TUGAS AKHIR Print Newww [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

PEMERIKSAAN DAN PERAWATAN SISTEM BAHAN BAKAR PADA MOTOR MATIC BERBAHAN BAKAR GAS



LAPORAN TUGAS AKHIR



Diajukan Sebagai Syarat Dalam Rangka Memenuhi Penyusunan Skripsi Jenjang D-3 Program Studi Teknik Mesin



Oleh: WAHYU SEFATUL ADNAN NPM. 6217300003



FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS PANCASAKTI TEGAL 2020



1



LEMBAR PERSETUJUAN



PEMERIKSAAN DAN PERAWATAN SISTEM BAHAN BAKAR GAS PADA MOTOR MATIC



NAMA PENULIS



: WAHYU SEFATUL ADNAN



NPM



: 6217300003



Proposal Skripsi telah disetujui untuk disidangkan : Hari



: ........................................



Tanggal



: ........................................



Pembimbing I



Pembimbing II



( Dr. Agus Wibowo,.ST.MT )



( Drs. Drajat Samyono,.MT )



NIPY. 126518101972



NIPY. 2096771957



1



HALAMAN PENGESAHAN



Telah dipertahankan dihadapan Sidang Dewan Penguji Skripsi Fakultas Teknik Universitas Pancasakti Tegal Pada hari



:



Tanggal



:



Penguji I



( M. Fajar Sidiq, ST., M.Eng )



...........................................



NIP. 19790808 200501 1 001



Penguji II



( Ir. Soebyakto, MT )



...........................................



NIP. 1946321960



Penguji III



( Royan Hidayat, MT )



...........................................



NIP. 2496441990



Mengetahui, Dekan Fakultas Teknik



( Dr. Agus Wibowo, ST.,MT ) NIPY. 126518101972



1



PERNYATAAN



Dengan ini saya menyatakan bahwa tugas akhir dengan judul “Pemeriksaan dan Perawatan Sistem Bahan Bakar Gas pada Motor Matic” ini seluruh isinya adalah benar-benar karya sendiri, dan saya tidak akan melakukn penjiplakan atau prngutipan dengan cara-cara yang tidak sesuai dengan etika keilmuan yang berlaku dalam masyarakat keilmuan. Atas pernyataan ini ssaya siap menanggung resiko/ sanksi yang dijatuhkan kepada ssaya apabila kemudian adanya pelanggaan terhadap etika keilmuan daalam karya saya, atau ada klaim dari pihak lain terhadap keaslian karya saya ini.



Tegal, ....................2020 Yang membuat pernyataan



( Wahyu Sefatul Adnan ) NPM. 6217300003



1



MOTTO DAN PERSEMBAHAN



MOTTO  “Katakanlah : kalau lautan menjadi tinta untuk (menulis) kalimat-kalimat Tuhanku, Sungguh habislah lautan itu sebelum habis (ditulis) Kalimatkalimat Tuhanku, meski kami datangkan tambahan sebanyak itu pula” (QS. Al Kahfi:109)  “Ya Tuhanku, berilah aku ilham untuk tetap mensyukuri nikmat-Mu yang telah engkau anugrahkan kepadaku dan kepada dua orang ibu bapakku dan untuk mengerjakan amal saleh yang Engkau ridhai, dan masukkanlah aku dengan rahmat-Mu kedalam golongan hamba-hambaMu yang saleh” (QS An Nam1:19)  “Atas kehendak Allah semua itu terwujud, tiada kekuatan kecuali dengan pertolongan Allah” (QS Al Kahfi: 39)



PERSEMBAHAN Tugas Akhir ini penulis persembahkan kepada :  Mamah dan Papahku tercinta  Adikku yang sangat kusayamgi  Seluruh dosen Fakultas Teknik Universitas Pancasakti Tegal  Seluruh teman di kampus  Pembaca yang budiman



1



PRAKARTA



Dengan memanjatkan puja dan puji syukur ke hadirat Allah SWT yang telah memberikan petunjuk, taufik dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir ini dengan judul “Pemeriksaan dan Perawatan Sistem Bahan Bakar Gas pada Motor Matic”. Penyusunan Tugas Akhir ini dimaksudkan untuk memenuhi salah satu syarat dalam rangka menyelesaikan studi stara D3 Meknik Mesin. Dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih yang ssebesarbesarnya kepada : 1. Dr. Agus Wibowo,. ST.MT selaku Dekan Fakultas Teknik Universitas Pancasakti Tegal. 2. Dr. Agus Wibowo,. ST.MT selaku Dosen Pembimbing I. 3. Drs. Drajat Samyono,.MT selaku Dosen Pembimbing II. 4. Segenap Dosen dan Staf Fakultas Teknik Universitas Pancasakti Tegal. 5. Bapak dan Ibuku yang tak pernah lelah mendoakanku. 6. Semua pihak yang telah membantu hingga laporan ini selesai, semoga bantuan dan bimbingan yang telah diberikan mendapat balasan yang sesuai dari Allah SWT. Penulis telah mencoba membuat laporan ini sempurna mungkin semampu kemampuan penulis, namun demikian mungkin ada yang kekurangan yang tidak terlihat oleh penulis untuk itu mohon masukan untuk kebaikan dan pemaafannya. Harapan penulis, Semoga Tugas Akhir ini dapat bermanfaat bagi kita semua. Amin. Tegal,



Juni 2020 Penulis



1



Abstrak Yusuf Ariyanto. 2019. “Diagnosa kerusakan sistem EfI pada mobil KIA Visto”. Laporan Tugas Akhir. Teknik Mesin DIII. Fakultas Teknik. Universitas Pancasakti Tegal. Di pasaran, sosok Kia Visto bisa dibilang cukup baik. Mengusung basis mesin yang serupa dengan Hyundai Atoz, membuat mobil lucu nan imut ini terkenal tangguh dan minim perawatan. Namun, namanya juga mobil yang sudah cukup berusia pasti ada beberapa sektor yang mesti diperhatikan. “Kalau untuk sektor mesin, hampir tak ada masalah yang ditemui. Mesinnya tergolong bandel dan minim perawatan,” ungkap Ate, salah satu mekanik Kia Raperind Motor yang berlokasi di bilangan Jatiasih, Bekasi. Dibekali mesin berkapasitas murni 989 cc membuat mobil ini tak mudah ‘haus’ bensin. Konsumsinya bisa mencapai 16 km untuk 1 liternya dengan pemakaian normal. Soal performa, Visto cukup mumpuni untuk trek dalam kota yang langganan macet. Penulissan laporan tugas akhir ini bertujuan untuk mengetahui komponen dan fungsi komponen dan pencarian kerusakan menggunakan alat diagnostik OBD II pada mobil KIA Visto tahun 2002. Metode yang dipakai dalam penelitian ini adalah metode observasi untuk mengumpulkan data pada bahan proyek tugas akhir dan menggunakan metode pustaka untuk melakukan kajiankajian teoritis dengan mencari data melalui buku-buku literatur yang berhubungan dengan obyek tugas akhir yaitu Diagnosa kerusakan EFI pada mobil KIA Visto. Analisis data yang ada dapat dismpulkan dari hasil pemeriksaan komponen meliputi pengecekan kerusakan sistem EFI, perawatan dan perbaikan kerusakan sensor-sensor sistem EFI. Hasil pemeriksaan akan dicatat dan dibandingkan sesuai standar spesifikasi yang tercantum pada manual book service sistem EFI KIA Visto 2002.



Kata kunci : Sistem EFI, KIA Visto 2002, Analisis.



1



DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL........................................................................................ i HALAMAN PERSETUJUAN......................................................................... ii HALAMAN PENGESAHAN.......................................................................... iii HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN.............................................. iv HALAMAN PERNYATAAN.......................................................................... v PRAKARTA..................................................................................................... vi ABSTRAK........................................................................................................ vii DAFTAR ISI.................................................................................................... viii DAFTAR GAMBAR........................................................................................ x BAB I PENDAHULUAN................................................................................. 1 A. Latar Belakang Masalah....................................................... 1 B. Batasan Masalah................................................................... 4 C. Rumusan Masalah................................................................ 5 D. Tujuan dan Manfaat............................................................. 5 E. Sistematika Penulisan........................................................... 5 BAB II LANDASAN TEORI........................................................................... 7 A. Pengertian Mesin EFI........................................................... 7 B. Cara Kerja Mesin EFI........................................................... 8 C. Mekanisme Sistem EFI......................................................... 11 D. Komponen Sistem EFI......................................................... 14 E. Sensor-sensor Sistem EFI..................................................... 19 F. Troubleshooting.................................................................... 24 1



BAB III PEMBAHASAN................................................................................ 28 A. Pengecekan dan Perbaikan Sistem EFI................................ 28 B. Perawatan Mesin EFI........................................................... 42 BAB IV PENUTUP.......................................................................................... 51 A. Kesimpulan........................................................................... 51 B. Saran..................................................................................... 52 DAFTAR PUSTKA.......................................................................................... 53



1



DAFTAR GAMBAR



Gambar 2.1 Mekanisme sistem EFI.................................................................. 11 Gambar 2.2 Komponen sistem EFI.................................................................. 14 Gambar 2.3 MAP & IAT sensor....................................................................... 20 Gambar 2.4 Throttle Position Sensor................................................................ 21 Gambar 2.5 CKP & CMP Sensor..................................................................... 22 Gambar 2.6 ECT sensor.................................................................................... 23 Gambar 2.7 Oxygent Sensor............................................................................. 24 Gambar 3.1 ELM327 Alat scanner Diagnostik Otomatis................................. 28 Gambar 3.2 Konektor EFI................................................................................ 31 Gambar 3.3 Lampu nyala OBD II.................................................................... 31 Gambar 3.4 Kunci kontak ON.......................................................................... 32 Gambar 3.5 Applikasi Torque (OBD 2 & Car)................................................ 32 Gambar 3.6 OBD II Sudah terkoneksi.............................................................. 33 Gambar 3.7 Fault Lag Manager........................................................................ 33 Gambar 3.8 Pencarian kerusakan..................................................................... 34 Gambar 3.9 Kode Kerusakan............................................................................ 35 Gambar 3.10 OBD-II Code Reader Cara membaca Kode kerusakan.............. 37 Gambar 3.11 Dial Engine RPM........................................................................ 38 Gambar 3.12 Dial Throttle Position.................................................................. 39 Gambar 3.13 Dial Engine Coolant Temperature.............................................. 39 Gambar 3.14 Dial Intake Air Temperature....................................................... 40 Gambar 3.15 Dial Intake Manifold Pressure.................................................... 40 Gambar 3.16 Dial O2 Sensor............................................................................ 41 Gambar 3.17 Dial Voltage................................................................................ 41



1



Gambar 3.18 Dial Timing Advance.................................................................. 42 Gambar 3.19 Trottle body................................................................................. 44 Gambar 3.20 Pembersihan konektor................................................................. 45 Gambar 3.21 Contoh cairan pembersih injektor............................................... 46 Gambar 3.22 Filter Udara................................................................................. 47 Gambar 3.23 Pengecekan aki........................................................................... 48 Gambar 3.24 Busi............................................................................................. 49



1



BAB I PENDAHULUAN



A. Latar Belakang Masalah Indonesia tercatat sebagai salah satu negara terbanyak jumlah penduduknya di dunia dan setiap tahun meningkat jumlah penduduknya. Peningkatan jumlah penduduk diikuti peningkatan jumlah alat transportasi baik darat, laut dan udara. Bertambahnya kebutuhan tranportasi direspon baik oleh para produsen alat transportasi diantaranya adalah produsen otomotif. Para produsen otomotif bersaing untuk menciptakan inovasi-inovasi baru terhadap produknya sehingga produk yang dihasilkan dapat diterima baik di masyarakat. Alat transportasi yang paling banyak digunakan masyarakat Indonesia adalah kendaraan bermotor yang jumlahnya terus meningkat dari tahun ke tahun. Jumlah kendaraan bermotor tahun 2013 adalah 104.118.969 unit yang terdiri dari mobil penumpang 11.484.514 unit, bis 2.286.309 unit, truk 5.615.494 unit, sepeda motor 84.732.652 unit (Badan Pusat Statistik, 2015). Dari data tersebut, sepeda motor yang paling banyak jumlah penggunanya dan bahan bakar yang digunakan sebagian besar sepeda motor masih menggunakan bahan bakar minyak. Peningkatan jumlah kendaraan bermotor berdampak terhadap peningkatan jumlah konsumsi bahan bakar yang digunakan. Sebagian besar kendaraan bermotor masih mengunakan bahan bakar minyak, terutama BBM bersubsidi hal ini perlu mendapat perhatian khusus karena akan membutuhkan anggaran subsidi yang besar dan minyak bumi termasuk sumber daya alam yang tidak dapat diperbaharui sehingga pada suatu ketika akan habis dan nantinya harga BBM akan mahal bagi sebagian masyarakat. Pemerintah berusaha mencari solusi untuk mengurangi besarnya subsidi untuk bahan bakar premium karena sebagian besar kendaraan bermotor masih menggunakan



premium.



Berbagai



alternatif



sudah



dijalankan



misalnya



pembatasan BBM premium hanya untuk mobil/kendaraan yang sudah tua. Sehingga kendaraan baru dan mewah diharapkan tidak menggunakan Premium. Keputusan pemerintah untuk membatasi penggunaan bahan bakar minyak bersubsidi yang mendorong untuk menggunakan bahan bakar alternatif lain dengan harga yang terjangkau sebagai pengganti premium. Solusi yang ditawarkan pemerintah adalah konversi bahan bakar minyak ke bahan bakar gas 1



pada kendaraan bermotor. Ada 3 macam BBG yang umum digunakan yaitu Liquified Petrolium Gas (LPG), Liquified Natural Gas (LNG) dan Compressed Natural Gas (CNG). Dari tiga macam BBG tersebut, LPG yang paling banyak digunakan di masyarakat karena tersedia di toko dan warung. Penggunaan LPG sebagai bahan bakar sepeda motor merupakan salah satu upaya pemanfaatan energi alternatif. Beberapa kelebihan LPG dibanding dengan BBM (premium) adalah LPG lebih murah dari pada bensin, lebih mudah bercampur dengan udara selama proses pembakaran, karena fasenya sama-sama gas, nilai oktan lebih tinggi dari premium. Sebagai salah satu langkah nyata dalam penggunaan bahan bakar LPG diperlukan alat yang berfungsi untuk merubah pengunaan bahan bakar pemium menjadi bahan bakar LPG, atau biasa disebut converter kit. Penggantian BBM ke BBG sudah di mulai di Indonesia pada tahun 1988 pada mobil dan pengembangan BBG pada sepeda motor perlu pengembangan dan penelitian lebih lanjut. Penelitian yang dilakukan oleh Pramono yang berjudul pengembangan konverter BBG untuk sepeda motor, dihasilkan produk berupa konverter BBG dengan regulator akselerator dan tanpa merubah kontruksi karburator asli sepeda motor, cukup menambah komponen converter kit untuk BBG. Penelitian ini mengaplikasikan dual-fuel sehingga sepeda motor dapat beroperasi dengan bahan bakar bensin atau dengan bahan bahan bakar gas. Beberapa keuntungan penggunaan LPG yaitu harga lebih murah dari premium, dapat mengurangi konsumsi bahan bakar premium yang bersubsidi, emisi gas buang yang ramah lingkungan. Kebijakan pemerintah mengalihkan konsumsi BBM ke BBG pada alat transportasi sampai sekarang masih belum berjalan dengan baik dan masih kurang diminati masyarakat banyak. Beberapa hal yang menghambat kebijakan tersebut diantaranya harga converter kit di pasaran yang mahal serta ketersediaan suku cadang masih terbatas, infrastruktur BBG kurang memadai dan sekarang pemerintah juga sudah mengimpor minyak dan gas dari luar guna untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri.



1



B. Batasan Masalah Permasalahan pada penelitian ini dibatasi pada: 1. Motor yang digunakan yaitu jenis Mio J 125 CC Idan diganti dengan converter BBG. 2. Bahan bakar yang digunakan yaitu LPG 3 kg yang diproduksi oleh pertamina. 3. Peneliti membuat converter BBG dan merancang fuel converter kit BBG berbahan bakar LPG dan untuk memenuhi kebutuhan jumlah campuran bahan bakar dan udara digunakan regulator dengan akselerator. 4. Parameter yang akan diteliti dibatasi hanya pada pembuatan prototype converter BBG dengan regulator akselerator, merancang fuel converter kit BBG dan penggunaan fuel converter kit BBG saat start, putaraan stasioner atau idle, kebocoran, tes jalan, uji konsumsi bahan bakar secara ekonomis berdasarkan putaran rpm.



5. Fuel converter kit BBG tidak diuji secara khusus, tetapi diuji langsung pada motor. 6. Penelitian tanpa merubah sistem pengapian. C. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang diatas, maka penulis merumuskan permasalahan sebagai berikut : a) Bagaimana cara pemeriksaan sistem bahan bakar gas ? b) Bagaimana cara perawatan sistem bahan bakar gas ?



1



D. Tujuan dan Manfaat Berdasarkan rumusan permasalahan di atas, maka tujuan dari penelitian ini ialah untuk mengetahui tentang komponen pada system bahan bakar pada motor efi, mekanisme kerja, dan cara pemeriksaan dan perawatannya. Manfaat Penelitian 1. Bagi dunia akademik dapat memberikan acuan tentang penggunaaan jenis bahan bakar LPG sebagai pengganti BBM. 2. Memberi informasi kepada masyarakat umum tentang keunggulan menggunakan bahan bakar LPG dibandingkan bahan bakar bensin pada motor 125 cc ditinjau dari unjuk kerjanya. 3. Membantu program pemerintah untuk menyukseskan program konversi dari BBM ke BBG pada kendaraan bermotor sebagai energi alternative. 4. Sebagai referensi dan rujukan bagi penelitian atau pengembangan yang lebih luas tentang penggunaan BBG sehingga program langit biru terwujud. E. Sistematika Penulisan 1. BAB I : PENDAHULUAN 2. Latar Belakang Masalah, Batasan Masalah, Rumusan Masalah, Tujuan Dan Manfaat Penelitian, dan Sistematika Penulisan. 3. BAB II : LANDASAN TEORI 4. Pengertian Mesin EFI, Cara Kerja Mesin EFI, Mekanisme Sistem EFI, Komponen Sistem EFI, Sensor-sensor Sistem EFI.



5. BAB IV : PEMBAHASAN 6. Pengecekan dan Perbaikan Sistem EFI 7. Perawatan mesin EFI 8. BAB V : PENUTUP 9. Kesimpulan, Saran.



1



1



1



1



2



BAB II LANDASAN TEORI



A. Pengertian Mesin EFI EFI (Electronic Fuel Injection, sistem) adalah suatu rangkaian penyuplai bahan bakar secara elektronik. Artinya, sistem suplai bahan bakar dari tanki ke ruang bakar sudah berbasis elektronik. Sebelumnya, pada sistem bahan bakar konvensional yang masih menggunakan karburator bensin dari tanki akan disalurkan ke karbu melalui pompa mekanis. Pompa mekanis ini bekerja menggunakan sebuah nok yang terhubung ke camshaft mesin. Disamping itu, karburator juga bekerja secara mekanis dengan memanfaatkan perbedaan tekanan udara untuk menyuplai bensin dengan volume yang pas. Tapi ada kelemahannya dari sistem konvensional ini, volume bensin yang masuk ke ruang bakar itu tidak bisa 100% ideal. Mesin masih bisa bekerja dengan baik, tetapi ketidakidealan bensin yang masuk tersebut akan berimbas pada emisi. Semakin hari standar emisi kendaraan semakin tinggi. Sehingga dibuatlah sebuah perangkat elektronik yang terdiri dari sensor, processor, dan actuator untuk memasukan bensin ke ruang bakar secara ideal.



7



8



B. Cara Kerja Mesin EFI Prinsip kerja sistem EFI juga menggunakan perbedaan tekanan, namun perbedaan tekanan ini dibuat lebih tinggi. Sehingga akan meningkatkan tekanan didalam saluran bensin, ini akan menyebabkan bensin mengabut secara sempurna. Ibaratnya sebuah kran, kalau anda buka kran dengan tekanan air yang rendah maka air dari kran hanya mengucur. Namun kalau tekanan air besar, air yang keluar dari kran seperti menyemprot sehingga akan memisahkan tiap molekul airnya (mengabut). Tugas dari pompa bensin elektrik adalah meningkatkan tekanan bensin, pompa bensin elektrik sudah bekerja menggunakan motor listrik. Sehingga, kinerjanya tidak lagi dipengaruhi oleh RPM mesin. Ini akan membuat tekanan bensin lebih bisa dikontrol dan lebih stabil, sehingga sangat cocok untuk sistem injeksi. Cara kerja EFI cukup sederhana. Bahan bakar dipompa melalui pompa bahan bakar dari tanki menuju delivery valve. Kemudian, ECM akan membuka injector sehingga bahan bakar dapat keluar dari lubang noozle. Secara rinci, cara kerja sistem EFI meliputi ; 1) Saat Kunci Kontak "on" Saat kunci kontak berada pada posisi "ON", sistem elektrikal pada mobil akan aktif melalui terhubungnya main relay. Saat ini, ECM akan mengaktifkan fuel pump sehingga saat kunci kontak on, pompa bahan bakar menyala. Namun, pompa bahan bakar akan menyala dalam selang waktu tertentu.



9



untuk membangkitkan tekanan bahan bakar didalam rangkaian sistem EFI mencapai 315 -  340 KPa. Pompa akan otomatis mati saat jelang waktu tertentu. ECM akan mengatur pompa agar dapat mati di sela waktu tertentu. Biasanya digunakan komponen semi konduktor seperti condenser didalam ECM untuk mengatur hal ini. Bahan bakar mengalir dari tanki ke delivery pipe sampai tekanan bahan bakar maksimal tercapai. Saat tekanan bahan bakar maksimal tercapai, pressure regulator selaku penjaga tekanan bahan bakar akan membuka saluran return feed. Yang akan mengembalikan bahan bakar kembali ke tanki. 2) Saat Engine Start dan Run Saat kunci kontak diputar pada posisi START, motor starter akan memutar flywheel dan mengakibatkan engine berputar atau cranking. Sehingga sensorsensor yang terkait dengan sistem EFI akan bekerja untuk mendeteksi keadaan masing-masing. Sensor CKP dan CMP akan menginformasikan ke ECM bahwa mesin sedang berputar. Sehingga ECM akan memberi tegangan ke pompa bahan bakar agar tetap hidup selama mesin berputar. Bahan-bakar kembali dipompa dari tanki menuju delivery pipe sehingga didalam sistem bahan bakar timbul tekanan mencapai 315-340 KPa. ECM akan memberikan tegangan ke tiap injector dengan waktu sesuai dengan perhitungan ECM sesuai dengan berbagai informasi yang masuk kedalam ECM. Sehingga, bahan bakar dapat keluar dari lubang injector karena didalam delivery pipe, bahan bakar tersebut memiliki tekanan. Sensor seperti MAF, IAT, MAP, O2,



10



TPS, akan menjadi acuan ECM dalam menentukan banyaknya bahan bakar yang akan diinjeksikan kedalam intake manifold. Untuk mengatur jumlah bahan bakar yang akan diinjeksikan, ECM menggunakan pengaturan waktu pembukaan injector. Misal saat injector membuka selama 0,5 detik, maka bahan bakar yang diinjeksikan sedikit. Namun saat injector membuka lebih lama misal 1,0 detik, otomatis bahan bakar yang diinjeksikan juga lebih lama. 3) Pengaturan kecepatan idle Pada sistem karburator, kita mengenal sekrup ISAS dan IMAS untuk mengatur RPM idle mesin. Di sistem EFI, hal itu sudah tidak diperlukan, karena sistem EFI menggunakan komponen ISC(idle speed control),  atau disebut juga IAC (Idle Actuator Control). ISC bekerja secara otomatis yang dikendalikan oleh ECM. ISC berfungsi sebagai katup yang akan mengatur aliran udara melalui idle port pada throtle body. ISC terdapat pada sistem EFI yang masih menggunakan katup gas pengendali manual atau kawat. Pada sistem DBW (Drive by wire), komponen ISC tidak diperlukan. Karena ECM akan mengatur idle speed dari katup gas langsung, dengan kata lain sistem DBW tidak memiliki idle port.



11



C. Mekanisme Sistem EFI



Gambar 2.1 Mekanisme sistem EFI (Sumber : https://2.bp.blogspot.com/4YyjiGaL8I4/W2J_fVvZfZI/AAAAAAAAESI/UvE9JvcWvN461DlK1Ne_Gwy HwvD4gneoQCLcBGAs/s640/diagram%2Bsistem%2Befi.JPG)



Seperti yang ditujukan gambar diatas, saat kunci kontak ON pompa bensin akan menyala. Sehingga saat kunci kontak baru ON tekanan bensin sudah meningkat. Namun pada saat ini, lubang injektor masih tertutup rapat sehingga tidak ada semprotan bensin yang masuk ke intake manifold. Ketika kita putar kunci ke posisi start, injektor akan membuka dengan interval tertentu. Karena lubang injektor kecil, ditambah tekanan bensin besar maka efek ini akan mengabutkan bensin kedalam intake manifold. Dan bensin yang terkabut tersebut, akan masuk bersama aliran udara ke dalam ruang bakar. Ada tiga komponen perangakt elektronik sistem EFI yakni ;



12



1) Sensor Sensor adalah komponen yang berfungsi mendeteksi semua indikator yang dijadikan acuan untuk menentukan volume bensin yang ideal. Dalam sistem pengolahan data, sensor berfungsi sebagai input device dimana sensor-sensor ini akan mendeteksi beberapa indikator seperti temperatur udara intake, masa udara intake, temperatur mesin, dan lainnya. Umumnya sensor bekerja dengan memanfaatkan variable resistor. Dimana ada tegangan referensi yang diberikan, kemudian tegangan referensi tersebut masuk ke sensor dimana ada variable resistor. Besar hambatan pada variable resistor ini mengikuti kondisi yang diukur, jadi output dari sensor berupa tegangan dengan nilai tertentu. Tiap nilai dari tegangan output ini akan diterjemahkan oleh processor untuk proses pengolahan data. Setidaknya ada 8 sensor pada mesin injeksi - IAT (intake air temperature) berfungsi mendeteksi suhu udara intake. - MAF (mass air flow) mendeteksi masa udara intake. - TPS (throtle position sensor) berfungsi mendeteksi sudut pembukaan katup. - MAP (manifold air pressure) mendeteksi tekanan didalam intake manifold. - ECT (engine coolant temperature) berfungsi mendeteksi suhu air pendingin. - CKP (cranksfhaft posistion) mendeteksi putaran crankshaft untuk mengetahui RPM mesin.



13



- CMP (camshaft position) mendeteksi putaran camshaft untuk mengetahui posisi TOP mesin. - O2S (oksigen sensor) berfungsi mendeteksi emisi gas buang dari dalam exhaust manifold. 2) Processor Komponen processor pada mesin injeksi disebut ECU (electronic control unit) atau ECM (engine control module), baik ECU atau ECM sama saja hanya beda penamaan. Fungsinya untuk mengolah data-data yang diberikan oleh sensor, kemudian memberi perintah ke aktuator. ECU bekerja seperti layaknya processor komputer yang akan mengolah semua data dari input device. Namun ECU sudah diprogram, untuk melakukan pengolahan data terkait kinerja mesin. Selain menghitung jumlah bensin yang ideal, ECU juga bertugas menghitung timming pengapian pada sistem pengapian DLI (distributor less ignition). Dengan kata lain, ECU adalah perangkat pengontrol elektronik yang menjadi basis pengolahan data terkait performa mesin. 3) Actuator Actuator adalah perangkat elektronik yang berfungsi mengeksekusi perintah dari ECU. Actuator ini mirip seperti output device yang akan melaksanakan perintah CPU pada komputer. Bedanya, actuator pada sistem EFI itu injektor. Fungsinya untuk mengabutkan bensin dari saluran bensin kedalam intake manifold sesuai perintah dari ECU. Injektor bekerja dengan menggunakan solenoid, dimana ketika ada aliran listrik kemagnetan pada



14



solenoid akan membuka lubang injektor. Dan disaat inilah bensin mengabut. Untuk menentukan volume bensin yang mengabut, ada pada timming atau waktu solenoid membuka. Artinya, ECU akan mengirimkan perintah berupa tegangan ke injektor dengan interval waktu tertentu. Lama interval waktu tersebut, diperoleh dari proses pengolahan data yang melibatkan berbagai sensor. D. Komponen Sistem EFI



Gambar 2.2 Komponen sistem EFI (Sumber : https://3.bp.blogspot.com/C5HRhE_4nv0/WIveU3TLfZI/AAAAAAAAAwI/djUubOvt-74_ni_FmRDQOg2M4wfw1uRQCLcB/s640/11.jpg)



Secara umum, komponen pada sistem EFI tidak jauh beda dari sistem bahan bakar konvensional namun ada tambahan komponen elektronik. Beberapa komponen pada sistem EFI antara lain ;



15



1) Tanki bahan bakar Fungsi tanki bahan bakar adalah sebagai wadah penampung bensin selaku sumber tenaga dari mobil. Mobil-mobil keluaran dibawah tahun 2000 mungkin masih banyak ditemui tanki berbahan plat logam. Namun pada mobil-mobil sekarang, tanki bahan bakar banyak dibuat dari bahan plastik tebal yang memiliki bobot ringan namun kuat menampung bahan bakar. Meski ringan, kelemahan tanki berbahan plastik ini rawan bocor kalau terkena benturan. 2) Fuel filter Filter bensin berfungsi untuk menyaring kotoran yang terbawa oleh aliran bensin saat melintasi fuel feed. Dengan adanya filter ini maka bensin yang masuk ke injector nantinya sudah dalam kondisi bersih. Ada dua filter bensin dalam sistem efi yakni ; - Filter kasar, terbuat dari rajutan kawat yang memiliki pori cukup besar. Fungsinya sebagai penyaring kotoran padat berukuran besar. - Filter halus, terbuat dari bahan seperti kain dengan pori lebih kecil sehingga mampu menyaring kotoran berpartikel kecil. Pada fuel filter juga terdapat water sedimenter yang berfungsi memisahkan air kalau ada air yang terbawa aliran bensin. 3) Fuel pump Pompa bensin memiliki dua fungsi yakni ; - Untuk mengalirkan bensin dari tanki ke injector.



16



- Meningkatkan tekanan bahan bakar pada fuel feed. Pompa bensin memang bukan hanya pada sistem EFI, tapi pada mesinmesin karburator juga disediakan fuel pump. Namun pada sistem EFI, fuel pump sudah digerakan oleh energi listrik. Sehingga tidak membebani mesin. Lokasi fuel pump ini juga tersembunyi terendam didalam tanki bahan bakar. 4) Delivery pipe Delivery pipe adalah pipa yang terletak di ujung saluran bensin, fungsinya untuk menampung bensin yang dipompa oleh fuel pump. Pipa delivery ini biasanya terbuat dari bahan yang lebih keras, karena disinilah titik temu antara saluran bensin dan semua injector. Kalau dilihat, pipa ini memiliki beberapa lubang yang terdiri dari inlet hose yang terhubung ke saluran bensin dari tanki serta injector hose yang terhubung ke semua injector. 5) Injector Fungsi injektor adalah untuk mengeluarkan bensin dari dalam delivery pipe dengan komposisi yang pas. Injektor bekerja menggunakan sebuah solenoid. Ketika pada posisi normal (mesin mati) solenoid ini tidak mendapatkan tegangan listrik sehingga noozle pada injector tidak membuka. Sementara saat piston berada pada langkah hisap, solenoid akan diberikan tegangan listrik oleh ECU. Akibatnya timbul berakan aksial yang menyebabkan noozle terbuka. Karena bensin didalam delivery pipe itu sudah bertekanan, maka ketika noozle membuka bensin otomatis akan keluar. Lama



17



waktu pemberian listrik ke solenoid ini mempengaruhi komposisi bensin yang keluar, semakin lama maka akan semakin banyak. 6) Pressure regulator Pressure regulator berfungsi untuk menjaga tekanan didalam saluran bensin tetap stabil. Pressure regulator diperlukan karena untuk menanggulangi kelebihan tekanan yang diakibatkan pompa bensin yang terus bekerja. Ketika terdeteksi tekanan bensin berlebih, maka bensin akan dialirkan kembali ke tanki sampai tekanan stabil. Besar kecil tekakan didalam saluran bensin ini juga mempengaruhi komposisi bensin yang keluar ke intake. 7) Fuel feed Fuel feed atau disebut juga selang bahan bakar berfungsi sebagai tempat mengalirnya bensin dari tanki ke injector. Umumnya selang bahan bakar terbuat dari bahan seperti mika yang memiki bobot ringan namun kuat menahan bensin bertekanan. Hanya saja, kelemahan bahan mika terletak pada kekuatannya apabila tertekuk. Maka akan mudah pecah. 8) Return feed Sebenarnya selang ini hampir sama seperti fuel feed, namun return feed berfungsi untuk mengalirkan bensin sisa saat kelebihan tekanan kembali menuju tanki. Saluran ini memanjang dari delivery pipe ke tanki.



18



9) Sensor Ada tiga komponen kelistrikan efi, yakni sensor, ECU dan injektor. Sensor sendiri merupakan alat untuk mendeteksi, yang hasilnya dijadikan sebagai acuan bagi ECU untuk menentukan lamanya injektor membuka. Ada beberapa kondisi yang dieteksi oleh sensor, antara lain massa udara yang masuk ke mesin, suhu udara yang masuk ke mesin, serta sudut pembukaan sensor. Oleh karena itu dalam mesin efi setidaknya ada 5 sensor yang terdiri dari; MAF sensor IAT sensor MAP sensor TPS sensor CKP sensor Tapi pada mobil sekarang, sistem EFI tidak hanya bergantung pada 5 sensor itu. Ada beberapa tambahan sensor agar komposisi bensin yang keluar dari injektor semakin akurat. 10) ECU ECU berfungsi untuk mengolah data-data yang diperoleh dari sensor. Data dari 5 sensor tadi akan dikirimkan ke dalam ECU, lalu ECU akan melakukan processing. Hasil



19



yang dikirimkan ke injektor agar noozle terbuka. ECU irip processor komputer namun yang diolah ada listrik yang memiliki tegangan variatif. Dan setiap nilai tegangannya memiliki arti tersendiri. 11) Baterai Pada sistem bahan bakar konvensional, baterai tidak menjadi bagian penting. Namun pada sistem EFI, karena namanya juga Electronic fuel injection, maka artinya sistem ini bekerja secara elektronika. Barang elektronika pasti memerlukan arus listrik, dengan kata lain sistem EFI tidak bisa dijalankan tanpa adanya arus dari baterai. Fungsi baterai pada sistem EFI adalah sebagai pemberi tegangan referensi (umumnya 5 volt) yang nantinya akan diolah oleh sensor sehingga memberikan tegangan balik ke ECU dengan nilai tegangan antara 0 hingga 5 Volt. E. Sensor-sensor Sistem EFI pada mobil KIA Visto Sensor memiliki fungsi untuk mendeteksi keadaan mesin mulai dari bukaan throtle gas, suhu mesin, kevakuman pada intake manifold dan lain sebagainya. Data dari sensor tersebut kemudian diolah oleh ECU dan kemudian diteruskan ke aktuator. Dalam sistem bahan bakar, aktuatornya adalah injektor yang berfungsi menyemprotkan bahan bakar ke ruang bakar. Jadi besarnya bahan bakar yang disemprotkan diatur oleh ECU berdasarkan informasi dari sensor sensor pada mesin EFI itu sendiri.



20



1) MAP (Manifold Absolute Pressure) dan IAT (intake air temperature) sensor



Gambar 2.3 MAP & IAT sensor (Sumber: Dokumen) Selain menggunakan air flow meter, volume udara yang masuk juga bisa dihitung dengan MAP sensor. Sensor ini menghitung kevakuman atau tekanan pada intake manifold. Besarnya kevakuman pada intake manifold diubah menjadi nilai tahanan pada MAP Sensor. IAT sensor berfungsi untuk mengukur atau mendeteksi temperatur udara yang masuk ke dalam intake manifold. Setelah itu IAT sensor ini akan mengirimkan sinyal output berdasarkan suhu udara masuk yang dideteksi ke ECU. Sinyal output ini kemudian digunakan oleh ECU sebagai salah satu dasar untuk mengatur seberapa banyak penginjeksian bahan bakar yang akan diinjeksikan oleh injektor kedalam ruang bakar.



21



2) TPS (Throttle Position Sensor)



Gambar 2.4 Throttle Position Sensor (Sumber:Dokumen) TPS Sensor berfungsi untuk mendeteksi perubahan posisi atau sudut bukaan dari throttle gas yang kemudian akan dirubah menjadi sinyal elektrik untuk  dikirim ke ECU sebagai salah satu sinyal input yang nantinya digunakan untuk menentukan durasi penginjeksian bahan bakar ke dalam ruang bakar.



22



3) CKP (Crankshaft Position) dan CMP (Camshaft Position) Sensor



Gambar 2.5 CKP & CMP Sensor (Sumber: Dokumen) Crankshaft Position sensor ini berfungsi untuk mendeteksi putaran mesin dan menentukan timing pengapian. Fungsinya mirip dengan pulser pada sepeda motor. Pada beberapa mobil, sensor ini diletakan dekat noken sehingga bernama Crankshaft Position Sensor. Sensor ini mendeteksi posisi piston pada angkah kompresi melalui putaran signal rotor  yang diputar langsung oleh camshaft



untuk



intake dan exhaust valve.



mengetahui



posisi



pembukaan



dan



penutupan



23



4) ECT (Engine Coolant Temperature) sensor



Gambar 2.6 ECT sensor (Sumber : Dokumen) Digunakan untuk mengukur suhu pendingin mesin mesin pembakaran internal. Pembacaan dari sensor ini kemudian makan kembali ke unit kontrol mesin (ECU), yang menggunakan data ini untuk menyesuaikan injeksi bahan bakar dan waktu pengapian. Pada beberapa kendaraan sensor juga dapat digunakan untuk menyalakan kipas pendingin listrik. Data juga dapat digunakan untuk menyediakan bacaan untuk mengukur suhu pendingin di dashboard.



5) Oxygent Sensor



24



Gambar 2.7 Oxygent Sensor (Sumber: Dokumen) Oxygen sensor terletak di exhaust manifold untuk mendeteksi emisi gas buang. Sensor ini berfungsi untuk mengevaluasi apakah campuran bahan bakar sudah tepat atau belum. F. Troubleshooting Ketika ada masalah pada sistem injeksi juga ditunjukkan oleh lampu check engine pada dashboard mobil. Untuk memeriksa pada rangkaian elektronika mencakup semua sensor-sensor dan akuator, maka alat yang digunakan adalah musltitester digital, test lamp, scanner, hingga osiloskop. Berikut problem yang bisa terjadi pada mobil ketika sistem injeksinya bermasalah :



1) Mesin Tidak Dapat Hidup, Dan Starter Tidak Ada Masalah



25



Mesin susah hidup atau hidup tapi tersendat-sendat merupakan masalah yang sering terjadi pada sistem injeksi, hal ini juga berlaku pada kerusakan pada bagian yang lain. Perlu dilakukan troubleshoting untuk menemukan problem yang sesungguhnya. Bagian pada sistem injeksi yang harus diperiksa adalah mulai dari aliran bahan bakar, sinyal menuju injektor, cek kebocorna udara dari intak trothle, sensor IAT, ECT, MAP, tekanan kompresi, dan terakhir periksa kemungkinan kerusakan pada ECM. 2) Boros Bahan Bakar Jika ada gangguan pada sistem EFI, maka mesin juga bisa menjadi boros bahan bakar, namun bisa juga disebabkan masalah lain. Untuk itu hal yang perlu juga diperiksa selain sistem injeksi adalah sistem pengapian mulai dari komponen termasuk busi, kabel busi, hingga setelan timing dan kopling slip. Kerusakan/problem yang bisa terjadi yang mencakup sistem injeksi adalah ; sensor TPS, ECT/MAP yang tidak sesuai, kerusakan pada injektor, sistem VVT rusak, dan kerusakan pada ECM. EGR valve yang tidak sesuai (jika dilengkapi), seating valve yang tidak sempurna, kompresi rendah, termostat rusak juga bisa menyebabkan bahan bakar boros pada mesin sistem injeksi.



3) Mesin Tersendat Sendat



26



Hal ini bisa terasa ketika pedal gas dilepas terutama ketika kendaraan berjalan disemua gigi kecepatan. Kerusakan atau problem umum yang terjadi pada sistem injeksinya adalah; mulai dari elektronik sensor yaitu TPS,  ECT/MAP yang lemah, sistem VVT rusak, masalah pada ECM , injektor,  tekanan bahan bakar yang tidak sesuai, dan katup EGR yang tidak bekera. Kerusakan lain yang juga bisa menyebabkan masalah mesin tersendat adalah kerusakan busi atau celah busai yang tidak sesuai., serta kompresi yang rendah dan mesin yang kepanasan juga bisa menjadi kemungkinan penyebab lain yang perlu diperiksa. 4) Mesin Loyo Atau Tidak Bertenaga. Masalah mesin yang terasa lamban dan loyo merupakan masalah umum pada sistem injeksi. Hal ini memerlukan pemeriksaan yang dilakukan secara intensif yang tak terbatas pada sistem injeksi. Sma seperti problem diatas, problem lain diluar masalah injeksi yang bisa menjadi penyebabnya adalah; kerusakan busi, koil pengapian/ingition coil, kabel busi rusak, tersumbatnya pipa bahan bakar, kebocoran paking/gasket pada intake manifold, mesin kepanasan, setelan kabel gas yang salah, slip kopling, rem macet, kompresi rendah. Untuk sistem injeksi yang perlu diperiksa adalah semua sensor, VVT, ECM, injektor,dan EGR kalau dilengkapi. Mesin tidak bisa idling/ berputar langsam atau putaran idle tidak sesuai spesifikasi terlalu tinggi/rendah. Jika dilengkapi EGR valve hal ini perlu diperiksa kemungkinan terjadi masalah atau gangguan masalah idling, termasuk injektor, sensor  TPS,  ECT/MAP yang



27



lemah, kerusakan VVT, dan kerusakan atau lemahnya selang vakum. Kompresi lemah, mesin kepanasan juga bisa menjadi penyebabnya. e) C02 Pada Gas Buang Berlebihan Kerusakan pada busi dan kabel busi yang sudah kendor atau bocor, Coil / Igniter rusak, kompresi lemah, pencemaran pada cataloic converter, kerusakan pada sistem control emisi, tekanan bahan bakar tidak sesuai spek,  sistem feedback bermasalah, kerusakan sensor TP, sensor ECT/ MAP, injector rusak, ECM rusak, suhu mesin tidak normal, fliter udara tersumbat, kebocoran vakum, dan kemungkinan kerusakan pada system VVT. 5) Kandungan Nitrogen Oxydes / NOx Berlebihan Hal ini akan diketahui ketika dilakukan test gas buang, meskipun begitu kondisi NOx berlebihan bisa menunjukkan adanya masalah pada mesin khususnya sistem injeksi bahan bakar. Mesin terlalu panas atau terlalu irit, bisa disebabkan injektor bahan bakar atau sensor oksigen yang bermasalah yang akhirnya menyebabkan NOx berlebihan. Masalah pada pompa bahan bakar juga bisa menjadi penyebabnya. Konverter katalitik bisa menjadi penyebabnya namun hanya khusus untuk sistem konverter katalitik tiga arah. Penumpukan karbon, dan masalah katup EGR juga bisa menjadi penyebabnya.



BAB III PEMBAHASAN



A. Pengecekan dan Perbaikan Sistem EFI 1) Pengecekan Sistem EFI menggunakan Scanner diagnostik



Gambar 3.1 ELM327 Alat scanner Diagnostik Otomatis Wireless Bluetooth Mini OBD II OBD2 (Sumber : Internet) Konektor OBD (On-Board Diagnostic) merupakan sebuah perangkat yang berfungsi sebagai jalur agar dapat melakukan komunikasi dengan ECU (Electronic Control Unit), dengan menggunakan Konektor OBD maka akan dimungkinkan untuk membaca dan me-reset kode kerusakan yang tersimpan pada memori ECU.  Mobil-mobil teknologi tinggi sekarang ini ada yang menggunakan berbagai macam control modul dalam jumlah yang cukup banyak dengan fungsi yang beraneka ragam dalam sistem kendaraan, 28



29



dimana seluruh informasi diagnosa di dalam control modul tersebut dapat diakses melalui konektor OBD-II.  Spesifikasi alat : Bluetooth



ELM327



adalah



alat



pemindai



Bluetooth



yang



baru



dikembangkan. Dapat membaca kode masalah diagnostik, baik generik maupun khusus pabrikan, dan tampilkan artinya (lebih dari 3000 definisi kode generik dalam basis data). Hapus kode masalah dan matikan lampu MIL (& quot; Check Engine & quot; Light). Ini mendukung semua protokol OBD-II : 1. Bekerja dengan semua kendaraan yang sesuai dengan OBD-II. 2. Bluetooth. 3. Perangkat lunak termasuk untuk Palm, PDA. 4. Perangkat lunak termasuk untuk PC Windows. 5. Perangkat lunak temasuk untuk Windows Smart phone. 6. Mendukung SAE J1850. 7. Mendukung BISA bus. Fungsi: 1. Baca kode masalah diagnostik, baik generik dan khusus pabrik, dan tampilkan artinya (lebih dari 3000 definisi kode generik dalam database).



30



2. Hapus kode masalah dan matikan lampu MIL (& quot; Check Engine & quot; Light). 3. Tampilkan datasensor saat ini, termasuk : a) Engine RPM b) Calculated Load Valve c) Coolant Temperature d) Fuel System Status e) Vehicle Speed f) Short Term fuel Trim g) Long Term Fuel Trim h) Intake Manifold Pressure i) Timing Advance j) Intake Air Temperature k) Air Flow Rate l) Absolute Throttle Position m) Oxygen sensor voltages/associated short term fuel terms



Catatan : Produk tidak cocok dengan iPhone.



31



Langkah-langkah menggunakan alat : 1) Cari konektor ( biasanya di bawah steer).



Gambar 3.2 Konektor EFI (Sumber : Dokumen) 2) Hubungkan Alat ke konektor (lampu indikator akan menyala).



Gambar 3.3 Lampu nyala OBD II (Sumber : Dokumen)



32



3) Putar kontak ke posisi ON



Gambar 3.4 Kunci kontak ON (Sumber : Dokumen) 4) Buka applikasi Torque PRO (OBD 2 & Car) yang ada di handpone yang bisa di download di Playstore.



Gambar 3.5 Applikasi Torque (OBD 2 & Car) (Sumber : Dokumen)



33



5) Koneksikan perangkat dengan pasword 1234/0000.



Gambar 3.6 OBD II Sudah terkoneksi (Sumber dokumen) 6) Kemudian nyalakan mesin mobil, lihat applikasi. 7) Klik Setting, Fault Lag Manager untuk melihat kerusakan sensor-sensor injeksi.



Gambar 3.7 Fault Lag Manager (Sumber : Dokumen)



34



Keterangan : 1) Fault Codes, untuk mencari kode kerusakan 2) Add display, untuk menampilkan kerja sensor-sensor yang ingin dilihat. 3) Email Logs, untuk mengirim kode kerusakan ke orang lain melalui email. 4) Clear Logs, untuk menghapus kode kerusakan yang telah di baca. 5) Reset trip Counters, untuk menghapus waktu tempuh perjalanan. 6) Reset dials to default layout, Untuk mengubah ketampilan awal Dial. 8) Applikasi akan mencari kerusakan.



Gambar 3.8 Pencarian kerusakan (Sumber : Dokumen) 9) Jika tidak ada kerusakan maka akan muncul tulisan “Not Fault codes” Hasil pemeriksaan KIA Visto menggunakan OBD II : 1) Terdapat satu kode kerusakan :



35



Gambar 3.9 Kode Kerusakan (Sumber : Dokumen) Yang artinya tidak dapat di ketahui nya aliran massa atau volume udara. Hal ini disebabkan karena tidak ada nya sensor MAF pada mobil tersebut. Penjelasan Kode kerusakan OBD-II Fault  Kode kerusakan atau sering disebut juga DTC (Diagnostic Trouble Code) biasanya terdiri dari 5 karakter yaitu 1 huruf yang kemudian diikuti oleh 4



angka.



Berikut penjelasan karakter DTC yang digunakan : Karakter Pertama : Bxxxx – Body Systems (lighting, airbags, climate control system, dll.) Cxxxx – Chassis Systems (anti-lock brake system, electronic suspension and steering systems, dll)



36



Pxxxx – Powertrain Systems (engine, emission and transmission systems) Uxxxx – Network Communication and Vehicle Integration Systems (controller area network wiring bus and modules, dll) Karakter Kedua: x0xxx – Kode standard ISO/SAE  x1xxx – Kode Khusus Pabrikan (Manufacturer Specific Code) x2xxx – Manufacturer Specific Code atau kode ISO/SAE x3xxx – Manufacturer Specific Code atau kode ISO/SAE  Karakter Ketiga : xx0xx – Seluruh sistem xx1xx – Secondary Air Injection System xx2xx – Fuel System xx3xx – Ignition System xx4xx – Exhaust Monitoring System xx5xx – Idle Speed Control or Cruise Control xx6xx – Input / Output Signal from Control Units xx7xx – Transmission System xx8xx – Transmission System



37



xx9xx – Transmission System Karakter Keempat dan Kelima: xxxXX – menunjukkan komponen yang diidentifikasi ECU mengalami kerusakan.



Gambar 3.10 OBD-II Code Reader Cara membaca Kode kerusakan ( Sumber : https://3.bp.blogspot.com/EQ7nvo5OL_c/V2gW83RJW6I/AAAAAAAAAZ0/VtTdrvHVnYarjNrS5L5GuQzqLiE3ti4wCLcB/s1600/kode%2Bdtc.jpg ) Perhatikan contoh kode kerusakan P0302 : Karakter Pertama dari kode tersebut berupa Huruf yang menunjukkan sistem yang mengalami kerusakan dan menghasilkan DTC. Pada contoh ini adalah huruf ( P ) menunjukkan kerusakan pada sistem powertrain.



38



Karakter kedua berupa Angka (0) menunjukkan ini adalah kode standard SAE atau ISO. Karakter ketiga menunjukkan subsystem yang terpengaruh oleh kerusakan. Pada contoh Angka (3) menunjukan misfire sistem pengapian. Dua



karakter



angka



terakhir



menunjukkan



kode



angka



yang



mengidentifikasi kerusakan yang lebih spesifik pada sistem atau komponen, dan sering kali menjelaskan kerusakan yang terjadi. Pada contoh, Angka (02) mendeteksi terjadinya kerusakan misfire pengapian pada silinder mesin nomor 2.  Untuk melihat daftar fault codes bisa di akses di internet . 2) Sensor-sensor : - Engine RPM : 855rpm. Standar : 750 - 900 rpm (kondisi baik)



Gambar 3.11 Dial Engine RPM (Sumber : Dokumen)



39



- Throttle Position = 5,1º . Standar : menyesuaikan rpm (kondisi sensor baik)



Gambar 3.12 Dial Throttle Position (Sumber : Dokumen) - Engine Coolant Temperature = 88 ºC . Standar : 90-100 ºC (kondisi baik)



Gambar 3.13 Dial Engine Coolant Temperature (Sumber : Dokumen)



40



- Intake Air Temperature = 55,0 ºC . Artinya : suhu yang masuk ke trhottle body adalah 55 ºC.



Gambar 3.14 DIal Intake Air Temperature (Sumber : Dokumen) - Intake Manifold Pressure = 4,5psi . Artinya : tekanan udara pada intake manifold adalah 4,5psi.



Gambar 3.15 Dial Intake Manifold Pressure (Sumber : Dokumen)



41



- O2 Sensor = 0,4% . Standar : 0,5-2% (O2 makin tinggi menandakan knaalpot ada masalah, baik itu bocor atau mampet)



Gambar 3.16 Dial O2 Sensor (Sumber : Dokumen) - Voltage 13,6 V . Standar : 13,7-14,2 V (kondisi baik)



Gambar 3.17 Dial Voltage (Sumber : Dokumen)



42



- Timing Advance = 7,0 º . Standar : 7-8 º sembelum TMA (kondisi baik)



Gambar 3.18 Dial Timing Advance (Sumber : Dokumen) 2) Perbaikan sistem EFI Perbaikan yang harus di lakukan adalah dengan menghumbungkan kembali jika ada sensor yang lepas dari soket asal, jika sensor kotor, maka bersihkan dengan menyemprot sensor dengan cairan khusus pembersih sensor. Jika sensor rusak, maka gantilah sensor tersebut. B. Perawatan Mesin EFI 1) Membersihkan Throttle Body Hal pertama yang di lakukan untuk merawat mesin mobil injeksi adalah dengan membersihkan rutin bagian throttle body. Bagian ini berfungsi untuk mengatur keluar masuknya udara yang masuk ke dalam mesin. Jika filter udara tersebut jarang sekali dibersihkan, ditambah lagi dengan lingkungan sekitar yang berdebu maka akan membuat gum/jelaga melengket pada bagian throttle body. Jika dibiarkan terus menerus tentu saja membuat kerja sensor throttle



43



menjadi buruk dan membuat putaran pada mesin kendaraan menjadi pincang. Gum memang sedikit lengket dibersihkan, namun anda bisa menemukan cairan khusus untuk membersihkannya di pasaran. Pilihlah cairan khusus yang memang diperuntukkan untuk mesin injeksi. Langkah-langkah : a) Semprot langsung cairan ke throttle ketika mesin dihidupkan dan jangan sampai mesin mobil mati. b) Skep kabel gas dapat anda tahan dengan menggunakan tangan sekaligus semprotkan cairan pembersih tersebut pada throrrle. c) Jika terlihat sudah bersih, segera untuk mematikan mesin kendaraan. d) Tunggu hingga sekitar 15 menit dan kemudian cobalah untuk menghidupkan kembali mesin kendaraan dan cobalah untuk memainkan pedal pada putaran 5000-6000 rpm. Hal ini agar membuat sisa kerak dapat terkikis dan terbuang melalui saluran gas pembuangan.



44



Gambar 3.19 Trottle body (Sumber : Dokumen) 2) Bersihkan Bagian Konektor Sensor Untuk mengetahui komponen ini sangat mudah, karena semua bagian tersebut memiliki kabel yang terhubungkan dengan ECU. Ketika kondisi konektor kotor, maka perlu dibersihkan. Agar hasilnya dapat maksimal maka bisa memanfaatkan contact cleaner yang memang di peruntukkan untuk membersihkan bagian konektor kelistrikan. Langkah-langkah : a) Mencabut konektornya saja setelah menekan klip pengunci. Namun untuk beberapa sensor yang sudah dilengkapi dengan klip pengunci berbahan kawat. Sehingga untuk model seperti ini perlu mencungkilnya sebelum menarik konektor agar terlepas dari dudukannya. Kemudian pasang kembali klip kawat pada tempatnya sebelum anda mencolokkan konektornya kembali.



45



b) Semprot cairan pembersih pada poin kontak yang ada di tengah konektor hingga kondisinya bersih. Letak dari konektor setiap mobil berbeda satu sama lainnya. Sehingga perlu dipastikan terlebih dahulu.



Gambar 3.20 Pembersihan konektor (Sumber : Internet) 3) Perawatan Nosel Injektor Lakukan pula perawatan pada nosel injektor dengan melakukan pembersihan dengan rutin. Hal ini dilakukan agar bentuk serta semprotan dari bahan bakar ideal. Kualitas bahan bakar yang digunakan rendah akan dapat menyebabkan lubang nosel yang ukurannya kecil tersebut menjadi tersumbat oleh kotoran dan kerak. Hal ini pula lah yang menyebabkan semprotan mesin menjadi kacau serta debit menjadi berkurang. Dan akibatnya akan membuat putaran mesin menjadi pincang dan tarikannya yang terhambat. Caranya membersihkannya : a) Campurkan cairan pembersih ke dalam tangki bensin.



46



b) Larutan kimia serta bensin tersebut nantinya akan mampu mengikis kotoran.



Gambar 3.21 Contoh cairan pembersih injektor (Sumber : Internet) 4) Bersihkan Filter Udara Langkah membersihkan filter udara: a) Lepas filter dari box filter. b) Semprot filter dari bagian dalam dari filter kemudian dari luar. c) Gunakan bensin terus sikat bersih dan keringkan. d) Pasang kembali filter udara setelah kering.



47



Gambar 3.22 Filter Udara (Sumber : Dokumen) 5) Perhatikan Kondisi Aki Peforma serta usia dari mesin injeksi sangat berkaitan dengan pasokan listrik yang stabil. Tak hanya kondisi alternator, anda juga perlu memperhatikan kondisi aki agar suplai tegangan yang menuju ECU dan sensor dapat berjalan dengan stabil dan normal ketika mesin di starter. Langkahlangkah : a) Melakukan pemeriksaan volume air aki, b) Pastikan kondisi terminal juga bebas dari kerak dan kotoran yang menempel. Suplai tegangan yang terhambat dapat membuat kinerja dari mesin dan ECU berputar abnormal ketika distarter.



48



c) Cek arus aki.



Gambar 3.23 Pengecekan aki (Sumber : Dokumen) 6) Bersihkan Bagian Busi Terutama pada bagian tumpukan kerak yang ada di ujung elektrode nya. Jika elektrode masih tebal, maka tidak perlu menggantinya. Langkah-langkah: a) Cabut kabel busi kemudian lepas busi dengan menggunakan kunci busi. b) Cukup kikis kerak yang ada dengan menggunakan sikat kawat. c) Ganti dengan busi yang memiliki spesifikasi sama seperti pabrikan mobil. Jika tidak maka akan membuat ECU rusak dikarenakan resistensi busi yang tidak cocok.



49



Gambar 3.24 Busi (Sumber : Dokumen) 7) Penggunaan Bahan Bakar Yang Tepat Lebih baik menggunakan bahan bakar yang memiliki oktan tinggi secara konsisten, misalnya pertamax. Hal ini dikarenakana bahan bakar dengan oktan yang tinggi memiliki tingkat kebersihan yang lebih tinggi dibandingkan dengan premium. Sehingga tidak akan menimbulkan kerak pada lubang injektor dan saluran bensin.



50



Tabel 3.1 Troubleshooting Sensor EFI KIA Visto



Nama Sensor 1. MAP (Manifold Absolute Pressure) dan IAT (intake air temperature) sensor 2. TPS (Throttle Position Sensor)



Gejala Akibat Kerusakan



Cara Memngatasi



Akselerasi mobil menjadi Membersihkan Trotle terlambar, Boros bahan body dan sensor dengan bakar. cleaner / menggantinya. Akselerasi kurang, Terjadi peningkatan RPM dengan sendirinya.



Mereset ECU.



3. CKP (Crankshaft Position) dan CMP (Camshaft Position Sensor)



Mesin susah dihidupkan, Mesin sering mati tibatiba.



Ganti Sensor.



4. ECT (Engine Coolant Temperature) sensor



Saat mesin dingin mesin susah dihidupkan, mesin terasa kasar saat hidup.



Cek semua sistem pendingin (radiator dan kipas) / Ganti sensor.



5. Oxygent Sensor



Emisi gas buang meningkat, Peforma mesin menurun.



Membersihkan sensor / menggantinya.



BAB IV PENUTUP



A. Kesimpulan Dari laporan tugas akhir ini dapat menarik beberapa kesimpulan antara lain sebagai berikut: 1) Cara mengetahui kerusakan sistem EFI pada mobil KIA Visto dengan menggunakan scanner Diagnostik Otomatis Wireless Bluetooth Mini OBD II OBD2 sebagai berikut : a) Cari konektor (biasanya di bawah steer). b) Hubungkan Alat ke konektor (lampu indikator akan menyala). c) Putar kontak ke posisi ON. d) Buka applikasi Torque PRO (OBD 2 & Car) yang ada di handpone yang bisa di download di Playstore. e) Koneksikan perangkat dengan pasword 1234/0000. f) Kemudian nyalakan mesin mobil, lihat applikasi. g) Klik Fault Lag Manager untuk melihat kerusakan sensor-sensor injeksi. h) Jika ada sensor yang bermasalah, maka perbaiki sensor tersebut, kemudian cek ulang di applikasi apakah sudah tidak ada kerusakan. 2) Cara memperbaiki kerusakan sistem EFI di mobil KIA Visto yang di lakukan adalah dengan menghumbungkan kembali jika ada sensor yang lepas dari soket asal, jika sensor kotor, maka bersihkan dengan menyemprot sensor dengan cairan khusus pembersih sensor. Jika sensor rusak, maka sensor harus diganti.



51



52



B. Saran 1) Tidak menggunakan alat-alat bengkel dengan sembarangan, rawatlah alat-alat bengkel agar tidak hilang ataupun rusak. 2) Rawat mobil dengan menyervice mobil secara rutin agar mobil awet. 3) Jangan membongkar atau melepas socket sistem EFI secara sembarangan, agar socket tidak rusak. 4) Service mobil EFI secara rutin .



53



DAFTAR PUSTAKA



Kia Motors. 2000 . Owners Manual Kia Motors Visto. Diambil dari http://4Shared.com/. Diakses 28 Juni 2019 Anonim. 2008. All about city car generasi pertama kia visto. Diambil dari https://otomotifnet.gridoto.com/. Diakses 1 Juli 2019



Anonim. 2015. Contoh makalah sistem efi pada mobil. Diambil dari https://erderere.wordpress.com/. Diakses 3 Juli 2019 Anonim. 2018. Sistem EFI Mobil. Diambil dari https://www.autoexpose.org/. Anonim. 2018. Sensor-sensor pada mesin mobil efi dan fungsinya. Diambil dari https://kabaroto.com/. Diakses 3 Juli 2019



Anonim. 2015. Kerusakan yang sering pada mesin mobil sistem injeksi. Diambil dari https://www.spiderbeat.com/. Diakses 5 Juli 2019 Hutabarat Henry. 2017. Penjelasan Soket Untuk Diagnosa Mobil OBD-II dan Kode DTC. Diambil Dari https://www.montirpro.com/. Diakses 5 Agustus 2019



Lampiran 1 Gambar-gambar:



Lampiran 2 Job Sheet : A. Tujuan Pembelajaran - Dapat mendeteksi gangguan pada mesin menggunakan scanner. - Menggunakan/mengoperasikan engine scanner. B. Alat dan Bahan: 1. Bluetooth ELM327 2. Engine Stand (Kia Visto) C. Langkah Kerja: 1) Cari konektor 2) Hubungkan Alat ke konektor (lampu indikator akan menyala). 3) Putar kontak ke posisi ON 4) Buka applikasi Torque PRO (OBD 2 & Car) 5) Koneksikan perangkat dengan pasword 1234/0000. 6) Kemudian nyalakan mesin mobil, lihat applikasi. 7) Klik Setting, Fault Lag Manager (untuk mencari kerusakan) 8) Klik Add Dsplay (untuk mengetahui hasil scan) D. Hasil Analisa: 1) Engine RPM 2) Throttle Position 3) Engine Coolant Temperature 4) Intake Air Temperature 5) Intake Manifold Pressure 6) O2 Sensor 7) Voltage 8) Timing Advance



: 855rpm. Standar : 750 - 900 rpm (kondisi baik) : 5,1º . Standar : menyesuaikan rpm (kondisi sensor baik) : 88 ºC . Standar 90-100 ºC (kondisi baik) : 55 ºC . : 4,5psi . : 0,4% . Standar : 0,5-2% : 13,6 V. Standar : 13,7-14.2V (kondisi baik) : 7,0 º . Standar : 7-8 º (kondisi baik)



E. Kesimpulan : Kondisi mesin dalam keadaan baik.