Tugas Analisis Novel [PDF]

  • Author / Uploaded
  • zakky
  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

Daftar Isi Daftar isi……………………………………………………...1 Novel Sastra Indonesia o Sang Pemimpi………………………………………… 2 o Pada Sebuah Kapal…………………………………7 o Salah Pilih…………………………………………….14 o Salah Asuhan……………………………………. …..19 Novel Hikayat o Hikayat Si Miskin……. ……………………………24 Novel Populer atau Bebas o Seventeen (17 th) …………………………………….28 Novel Terjemahan o Menyemai Cinta di Negeri 1



Sakura……….....33



2



Novel Sastra Indonesia Judul Novel



: Sang Pemimpi



Pengarang



: Andrea Hirata



Penerbit



: Bentang



Tahun terbit



: 2008



Sinopsis : Dalam Sang Pemimpi, Andrea bercerita tentang kehidupan ketika masamasa SMA. Tiga tokoh utamanya adalah Ikal, Arai dan si kuda. Ikal- alter egonya Andrea Hirata. Arai-saudara jauh yang yatim piatu yang di sebut sempei keramat karena anggota keluarga terakhir yang masih hidup dan akhirnya menjadi saudara angkat dan Jimbron-seorang yatim piatu yang terobsesi dengan kuda dan gagap bila sedang antusias terhadap sesuatu atau ketika gugup. Ketiganya dalam kisah persahabatan yang terjalin dari kecil sampai mereka bersekolah di SMA Negeri Bukan Main, SMA pertama yang berdiri 3



di Belitung bagian timur. Bersekolah di pagi hari dan bekerja sebagai kuli di pelabuhan ikan pada dini hari, dari ketagihan mereka menonton film panas di bioskop dan akhirnya ketahuan guru mengaji mereka , perpisahan Jimbron dengan ikal dan Arai yang akan meneruskan kuliah di Jakarta yang akhirnya membuat mereka berdua terpisah tetapi tetap akan bertemu di Perancis. Hidup mandiri terpisah dari orang tua dengan latar belakang kondisi ekonomi yang sangat terbatas namun punya cita-cita besar , sebuah cita-cita yang bila dilihat dari latar belakang kehidupan mereka, hanyalah sebuah mimpi.



Unsur Intrinsik Novel Tema: Novel tersebut bertemakan "Perjuangan dan Pendidikan" karena dalam novel tersebut ketiga orang anak, sang pemimpi, yaitu : ikal, arai dan jimbron yang berjuang dengan sepenuh hati dan tenaga serta penuh dengan semangat dan optimis agar dapat menggapai apa yang menjadi mimpi-mimpi mereka. Untuk melanjutkan study ke altar suci alamamater Sarbonne, Prancis dan menjelajahi Eropa sampai Afrika. Tokoh & Watak : Arai



: Pemberani, penuh perjuangan, pantang menyerah, selalu semangat, selalu optimis, memiliki jiwa solidaritas yang tinggi.



Ikal



: Agak pemalu, penuh semangat, penuh perjuangan, selalu optimis, memiliki jiwa solidaritas yang tinggi.



4



Jimbron



: Pemalu, setia kawan, reka berkorban, baik hati, jiwanya penuh dengan semangat dan pantang menyerah.



Ibu



: Perhatian, sabar, selalu ikhlas melakukan sesuatu.



Ayah



: Gigih, pekerja keras, tidak mudah menyerah, selalu mengutamakan kewajiban, ikhlas.



pak Mustar : Bijaksana, Tegas. pak Balia : Karismatik, penyabar. Laksmi



: Pemalu, pintar.



Nurmala : Baik hati, jujur.



Alur : Campuran, dilihat dari cerita, novel ini menceritakan yang telah terjadi di masa lalu dan menceritakan hal yang sedang terjadi serta kejadian yang bersifat kontinu. Latar/Setting : Sekolah, gudang peti es, pasar, dermaga, bioskop, terminal, tanjung priok, perahu, cimahi, Dll. Sudut pandang : Sudut pandang orang pertama. Dimana yang menjdi orang pertama ( aku ) adalah ikal. Gaya Bahasa : Novel ini memiliki gaya bahasa yang mudah dimengerti oleh pembaca seakan membawa si pembaca ikut serta dalam setiap adegan. Sangat menyentuh yang mengakibatkan setiap peristiwa yang terjadi sangat menarik untuk di baca. Amanat : 5



" Berusah, semangat dan optimis" jika kita ingin semua cita-cita kita tercapai kita harus berusaha, semangat, dan optimis. Dan apabila hasilnya nol, sesungguhnya kita mendapatkan keberhasilan yang tertunda kegagalan itu sesungguhnya suatu pelajaran bagi kita agar menjadi seseorang yang lebih baik. Apapun kodisinya kita harus tetap memiliki cita-cita, walaupun dengan logika tidak masuk akal, tetapi didunia ini tidak ada yang tidak mungkin, jadi apapun caranya kita harus tetap " berusaha, semangat dan optimis". Komenta Pembaca : Novel ini sangat bagus sekali untuk dibaca karena memberikan suatu pesan sekaligus peran dan ajaran moral kepada pembaca. Serta tidak bertele-tele dalam menyampaikan setiap kejadian sehingga pembaca tidak bosan untuk melahap sampai habis cerita yang disajikan di novel ini. Disamping itu novel ini sangat memberikan contoh pola pikir setiap manusia. Membangun semangat dan rasa optimis untuk meraih semua cita-cita pembaca.



Unsur Ekstrinsik Novel Unsur Sosial



:



Kebersamaan, solidaritas dan persahabatan yang sangat kuat ditunjukan dalam novel sastra Indonesia ini. Perbedaan status sosial juga dijelaskan dalam novel ini saat menceritakan perbedaan SMA Bukan Main dengan SMA PN timah Belitong yang merupakan sekolah anak- anak dari petinggi perusahaan timah. Unsur Agama



:



6



Adanya penjelasan tentang para penggawa masjid yaitu Taikong Hamim, dan menyuruh anak-anak Melayu Belitong untuk mengaji Al-Qur’an sampai khatam berkali-kali. Nilai Budaya



:



Banyak terjadi di Belitong bila suatu keluarga tidak mampu untuk menyekolahi anaknya, anak tersebut akan putus sekolah dan akan membatu menambah penghasilan keluarganya dengan bekerja. Ini merupakan budaya yang buruk namun Arai mencoba mengubah semua budaya itu, bahwa anak Melayu Belitong pasti dapat sukses dikemudian hari.



Nilai Sejarah



:



Disebutkan berbagai bangunan bangunan tua bekas benteng peninggalan Jepang yang letaknya terdapat di daerah Belitong dekat penambangan timah.



7



Novel Sastra Indonesia Judul Novel



: Pada Sebuah Kapal



Karangan



: Nh. Dini



Penerbit



: PT Dian Pustaka Jaya



Tahun terbit



: 1973 8



Sinopsis : Novel ini menceritakan tentang keadaan sebuah rumah tangga yang berada di ambang perceraian. Perselingkuhan yang dilakukan istri, komunikasi yang macet, adalah penyebab persoalan itu. Dengan keteguhan hati dan keangkuhannya, sang suami berupaya mempertahankan rumah tangga mereka meski ia selalu diberondong oleh tuntutan cerai istrinya. Sementara istrinya terus meneruskan perselingkuhannya dengan lelaki yang juga sedang menghadapi persoalan yang sama: tidak bahagia dalam rumah tangganya. Sri adalah seorang gadis yang lincah, aktif, dan ramah. Ia seorang penari yang bekerja sebagai penyiar di Radio Republik Indonesia (RRI) di daerah Semarang. Kemudian ia melamar menjadi seorang pramugari. Sejauh ini perjalanannya mengikuti seleksi berjalan lancar hingga ia harus menjalani seleksi lanjut di Jakarta. Namun sayang, proses seleksi yang diikutinya harus terhenti karena ia tidak lolos ketika menjalani tes kesehatan. Betapa kecewa hatinya. Secara kebetulan, Sri mendapat tawaran menjadi seorang wartawan di sebuah majalah, tetapi ditolaknya tawaran itu karena ia lebih tertarik menjadi penyiar RRI di Jakarta. Di sela-sela menjadi penyiar itulah Sri masih meneruskan kegemarannya menari. Berbagai undangan menari ia hadiri, bahkan pernah pula ia diundang menari ke istana Negara. Tujuh bulan ia menjadi penyiar di Jakarta tepat saat itu ibunya yang tinggal di Semarang meninggal dunia. Berbekal keramahan dan kelincahannya, Sri banyak menarik perhatian pemuda-pemuda di Jakarta. Di antara sekian banyak pemuda yang menyatakan cinta, Sri hanya menjatuhkan pilihan pada seorang pemuda bernama Saputro. Saputro adalah seorang pilot. Hubungan kasih mereka tampaknya sangat serius dan mereka merencanakan untuk segera 9



menikah. Namun apa mau dikata, Saputro dikabarkan mengalami kecelakaan pesawat ketika terbang. Begitulah kegagalan membangun rumah tangga bersama Saputra membawa Sri pergi ke Yogyakarta. Lelaki berikutnya yang mencoba mendekatinya antara lain: Yus – seorang pelukis, Carl – orang asing yang bertugas mendampingi mahasiswa. Namun kedua orang itu tidak dapat membuat Sri melupakan bayangan Saputro. Adalah seorang diplomat Perancis bernama Charles Vincent. Lelaki inilah yang kemudian dapat mencairkan kebekuan hati Sri. Sikapnya yang lembut, perhatian membuat Sri secara serius menjalin hubungan dengan lelaki itu. Meski keluarga Sri tidak sepakat, Sri tetap menikah dengan Vincent. Apa yang dinasihatkan keluarganya ternyata benar-benar terjadi. Setelah menikah sikap Vincent berubah. Ia bukan lagi seorang lelaki yang lembut dan berperhatian, tetapi berubah menjadi lelaki yang egois, kasar, dan tidak mau mengalah. Pernikahan Sri dengan Vincent sangat tidak bahagia. Pertengkaran hampir setiap hari terjadi. Pertengkaran itu berlanjut terus hingga kelahiran anak pertama mereka. Anggapan Sri akan lebih baik rumah tangganya setelah anak pertama mereka lahir ternyata salah. Pertengkaran tetap terus terjadi. Ketidakcocokan ini sangat tampak ketika mereka mengadakan perjalanan ke Perancis. Vincent mendapat cuti, maka mereka berkeinginan pulang ke Perancis. Apa yang terjadi? Perjalan ke Perancis suami istri ini dilakukan dengan sangat aneh. Sang suami dan anaknya pergi ke Perancis dengan naik pesawat, sementara Sri, sang istri melakukan perjalanan dengan kapal laut. Perjalanan dengan kapal inilah awal terjadinya perselingkuhan yang dilakukan Sri. Di atas kapal itu Sri berkenalan dengan seorang pelaut bernama Michel Dubanton. Michel adalah lelaki Perancis. Karena 10



perjalanan dengan kapal menuju Perancis cukup memakan waktu, maka sharinglah dua orang – lelaki dan wanita ini untuk mengusir kejenuhan. Sri menceritakan perkawinannya dengan Vincent yang tidak bahagia, sementara Michel juga menceritakan kehidupan rumah tangganya bersama Nicole yang selalu diliputi rasa cemburu berlebihan. Dua orang yang mengalami persoalan rumah tangga, bertemu pada sebuah kapal dalam perjalanan menuju Perancis yang membutuhkan waktu cukup lama, itulah awal munculnya perselingkuhan. Michel, seorang pelaut yang telah berumah tangga dengan Nicole tetapi tidak merasa bahagia karena istrinya sangat pencemburu, sehingga ia tidak boleh bergaul dan dekat-dekat dengan wanita lain. Sebelum menjadi pelaut, Michel adalah seorang tentara yang pernah pergi berperang di Jerman. Perjumpaan dengan Sri yang masih cukup menarik, ramah, dan terbuka membuat Michel merasa menemukan wanita yang selama ini ia rindukan. Sementara dari pihak Sri, Michel adalah sosok lelaki yang romantis, lembut, dan sangat perhatian sebagaimana ia idamkan selama ini. Sri jatuh cinta pada Michel, pun Michel jatuh hati pada Sri. Di atas kapal itu, perbuatan layaknya suami istri mereka lakukan berkali-kali tanpa ada rasa bersalah diantara keduanya. Sesampai di Perancis, Sri yang telah menemukan sosok Michel lelaki yang sangat diidam-idamkan, selalu membandingkan suaminya, Vincent dengan Michel. Segeralah ia dengan gampang membuat perbedaan yang sangat menyolok diantara keduanya. Secara diam-diam, Sri dan Michel tetap menjalin hubungan secara sembunyi-sembunyi. Hubungan mereka pun berlanjut saat Vincent ditugaskan ke Jepang. Kehidupan rumah tangga Sri di Jepang tidak kunjung membaik hinga akhirnya Sri mengajukan cerai pada Vincent. Namun gugatan Sri ini tidak ditanggapi oleh suaminya. Akibatnya, perselingkuanan Sri dengan Michel semakin menjadi-jadi. Bahkan Michel memohon kepada atasannya untuk 11



dipindahtugaskan ke Jepang agar ia bisa selalu dekat dengan Sri. Selesai bertugas di Jepang, Vincent kembali bertugas ke Perancis. Michel pun meminta pada atasanyya agar membatalkan tugasnya di Yokohama dan diganti dengan tugas sebagai pelaut di daerah pelayaran Perancis. Begitulah perjumpaan dan perselingkuhan antara Sri dengan Michel semakin menjadi-jadi. Catatan : Pada Sebuah Kapal adalah salah satu novel Nh. Dini yang sangat menarik perhatian para pengamat sastra karena keistimewaan penggunaan sudut pandang. Pengarang secara bersama-sama menggunakan sudut pandang akuan sertaan tetapi berbeda tokoh. Yang membawakan cerita. Metode bercerita yang baru inilah yang membuat diskusi terhadap novel ini marak. Di sisi lain, latar belakang kehidupan pengarang (Nh. Din)i sering dikaitkaitkan dengan isi novel ini. Dini yang bersuami orang perancis, yang pernah pula menjadi penyiar radio selalu dikait-kaitkan. Keterkaitan isi cerita dalam novel dengan kehidupan pengarang inilah yang semakin berkembang kita orang mengapresiasi novel ini.



Unsur Intrinsik Novel Tema : perasaan seorang perempuan (Sri) di dalam kesehariannya diantara keluarga, hubungannya dengan dunia luar, speperti dengan temantemannya, dan juga kisah percintaan yang dialaminya. Bisa dijebut juga roman/romansa. Tokoh & Watak: 12



Sri



: perempuan yang tangguh (”Aku akhirnya berkata bahwa aku yang akan kawin. Aku sanggup menerima segala akibatnya seorang diri.”), lincah, aktif, ramah, berani dan keras kepala.



Saputro Charles Vincent



: Baik hati : Awalnya;lembut, perhatian, namun aslinya;egois, kasar, dan tidak mau mengalah.



Michel Dubanton : Romantis, lembut, dan sangat perhatian Alur Cerita : Cerita dalam novel ini menggunakan alur maju. Latar/Setting : Latar pada novel ini berganti serining beralurnya cerita. Sri berkunjung ke Semarang. Jakarta, Perancis, Jepang, dan beberapa kota lainnya. Walaupun demikian, hampir setengah bagian dari buku ini menjelaskan tentang keseharian Sri di kapal. Sudut Pandang : Novel ini terbagi menjadi dua bagian. Bagan pertama bertajuk: PENARI, bersudut pandang orang pertama (akuan) sertaan tokoh SRI, sedang bagian kedua berjudul PELAUT, tetap menggunakan sudut pandang akuan sertaan tetapi tokoh yang bercerita adalah MICHEL. Sudut pandang yang digunakan dalam novel ini adalah sudut pandang pertama. Narator di dalam cerita ini adalah Sri, sebagai tokoh utama. Gaya Bahasa : Gaya bahasa yang digunakan penulis untuk menulis cerita ini sebenarnya bukanlah bahasa yang rumit. Penulisa menggunakan kata-kata dan struktur kalimat yang meruapakan dialog sehari-hari. 13



Amanat : Amanat yang saya dapatkan dari cerit aini adalah bahwa belum tentu kita mengenal orang yang kita kenal, dalam artian bahwa tidak ada batas waktu yang ditentukan untuk mengetahui seluruh seluk-beluk karakter orang. Contohnya, Sri berpikiran bahwa suaminya sangat lebut, baik, dan pengertian, tetapi tidak lama setalah menikah, Ia menyadari bahwa suaminya berubah menjadi kasar dan cepat marah. Amanat kedua yang saya dapatkan setalah membaca novel ini juga adalah bagaimana kultur bisa memisahkan kepercayaan ataupun kebiasaan dari pasangan. Karena kultur yang berbeda, dan suami Sri baru mengetahuinya, makanya Ia berubah. Di cerita ini disebutkan bahwa Sri akhirnya pindaj ke Jepang bersama suaminya, Charles. Dan pula ia mengandung. Pada suatu hari ia menyesal akan menikahi Charles, sebab Charles tidak dapat menahan emosinya. Pesan moral yang saya dapatkan adalah bahwa terkadang tidak sepenuhnya kita mengenal orang, walaupun sepertinya suda sangat akrab sekali, karena setiap orang mempunyai sifat yang berbeda, yang mungkin orang lai ntidak tahu, yang bisa berakibat buruk.



Unsur Ekstrinsik Novel Unsur Sosial



:



Pada awal cerita, Sri mencertiakan tentang masa kecilnya, yang berlanjut dengan ceritanya menikah, kapal, dan hidupnya sebagai ibu. Di bab 7, Sri pun menikahi Charles Vincent. NH Dini menyimpulkan bahwa Sri tidak meminta ijin dari keluarganya, yang membuat Ia terkesan pemberontak, dan cuek terhadap kata-kata yang terlontar dari keluarganya. Di bab ini pun tertulis ”Dan apalagi uang akan kau kerjakan dengan kewarganegaraanmu, kau seorang penari, dan kau penari tanah airmu.” Kalimat ini dilontarkan oleh Sutopo yang menentang keras pernikahan Sri dan Charles. Kalimat ini menyimpan unsur nasionalisme yang terselubung. Sutopo mengatakan bahwa dengan kewarganegaraan Sri yaitu Indonesia, 14



Ia tidak patut untuk menikah dengan seorang yang berkewarganegaraan asing. Unsur Agama



:



Perbedaan agama antara Sri dengan Michel Dubanton dijelaskan dalam novel ini, bahwa Sri beragama Islam dan Michel Dubanton menganut agama Nasrani. Nilai Budaya



:



Budaya yang ada di Indonesia menganggap tabuh bila ada seseorang yang melakukan perselingkuhan namun novel ini mengangkat cerita tersebut. Nilai Sejarah



:



Dalam novel ini disebutkan bahwa Sri pergi ke gedung-gedung tua yang terdapat di Perancis.



15



Novel Sastra Indonesia



Judul Novel Pengarang



: Salah Pilih : Nur Sutan Iskandar



Penerbit



: PT Gramedia Pustaka Utama



Tahun terbit



: 1928



Sinopsis :



16



Sejak kecil Asri dan Asnah dibesarkan layaknya saudara kandung. Ibu Asri yang telah menjaga mengasuh dan menyayangi Asnah-anak angkatnyaseperti putrinya sendiri. Kedua "bersaudara"itu saling mengasihi, sampai tiba waktunya mereka beranjak dewasa. Salahkah jika cinta Asnah kepada sang kakak berubah menjadi cinta kepada seorang kekasih? Perasaan rendah diri sebagai seorang anak angkat sekaligus orang yang berutang budi kepada keluarga Asri mendorongnya untuk menyimpan isi hatinya rapat-rapat, bahkan mendukung Asri memenuhi harapan ibunya untuk segera berumah tangga. Lagipula, pernikahan sesuku tidak diperbolehkan menurut adat mereka. Asri menjatuhkan pilihannya kepada seorang gadis cantik dari keluarga kaya dan terpandang. Ketika acara lamaran diselenggarakan, Asnah menutupi kepedihan hatinya dengan bersandiwara di depan Asri dan calon istrinya, Saniah. Meskipun demikian Saniah merasa iri dan cemburu kepada Asnah. Ia melampiaskan kebenciannya kepada gadis itu.



Unsur Intrinsik Novel Tema : Novel ini menceritakan tentang kesalahan seseorang dalam menentukan pilihannya. 17



Tokoh & Watak : * Asnah



: Sabar.



* Asri



: baik, ramah.



* Saniah



: Pencemburu, pendendam.



* Mariati



: Penyayang, lembut.



* Sitti Maliah



: Amanah



* Rangkayo Saleah * Rusiah



: Tegas dan keras



: Lemah



* Dt. Indomo



: Bijaksana, keras.



* Kaharuddin



: Gigih, tegas



* Mariah



: Jujur, sabar



* St. Bendahara



: Jujur



Alur : Novel ini menggunakan alur maju.



Latar/Setting : * Latar tempat berada di Minangkabau, Sumatera Barat. Yaitu di Maninjau, Sungaibatang, Bayur, dan Bukittinggi. * Sebagian juga mengambil latar di Pulau Jawa.



Sudut pandang : 18



* Sudut Pandang Novel ini menggunakan sudut pandang orang ketiga Gaya penulisan : Bahasa dalam novel ini sebagian besar bergaya Melayu sehingga sedikit sulit dipahami. Juga terdapat beberapa pantun dan peribahasa Melayu dalam novel ini.



Amanat * Walaupun sudah berpendidikan tinggi, janganlah lupa pada adat negeri sendiri. * Janganlah menilai seseorang dari rupa atau hartanya saja * Jangan membeda-bedakan orang karena kaya atau miskinnya * Menurut pada perintah dan nasihat orang tua itu wajib, tetapi jika perintah orang tua itu salah, sebisa mungkin harus bisa menolaknya * Sesuatu yang menurut orang banyak itu salah, belum tentu merupakan suatu kesalahan.



Unsur Ekstrinsik Novel Nur Sutan Iskandar Nur Sutan Iskandar dilahirkan di Sungai Batang, Sumatera Barat, 3 November1893 dan wafat di Jakarta, 28 November1975. Nama aslinya Muhammad Nur. Setelah menamatkan sekolah rakyat pada tahun 1909 Nur Sutan Iskandar bekerja sebagai guru bantu. Pada tahun 1919 ia hijrah ke Jakarta. Di sana ia bekerja di Balai Pustaka, pertama kali sebagai 19



korektor naskah karangan sampai akhirnya menjabat sebagai Pemimpin Redaksi Balai Pustaka (1925-1942). Kemudian ia diangkat menjadi Kepala Pengarang Balai Pustaka, yang dijabatnya 1942-1945.Ia adalah sastrawan paling produktif di masanya.



Unsur Sosial



:



Permasalahan yang mungkin tidak biasa ada di sekitar kita namun jarang ini menjelaskan perasaan seseorang yang menyayangi adiknya walaupun bukan adik kandung namun sudah dianggap lebih. Unsur Agama



:



Pernyataan bahwa dalam agama Islam tidak ada dan tidak diperbolehkan bila menikah dengan saudara sendiri. Nilai Budaya



:



Menyebutkan beberapa unsur-unsur kebudayaan melayu.



Nilai Sejarah



:



Kutipan novel bahwa sejak jaman nenek moyang dulu kejadian yang sedang terjadi sekarang ini tidak pernah ada saat itu.



20



21



Novel Sastra Indonesia Judul Novel



: Salah Asuhan



Karangan



: Abdul Moeis



Penerbit



: Balai Pustaka



Tahun terbit



: 1999



Sinopsis : Corrie de Bussee, gadis Indo-Belanda yang cantik, lincah dan menjadi dambaan setiap pria yang mengenalnya. Corrie berteman dengan Hanafi dari sejak kecil. Hanafi sendiri adalah laki-laki muda asli Minangkabau, berpendidikan tinggi dan berpandangan kebarat-baratan. Bahkan cenderung memandang rendah bangsanya sendiri. Karena selalu bersamasama akhirnya mereka satu sama lain saling mencintai. Tapi cinta mereka itu tidak dapat disatukan karena perbedaan bangsa, jika orang Bumiputera menikah dengan keturunan Belanda maka tidak diperbolehkan, yang 22



akhirnya apabila kejadian sampai menikah mereka akan dijauhi oleh para keluarganya dan orang lain. Corrie pun akhirnya pergi yang tadinya tinggal di Minangkabau menjadi di Betawi. Perpindahan itu sengaja ia lakukan untuk menghindar dari Hanafi dan meneruskan sekolahnya di sana. Akhirnya ibu Hanafi ingin menikahkan Hanafi dengan Rapiah. Rapiah adalah sepupu Hanafi, gadis Minangkabau sederhana yang berperangai halus, taat pada tradisi dan adat sukunya. Ibu Hanafi ingin menikahkan Hanafi dengan Rapiah yaitu untuk membalas budi pada ayah Rapiah yaitu Sutan Batuah yang telah membantu membiayai sekolah Hanafi. Tapi Hanafi awalnya tidak mau karena cintanya hanya untuk Corrie saja. Tapi akhirnya dengan bujukan ibunya walaupun terpaksa ia menikah juga dengan Rapiah. Karena Rapiah tidak Hanafi cintai keberadaan Rapiah pun di rumah hanya diperlakukan seperti babu, mungkin Hanafi juga menganggap bahwa Rapiah itu seperti tidak ada apabila banyak temannya orang Belanda yang datang ke rumahnya. Hanafi dan Rapiah dikarunia seorang anak laki-laki yaitu Syafei. Suatu hari Hanafi digigit anjing gila, maka dia harus berobat ke Betawi agar sembuh. Di Betawi Hanafi dipertemukan kembali dengan Corrie. Di Betawi, Hanafi menikah dengan Corrie dan mengirim surat pada ibunya bahwa dia menceraikan Rapiah. Ibu Hanafi dan Rapiah pun sangat sedih tetapi walaupun Hanafi seperti itu Rapiah tetap sabar dan tetap tinggal dengan Ibu Hanafi. Perkawinannya dengan Corrie ternyata tidak bahagia, sampai-sampai Corrie dituduh suka melayani laki-laki lain oleh Hanafi. Akhirnya Corrie pun sakit hati dan pergi dari rumah menuju Semarang. Corrie sakit Kholera dan meninggal dunia. Hanafi sangat menyesal telah menyakiti hati Corrie dan sangat sedih atas kematian Corrie, Hanafi pun pulang kembali ke kampung halamannya dan menemui ibunya, Hanafi pekerjaannya hanya termenung saja dan tidak terlalu bergairah. Hanafi sakit, kata dokter dia minum sublimat dan akhirnya dia meninggal dunia.



23



Unsur Intrinsik Novel Tema : Adapun tema yang terkandung dalam novel Salah Asuhan karangan Abdoel Moeis adalah adat istiadat. Tokoh & Watak: Hanafi Corrie



: keras kepala : mudah bergaul



Rapiah



: lembut



Ibu Hanafi



: sabar



Tuan Du Busse



: tegas dan keras



Sutan Batuah



: tegas dan keras



Syafei



: berani



Si Buyung



: penurut



Alur : Alur yang digunakan dalam novel Salah Asuhan adalah alur maju. Latar/Setting : Latar atau tempat terjadinya yaitu : 1) Lapangan tenis di Minangkabau 2) Rumah Corrie dan rumah Hanafi di Minangkabau 3) Betawi 4) Semarang Sudut Pandang : Dalam novel Salah Asuhan Abdoel Moeis ini, pengarang bertindak sebagai orang ketiga yaitu menceritakan kehidupan tokoh-tokoh pada novel tersebut. Gaya Penulisan : 24



Gaya penulisan dari novel ini apabila dilihat dari segi bahasa adalah bahasa Melayu dan ada juga diselipkan bahasa Belanda. Dalam penulisannya terdapat pantun dan sedikit pribahasa. Amanat : Adapun amanat yang terkandung dalam novel Salah Asuhan adalah : 1) Janganlah melupakan adat istiadat negeri sendiri, jikalau ada adat istiadat dari bangsa lain, boleh saja kita menerima tapi harus pandai memilih, yaitu pilihlah adat yang layak dan baik kita terima di negeri kita. 2) Jangan memaksakan suatu pernikahan yang tidak pernah diinginkan oleh pengantin tersebut, karena akhirnya akan saling menyiksa keduanya.



Unsur Ekstrinsik Novel Unsur Sosial



:



Kepercayaan seharusnya dapat dipertanggung jawabkan , seperti yang terjadi pada Hanafi dia tidak dapat bertanggung jawab atas orang-orang terdekatnya. Unsur Agama



:



Dalam novel ini tidak diterangkan secara jelas tentang unsure atau nilai agama.



25



Nilai Budaya



:



Adat istiadat pada saat itu tidak memperbolehkan seorang wanita atau pria dengan perbedaan bangsa, bersatu untuk saling mencintai



Nilai Sejarah



:



Telah turun temurun dari nenek moyang mereka jika orang Bumiputera menikah dengan keturunan Belanda maka tidak diperbolehkan, yang akhirnya apabila kejadian sampai menikah mereka akan dijauhi oleh para keluarganya dan orang lain.



26



Novel Hikayat Judul Novel Pengarang



: Hikayat Si Miskin : Haji Hashim bin Haji Abdullah (Singapura)



Penerbit



: Balai Pustaka



Tahun terbit



: 1958



Sinopsis : 27



Ada seorang suami istri yang dikutuk hidup miskin. Pada suatu hari mereka mendapatkan anak yang diberi nama Marakarma, dan sejak anak itu lahir hidup mereka pun menjadi sejahtera dan berkecukupan. Ayahnya termakan perkataan para ahli nujum yang mengatakan bahwa anak itu membawa sial dan mereka harus membuangnya. Setelah membuangnya, mereka kembali hidup sengsara. Dalam masa pembuangan, Marakrama belajar ilmu kesaktian dan pada suatu hari ia dituduh mencuri dan dibuang ke laut. Ia terdampar di tepi pantai tempat tinggal raksasa pemakan segala. Ia pun ditemukan oleh Putri Cahaya dan diselamatkannya. Mereka pun kabur dan membunuh raksasa tersebut. Nahkoda kapal berniat jahat untuk membuang Marakarma ke laut, dan seekor ikan membawanya ke Negeri Pelinggam Cahaya, di mana kapal itu singgah. Marakrama tinggal bersama Nenek Kebayan dan ia pun mengetahui bahwa Putri Mayang adalah adik kandungnya. Lalu Marakarma kembali ke Negeri Puspa Sari dan ibunya menjadi pemungut kayu. Lalu ia memohon kepada dewa untuk mengembalikan keadaan Puspa Sari. Puspa Sari pun makmur mengakibatkan Maharaja Indra Dewa dengki dan menyerang Puspa Sari. Kemudian Marakrama menjadi Sultan Mercu Negara.



Unsur Intrinsik Novel Tema: Kesuksesan Dibalik Kesengsaraan Tokoh & Watak : 28



-



Maharaja Indra Angkasa (Si Miskin): mudah percaya orang lain, lebih mementingkan harta dari pada



anak. -



Ratna Dewi (Istri Si Miskin): Penyayang.



-



Marakarma: Mudah memaafkan.



-



Nila Kesuma (Mayang Mengurai): Penyayang.



-



Maharaja Indra Dewa: Pendendam, iri hati, murah hati.



-



Putri Cahaya Kairani: Suka menolong, membela yang benar.



Alur : Maju Latar/Setting: -Latar



: Kerajaan, di laut.



-Waktu



: Zaman pemerintahan Raja Antah Beranta



-Suasana : Meratapi nasib. Sudut pandang: orang ketiga Gaya Bahasa: Hiperbola: “seorang anak laki-laki terlalu amat baik parasnya dan elok rupanya…” Amanat : - Jangan mudah percaya kepada orang lain - Tidak boleh iri kepada keberhasilan orang lain 29



Unsur Ekstrinsik Novel Unsur Sosial



:



Marakarma pun ditemukan oleh Putri Cahaya dan diselamatkannya, semua manusia di dunia ini sudah sepatutnya untuk saling menolong. Unsur Agama



:



Tidak ada keterangan secara jelas tentang unsure agama dalam novel ini namun biasanya hikayat-hikayat yang ada kental akan pengaruh agama Islam. Nilai Budaya



:



Ayahnya termakan perkataan para ahli nujum yang mengatakan bahwa anak itu membawa sial dan mereka harus membuangnya, pada novel itu diterangkan bahwa tokoh trsebut mempercayai perkataan para ahli nujum yang merupakan budaya di sana. Nilai Sejarah



:



Tidak terdapat nilai-nilai sejarah dalam novel ini.



30



Novel Populer atau Bebas Judul Novel Pengarang Penerbit



: Seventeen (17 th) : Agung Bawantara : Gagasmedia 31



Tahun terbit



: 2005



Sinopsis : Dua geng di SMU Garuda yaitu The Caredox Girls yang mengaku sebagai kelompok cewek mandiri yang beranggotakan Merpati, Rindang, Cintya dan Harva dan Geng Cokol alias Cewek Kolot yang beranggotakan Rio, Didom, Cacu dan Omet. Ke dua kelompok itu selalu saling menjahili, hampir dua tahun mereka berseteru, tidak ada yang mau mengalah. Pada akhirnya timbulah keinginan dari Rio untuk mendamaikan kedua kelompok ini.



Akan



tetapi



niat



Rio



mengurungkan



niatnya,



dia



mengambil



kesempatan saat bertandang ke rumah Merpati untuk menyatakan perasaan hatinya. Akhirnya niat ingin mendamaikan berubah menjadi pertemuan yang menggabungkan dua orang komandan kelompok yang sedang berseteru. Diceritakan seorang gadis bernama Susan berasal dari keluarga miskin. Ayahnya seorang pemabuk dan sering main judi. Ketika kehabisan uang, ia memanfaatkan kegadisan Susan anaknya untuk diperjual belikan kepada lelaki jahanam yang mempunyai uang banyak untuk membayarnya. Oleh karena itu Susan dipaksa oleh ayahnya untuk melayani setiap lelaki hidung belang yang menginginkan kepuasan. Sampai pada akhirnya Susan hamil dan berita tersebut diketahui oleh pihak sekolah. Berat menerima kenyataan, Susan berniat mengakhiri hidupnya. Namun Merpati berhasil mencegahnya. Ia menghibur Susan untuk tetap terus berjuang menjalani kehidupan. Selama 9 bulan Susan bersembunyi sampi pada akhirnya bayi nya pun lahir. Beruntung Susan karena masih ada seorang Lelaki yang mencintainya dengan tulus, mau menerima Susan apa adanya. Lelaki itu bernama Dika. Akhirnya Susan dan Dika pun menikah di usia 17 tahun.



Unsur Intrinsik Novel



32



Tema



:



cinta dan kehidupan seorang gadis bernasib malang. Tokoh & watak :  Merpati



: jahil, tengil, usil, slebor, cuek, perhatian.



 Rindang



: lucu, keras.



 Cintya



: setia kawan, suka jahil.



 Harva



: penakut, cuek, lemot.



 Rio



: cool, calm and percaya diri, konyol.



 Omet



: penakut, polos.



 Didom



: penakut, humoris, jahil.



 Cacu



: jeli, meledek, penakut.



 Susan



: misterius.



 Dika



: tulus.



 Didi Rabbani  Gaga



: kutu buku, culun. : setia kawan.



 Pak Maman



: perhatian dan bijaksana.



 Papa+Mama Merpati



: baik, perhatian dan bijaksana.



 Kak Yuda



: humoris, perhatian.



 Mbok Misem



: rajin.



 Papa Rindang



: humoris.



 Mama Rindang



: sensitive, perhatian.



 Ayah Susan



: kejam, keras.



 Ibu Susan



: penyayang.



 Ari  Tante Wina



: baik,perhatian, setia kawan. : baik, jujur.



Alur : 33



maju-mundur, maju. Setting : Rumah Merpati, SMU garuda (kelas, di kantin, BP), rumah Susan, Rumah Rindang, studio band, SMU Pancasila, di jalan, Food Court. Sudut Pandang : Dalam novel ini, pengarang bertindak sebagai orang ketiga yaitu menceritakan kehidupan tokoh-tokoh pada novel Gaya Bahasa : Dalam novel ini menggunakan bahasa yang sangat santai, bahasa yang sehari-hari kita gunakan yaitu bahasa jaman sekarang. Amanat : rasa cinta dan ketulusan hati mampu mengatasi segala kesulitan bahkan kematian sekalipun.



Unsur Ekstrinsik Novel 34



Unsur Sosial



:



Diceritakan seorang gadis bernama Susan berasal dari keluarga miskin, dalam hal ini diterangkan secara jelas tentang status sosial Susan dan berbagai permasalahan yang menyangkut beberapa orang. Unsur Agama



:



Tidak dijelaskan yang menyangkut unsur agama dalam novel ini. Nilai Budaya



:



Akhirnya Susan dan Dika pun menikah di usia 17 tahun, mereka bertabrakan dengan budaya yang ada yaitu menikah di usia muda.



Nilai Sejarah



:



Tidak dijelaskan yang menyangkut nilai sejarah dalam novel ini.



35



Novel Terjemahan 36



Judul Novel



: Menyemai Cinta di Negeri Sakura



Pengarang



: Lizsa Anggraeny - Seriyawati



Penerbit



: PT. Niaga Swadaya



Tahun terbit



:



2008



Sinopsis : Cerita menggambarkan tentang kehidupan Mrs A atau Ummu S, hidup di negeri Sakura dengan keislamannya. Menikah dengan pria pilihannya dengan harapan hidup berkecukupan dan bahagia. Namun, ternyata kebahagiaan itu hanya semu. Istri identik dengan pembantu bagi suami. Perlakuan kasar secara fisik/ melalui ucapan yang melukai hati. Sering terlontar dari laki-laki yang menjadi Qawwam baginya. Perintah-perintah otoriter yang mutlak tak dapat dilanggar. Lemahnya iman dan tak kuatnya dasar pijakan Ruhiyah, menyebabkan dia terombang ambing dalam kehidupan. Ia seorang ibu rumah tangga, yang dianggap remeh ternyata tak sesederhana yang dibayangkan. Melewati tahun pernikahan ke-8 sudah tak terhitung berapa banyak pertanyaaan sejenis tapi Ummu S belum bisa menjawab. Masalah klasik ketidakcocokan antara mertua dan menantu sering terjadi setelah pernikahan. Yang awalnya begitu baik hati dan dirasa lebih perhatian daripada ibu kandungnya sendiri. Seiring berjalannya waktu. Suatu hari ketika memandang cermin. Ummu S merasa banyak kekurangan dalam tubuhnya. Hidung yang tidak mancung 37



*(pesek = Bahasa Jawa), bulu mata yang tidak lentik, serta berbagai titik minus lainnya yang menimbulkan kekecewaan dalam diri, menimbulkan organ-organ yang tak menghargai kondisi apa adanya. Hingga ketika mencuci piring, tanpa disadari ibu jari tangan kirinya terluka oleh pecahan gelas yang ditumpuk bersama dengan piring kotor. Sehingga dia harus dirawat ke UGD. Ternyata menurut ahli syaraf, otot ibu jari tangan kirinya ada yang putus. Maka dari itu telapak tangan kirinya harus di gips selama 3 pekan. Dan perlu waktu kira-kira 3 bulan untuk mengembalikan fungsi otot. Ini semua terjadi akibat dirinya yang tidak mensyukuri anugerah yang ada. Sekian lama Ummu S memakai jilbab membuat suaminya risih dan menyuruh untuk melepas jilbab. Ummu S hanya diam dan dengan ragu dia menuruti perintah suami. Semakin lama akhirnya dia gerah dengan perbuatan buka tutup jilbab. Merasakan dikejar oleh dosa, merasa mempermainkan Allah. Karena takut akan laknat Allah maka ia pun menentang perintah suaminya dan kembali berjilbab sepenuhnya. Tiap malam memanjatkan dan memohon kekuatan dan kesabaran dan petunjuk-Nya. Meskipun hidup jauh dari suasana keislaman, seperti tidak terdengarnya suara adzan dari masjid-masjid, mushola ataupun langgar, ceramahceramah keagamaan di TV atau majelis taklim, tetapi mereka yang minoritas senantiasa berusaha saling menjaga keimanan dan membuat beragam kegiatan. Bahkan di negeri orang inilah rasa persaudaraan sesama perantauan terasa mudah terjalin dan terikat kuat. Setelah tinggal di Jepang, tidak sedikit yang makin meningkat keimanannya dan memakai jilbab. Bahkan bisa mengajak temantemannya sesama orang Indonesia memakai jilbab dan juga membuat orang Jepang menjadi tertarik dengan agama islam. Di Nagoya, kota tempat tinggal Ummu S ada kegiatan pengajian keluarga 38



yang dilaksanakan tiap hari ahad pekan kedua. Acara itu diadakan dirumah salah satu keluarga secara bergantian tiap bulannya. Lalu tiap hari Ahad di akhir bulan ada pengajian umum yang sebelumnya dimulai dengan acara mengaji untuk anak-anak. Selain itu, untuk menambah jam belajar dan bermain bersama anak-anak, ada pula kegiatan mengaji tiap hari Sabtu di Masjid Nagoya. Juga ada kegiatan mengkaji Al- Qur’an bagi ibu-ibu. Kelompok mengaji Al- Qur’an ada beberapa kelompok berdasarkan wilayah tempat tinggal karena tempat tinggal mereka tersebar. Untuk mereka para muslimah ada milis Fahima sebagai wadah forum silaturahmi muslimah di Jepang yang mencakup sampai ke negara-negara lain. Ada muslimah dari Perancis, Singapura, Qatar, Amerika dan lain-lain. Meskipun hidup diluar negeri yang fasilitas keagamaannya masih kurang daripada di Indonesia, bukan berarti kehausan mereka akan belajar dan menambah pengetahuan tentang agama Islam tidak tersalurkan. Justru dengan adanya fasilitas teknologi canggih, komunikasi antara mereka bisa berjalan lancar. Ditambah dengan tersedianya transportasi yang beraneka ragam dan tepat waktu, membuat mereka mudah untuk melangkah kaki menuju majelis ilmu. Dan yang lebih penting lagi, bukan berarti mereka akan dengan mudah berganti agama.



Unsur Intrinsik Novel Tema : keteguhan hati dan pendirian agama dalam negeri perantauan.



39



Tokoh & Watak : Joy



: seorang suami yang otoriter, namun penyayang, individualis, tegar dan tabah.



Kiki



: Tegas



Yosh



: Bijaksana



Chi-chi



: Lembut



Mertua Ummu S : Sabar, jujur Shota



: keras



Takahashi



: sabar



Ummu S



: Baik, sabar, tabah, rajin sembahyang dan penolong.



Alur : tehnik pengaluran yang digunakan pengarang adalah tehnik sorot balik/ Flash back yaitu urutan tahapan dibalik seperti regresif.



Latar : tempat,



: antara lain di sebuah supermarket di Jepang, Nagoya, Stasiun Tokyo dan lain-



waktu Suasana



lainnya.



: pada tahun 2000-an. : kehidupan yang dialami masyarakat Nagoya adalah karier, kesibukan yang dilakukan semata hanyalah kepentingan karier namun masih bersosialisasi dengan masyarakat meskipun ada yang bersifat individualis.



Sudut Pandang : pengarang sebagai orang pertama dengan kataaku atau –ku untuk tokoh utama. 40



Gaya bahasa : dalam novel banyak menggunakan kata-kata tidak baku misal : Nggak…, Ah…, Agak…,…aja, dan lain sebagainya. Majas yang digunakan yaitu personifikasi. Amanat : hendaknya seseorang bersabar dalam menghadapi cobaan hidup, tetap mempertahankan islam diri di Negara lain, serta mampu mengajak masyarakat untuk ikut serta menjadi muslimin dan muslimah yang baik.



Unsur Ekstrinsik Novel Unsur Sosial



:



Keadaan seseorang sebagai individu tidak terlalu penting. Tetapi individu ini secara bersama membantu masyarakat yang selaras akan menjamin kehidupan yang lebih baik bagi masing-masing individu. Manusia tidak bisa lepas hidup sendiri terpisah dari yang lainnya. Lebih-lebih bila seseorang belum mampu menyelesaikan kebutuhan jasmaninya sendiri walaupun itu yang paling sederhana, seperti seorang anak kecil yang belum mampu mengerjakan sendiri untuk mencukupi kebutuhannya seperti misalnya mandi, makan, berpakaian, dan sebagainya tanpa bantuan orang lain baik itu ayah, ibu maupun kakaknya. Dalam novel ini banyak terlihat interaksi sosial yang terjadi. Antara lain : suasana kebersamaan, saling membantu, menghargai, menghormati dan 41



menyayangi satu sama lain dalam mengerjakan sesuatu akan menghasilkan hal positif. Hal inilah yang dinamakan nilai kerukunan atau nilai sosial. Manusia perlu dihargai, dihormati dan diperlakukan secara layak. Sudah sepantasnya kita menghargai jerih payah dan keinginannya untuk membantu tugas rumah tangga meski tanpa adanya limitasi pekerjaan.



Unsur Agama



:



Nilai religius dalam novel “Menyemai Cinta di Negeri Sakura” antara lain : Salah satu keindahan itu adalah saya semakin menghargai gaungan gema adzan. Ketika masih berada ditanah air, dimana suara adzan sangat mudah di dengar. Di bulan Ramadhan amalan sunnah dihitung sebagai amalan fardlu diberi ganjaran 700X lipat. Puasa fisabilillah akan dijauhkan wajahnya dari api neraka sejauh 70 tahun. Puasa Ramadhan akan memberi syafaat di yaumil akhir. Terbukanya pintu surga Al-Rayyan bagi orang-orang yang berpuasa. Juga menghapus dosa-dosa yang lalu. Kegiatan para tokoh memberi nilai religius dapat terlihat dalam kutipan berikut: …..Allah membimbingnya untuk datang ke sebuah pengajian keliling di daerahnya….



Di Nagoya kota tempat tinggal saya ada kegiatan pengajian keluarga yang dilaksanakan tiap hari ahad pekan kedua. Acara itu diadakan dirumah salah satu keluarga secara bergantian tiap bulannya. 42



Nilai Budaya



:



Dalam kutipan novel ini sperti,“Saya mendengar itu hanya bisa ikut tersenyum geli. Tapi tidak demikian dengan ibu dari sang anak tersebut. Mimik sang ibu terlihat kaget. Ia langsung mendekati saya dan berkata,” Maaf…maafkan anak saya…maaf ,”ujar sang ibu. Bagi setiap orang yang melakukan suatu kesalahan hendaknya segera mengucap maaf, itu adalah cara berperilaku yang baik. Terdapat kata membungkukkan badan, bagi orang Indonesia terutama Jawa itu menunjukkan sikap yang sopan dan menghormati orang lain. Nilai Sejarah



:



adanya masjid tua tergambar dalam cerita novel meski hanya sedikit, bangunan-bangunan jaman dahulu yang terdapat di Negara jepang dan lain sebagainya.



43