Tugas 3 Sesi 7 Teori Organisasi [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

Tugas 3 sesi 7 Teori organisasi Nama : Firman Agung Widodo Nim : 041244613 Pertanyaan : “Jelaskan/ Buat Artikel  pentingnya pengetahuan bagi kehidupan masyarakat informasional pada era masyarakat pasca kapitalis” Jawaban : Dengan adanya jaringan (network) memungkinkan komunikasi berjalan kesemua arah, pada level struktur manapun, tanpa perlu diwakilkan. Produktivas dan efisiensi kerja organisasi/ institusi akan semakin berkembang pesat dengan adanya perkembangan teknologi informasi dan jaringan informasi.  Dengan adanya jaringan ini, maka seyogyanya pemberdayaan masyakarat informasi dapat dilakukan ke semua lapisan masyarakat, pada level struktur mana saja, dimanapun dan kapanpun. Jaringan menjadi hal penting karena dengan adanya jaringan setiap individu berhubungan satu sama lain, saling terbuka, mampu berkembang, dinamis, dan mampu bergerak ke arah yang lebih baik.  Adanya jaringan ini juga membuat kapitalisme semakin mendunia dan teroganisasi. Hal ini tergambar pada perkembangan perusahaan transnasional yang luar biasa berkembang di berbagai negara, tidak akan terjadi tanpa dukungan teknologi informasi. Adanya teknologi informasi disini memadukan jaringan kerja dan komunikasi secara terintegrasi. Dalam pandangan Castells, teknologi komputer dan aliran informasi telah mengubah dunia bahkan hingga menimbulkan permasalahan pada bidang sosial, ekonomi, dan budaya. Istilah informasionalisme yang dikenalkan Castells adalah suatu mode perkembangan dimana sumber utama produktivitas terletak pada optimalisasi kombinasi penggunaan faktor-faktor produksi berbasis pengetahuan dan informasi.  Jadi, tidak hanya bardasarkan pada kekuatan modal. Seperti halnya konsep smart city, pada dasarnya adalah memandang sebuah informasi dan pengetahuan memainkan peranan penting dalam kepengelolaan kota.  Menurut Castells (2000) dalam Rahma (2014), bahwa penerapan pengetahuan (knowledge) dan informasi menghasilkan suatu proses inovasi teknik yang sifatnya akumulatif serta berpengaruh signifikan terhadap organisasi sosial. 



Masyarakat Informasi Perspektif  Manuel Castells Masyarakat informasi pertama kali berasal dari Jepang pada tahun 1960-an. Dalam bukunya Denis Mcquail (2011)  mengatakan pada dasarnya jika diruntut awal sejarahnya, ternyata



masyarakat informasi tidak terlepas dari konsep masyarakat 'pasca-industrial'dari Daniel Bell pada tahun 1977. Perkembangan masyarakat informasi secara umum akan dikaitkan dengan adanya kemajuan teknologi informasi yang mempengaruhi di segala bidang.  Oleh karenanya, selain Daniel Bell , dua tokoh yang pionir dalam mengkaji perkembangan teknologi informasi adalah Manuel Castells (1996). Keduanya juga termasuk ahli dalam perkembangan teori masyarakat informasi. Jika Bell menyebut masyarakat informasi dengan sebutan masyarakat pasca-industrial, maka Castells menyebutnya dengan istilah "zaman informasi". Bagi Castells, dikatakan bahwa kemajuan teknologi informasi telah menyediakan "dasar materi" bagi "perluasan pervasive" dari apa yang disebut bentuk jejaring sosial dari organisasi dalam setiap keadaan struktur sosial (Rahma Sugihartati, 2014:39).  Pervasive adalah suatu bentuk dimana teknologi telah menyatu terhadap pemakai teknologi dan lingkungannya sehingga teknologi tersebut bukan suatu hal yang khusus. Bisa dikatakan teknologi tersebut sudah menjadi bagian dalam hidupnya. Misalnya penggunaan smartphone oleh seseorang untuk aktivitasnya sehari-hari. Ketika smartphone tersebut ketinggalan, maka akan menimbulkan ketidakpastian perasaan. Manuel Castells memiliki banyak pandangan terhadap perkembangan masyarakat informasi. Dua diantaranya adalah mengenai konsep informasionalisme dan masyarakat jaringan.  Gambaran umum masyarakat informasi berdasarkan perspektif dari Manuel Castells. Secara umum, ada enam hal yang menjadi gambaran masyarakat informasi menurut perspektif Manuel Castells tersebut, yakni informasionalisme, masyarakat jaringan (network society), perekonomian global atau ekonomi informasional, transformasi angkatan kerja, global city dan cyberculture. Informasionalisme Dalam pandangan Castells, teknologi komputer dan aliran informasi telah mengubah dunia bahkan hingga menimbulkan permasalahan pada bidang sosial, ekonomi, dan budaya. Istilah informasionalisme yang dikenalkan Castells adalah suatu mode perkembangan dimana sumber utama produktivitas terletak pada optimalisasi kombinasi penggunaan faktor-faktor produksi berbasis pengetahuan dan informasi. 



Jadi, tidak hanya bardasarkan pada kekuatan modal. Seperti halnya konsep smart city, pada dasarnya adalah memandang sebuah informasi dan pengetahuan memainkan peranan penting dalam kepengelolaan kota.  Menurut Castells (2000) dalam Rahma (2014), bahwa penerapan pengetahuan (knowledge) dan informasi menghasilkan suatu proses inovasi teknik yang sifatnya akumulatif serta berpengaruh signifikan terhadap organisasi sosial.  Sehingga



perkembangan



masyarakat



diakhir abad



ke-19 yang dipengaruhi



oleh



perkembangan informasi dan teknologi informasi disebut sebagai masyarakat jaringan (network society). Masyarakat Jaringan (Network Society) Castells melalui konsepnya tentang masyarakat jaringan (network society)  mengembangkan konsep Daniel Bell pada awal tahun 1970-an. Berawal dari adanya revolusi informasi di Amerika pada tahun 1970-an mengakibatkan terjadinya perubahan luar biasa pada pengelolaan dan peran informasi, melahirkan restruksturisasi fundamental pada sistem kapitalis yang disebut sebagai "kapitalisme informasional".  Selanjutnya dari sinilah  muncul istilah "masyarakat informasi". Kedua istilah diatas muncul didasarkan pada "informasionalisme". Perkembangan masyarakat pada abad ke-19 yang dipengaruhi oleh perkembangan informasi dan teknologi informasi disebut sebagai masyarakat jaringan atau yang lazim disebut sebagai network society (Rahma Sugihartati, 2014:61). Dengan adanya jaringan (network) memungkinkan komunikasi berjalan kesemua arah, pada level struktur manapun, tanpa perlu diwakilkan. Produktivas dan efisiensi kerja organisasi/ institusi akan semakin berkembang pesat dengan adanya perkembangan teknologi informasi dan jaringan informasi.  Dengan adanya jaringan ini, maka seyogyanya pemberdayaan masyakarat informasi dapat dilakukan ke semua lapisan masyarakat, pada level struktur mana saja, dimanapun dan kapanpun. Jaringan menjadi hal penting karena dengan adanya jaringan setiap individu berhubungan satu sama lain, saling terbuka, mampu berkembang, dinamis, dan mampu bergerak ke arah yang lebih baik.  Adanya jaringan ini juga membuat kapitalisme semakin mendunia dan teroganisasi. Hal ini tergambar pada perkembangan perusahaan transnasional yang luar biasa berkembang di



berbagai negara, tidak akan terjadi tanpa dukungan teknologi informasi. Adanya teknologi informasi disini memadukan jaringan kerja dan komunikasi secara terintegrasi. Ciri-ciri masyarakat informasi 1. Kebutuhan akan informasi sangat tinggi dalam kehidupan masyarakat, baik untuk



berinteraksi antar manusia maupun untuk menunjang kegiatan kerja, kegiatan Sosial, pengajaran, serta aktivitas lainnya 2. Masyarakat informasi bergantung pada inovasi Teknologi yang terus berkembang.



3. Spatial, masyarakat informasi terhubung dengan lokasi yang mempunyai efek pada pengorganisasian waktu dan ruang 4. Occupational, perubahan yang terjadi dalam masyarakat informasi menyebabkan perubahan dalam ketersediaan dan kebutuhan tenaga kerja di bidang informasi. 5. Masyarakat informasi mengalami perubahan siklus Budaya dalam kehidupan sehari-



hari karena ketersediaan informasi dari berbagai saluran Media, termasuk Media sosial.



Trend perkembangan masyarakat 



Peradaban manusia terus berkembang seiring perkembangan zaman dan perkembangan Media, serta teknologi. Terkadang seperti radikal karena lompatan teknologi yang demikian pesat. Ada empat tahapan dalam peradaban manusia. 1. Masyarakat Pre-Agraris: Masyarakat yang hidup dalam sebuah kelompok kecil yang



mata pencahariannya dengan berburu binatang dan Bercocok tanam. Budaya mereka tergantung pada kata-kata untuk mengirimkan ide-ide di antara mereka sendiri dan antar generasi. Tokoh-tokoh masyarakat, Dukun dan pendongeng menjadi penyebar informasi, bahkan karya-karya mereka masih dikenal hingga saat ini dalam cerita rakyat, seperti Odyssy, Homer Illiad, dan sebagainya. 2. Masyarakat Agraris: masyarakat yang mengandalkan sumber alam untuk kehidupan. Umumnya mereka dalam bekerja tidak membutuhkan keterampilan (skill). Secara teknologi, peralatan yang dipakai untuk berkerja umumnya masih manual. Sektor



produksi dalam masyarakat agraris seperti bidang pertanian, pertambangan, perikanan, dan peternakan 3. Masyarakat Industri: Masyarakat industri dimulai di Inggris pada abad ke-18 yang



ditandai oleh perubahan sangat cepat dalam teknologi dan pembuatan barang-barang setelah diketemukan Mesin uap yang dampaknya telah mengubah proses dan cara kerja manusia. Dalam masyarakat industri, modal menjadi kekuatan utama. Untuk menunjang pekerjaan, dibutuhkan skill khusus, seperti ahli Mesin dan lain-lain. Model produksi di bidang ekonomi seperti Produksi, distribusi barang, konstruksi berat, dan sebagainya. 4. Masyarakat Informasi: Dalam masyarakat informasi, sumber daya yang diolah



adalah Informasi, yakni berupa transmisi data dan komputer. Sumber daya yang dibutuhkan dalam era ini adalah pengetahuan sehingga membutuhkan sumber daya manusia yang berketerampilan tinggi, yakni kaum Profesional. Masyarakat informasi membutuhkan teknologi cerdas dengan menerapkan Ilmu pengetahuan dan Teknologi. Model produksi di bidang ekonomi pada era ini seperti, Transportasi, Perdagangan, Asuransi, Realestate, Kesehatan, Pendidikan, Ris et, Pemerintahan, dan lain sebagainya. Masyarakat informasi juga sering diaggap sebagai penerus masyarakat industri atau disebut masyarakat pascaindustri, masyarakat pengetahuan, masyarakat Telematika, masyarakat jaringan. Penanda dari era ini adalah adanya perubahan yang sangat cepat baik di bidang teknologi, informasi, ekonomi, budaya, dan sebagainya. Perkembangan masyarakat informasi Perkembangan teknologi informasi menyebabkan ketergantungan manusia terhadap teknologi informasi semakin tinggi. Masyarakat menjadi Konsumen informasi dan juga memproduksi informasi. Seluruh masyarakat dunia menghabiskan rata-rata sekitar separuh waktu hidupnya untuk berhubungan dengan teknologi informasi, baik melalui upload video di youtube, menulis dan merespons status di media sosial seperti facebook dan tweeter, menulis dan menjawab email, dan sebagainya. Maka sekarang ini manusia bekerja dan bermain dalam lingkup masyarakat informasi. Teknologi informasi terus berkembang setiap generasi. Media konvensional dikombinasikan dengan Media baru telah mengubah pola konsumsi media dan kehidupan masyarakat. Hampir setiap orang menggunakan telepon seluler dan email untuk



menunjang berbagai aktivitas yang dilakukannya sehari-hari. Media konvensional telah masuk ke Media baru yakni media digital dan jaringan Masyarakat jejaring sosial Sosiolog dari University of Toronto, Wellman, berpendapat bahwa Masyarakat pada skala apapun yang terbaik dilihat sebagai jaringan dibanding kelompok yang dibatasi dalam struktur herarki. Hal itulah yang menyebabkan pengguna jejaring sosial berkembang pesat karena tidak ada batasan hierarki dalam berkomunikasi. Masyarakat jejaring sosial (social network society) tumbuh karena kebutuhan untuk mengekspresikan ide-ide dan pemikiran manusia berkaitan dengan situasi Politik, Ekonomi, Sosial, dan Budaya yang disebabkan oleh penyebaran jaringan, dan teknologi Digital. Jaringan sosial muncul akibat pengaruh modernisasi, Kapitalisme industri, dan kebutuhan manusia untuk melakukan berbagai aktivitasnya secara cepat tanpa batasan ruang dan waktu.