Tugas Akunt. Biaya Ii (Anugrahramadhani Noer) [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

TUGAS AKUNTANSI BIAYA II NAMA



: ANUGRAH RAMADHANI NOER



KELAS/NPM: 4D/201813087 FAKULTAS : EKONOMI SOAL LATIHAN HAL 383 1. Jelaskan definisi biaya taksiran ! 2. Sebut dan jelaskan tujuan penggunaan sistem biaya taksiran ! 3. Sistem biaya taksiran pada dasarnya sama dengan sistem biaya standar. Setujukah Saudara dengan pernyataan tersebut? Jelaskan jawaban saudara ! 4. Jelaskan cara penentuan taksiran biaya bahan baku ! 5. Jelaskan cara penentuan taksiran biaya tenaga kerja ! 6. Jelaskan cara penentuan taksiran biaya overhead pabrik ! 7. Ada dua macam cara pencatatan biaya overhead pabrik dalam sistem biaya taksiran. Sebut dua cara tersebut dan jelaskan masing-masing cara pencatatan tersebut ! 8. Perhitungan selisih antara biaya taksiran dengan biaya sesungguhnya depengaruhi oleh cara pencatatan biaya overhead pabrik. Jelaskan cara perhitungan selisih biaya taksiran dengan biaya sesungguhnya tersebut ! 9. Jelaskan fungsi rekening transfer dalam sistem biaya taksriran ! 10. Ada 4 cara perlakuan terhadap selisih biaya taksiran dengan biaya sesungguhnya. Sebut dan jelaskan masing-masing cara tersebut ! 11. PT Oki menerapkan sisitem biaya taksiran mulai tahun anggaran 2012. Biaya taksiran per-unit produk yang ditentukan berdasarkan pengalaman produksi 4 tahun lalu adalah sebagai berikut: Biaya bahan baku



10 kg @Rp 500



Rp



Biaya tenaga kerja



2jam @Rp 500



Rp 1.000.,



Biaya overhead pabrik



2jam @Rp1.500



Rp 3.000.,



Biaya taksiran per unit produk



500.,



Rp 4.500.,



Data produksi bulan April 2016 disajikan dalam Gambar 12.13. Persediaan produk jadi awal



100 unit



Persediaan produk dalam proses awal (100% biaya bahan baku;60% biaya konversi)



200 unit



Dimasukkan dalam proses produksi bulan April



3.000 unit 3.200 unit



Persediaan produk dalam proses akhir (100% biaya bahan baku;40% biaya konversi)



500 unit



Produk selesai yang ditransfer ke gudang



2.700 unit



Produk yang tersedia untuk dijual



2.800 unit



Dijual



2.500 unit



Persediaan produk jadi akhir



300 unit



Biaya produksi sesungguhnya yang terjadi dalam bulan April 2016 adalah sebagai berikut : a. Biaya bahan baku : Rp 1.700.000. b. Biaya tenaga kerja 5.300 jam : Rp 2.782.500. c. Biaya overhead pabrik dibebankan kepada produk atas dasar jam tenaga kerja. Biaya overhead pabrik yang sesungguhnya terjadi adalah sebesar Rp 8.000.000. Diminta : a. Buatlah jurnal untuk mencatat biaya produksi sesungguhnya yang terjadi dalam bulan April 2016 ! b. Buatlah jurnal untuk mencatat biaya produksi menurut taksiran bulan April 2016 ! c. Hitunglah selisih antara biaya produksi sesungguhnya dengan biaya produksi menurut taksiran ! d. Jika manajemen puncak PT OKI memutuskan membagi selisih yang timbul ke dalam rekening persediaan produk jadi, persediaan produk dalam proses, dan harga pokok penjualan



berdasarkan perbandingan kuantitasnya,



buatlah



perhitungan pembagian selisih yang terjadi dalam bulan April 2016 tersebut. Jawaban: 1. Biaya taksiran (estimated cost) merupakan salah satu bentuk biaya yang ditentukan di muka sebelum produksi dilakukan atau penyerahan jasa dilaksanakan. 2. Tujuan penggunaan sistem biaya taksiran adalah : 1. Untuk jembatan menuju sistem biaya standar Akuntansi biaya mempunyai tiga tujuan : penentuan harga pokok produk, pengendalian biaya, dan analisis biaya untuk pengambilan keputusan. Jika manajemen menghendaki sistem pengendalian biaya dalam perusahaannya, maka



ia tidak dapat hanya mengumpulkan dan menggolongkan biaya-biaya historis saja. Manajemen harus menentukan suatu norma untuk mengukur pelaksanaan tindakannya. 2. Untuk menghindari biaya yang relatif besar dalam pemakaian sistem biaya standar Dalam perusahaan-perusahaan tertentu, pemakaian sistem biaya taksiran lebih ekonomis bila dibandingkan dengan sistem biaya standar. Dalam perusahaan kecil, biaya penentuan biaya standar merupakan beban berat pada umumnya manajemen belum membutuhkan sistem pengendalian biaya yang sangat seksama. Dalam perusahaan yang seringkali mengalami perubahan produk atau produksi, waktu dan biaya yang diperlukan untuk penentuan biaya standar sangat besar, sehingga pemakaian sistem biaya standar tidak ekonomis. 3. Untuk pengendalian biaya dan analisis kegiatan Banyak perusahaan menggunakan sistem biaya taksiran sebagai alat pengendalian biaya dan sebagai dasar untuk menganalisis kegiatan-kegiatannya. Meskipun biaya taksiran bukan merupakan biaya yang seharusnya (mengingat cara penentuannya), namun perbandingan antara biaya sesungguhnya dengan biaya taksiran dapat memberikan petunjuk mengenai terjadinya pemborosan sehingga dapat dipakai sebagai dasar perbaikan kegiatan. 4. Untuk mengurangi biaya akuntansi Penghematan biaya akuntansi dengan penggunaan sistem biaya taksiran sangat terasa jika perusahaan menghasilkan banyak macam produk atau jika produk (keluarga produk) diolah melalui banyak departemen atau pusat biaya. Biaya akuntansi dapat dikurangi sebagai akibat dari tidak diperlukannya kartu persediaan bahan baku, bahan penolong, produk dalam proses, dan produk jadi untuk mencatat mutasi persediaan dengan menggunakan metode mutasi persediaan (perpetual inventory method). Tetapi jika perusahaan menghendaki digunakannya metode mutasi persediaan, semua kartu persediaan produk dalam proses dan produk jadi hanya digunakan untuk mencatat kuantitas fisik aja. 3. Setuju, kerena keduanya merupakan biaya yang ditentukan di muka, namun di antara keduanya terdapat perbedaan dalam metode penentuan, pengumpulan, penafsiran, dan penggunaannya. Perbedaan utama di antara keduanya terletak pada metode yang dipakai dalam penentuan norma fisik atau kuantitas. 4. Dalam penentuan taksiran biaya bahan baku yang dipakai untuk menghasilkan sejumlah produk tertentu, perlu dilakukan penaksiran kuantitas tiap-tiap bahan baku



yang dibutuhkan dan taksiran harga masing-masing. Penaksiran kuantitas bahan baku yang akan dikonsumsi dalam setiap satuan produk didasarkan pada spesifikasi teknis, percobaan atau data masa lalu. Penaksiran harga bahan baku yang dapat didasarkan pada harga kontrak pembelian dalam jangka waktu tertentu. Atau jika bahan baku harus dibeli dari waktu ke waktu, dan harganya tergantung pada keadaan harga pasar, penaksiran harga dapat didasarkan pada daftar harga yang dipublikasikan. 5. Dalam penentuan taksiran biaya tenaga kerja, harus lebih dahulu dketahui semua jenis kegiatan untuk mengolah produk, karena jam tenaga kerja dipengaruhi oleh kecakapan tiap-tiap karyawan dan jenis pekerjaannya. Dalam menentukan jumlah jam tenaga kerja yang ditaksir akan dikonsumsi untuk menghasilkan setiap satuan produk, harus diperhitungkan juga waktu-waktu persiapan produksi, materials bandling, perbaikan mesin, dan hal-hal lain yang memerlukan jam tenaga kerja. 6. Di dalam menentukan tarif biaya overhead pabrik ini perlu diadakan pemisahan biaya overhead pabrik ke dalam unsur biaya tetap dan biaya variabel. Biaya overhead pabrik ditaksir dengan cara memperhatikan masing-masing unsur biaya overhead pabrik tetap yang bersangkutan. Pada umumnya biaya overhead pabrik tetap lebih mudah cara penaksirannya.Dengan demikian taksiran biaya overhead pabrik tetap merupakan jumlah taksiran masing-masingunsur biaya overhead pabrik tersebut. 7. Metode 1 Rekening barang dalam proses didebit dengan biaya overhead pabrik yang sesungguhnya terjadi dalam periode tertentu. Jurnal biaya pencatatan biaya overhead pabrik yang sesungguhnya terjadi adalah sebagai berikut : Biaya Overhead Pabrik Sesungguhnya



xx



Pesediaan Suku Cadang



xx



Akumulasi Depresiasi Aktiva Tetap



xx



Kas



xx



Pada akhir periode, biaya overhead pabrik yang sesungguhnya terjadi selama periode tertentu dibebankan kepada produk dengan jurnal sebagai berikut : Barang Dalam Proses-Biaya Overhead Pabrik Biaya Overhead Pabrik Sesungguhnya



xx xx



Metode 2 Rekening barang dalam proses didebit dengan biaya overhead pabrik atas dasar tarif yang ditentukan di muka. Jurnal pencatatan biaya overhead pabrik yang sesungguhnya terjadi adalah sebagai berikut :



Biaya Overhead Pabrik Sesungguhnya



xx



Persediaan Suku Cadang



xx



Akumulasi Depresiasi Aktiva Tetap



xx



Kas



xx



Jurnal pencatatan pembebanan biaya overhead pabrik kepada produk atas dasar tarif yang ditentukan di muka adalah sebagai berikut : Barang Dalam Proses-Biaya Overhead Pabrik



xx



Biaya Overhead yang Dibebankan



xx



Pada akhir periode, biaya overhead pabrik yang dibebankan kepada produk atas dasar tarif dipertemukan dengan biaya overhead pabrik yang sesungguhnya terjadi dengan cara menutup rekening biaya overhead pabrik yang dibebankan ke dalam rekening biaya overhead pabrik sesungguhnya. Jurnal penutupannya adalah sebagai berikut : Biaya Overhead Pabrik yang Dibebankan



xx



Biaya Overhead Pabrik Sesungguhnya



xx



8. Jika pencatatan biaya overhead pabrik memakai metode 1, maka selisih antara biaya taksiran dengan biaya sesungguhnya dihitung dengan cara mencari saldo rekening barang dalam proses. Selisih tersebut ditransfer ke rekening selisih dengan jurnal sebagai berikut : Selisih



xx Barang Dalam Proses-Biaya Bahan Baku



xx



Barang Dalam Proses-Biaya Tenaga Kerja



xx



Barang Dalam Proses-Biaya Overhead Pabrik



xx



Jika pencatatan biaya overhead pabrik memakai metode 2, maka selisih antara biaya taksiran dengan biaya sesungguhnya dihitung dengan cara : (a) mengitung saldo rekening barang dalam proses dan (b) menghitung saldo rekening biaya overhead pabrik sesungguhnya. Selisih tersebut ditransfer ke rekening selisih dengan dua jurnal sebagai berikut : a. Selisih



xx



Barang Dalam Proses-Biaya Bahan Baku



xx



Barang Dalam Proses-Biaya Tenaga Kerja



xx



Barang Dalam Proses-Biaya Overhead Pabrik



xx



(untuk mencatat selisih rugi, yaitu jumlah pendebitan rekening barang dalam proses lebih tinggi dari jumlah pengkreditannya).



b. Selisih



xx



Biaya Overhead Pabrik Sesungguhnya



xx



(Untuk mencatat selisih rugi, yaitu biaya overhead pabrik sesungguhnya lebih tinggi dari yang dibebankan atas dasar tarif). 9. Fungsi rekening transfer yaitu digunakan untuk mencatat harga pokok taksiran produk selesai dari departemen pertama atau departemen lain sebelum departemen produksi terakhir. 10. a. Ditutup ke rekening harga pokok penjualan atau rekening laba rugi. b. Dibagikan secara adil kepada produk selesai dalam periode yang bersangkutan yaitu dibagikan ke rekening produk jadi dan harga pokok penjualan, c. Dibagikan secara adil ke rekening-rekening : persediaan barang dalam proses persediaan produk jadi, dan harga pokok penjualan. d. Membiarkan selisih-selisih tersebut tetap dalam rekening selisih, sehingga rekening ini berfungsi sebagai deferred account. Hal ini dilakukan karena ada kemungkinan selisih-selisih yang terjadi di antara periode akuntansi akan saling menutup (mengkompensasi). 11. A. Buatlah jurnal untuk mencatat biaya produksi sesungguhnya yang terjadi dalam bulan April 2016 ! 1. Jurnal pencatatan biaya bahan baku yang sesungguhnya dipakai : Barang Dalam Proses - Biaya Bahan Baku



Rp 1.700.000



Persediaan Bahan Baku



Rp 1.700.000



2. Jurnal pencatatan biaya tenaga kerja sesungguhnya : Barang Dalam Proses - Biaya Tenaga Kerja



Rp 2.782.500



Gaji dan Upah



Rp 2.782.500



3. Jurnal pencatatan biaya overhead pabrik yang sesungguhnya terjadi selama bulan April : Barang Dalam Proses - Biaya Overhead Pabrik Rp 8.000.000 Biaya Overhead Pabrik Sesungguhnya



Rp 8.000.000



4. Jurnal pencatatan harga pokok produk jadi yang di transfer ke gudang : Persediaan Produk Jadi



Rp 12.150.000



Barang Dalam Proses - Biaya Bahan Baku



Rp 1.350.000



Barang Dalam Proses - Biaya Tenaga Kerja



Rp 2.700.000



Barang Dalam Proses - Biaya Overhead Pabrik



Rp 8.100.000



Perhitungan :



Biaya Bahan Baku



: 2.700 x Rp 500



= Rp 1.350.000



Biaya Tenaga Kerja



: 2.700 x Rp 1.000



= Rp 2.700.000



Biaya Overhead Pabrik : 2.700 x Rp 3.000



= Rp 8.100.000



Harga pokok taksiran produk jadi



Rp12.150.000



B. Buatlah jurnal untuk mencatat biaya produksi menurut taksiran bulan April 2016 ! Persediaan Produk Dalam Proses



Rp 630.000



Barang Dalam Proses - Biaya Bahan Baku



Rp 150.000



Barang Dalam Proses - Biaya Tenaga Kerja



Rp 120.000



Barang Dalam Proses - Biaya Overhead Pabrik



Rp 360.000



Perhitungan : Biaya Bahan Baku



: 100% x 300 x Rp



500



=



Rp 150.000



Biaya Tenaga Kerja



: 40% x 300 x Rp 1.000



=



Rp 120.000



Biaya Overhead Pabrik



: 40% x 300 x Rp 3.000



=



Rp 360.000



Harga pokok taksiran persediaan produk dalam proses akhir bulan Rp 630.000



Jurnal pencatatan harga pokok produk yang terjual dalam bulan April 2016 Harga Pokok Penjualan



Rp 11.250.000



Persediaan Produk Jadi



Rp 11.250.000



Perhitungan : Biaya Bahan Baku



: 2.500 x Rp



500



= Rp 1.250.000



Biaya Tenaga Kerja



: 2.500 x Rp 1.000



= Rp 2.500.000



Biaya Overhead Pabrik



: 2.500 x Rp 3.000



= Rp 7.500.000 Rp11.250.000



C. Hitunglah selisih antara biaya produksi sesungguhnya dengan biaya produksi menurut taksiran ! Selisih Biaya Bahan Baku Rp 1.700.000 - Rp 1.250.000 - Rp 150.000 = Rp 300.000 Selisih Biaya Tenaga Kerja Rp 2.782.500 - Rp 2.500.000 - Rp 120.000 = Rp 162.500 Selisih Biaya Overhead Pabrik Rp 8.000.000 - Rp 7.500.000 - Rp 360.000 = Rp 140.000 Rp 602.500



D. Jika manajemen puncak PT OKI memutuskan membagi selisih yang timbul ke dalam rekening persediaan produk jadi, persediaan produk dalam proses, dan harga



pokok penjualan



berdasarkan



perbandingan



kuantitasnya,



buatlah



perhitungan pembagian selisih yang terjadi dalam bulan April 2016 tersebut. 1. Membagi Selisih Biaya Bahan Baku Selisih



Rp 300.000



Persediaan Produk Jadi



Rp  27.272,73



Persediaan BDP



Rp  45.454,55



HPP



Rp 227.272,73



Perhitungan : Barang yang terjual                                 = 2500 unit Persediaan produk jadi (2800 – 2500)    =   300 unit Persediaan BDP akhir (100% x Rp 500) = Rp 500 Pembagian Selisih : Persediaan BBB : 300 x Rp 300.000 - 3300 = Rp  27.272,73 Persediaan BDP : 500 x Rp 300.000 - 3300 = Rp  45.454,55 HPP



: 2500 x Rp 300.000 - 3300 = Rp 227.272,73



2. Membagi Selisih Biaya Tenaga Kerja Selisih



Rp 162.500



Persediaan Produk Jadi



Rp  12.828,95



Persediaan BDP



Rp  42.763,16



HPP



Rp 106.907,90



Perhitungan : Barang yang terjual                                  = 2500 Persediaan produk jadi (2800 – 2500)     =   300 Persediaan BDP                                       = 1000 3800 Pembagian Selisih : Persediaan BTK : 300 x Rp 162.500 - 3800 = Rp   12.828,95 Persediaan BDP : 1000 x Rp 162.500 - 3800 = Rp   42.763,16 HPP



: 2500 x Rp 162.500 - 3800 = Rp 106.907,90



3. Membagi Selisih Biaya Overhead Pabrik Selisih Persediaan Produk Jadi



Rp 140.000 Rp   7.241,38



Persediaan BDP



Rp 72.413,80



HPP



Rp 60.344,83



Perhitungan : Barang yang terjual                                  = 2500 Persediaan produk jadi (2800 – 2500)     =   300 Persediaan BDP                                       = 3000 5800 Pembagian Selisih : Persediaan BOP : 300 x Rp 140.000 - 5800 = Rp   7.241,38 Persediaan BDP : 3000 x Rp 140.000 - 5800 = Rp 72.413,80 HPP



: 2500 x Rp 140.000 - 5800 = Rp 60.344,83



SOAL LATIHAN HAL 435 1. Jelaskan definisi biaya standar ! 2. Sebut dan jelaskan berbagai jenis standar ! 3. Jelaskan cara penentuan standar untuk tiap elemen biaya produksi ! 4. Akuntansi biaya standar dibagi menjadi dua : metode ganda dan metode tunggal. Jelaskan perbedaan diantara keduanya ! 5. Jelaskan perlakuan terhadap selisih biaya sesungguhnya dari biaya standar ! 6. PT Oki menggunakan sistem biaya standar. Data biaya standar untuk menghasilkan 20.000 kg produk X adalah sebagai berikut : Bahan baku A



10.000 liter @Rp130



Rp 1.300.000



Bahan baku B



15.000 liter @Rp80



Rp 1.200.000



25.000 liter



Rp 2.500.000



Biaya tenaga kerja 40 jam @ Rp450



Rp 18.000



Biaya overhead pabrik 40 jam @ Rp500



Rp 20.000



Catatan akuntansi perusahaan tersebut bulan Oktober 20X1 menunjukkan pemakaian bahan baku sesungguhnya, biaya tenaga kerja langsung, dan biaya overhead pabrik sesungguhnya selama bulan tersebut sebagai berikut : Bahan baku A



10.750 liter @Rp 135



Bahan baku B



16.250 liter @ Rp 78



Total



27.000 liter



Atas dasar data tersebut diatas hitunglah : a. Selisih komposisi bahan baku



b. Selisih hasil : Biaya bahan baku Biaya tenaga kerja Biaya oberhead pabrik 7. Data berikut ini diambilkan dari catatan PT Rimendi tahun 20X2 Unit produk yang di hasilkan



15.000 unit



Kuantitas standar bahan baku



3 kg bahan baku per unit produk jadi



Kuantitas bahan baku yang sesungguhnya di pakai dalam produksi



50.000 kg



Bahan baku yang di beli pada tahun 20X2



60.000 kg



Harga standar bahan baku per kg



Rp 125



Harga beli sesungguhnya bahan baku per kg Rp 110 Jam kerja langsung standar



2 jam per unit produk jadi



Jumlah jam kerja sesungguhnya tahun 20X2 30.250 jam Tarif upah standar per jam



Rp 420



Tarif upah sesungguhnya per jam



Rp 450



Diminta : 1. Lakukan analisis selisih biaya produksi langsung dengan berbagai metode berikut ini : - Model dua selisih - Model tiga selisih 2. Buatlah Jurnal untuk mencatat biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja langsung dengan menggunakan metode tunggal ! Jawaban: 1. Biaya standar adalah biaya yang ditentukan di muka, merupakan biaya yang seharusnya untuk membuat satu satuan produk atau untuk membiayai kegiatan tertentu, di bawah asumsi kondisi ekonomi, efesiensi, dan faktor-faktor lain tertentu. 2. - Standar teoretis, Standar teoretis disebut pula dengan standar ideal, yaitu standar



yang ideal yang dalam pelaksanaannya sulit untuk dapat dicapai. -



Rata-rata biaya waktu yang lalu, Rata-rata biaya waktu yang lalu yang mengandung biaya-biaya yang tidak efisien, yang seharusnya tidak boleh dimasukkan sebagai unsur biaya standar.



-



Standar normal, standar yang didasarkan atas taksiran biaya dimasa yang akan datang dibawah asumsi keadaan ekonomi dan kegiatan yang normal.



-



Pelaksanaan terbaik yang dapat dicapai (Attainable high performance), standar yang didasarkan pada tingkat pelaksanaan terbaik yang dapat dicapai dengan memperhitungkan ketidak efisienan kegiatan yang tidak dapat dihindari terjadinya.



3. Prosedur penentuan biaya standar dibagi ke dalam tiga bagian : 1. Biaya Bahan Baku Standar Kuantitas standar bahan baku dapat ditentukan dengan menggunakan : a. Penyelidik teknis. b. Analisis catatan masa lalu dalam bentuk : 



Menghitung rata-rata pemakaian bahan baku untuk produk atau pekerjaan yang sama dalam periode tertentu di masa lalu.







Menghitung rata-rata pemakaian bahan baku dalam pelaksanaan pekerjaan yang paling baik dan yang paling buruk di masa lalu.







Menghitung rata-rata pemakai bahan baku dalam pelaksanaan pekerjaan yang paling baik.



2. Biaya Tenaga Kerja Standar Jam tenaga kerja standar dapat ditentukan dengan cara : 1. Menghitung rata-rata jam kerja yang dikonsumsi dalam suatu pekerjaan dari kartu harga pokok (cost sheet) periode yang lalu. 2. Membuat test-run operasi produksi di bawah keadaan normal yang diharapkan. 3. Mengadakan penyelidikan gerak dan waktu dari berbagai kerja karyawan di bawah keadaan nyata yang diharapkan. 4. Mengadakan taksiran yang wajar, yang didasarkan pada pengalaman dan pengetahuan operasi produksi dan produk.



3. Overhead Pabrik Standar Prosedur penentuan tarif biaya overhead pabrik standar dihitung dengan membagi jumlah biaya overhead yang dianggarkan pada kapasitas normal dengan kapasitas normal. 4. Perbedaan metode ganda dan metode tunggal yaitu dalam metode ganda, rekening barang dalam proses dicatat dua macam biaya yaitu biaya sesungguhnya dan biaya standar. Dalam metode ganda, selisih biaya sesungguhnya dari biaya standar baru dapat ditentukan pada akhir periode akuntansi, karena dalam metode ini selisih dihitung berdasarkan keluaran. Dalam metode tunggal, rekening barang dalam proses dicatat pada satu macam biaya, yaitu biaya standar. Dalam metode ini selisih biaya sesungguhnya dari biaya standar ditentukan sepanjang periode akuntansi, pada saat selisih tersebut terjadi. 5. - selisih yang terjadi dapat diperlakukan dengan cara : a.Ditutup ke rekening laba rugi b.Dipakai untuk menyesuaikan rekening-rekening harga pokok penjualan dan persediaan produk jadi dan persediaan barang dalam proses - Perlakuan terhadap selisih yang terjadi tergantung pada : 1. Jenis selisih : selisih biaya bahan baku, biaya tenaga kerja, dan biaya overhead pabrik 2. Besarnya selisih. Jika jumlah selisih relatif kecil, disajikan langsung dalam laporan laba rugi, sedangkan jika jumlahnya relatif besar, diperlakukan sebagai adjusment terhadap persediaan dan harga pokok penjualan 3. Pengalaman penggunaan biaya standar 4. Sebab-sebab terjadi selisih (misalnya : apakah selisih terjadi karena kesalahan dalam penentuan standar) 5. Waktu terjadinya selisih (misalnya : apakah selisih yang terjadi merupakan selisih yang tidak biasa, yang disebabkan karena fluktuasi musim) 6. A. Selisih Komposisi Bahan Baku St



= (HSt x KSt) – (HS x KS) = (Rp 130 x 10.000) – (Rp 135 x 10.750) = Rp 1.300.000 – Rp 1.451.250 = Rp 151.250 R



B. Selisih Hasil 



Biaya Bahan Baku,Biaya Tenaga Kera, Biaya Overhead Pabrik



St



= (HSt x KSt) – (HS x KS) = (Rp 80 x 15.000) – (Rp 78 x 16.250) = Rp 1.200.000 – Rp 1.267.500 = Rp 67.500 R



7. (1) Lakukan analisis selisih biaya produksi langsung dengan berbagai metode berikut ini : A. Model Dua Selisih SH



= (HSt - HS) x KS rumus perhitungan Selisih harga



SK



= (KSt - KS) x HSt rumus perhitungan Selisih kuantitas



Dimana : SH



= Selisih Harga



SK



= Selisih kuantitas / efisiensi



HSt



= Harga Standar



KSt



= Kuantitas Standar



HS



= Harga Sesungguhnya



KS



= Kuantitas Sesungguhnya



1. Selisih Biaya Bahan Baku (SH) a. Selisih Harga Bahan Baku (SH) (HSt - HS) x KS (Rp 125 – Rp 110) x 50.000



= Rp 750.000 L



b. Selisih Kuantitas Bahan Baku (SK) (KSt - KS) x HSt (45.000 – 50.000) x Rp 125 Total selisih biaya bahan baku



= Rp 625.000 R Rp 125.000 L



2. Biaya Tenaga Kerja Langsung a. Selisih tarif upah (TUSt - TUS) x JKS (Rp 420 – Rp 450) x 30.250



= Rp 907.500 L



b. Selisih efesiensi upah (JKSt - JKS) x TUSt (30.000 – 30.250) x Rp 420 Total Selisih Biaya Tenaga Kerja Langsung B. Model Tiga Selisih 1. Selisih Biaya Bahan Baku a. Selisih Harga Bahan Baku (SH)



= Rp 105.000 L Rp 1.012.500 L



(HSt - HS) x KST (125 - 110) x 45.000



= Rp 675.000 L



b. Selisih kuantitas Bahan Baku (SK) (KSt - KS) x Hst (45.000 – 50.000) x 125



= Rp 625.000 R



c. Selisih harga / kuantitas bahan baku (SHK) (HSt - HS) x (KSt - KS) (125 - 110) x (45.000 – 50.000)



= Rp 75.000 L



Total selisih biaya bahan baku



Rp 125.000 L



2. Selisih Biaya Tenaga Kerja a. Selisih Tarif Upah (TUSt - TUS) x JKSt (420 - 450) x 30.000



= Rp 900.000 R



b. Selisih efisiensi upah (JKSt - JKS) x TUSt (30.000 – 30.250) x 420



= Rp 105.000 R



c. Selisih tarif/efisiensi upah (JKSt - JKS) x (TUSt - TUS) (30.000 - 30.250) x (420 - 450)



= Rp



Total selisih biaya tenaga kerja langsung



7.500 R



Rp 1.012.500 R



(2) Buatlah Jurnal untuk mencatat biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja langsung dengan menggunakan metode tunggal ! 1. Jurnal Mencatat Biaya Bahan Baku 











Selisih harga pembelian bahan baku Harga Pembelian Standar 60.000 kg x Rp 125



= Rp 7.500.000



Harga Pembelian Sesungguhnya 60.000 kg x Rp 110



= Rp 6.600.000



Selisih harga pembelian bahan baku



= Rp



900.000 L



Selisih Pemakaian Bahan Baku Pemakaian Standar 15.000 x 3 x Rp 125



= Rp 5.625.000



Pemakaian Sesungguhnya 50.000 x Rp 125



= Rp 6.250.000



Selisih pemakaian bahan baku



= Rp



Selisih harga bahan baku yang dipakai



625.000 R



Kuantitas bahan baku yang dipakai sesungguhnya pada harga standar 50.000 x Rp 125



= Rp 6.250.000



Kuantitas bahan baku yang dipakai sesungguhnya pada harga sesungguhnya 50.000 x Rp 110



= Rp 5.500.000



Selisih bahan baku yang dipakai



= Rp



750.000 L



Jurnal pencatatan pembelian dan pemakaian bahan baku dengan metode ini adalah sebagai berikut



:



Persediaan Bahan Baku



Rp 6.600.000



Utang Dagang



Rp 6.600.000



(Untuk mencatat transaksi pembelian bahan baku) Barang dalam Proses



Rp 5.625.000



Selisih Kuantitas Bahan Baku



Rp



625.000



Persediaan Bahan Baku



Rp 5.500.000



Selisih Harga Bahan Baku yang Dipakai



Rp



750.000



(Untuk mencatat pemakaian bahan baku) 2. Jurnal Mencatat Biaya Tenaga Kerja Perhitungan selisih biaya tenaga kerja adalah sebagai berikut : Biaya tenaga kerja langsung standar 15.000 x 2 jam x Rp 420



= Rp 12.600.000



Biaya tenaga kerja sesungguhnya 30.250 jam x Rp 450



= Rp 13.612.500



Selisih biaya tenaga kerja langsung



Rp1.012.500



Jurnal pencatatan biaya tenaga kerja langsung adalah sebagai berikut : Barang dalam Proses



Rp 12.600.000



Selisih Efisiensi Upah



Rp



105.000



Gaji dan Upah



Rp 13.612.500



Selisih Tarif Upah



Rp



907.500