anak Cucung masing-masing mendirikan talang-talang cikal bakal dari Dusun Pehabung Uleh, Tanjung Raman, Sukaraja, Karang Raja, Muara Dua dan Dusun Gunung Kemala. Pada masa kurang lebih 250 tahun yang lalu Dusun Pehabung Uleh masih bernama Lubuk Bernai yang dipimpin seorang Kerio bernama Keri Budin dan Kepala Menyan adalah Puyang Dayan Duriat Puyang Tegeri dibantu Minggun, Resek, Jamik, menemukan tempat tanah yang meninggi (Mehabung uleh) kemudian ditetapkan oleh mereka berempat (Dayan, Resek, Minggun, dan Jamik) untuk mendirikan kampong dengan diiringi keturunan masing-masing menghadap tanah yang Menghabung Uleh (Meninggi / Bertambah) dengan nama Kebur Bunggin, Anggun Dilaman, Kumpai Ulu dan Karang Lintang. Dengan kesepakatan mereka dusun ini dengan empat kampung disebut Pehabung Uleh berpegang pada aturan adat Simbur Cahaya. Pehabung Uleh berubah menjadi Peraboeng ngoeleh dan pada pendudukan jepang berubah lagi menjadi Peraboeh Moelih dengan ejaan sekarang menjadi Prabumulih termasuk didalam wilayah Marga Rambang Kapak Tengah dengan Pusat Pemerintahannya berkedudukan di Tanjung Rambang yang tergabung dalam wilayah Pemerintahan Onder Afdeeling Ogan Ulu dengan status Pemerintahan Marga meliputi Marga Lubai Suku I, Marga Lubai Suku II dan Marga Rambang Kapak Tengah yang dipimpin oleh Pasirah. Dengan menyerahkan Jepang kepada Tentara Sekutu maka Wilayah Administratif “GUN” berubah menjadi Kewadanaan, pada ini lahir Barisan Pelopor Republik Indonesia (BPRI) pada masa ini terjadi perubahan pada Pemerintahan Marga dengan pemberhentian kepala Marga secara Massal, dan mengangkat Kepala Marga Baru sebagai hasil pemilihan langsung oleh rakyat pada tahun 1946 sedangkan kabupaten Muara Enim dibagi menjadi Kawedanan Lematang Ilir dan Kewedanaan Lematang Ogan Tengah, untuk Prabumulih termasuk Kewedanaan Lematang Ogan Tengah dengan Wilayah meliputi : a. Kecamatan Prabumulih b. Kecamatan Tanah Abang c. Kecamatan Gelumbang.



8



Dengan dihapusnya undang-undang Nomor 18 Tahun 1965 status Pemerintahan setingkat dibawah Kabupaten adalah wilayah kecamatan yang dipimpin oleh Camat, sedangkan Pemerintahan yang terendah adalah Marga yang dipimpin oleh Pasirah. Kecamatan Prabumulih ditingkatkan statusnya menjadi Kota Admnistratif Prabumulih berdasarkan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 18 Tahun 1982, yang diresmikan oleh Menteri Dalam Negri Ad Interin Bapak Soedarmono, SH. Pada tanggal 10 Februari 1983 dengan luas wilayah 21.953 Hal yang meliputi : 1. Kecamatan Prabumulih Barat –



Kelurahan Pasar Prabumulih







Kelurahan Prabumulih







Desa Gunung Kemala



2. Kecamatan Prabumulih Timur –



Desa Karang Raja







Desa Muara Dua







Desa Sukaraja







Desa Tanjung Raman







Desa Karang Jaya







Desa Gunung Ibul







Desa Persiapan Gunung Ibul Barat



Berdasarkan SK Gubernur Sumatra Selatan Nomor 572/SK/III/1992 Tanggal 31 Agustus 1992, maka Kelurahan Pasar Prabumulih dimekarkan menjadi 3 Kelurahan, yaitu : 1.



Kelurahan Pasar Prabumulih



2.



Kelurahan Persiapan Pasar Prabumulih Utara



3.



Kelurahan Persiapan Pasar Prabumulih Selatan



Dan Kelurahan Prabumulih dimekarkan menjadi 3 Kelurahan, yaitu : 1.



Kelurahan Prabumulih



2.



Kelurahan Persiapan Prabumulih Timur



9



3.



Kelurahan Persiapan Prabumullih Barat.



Jadi sejarah permainan di kota prabumulih ini di dominasi karena pada zaman dahulunya kota prabumulih ini marupaka daerah perbukitan yang subur dan banyak ditanami tanaman karet dan juga tanaman jarak, jadi permaina anak lebih banyak mengembangkan fisik motorik dan juga seni seperti misalnya permainan sim kelimakasim dan lain – lain, tetapi semakin hari perbukitan di kota Prabumulih semakin hilang dan mengikis karena Prabumulih Termasuk salah satu tempat tambang minyak terbesar di Indonesia.



F.



Karakteristik dan Jenis Permainan Tradisional di Kota Prabumulih 1.



Karakteristik Permainan Tradisional di Kota Prabumulih Pada Usia: a. 4-5 tahun a. Games kelompok kecil : sim kelima kasim, alibaba, wak wak gong,. b. Bermain peran mikro dan makro: masak-masakan. c. Peralatan sehari-hari: rumah-rumahan. b. 5-6 tahun a. Bermain peran: masak-masakan, orang kaya orang miskin, lek lek kelabang, . b. Bermain di luar ruangan: layang-layang. Bakekok, Lunglung Anjing, pampir. c. Alat-alat keterampilan: yeye, yoyo, layang-layang, behuse. d. Peralatan sehari-hari: rumah-rumahan, masak – masakan, bp. e. Permainan yang belajar angka: cak engkleng, donal bebek, buayoan.



2.



Jenis Permainan Tradisional di Kota Prabumulih : 1.



Sim Kelima Kasim



11. Orang kaya orang miskin



2.



Betbet enthing



12. Behuse



3.



Cak ingkling



13. Buayoan



4.



Keripik Jengkol



14. Wak wak gong



5.



Galasin



15. alibaba



6.



Lung – lung anjing



16. Kotak pos



7.



Pampir



17. Gugusir Basir



8.



Enduk – endukan



18. Masak-masakan



9.



Benteng



19. Sumputan



10. Yeye



20. Kandang Erek - Erek



10



21. Ekar



25. Tepak nyamuk.



22. bakekok



26. Tebak – tebakan



23. Yoyo



27. Pripitan



24. Cetoran



28. Lek lek kelabang.



G. Permainan dan cara bermain dari permainan tradisional di Kota Prabumulih. A. Permainan Sim Kelima Kasim (untuk usia 3 – 6 Tahun).



Gambar 1.1 anak sedang bermain Sim Kelima Kasim Permainan Sim Terima Kasim adalah suatu permainan yang dimainkan 5 orang anak lebih, permainan ini sendiri di permaina yang dibawa oleh orang yang datang ke kota Prabumulih lalu menyebar ke seluruh kota Prabumulih. permainan ini dimainkan dengan cara menyanyikan syair lagu Sim Kelima Kasim secara bersama-sama oleh seluruh pemain. Dalam bernyanyi tidak ada yang diberi tugas mengomandai (sebagai dirigen), melainkan berjalan dengan sendirinya, walau tidak dapat dipungkiri bisa saja dipengaruhi oleh suara anak yanglebih keras dan diikuti serta didukung serempak oleh pemain secara keseluruhan. Nyanyian Sim Kelima Kasim memiliki keunikan tersendiri yaitu syair-syair pada baris nyanyian yang suku kata terakhirnya menjadi awal kalimat pada baris nyanyian berikutnya. Rangkaian kata yang dinyanyikan berdasarkan bunyi suku kata terakhir kalimat musik. Nyanyian baru berhenti saat kalimat berakhir dengan kata yang berakhiran bunyi sejenis bunyi alat musik, seperti dang dut … dang dut atau wan dut … wan dut. Akhir permainan yang lagunya mengajak seluruh pemain untuk berjoget seperti joget dang dut membuat hati anak bahagia. Seluruh pemain akan berekspresi gembira.



11



Berikut lirik lagu permainan sim kelima kasim : sim sim kelima kasim sim simpak daun rambutan tan tanduk ular mati ti tikus main di loteng teng tengok ayam bertelur lur lurik jalannya laju ju jual minyak wangi ngi ngitung duit seperak rak rakus makanan sapi pi pitak pala si ole le lenong maen di kampung pung pungut anak perawan wan wani jago gendang dang dangdut wan dut dangdut wan dut dangdut a. cara bermain sim kelima kasim : 1. anak memilih pasangan bermainnya, jika sudah terpilih maka anak saling berhadapan satu sama lain. 2. Lalu anak bertepuk tangan dengan pola yang berbeda mulai dari menyilang, berhadapan, bertepuk tangan di bawah, hingga menggunakan tangan belakang dan menepuk pundak sendiri. 3. Anak terus melakukan permainan tersebut sambil bernyanyi sim kelima kasim. 4. Pola tersebut diulang terus sampai ada salah satu anak yang melakukan kesalahan. 5. Anak yang melakukan kesalahan adalah anak yang kalah sedangkan anak yang tidak melakukan kesalahan adalah anak yang menang



b. Manfaat bermain sim kelima kasim :



1. Membuat anak menjadi gembira. 2. Melatih semangat kerja keras pada anak-anak untuk memenangkan permainan dengan berbagai gerakan yang ada di tangan. 3. Melatih motorik halus yang ada pada anak dengan cara bertepuk – tepuk tangan.



12



4. Menjadi media bagi anak untuk bersosialisasi. Dari sosialisasi permainan ini, anak belajar bersabar, menaati peraturan, berempati, dan menempatkan diri dengan baik diantara teman-temanya. B. Permainan Orang Kaya Orang Miskin (untuk usia 5 – 12 tahun)



Gambar 1.2 Permainan Orang Kaya dan Orang Miskin Permainan ini menguji ketangkasan para pemain. Permainan ini bisa dimainkan oleh 4 orang atau lebih di lapangan, halaman rumah ataupun taman bermain. Permainan ini sendiri merupakan permainan yang dibawa pendatang ke kota Prabumulih dan dimainkan oleh anak – anak di kota Prabumulih dan menyebar luas. Cara bermain cukup gampang loh. Skenario dari permainan ini adalah ada 1 orang yang berperan sebagai orang kaya dan 1 orang lainnya menjadi orang miskin. Sisanya berbaris di belakang si Miski dan berperan sebagai anak si Miskin. Orang kaya meminta anak pada orang miskin sambal bernyanyi dan bergerak maju mundur. Lalu satu per satu anak si Miskin yang diminta harus segera pindah ke belakang si Kaya. Tibalah saatnya si Miskin kehabisan anaknya karena berpidah ke si Kaya. Bagian serunya adalah ketika si Miskin menco merebut kembali anak-anaknya dari si Kaya. Dengan segala upaya, si Kaya harus mencegah si Miskin mengambil anaknya. Pemain yang telah menjadi anak si Kaya harus berbaris ke belakang dan berpegangan erat pada pinggang teman di depannya agar tidak ditangkap oleh si Miskin. Anak yang terlepas dari pegangannya saat ditarik si Miskin akan kembali menjadi anaknya. Berikut lirik lagu orang kaya dan orang miskin :



13



Si Kaya Si Miskin



: Saya orang kaya… saya orang kaya… : Saya orang miskin… saya orang miskin…



Si Kaya



: Saya minta anak… saya minta anak…



Si Miskin



: Namanya siapa… namanya siapa…



Si Kaya diminta)



: Namanya si Neli… namanya si Neli (Sesuai dengan nama anak yang



Si Miskin



: Neli lekas pergi jangan kembali lagi.



a.



Cara Bermain Orang Kaya dan Orang Miskin :



1.



Bagi dua kelompok anak kaya dan miskin.



2.



berjejer sesuai kelompok masing-masing dan saling berhadapan.



3.



kelompok kaya akan mengambil satu per satu anggota kelompok miskin sampai tersisa satu orang.



4.



Satu orang dari kelompok miskin ini nantinya harus merebut anggotanya kembali dengan cara kejar-kejaran.



5.



Sebaliknya pemimpin kelompok kaya harus melindungi anak/anggota nya.



6.



Anak/anggotanya akan berbaris di belakang pemimpin kelompok kaya. Sambil merentangkan tangan, pemimpin kelompok kaya akan melindungi anak/anggotanya dari kejaran kelompok miskin. Kalau ada yang ketangkap berarti ia akan jadi sandera dan masuk ke anggota kelompok miskin.



b. Manfaat bermain Orang Kaya dan Orang Miskin :



1.



Membuat anak menjadi gembira.



2.



Meningkatkan fisik motorik anak, dengan bermain orang kaya dan orang miskin bisa melatih fisik motrik halus dan fisik motorik kasar anak, dengan bergengaman tangan akan melatih fisik motorik halus anak dan dengan gerakan kaki yang maju mundur akan melatih fisik motorik kasar anak.



3.



Anak bisa berkomunikasi dengan teman – teman sekitarnya.



4.



Meningkatkan seni anak, dengan bernyanyi bersama bisa meningkatkan seni yang ada pada anak.



5.



Meningkatkan sosial emosional anak.



14



C. Permainan Keripik Jengkol (UntukUsia 6 – 12 Tahun )



Gambar 1.3 Permainan Keripik Jengkol Keripik Jengkol adalah salah satu permainan tradisional. Permainan ini sendiri merupakan permainan yang populer di kota Prabumulih dan dibawa oleh orang – orang jawa yang datang ke Prabumulih . Permainan ini pada saat itu sangat populer karena bukan hanya di tempat saya tinggal yang mengenal permainan ini bahkan sampai seluruh daerah Sumatera Selatan anak-anak pasti mengetahui permainan ini. Jaman dulu permainan “Keripik Jengkol” ini biasanya dimainkan ketika malam terang bulan. Dulu saat terang bulan anak-anak kampung keluar rumah ka buruan atau ke halaman rumah untuk bermain. Permainan keripik jengkol ini ada proses belajar sosialisasi dan kerjasama antar tim. Indahnya kebersamaan. ini dilakukan oleh 3-4 anak perempuan atau lelaki. Pemain berdiri saling membelakangi, berpegangan tangan, dan salah satu kaki saling berkaitan di arah belakang. Dengan berdiri dengan sebelah kaki, pemain harus menjaga keseimbangannya agar tidak terjatuh, sambil bergerak berputar ke arah kiri atau kanan menuruti aba-aba si “dalang”, yang bertepuk tangan sambil melantunkan lagu. Berikut lagu keripik jengkol : Keripik Jengkol Gado – gado Lontong Kuraba Kuraba kuraba pakai Batu



15



a.



Cara bermain keripik jengkol :



1. Yang pertama harus dilakukan ialah Para pemainnya berdiri sambil membelakangi temannya masing-masing kemudian para pemainnya saling berpegangan tangan atau merangkul asalkan saling mengikat satu sama lainnya. 2. Selanjutnya, salah satu kaki setiap pemainnya diangkat kemudian dikaitkan dengan kaki pemain lainnya yang diangkat juga. 3. Kaki mereka tersebut dianyamkan hingga kuat. Sehingga, kaki pemain yang satu dengan pemain yang lainnya saling terkait dan usahakan jangan terlepas. 4. Apabila pertahanan kakinya sudah kuat, masing-masing pemain harus menjaga keseimbangannya agar tidak terjatuh dan satu per satu mulai melepaskan tangannya. 5. Semua pemain meloncat-loncat bergerak berputar ke arah kanan atau kiri tergantung kesepakatan bersama. Sambil berputar semuanya melantunkan lagu yang ada di atas sambil bertepuk tangan. 6. Semakin lama putarannya akan semakin cepat hingga akhirnya keseimbangan para pemain tidak dapat dipertahankan lagi dan semuanya berjatuhan.



b. Manfaat permainan keripik jengkol : 1. Melatih keseimbangan para pemainnya. 2. Melatih kekompakan antar pemainnya dalam satu kelompok. 3. Melatih kekuatan kaki para pemain, karena kaki sebagai penopang dalam permainan, kalau kaki para pemain tidak dapat menahan maka para pemain akan jatuh. 4. Melatih kecerdikan, agar kaki para pemain tidak mudah terlepas supaya pemain tidak mudah terjatuh. 5. Melatih kelincahan tubuh, karena para pemain harus meloncat-loncat sambil berputarputar



16



BAB III PENUTUP A. Kesimpulan Permainan tradisional tidak hanya sekedar permainan yang mengandung kesenangan semata. Namun permainan tradisional dapat melatih kemampuan motorik anak, sikap anak, dan juga ketrampilan anak. Serta dapat membentuk karakter anak yang luhur.



B. Saran Demikian yang dapat penulis paparkan mengenai materi yang menjadi pokok bahasan dalam makalah ini, tentunya masih banyak kekurangan dan kelemahannya, kerena terbatasnya pengetahuan dan kurangnya rujukan atau referensi yang ada hubungannya dengan judul makalah ini. Penulis banyak berharap para pembaca yang budiman dapat memberikan kritik dan saran yang membangun kepada penulis demi sempurnanya makalah ini dan penulisan makalah di kesempatan–kesempatan berikutnya. Semoga makalah ini berguna bagi penulis pada khususnya juga para pembaca yang budiman pada umumnya.



17



DAFTAR PUSTAKA Depdiknas. 2003. Undang-undang RI No.20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional. Jakarta : Depdiknas Mansur. 2005. Pendidikan Anak Usia Dini Dalam Islam. Yogyakarta: Pustaka Pelajar Montolalu, dkk. 2007. Bermain dan Permainan Anak. Jakarta : Universitas Terbuka Moeslichatoen R. 2004. Metode Pengajaran di Taman Kanak-Kanak. Jakarta : Rineka Cipta Munandar, Utami. 2002. Anak Unggul Berotak Prima. Jakarta: PT. Gramedia. NAEYC (National Association of Early Childhood). (2010). The Core of DAP. [online]. tersedia: www.naeyc.org. [15 Mei 2018]. Ngalimun,dkk. 2013. Perkembangan dan Pengembangan Kreativitas.Yogya karta: Aswaja Pressindo Nugraha, Ali dkk. 2015. Kurikulum dan Bahan Ajar TK. Jakarta : Unversitas Terbuka Pemerintah Kota Prabumulih. “Sejarah Kota Prabumulih”. 21 Jannuari 2018. http://www.kotaprabumulih.go.id/sejarah-kota-prabumulih/. Semiawan, Conny R. 2009. Memupuk Bakat dan Kreativitas Siswa Sekolah Menegah. Jakarta: Gramedia Suryana, D. 2014. Dasar-Dasar Pendidikan TK. Jakarta: Universitas Terbuka Suryana, D. 2014. Kurikulum Pendidikan Anak usia Dini Berbasis Perkembangan. Padang : UNP Suryana, D. 2016. Stimulasi & aspek Perkembangan Anak. Jakarta : Media Grup Syah, Muhibbin. 2004. Psikologi Perkembangan dan Pendekatan Baru, Bandung : Remaja Rosdakarya Tedjasaputra, Mayke S. Jakarta:Gramedia



2001. Bermain,



18



Mainan,



dan



Permainan.