Narative Review Newww [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

HALAMAN SAMPUL



LAPORAN KEMAJUAN PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA PLESTER LUKA DARI PLA-AG DENGAN PENAMBAHAN EKSTRAK ALBUMIN IKAN GABUS DAN ALOE VERA BIDANG KEGIATAN PKM-PENELITIAN



Diusulkan oleh:



Heni Fadiah Desi Asda Mora Norramizawati



; 160204028 ; 160204039 ; 170204018



; 2016 ; 2016 ; 2017



UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH RIAU PEKANBARU 2020



LEMBAR PENGESAHAN



DAFTAR ISI



RINGKASAN Plester luka biasanya tidak dapat diserap (non absorbable) oleh kulit manusia. Pada penelitian ini membuat membrane plester luka yang mempunya nilai kelarutan pada kulit dan antibakteri jika dipakai ke luka . Pembuatan membrane plester luka yang terserap membutuhkan bahan-bahan polimer seperti PolyLactic Acid (PVA), Glycolic Acid (GA). Ikan gabus mengandung 70% protein dan senyawa-senyawa penting yang berguna bagi tubuh seperti asam amino (glisin. Asam glutamate, arginin, asam aspartat) dan asam lemak (asam eicosapentanoat (EPA), asam docosahexaenoat (DHA), asam oleat, asam stearat, asam arachidonat, asam hexadekanoat, asam linoleat. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk membuat dan mengidentifikasi bahan baku benang jahit operasi yang absorbable. Hasil dari penelitian Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) yang diperoleh diharapkan bisa menciptakan membrane plester luka yang lebih aman sebagai penutup sekaligus yang memiliki aktivitas antibakteri dan biodegradable sehingga dapat mempercepat proses penyembuhan luka dengan memanfaatkan albumin ekstrak ikan gabus. Produk ini juga memiliki kontribusi yaitu membuat plester luka dari bahan lokal guna mendukung pengembangan ilmu polimer untuk aplikasi medis. Metode pengujian albumin secara kuantitatif, metode pengujian gugus fungsi menggunakan FTIR, dan metode pengujian antibakteri menggunakan metode stekc.



BAB I PENDAHULUAN 1.1



Latar Belakang Teknologi bioplastik adalah salah satu upaya yang dilakukan untuk keluar dari permasalahan penggunaan kemasan plastik konvensional. Selain digunakan untuk kemasan, bioplastik juga dapat dimanfaatkan dalam bidang medis dan farmasi antara lain untuk peralatan bedah, benang bedah, kain penyeka, plester luka, pengganti tulang dan pelat, dan lain sebagainya. Pembuatan bioplastik ini dapat dilakukan melalui proses fermentasi dengan bakteri atau dengan metode yang lebih sederhana yaitu mencampurkan polimer alami seperti selulosa dengan bahan tambahan antara lain plastisizer (Pratiwi et al., 2016). Film bioplastik atau biodegradable dapat dibuat dari polimer alam, seperti protein, polisakarida, dan lipid, atau kombinasi dari senyawa ini karena kelimpahan bahan baku dan biaya yang rendah. Penelitian terbaru menunjukkan bahwa protein hewani memiliki kapasitas yang sangat baik untuk membentuk bioplastik, Protein ikan memiliki beberapa sifat yang menguntungkan dalam proses pembuatan bioplastik, termasuk plastisitas, elastisitas, kemampuan untuk membentuk jaringan, dan kemampuannya sebagai penghalang oksigen yang baik (Araujo et al., 2018). Indonesia merupakan salah satu negara yang mengembangkan polimer biodegradable sebagai bahan untuk industri plastik kemasan dan kesehatan (Leksono, 2008). Salah satu polimer biodegradable sintetik yang digunakan adalah Poli Asam Laktat (PAL) yang diproduksi dari bahan alam seperti tanaman tebu dan pati-patian (Auras, 2002). Aplikasi PLA dalam bidang kesehatan adalah sebagai teknik jaringan tissue, bahan penyalut obat dan benang bedah operasi (Lund, 1994). PLA memiliki peran yang penting dalam penyalutan benang operasi karena dapat diserap dan mudah terdegradasi dalam tubuh (Gunatillake dan Adhikhari, 2003). Perkembangan plester luka banyak mengalami kemajuan, khususnya dalam pembuatan polimer bio-medis. Adapun persyaratan utama untuk polimer bio-medis antara lain yaitu harus bersifat non toksik, tidak menyebabkan alergi, mudah disterilkan, mempunyai sifat mekanik yang memadai, kuat, elastis, awet (durability) dan kesesuaian alami (biocompatibility). Adapun persyaratan utama dari tekstil medis tergantung dari penggunaannya, antara lain daya serap kekuatan, elastis, kehalusan, dan biodegradasi. Serat alam yang memegang peranan penting dalam rencana baru dibidang plester luka antara lain kolagen dan kitosan (Mutia, 2009). GA (Głycolic acid) Zat ini berwujud padat kristal tidak berwarna, tidak berbau, dan higroskopis sangat larut dalam air. AG digunakan dalam berbagai produk perawatan kulit. Asam glikolat ditemukan di beberapa tanaman gula. Karena kemampuan yang sangat baik untuk menembus kulit, asam glikolat diaplıkasikan dalam produk perawatan kulit, dan paling sering ditemui untuk



aplikasi peeling yang dilakukan oleh dokter ahli bedah, dokter kulit plastik, atau esthetician berlisensi dalam konsentrasi 20-70 % atau di rumah dalam konsentrasi yang lebih rendah antara 5-10 %. Selain konsentrasi, pH juga berperan dalam menentukan potensi asam glikolat dalam larutan. Asam glikolat digunakan untuk meningkatkan estetika kulit dan tekstur serta dapat mengurangi keriput, jaringan parut, hiperpigmentasi dan memperbaiki kondisi kulit lainnya, termasuk aktinik keratosis, hiperkeratosis, dan keratosis seboroik. Saat digunakan, asam glikolat bereaksi dengan lapisan atas epidermis, melemahkan ikatan lipid yang mengikat sel-sel kulit mati. Hal ini memungkinkan stratum korneum akan terkelupas dan meremajakan sel-sel kulit (Nurfazilah, 2016). Salah satu daging yang berpotensi untuk penyembuhan luka ialah daging ikan gabus, ikan gabus sangat kaya akan kandungan albumin, yaitu protein yang sangat penting bagi tubuh, sumber albumin ikan gabus sangat baik digunakan untuk penyembuhan luka. Manfaat dari ikan gabus yaitu untuk meningkatkan kadar albumin dan daya tahan tubuh, mempercepat proses penyembuhan luka dalam atau luka luar. Albumin pada ikan gabus digunakan untuk mempercepat pemulihan jaringan atau sel yang rusak dan kandungan asam lemak pada ikan gabus juga memiliki efek penyembuhan luka, dimana dapat membantu proses pembentukan kembali kolagen dan jaringan epitel pada luka (Rahmiani, 2019). Ekstrak ikan gabus yang berasal dari bahan alam telah terbukti mengandung nutrisi yang dapat dijadikan alternatif penyembuhan luka yang lebih aman dan efektif. Hasil penelitian membuktikan bahwa sediaan topikal gel ekstrak ikan gabus memiliki efektivitas penutupan luka sayat (Andrie, 2017). Penelitian Sinambela (2012) menyatakan bahwa salep minyak ikan gabus memiliki efektivitas penutupan luka sayat pada konsentrasi 10%. Film balutan primer untuk luka bakar mengandung kolagen yang diisolasi dari kulit ikan gabus berhasil dibuat dan hasil evaluasi gel dan film memenuhi syarat (Nofita, 2017). Selain itu, penelitian fase air dan fase minyak dari ekstrak ikan toman (Channa micropeltes) yang memiliki kesamaan genus dengan ikan gabus (Channa striata) menyebutkan bahwa kedua fase memiliki efek penyembuhan luka (Hairima et al., 2014). Penggunaan daun aloe vera untuk menyembuhkan luka bakar dapat dipermudah dengan membuat dalam bentuk sediaan seperti gel. Gel mempunyai sifat yang menyejukkan, melembabkan, mudah penggunaannya, mudah berpenetrasi pada kulit sehingga memberikan efek penyembuhan. Basis gel dapat dibedakan menjadi basis gel hidrofobik dan basis gel hidrofilik. Pada penelitian ini digunakan basis gel hidrofilik karena daya sebar pada kulit baik, efeknya mendinginkan, tidak menyumbat pori-pori kulit, mudah dicuci dengan air. Tanaman lidah buaya daun dan akarnya mengandung saponin dan flavonoid, disamping itu daunnya mengandung tanin dan polifenol. Saponin ini mempunyai kemampuan sebagai pembersih sehingga efektif untuk menyembuhakan luka terbuka, sedangkan tanin dapat digunakan sebagai pencegahan terhadap infeksi



luka karena mempunyai daya antiseptik dan obat luka bakar. Flavonoid dan polifenol mempunyai aktivitas sebagai antiseptik (Rohmawati, 2008). Berdasarkan permasalahan diatas, maka dibuat narrative review dari beberapa jurnal tentang membuat membran film tipis plester luka dari plasticizer PLA-AG dengan penambahan ekstrak albumin ikan gabus dan aloe vera. 1.2



Tujuan Khusus 1. Melakukan studi literature dan naratif review tentang pembuatan membrane plester luka dari PLA-AG dengan penambahan ekstrak albumin ikan gabus dan aloe vera. 2. Desain pembuatan dan pengujian dari membrane plester luka dengan bahan ekstrak ikan gabus dan aloevera memiliki aktivitas antibakteri. Pada penelitian ini dilakukan pengkajian sistematis terhadap artikel



1.3



Keutamaan atau Urgensi Penelitian Teknologi bioplastik adalah salah satu upaya yang dilakukan untuk keluar dari permasalahan penggunaan kemasan plastik konvensional. Selain untuk kemasan, bioplastik juga dapat dimanfaatkan dalam bidang medis dan farmasi antara lain untuk peralatan bedah, benang bedah, kain penyeka, plester luka, pengganti tulang dan pelat, dan lain sebagainya. Film bioplastik atau biodegradable dapat dibuat dari polimer alam, seperti protein, polisakarida, dan lipid, atau kombinasi dari senyawa ini karena kelimpahan bahan baku dan harganya yang murah. Penelitian terbaru menunjukkan bahwa protein hewani memiliki kapasitas yang sangat baik untuk membentuk bioplastik, Protein ikan bagus untuk pembuatan bioplastik, termasuk plastisitas, elastisitas, kemampuan untuk membentuk jaringan, dan kemampuannya sebagai penghalang oksigen yang baik (Araujo et al., 2018). 1.4 Luaran Penelitian ini diharapkan dapat memenuhi luaran berupa: 1. Publikasi ilmiah pada jurnal Internasional/nasional terakreditasi 2. Produk berupa narrative review yang bisa dikembangkan untuk membuat membran plster luka tipis yang bersifat biodegradable, antibakteri dan mengandung bahan yang tidak berbahaya untuk kulit dan luka. 1.5



Manfaat Hasil narrative review ini diharapkan dapat menjadi sumber informasi dan referensi mengenai membrane plester luka yang memiliki aktivitas antibakteri dan bersifat menyerap kedalam tubuh, serta diharapkan dapat dikembangkan menjadi plester luka yang digunakan oleh masyarakat secara luas. Serta menambah pengetahuan masyarakat bahwa ikan gabus berpotensi untuk penyembuhan luka dan dapat dimanfaatkan dalam pembuatan plester luka.



Disamping itu, memberikan masukan pada pemerintah untuk mengadakan penelitian lebih lanjut terhadap sumber daya alam yang ada dan melimpah diindonesia untuk pengembangan plester luka biodegradable, antibakteri dan mengandung bahan yang tidak berbahaya untuk kulit dan luka. BAB II TARGET LUARAN Dalam penelitian Program Kreativitas Mahasiswa ini dilakukan dengan target review membran tipis yang memiliki kuat tarik yang bagus, elastis, antibakteri, kelarutan dan aman dari bahan-bahan yang tidak berbahaya dan bisa buat untuk penemuan terbaru. Dengan target luaran dalam review ini adalah publikasi jurnal nasional bereputasi (Jurnal kimia sains dan aplikasi, Sinta 2). BAB III METODE 3.1 Rancangan dan Desain Penelitian Dalam Penelitian kepustakaan atau kajian narrative review Merupakan penelitian yang mengkaji atau meninjau secara kritis pengetahuan, gagasan, atau temuan yang terdapat didalam tubuh literatur berorientasi akedemik (academic oriented literature), serta merumuskan kontribusi teoritis dan metodologisnya untuk topik tertentu. Fokus penelitian kepustakaan adalah menemukan berbagai teori, hukum, dalil, prinsip, atau gagasan yang digunakan untuk menganalisis dan memecahkan pertanyaan penelitian yang dirumuskan. Adapun sifat dari penelitian ini adalah analisis deskriptif, yakni penguraian secara tsseratur data yang telah diperoleh, kemudian diberikan pemahaman dan penjelasan agar dapat dipahami dengan baik oleh pembaca. 3.2



Sumber Data dan Keyword Data yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder. Sumber data sekunder yang dimaksud berupa buku dan laporan ilmiah primer atau asli yang terdapat di dalam artikel atau jurnal nasional maupun internasional (tercetak dan/atau non-cetak) yang sesuai dengan penggunaan bahan untuk proses pembuatan plaster luka. Sehingga metode yang digunakan pada Jenis penelitian ini adalah penelitian kepustakaan (library research) yaitu serangkain penelitian yang berkenaan dengan pengumpulan data pustaka, atau penelitian yang objek penelitiannya digali melalui beragam informasi kepustakaan (buku ensiklopedi, jurnal ilmiah, Koran, majalah dan dokumen. Kriteria eksklusi dalam penelitian ini adalah tidak terdapatnya saat pencarian artikel, dimana kata kuncinya yakni: PLA (PolyLactic Acid) bioplastik, AG (asam glikolat) bioplastik, bioplastik dari ekstrak ikan, bioplastik dari aloevera. 3.3



Tahapan Narative Review



Terdapat empat tahapan membuat narrative review yang digunakan dalam peneltian ini yaitu (1) Organize, yakni mengorganisasi literatur yang akan ditinjau/di-review. Literatur yang di-review merupakan literatur yang relevan/sesuai dengan permasalahan. Adapun tahap dalam mengorganisasi literatur adalah mencari ide, tujuan umum, dan simpulan dari literatur dengan membaca abstrak, beberapa paragraf pendahuluan, dan kesimpulannya, serta mengelompokkan literatur berdasarkan kategori-kategori tertentu; (2) Synthesize, yakni menyatukan hasil organisasi literatur menjadi suatu ringkasan agar menjadi satu kesatuan yang padu, dengan mencari keterkaitan antar literatur; (3) Identify, yakni mengidentifikasi isu-isu kontroversi dalam literatur. Isu kontroversi yang dimaksud adalah isu yang dianggap sangat penting untuk dikupas atau dianalisis, guna mendapatkan suatu tulisan yang menarik untuk dibaca; dan (4) Formulate, yakni merumuskan pertanyaan yang membutuhkan penelitian lebih lanjut.



BAB IV HASIL YANG DICAPAI Judul penelitian Preparation and Performance Evaluation of Tetracycline Hydrochloride Loaded Wound Dressing Mats Based on Electrospun Nanofibrous Poly(lactic acid)/Poly(caprolactone) Blends



Effect of Aloe vera (Aloe barbadensis Miller) gel on the physical and functional properties of fish gelatin films as active packaging



Penulis dan tahun Zahedi, 2011



Chin, 2017



Tujuan penelitian



Metode penelitian



sampel



Hasil atau temuan



Kesamaan



perbedaan



Membandingkan hasil nanofiber pembalut luka dalam dengan yang komersil usntuk pengobatan, penyerapan, dan aktifitas antibakteri



Persiapan nanofibers dilakukan dengan PCL, PLA, dan 50/50. PCL/PLA dengan konsentrasi 6, 9, 12, dan 15% (w / v) dalam 9/1 campuran pelarut kloroform dan dimetilformamida (DMF), dan campuran diaduk selama 1 jam lalu dicetak dan dikeringkan suhu kamar selama 12 jam.



PLA, PCL, Kloroform, Dimetilfor mamida (DMF)



Hasil penelitian menunjukkan bahwa serat nano yang terbuat dari PCL dan campuran PLA/PCL memiliki kinerja yang lebih baik dibandingkan dengan pembalut luka komersial dilihat pada serapan air, permeabilitas air, tingkat pelepasan obat, dan aktivitas antibakteri.



penggunaan bahan PLA sebagai plsticizer dan membuat plester luka antibakteri



Pada jurnal menggunakan antibiotic hidroklorida sebagai penambahan obat, di perencana penelitian dilakukan penambahan esktrak albumin ikan gabus dan aloe vera



melihat hasil kombinasi gelatin ikan dan aloe vera untuk film komposit serta mengetahui pengaruh konsentrasi gel Aloe (1, 3, 5, 7 dan



Dispersi gelatin ikan (6% wt / v) dengan penambahan 30% gliserol dan proses Pemanasan



Gelatin ikan, gliserol, aloevera



Hasil kombinasi antara Sama-sama gelatin ikan dan aloevera menggunaka mampu menurunkan n bahan dari kelarutan film secara ikan dan aloe signifikan (p