Tugas Kelompok Makalah Tantangan Pembentukan Karakter [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

Tugas Kelompok MAKALAH Tantangan Pembentukan Karakter



Disusun Oleh : Kelompok



:



III



Ketua Kelompok



:



Wa Ode Risdianti Buradi



Anggota Kelompok



:



1. 2. 3. 4. 5. 6. 7.



Firman Wahyudin Frits Gidion Sekerone Grecilia Manuhutu Irawati Juley Nurlaila Usemahu Nur Raya Sari Mony Syifatma Umanailo



POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MALUKU JURUSAN KEPERAWATAN AMBON 2021



KATA PENGANTAR Dengan menyebut nama Tuhan Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, Puji syukur kami panjatkan kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan Rahmat-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah kami dengan judul "Tantangan Pembentukan Karakter" tepat pada waktunya. Penulisan makalah ini telah semaksimal mungkin kami upayakan dan didukung bantuan berbagai pihak, sehingga dapat memperlancar dalam penyusunannya. Untuk itu tidak lupa kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu kami dalam pembuatan makalah ini. Namun, tidak lepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih terdapat kekurangan baik dari segi penyusunan bahasa dan aspek lainnya. Oleh karena itu, kami membuka selebar-lebarnya pintu bagi para pembaca yang ingin memberi saran maupun kritik demi memperbaiki makalah ini. Kami sangat mengharapkan semoga dari makalah sederhana ini dapat bermanfaat untuk menambah informasi dan wawasan bagi setiap orang yang membacanya. Akhir kata kami ucapkan Terima Kasih.



Ambon, 03 April 2021



Penulis



i



DAFTAR ISI



KATA PENGANTAR............................................................................................................... DAFTAR ISI........................................................................................................................... BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................................... A. Latar Belakang......................................................................................................... B. Rumusan Masalah................................................................................................... C. Tujuan...................................................................................................................... BAB II PEMBAHASAN........................................................................................................... A. Pengertian Pembentukan Karakter......................................................................... B. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pembentukan Karakter.................................. C. Tantangan Internal dan Eksternal Pembentukan Karakter Seorang Perawat........ BAB III PENUTUP.................................................................................................................. A. Kesimpulan.............................................................................................................. B. Saran........................................................................................................................ DAFTAR PUSTAKA................................................................................................................



ii



BAB I PENDAHULUAN



A. Latar Belakang Proses pembentukan karakter merupakan usaha atau suatu proses yang terencana yang dilakukan untuk menanamkan hal positif pada anak baik dalam lingkup pendidikan, keluarga, dan lingkungan atau masyarakat yang bertujuan untuk membentuk karakter yang sesuai dengan norma , dan kaidah moral dalam bermasyarakat Dalam dunia kesehatan, terutama dalam dunia keperawatan, seorang perawat dianggap sebagai salah satu unsur vital dalam rumah sakit. Tanpa perawat pelayanan kepada pasien akan terabaikan karena perawat adalah penjalin kontak pertama dan terlama dengan pasien mengingat pelayanan keperawatan berlangsung terus menerus selama 24 jam sehati. Dengan demikian seorang perawat tentunya dituntuk untuk bersifat dan berkarakter yang baik sesuai dengan ketentuan dalam dunia keperawatan. Namun terkadang dalam pembentukan karakter yang baik, seorang perawat menemukan beberapa tantangan yang bisa mempengaruhi kualitas pelayanan kesehatan. B. Rumusan Masalah 1. Apa itu Pembentukan Karakter? 2. Apa saja Faktor-faktor yang mempengaruhi pembentukan karakter? 3. Apa saja Tantangan internal dan eksternal? C. Tujuan Mahasiswa mampu memahami : 1. Pengertian Pembentukan Karakter? 2. Faktor-faktor yang mempengaruhi pembentukan karakter? 3. Tantangan internal dan eksternal?



1



BAB II PEMBAHASA



A. Pengertian Pembentukan Karakter 1. Pengertian Secara Umum  Proses pembentukan karakter merupakan usaha atau suatu proses yang terencana yang dilakukan untuk menanamkan hal positif pada anak baik dalam lingkup pendidikan, keluarga, dan lingkungan atau masyarakat yang bertujuan untuk membentuk karakter yang sesuai dengan norma , dan kaidah moral dalam bermasyarakat. 2. Pengertian Menurut Para Ahli a. Menurut Poerwadarminta, karakter berarti tabiat, watak sifat-sifat kejiwaan, akhlak atau budi pekerti yang membedakan seseorang dengan orang lain (Syarbini, 2012:13). b. Menurut Simon Philips, karakter adalah kumpulan tata nilai menuju pada suatu sistem, yang melandasi pemikiran, sikap, dan perilaku yang ditampilkan (Fathul Muin, 2011:160). c. Menurut Coon, karakter adalah suatu penilaian subjektif terhadap kepribadian seseorang yang berkaitan dengan atribut kepribadian yang dapat atau tidak dapat diterima oleh masyarakat (Zubaedi, 2011:8). d. Menurut Mansur Muslich (2010:70), karakter adalah cara berfikir dan berperilaku seseorang yang menjadi ciri khas dari tiap individu untuk hidup dan bekerjasama, baik dalam keluarga, masyarakat dan negara. 3. Unsur-unsur Karakter a. Sikap Sikap seseorang merupakan bagian dari karakter, bahkan dianggap cerminan karakter seseorang tersebut. Dalam hal ini, sikap seseorang terhadap sesuatu yang ada di hadapannya, biasanya menunjukan bagaimana karakter orang tersebut. Jadi, semakin baik sikap seseorang maka akan dikatakan orang dengan karakter baik. Dan sebaliknya, semakin tidak baik sikap seseorang maka akan dikatakan orang dengan karakter yang tidak baik. 2



b. Emosi Emosi merupakan gejala dinamis dalam situasi yang dirasakan manusia, yang disertai dengan efeknya pada kesadaran, perilaku, dan juga merupakan proses fisiologis. Tanpa emosi, kehidupan manusia akan terasa hambar karena manusia selalu hidup dengan berfikir dan merasa. Dan emosi identik dengan perasaan yang kuat. c. Kepercayaan Kepercayaan merupakan komponen kognitif manusia dari faktor sosiopsikologis. Kepercayaan bahwa sesuatu itu benar atau salah atas dasar bukti, sugesti otoritas, pengalaman, dan intuisi sangatlah penting dalam membangun watak dan karakter manusia. Jadi, kepercayaan memperkukuh eksistensi diri dan memperkukuh hubungan dengan orang lain. d. Kebiasaan dan Kemauan Kebiasaan merupakan aspek perilaku manusia yang menetap, berlangsung secara otomatis pada waktu yang lama, tidak direncanakan dan diulangi berkali-kali. Sedangkan kemauan merupakan kondisi yang sangat mencerminkan karakter seseorang karena kemauan berkaitan erat dengan tindakan yang mencerminkan perilaku orang tersebut. e. Konsepsi diri (Self-Conception) Proses konsepsi diri merupakan proses totalitas, baik sadar maupun tidak sadar tentang bagaimana karakter dan diri seseorang dibentuk. Jadi konsepsi diri adalah bagaimana saya harus membangun diri, apa yang saya inginkan dari, dan bagaimana saya menempatkan diri dalam kehidupan. 4. Tahapan Proses Pembentukan Karakter a. Pengenalan Pengenalan adalah proses dimana seorang anak mulai mengenal berbagai karakter dari linkungan dan keluarganya. Dalam tahapan ini seorang anak sangat mudah mengingat sesuatu. Perilaku yang dia lihat dari lingkungan sekitarnya akan masuk dalam memorinya. b. Pemahaman Pemahaman adalah proses lanjutan dari proses pengenalan dimana seseorang setelah mengenal karakter baik dengan melihat berulang-ulang, setelah itu akan timbul pertanyaan mengapa. Orantua biasanya ibu sebagai orang yang paling dekat dengan anak akan memberikan jawaban sederhana kepada anak tersebut. Pelan-pelan anak akan mulai paham dengan penjelasan yang sederhana.



3



c.



Pengulangan atau pembiasaan Proses ini dibutuhkan kesadaran dari dalam dirinya sendiri, karena bisa jadi apa yang dia dapat di dalam rumah yaitu karakter yang baik tidak diaplikasikan ketika dia berda diluar rumah. Hal tersebut bisa terjadi karena adanya pengaruh dari teman. Oleh karena itu, sebagai orang tua harus membiasakan kebiasaan yang baik kepada anak tidak dengan memaksa anak melakukan hal yang baik tetapi juga menumbuhkan motivasi dalam diri mereka. Salah satu caranya adalah dengan mencotohkan hal-hal yang baik tersebut, bukan dengan ucapan melainkan juga perbuatan. d. Pembudayaan Proses ini memerlukan peran masyarat bukan hanya peran keluarga. Msyarakat berperan sebagai kontrol sosial untuk mengingatkan seseorang ketika berada diluar lingkungan keluarga. Dengan begitu seseorang akan merasa tidak nyaman ketika tidak mengikuti aturan yang ditetapkan masyarakat tersebut. Selain itu, hukuman juga diperlukan agar orang yang melangkar aturan menjadi jera dan pelan-pelan merubah kebiasaan buruknya. Bagi pendatang sebaiknya mengikuti aturan yang ada agar menciptakan lingkungan yang berkarakter. e. Internalisasi Menjadi Karakter Sebuah karakter akan menjadi sangat kuat ketika ada dorongan dalam dirinya sendiri. Dalam hal ini seseorang tidak memerlukan kontrol sosial karena adanya kesadaran diri dari dalam dirinya sendiri. Sehingga dimanapun dia berada dia akan tetap melakukan hal yang baik tersebut. Proses pembentukan karakter tidak dapat dilakukan secara instan. Perlu proses yang panjang dan tidak bisa dilakukan satu dua kali saja. Melainkan juga harus diterapkan terus menerus. Pembentuka karakter juga harus dilakukan sejak dini agar mudah tertanam dalam memorinya sehingga menjadi kebiasaan. Pembentukan karakter bukan hanya kewajiban keluarga melainkan juga masyarakat harus berperan aktif sebagai kontrol sosial.



B. Faktor- Faktor yang Mempengaruhi Pembentukan Karakter 1. Dorongan Kekuatan Spiritual Manusia adalah manusia spiritual, maknanya kekuatan spiritual itulah sangan berpengaruh pada kepribadian dan watak seseorang. Jika seseorang percaya akan



4



adanya Tuhan maka dalam setiap tindakan dan perbuatanya dia akan selalu berusaha menaati segala perintah Tuhannya dan menjauhi larangannya. 2. Keluarga Setiap anak lahir, diasuh dan dibesarkan melalui sebuah keluarga. Lingkungan terdekat inilah yang sangat berpengaruh pada pembentukan karakter eorang anak. Seseorang tidak dapat membantu orang lain jika ia tidak dapat membantu dirinya sendiri. Begitu juga dengan orangtua yang ingin menumbuhkan karakter positif dalam diri anak. Jika ibu-ayah ingin anaknya memiliki karakter positif, maka ibu-ayah harus memiliki karakter positif pula. Ini berarti, ibu-ayah dituntut menerapkan nilainilai moral dalam kehidupan sehari-harinya, Perlu adanya bimbingan dari orang tua mengenai dalam pembentukan karakter, apabila orang tua lalai dalam memberikan edukasi tentang pengetauhan, prinsip-prinsip moral maka karakter dari seseorang akan berdampak negatif. 3. Sahabat Terdekat Pihak-pihak yang ikut ambil pengaruh dalam pembentukan karakter eseorang adalah sahabat terdekat. Anak jika mulai berteman tentunya lebih cenderung bergaul dengan sesorang yang dianggapnya sebagai seorang sahabat terdekat. Dia akan menceritakan dan berbagi segala pengalaman kepada sahabatnya tersebut. Akan tetapi pemilihan sahabat terdekat juga perlu diperhatikan karena apabila seseorang salah dalam memilih sahabat maka karakter seseorang akan menyimpang dari norma dan aturan. 4. Lingkungan Sosial Orang yang ringgal dalm suatu lingungan soial yang terbiasa hidup teratur, bersih, disiplin, saling menghargai, maka ia akan ikut dengan kebiasaan yang seperti itu. Tetapi sebaliknya apabila lingkungan sekitarnya itu suka mencuri, mabukmabukan dan tindaan-tindakan lain yang tercela maka kita akan ikut berperilaku seperti demikian yang tentunga membuat karakter yang terbentuk dalam diri menjadi tidak baik. 5. Lembaga Pendidikan Formal ataupun Nonformal Setiap hari kecuali hari libur, dari pagi hingga sore anak-anak, siswa, ataupun mahasiswa tinggal dan berinteraksi dengan lembaga pendidikan. Seorang anak yang biasa hidup disiplin, teratur, bersih di rumahnya, lalu belajar di lingkungan lembaga pendidikan yang tidak menyiapkan tempat sampah, tidak disiplin atau lingkunganya terkesan jorok, maka anak tersebut ikut dan terpengaruh dengan lingkungan 5



lembaga pendidikan tersebut. Pendidikan sebenarnya bukan sekedar menuntut ilmu dan menjadi cerdas tetapi juga lebih kepada contoh dan keteladanan. 6. Media yang Dinikmati Keberadaan media sudah menjadi keperluan dan keniscayaan. Akan tetapi harus selektif dan kritis, sebab media juga berpengaruh terhadap pembentukan karakter seseorang, terutama media yang dinikmati penuh keseriusan. Bisa saja ada orang yang sebelum aktif menggunakan media sosial, tutur katanya baik dan lembut, sikapnya sopan dan santun. Akan tetapi, setelah cukup lama dan setiap saat disuguhi berita yang isinya hanya kejelekan orang, menjelek-jelekkan orang dan kelompok tertentu, maka terjadi perubahan dalam dirinya, meniru-niru apa yang ering dibaca dari media tersebut dan akhirnya suka berpikiran negatif kepada orang lain. 7. Masalah dan Tekanan Hidup Masalah sekecil apapun yang menimpah seseorang, apalagi sampai hidupnya tertekan pasti berpengaruh pada proses pembentukan kepribadian yang bersangkutan. Mereka yang selalu ditimpah masalah, akan selalu beruaha mencari jalan keluarnya dengan segala upayanya. Mereka yang terbiasa menghadapi masalah, proses pendewasaan dirinya biasanya lebih cepat, lebih bagus, bahkan lebih matang kepribadian atau karakternya. Dibandingkan dengan orang yang hidupnya terbiasa dengan kenyamanan, tanpa masalah.



C. Tantangan Internal dan Eksternal dalam Pembentukan Karakter Seorang Perawat 1. Tantangan Internal a. Usia Semakin cukup usia seseorang maka tingkat kematangan dan kekuatan seseorang akan lebih matang dalam berpikir dan bekerja. Semakin dewasa seseorang, maka cara berfikir semakin matang dan teratur melakukan suatu tindakan. Sehingga semakin matang usia perawat diharapkan dapat meningkatkan kinerja, dan dapat menyalurkan pengetahuan dan pengalamannya untuk meningkatkan pelayanan kepada pasien rumah sakit. b. Jenis Kelamin Perbedaan nilai dan sifat berdasarkan jenis kelamin ini akan mempengaruhi pria dan wanita dalam membuat keputusan dan praktik. Para pria akan bersaing untuk mencapai kesuksesan dan lebih cenderung melanggar peraturan yang ada karena mereka memandang pencapaian prestasi sebagai suatu persaingan. 6



Berkebalikan dengan pria yang mementingkan kesuksesan akhir atau relative performance, para wanita lebih mementingkan self performance. Wanita akan lebih menitikberatkan pada pelaksanaan tugas dengan baik dan hubungan kerja yang harmonis, sehingga wanita akan lebih patuh terhadap peraturan yang ada. c. Masa kerja Pengalaman atau masa kerja adalah keseluruhan pelakaran yang diperoleh seseorang dari peristiwa yang dialami selama perjalanan kerja8. Semakin lama seseorang bekerja dalam satu bidang maka semakin terampil seseorang dalam pekerjaannya. d. Pengetahuan Sebuah penelitian menyatakan bahwa perilaku seseorang itu didasari oleh pengetahuan yang diketahuinya, semakin banyak pengetahuan seseorang maka perilakunya lebih baik dari pada seseorang yang pengetahuannya sedikit. e. Sikap Sikap adalah suatu bentuk evaluasi atau reaksi perasaan terhadap suatu objek. Sikap secara nyata menunjukkan konotasi adanya kesesuaian reaksi terhadap stimulus tertentu yang dalam kehidupan sehari - hari merupakan reaksi yang bersifat emosional terhadap stimulus sosial. Seseorang akan cenderung bersikap positif jika memilki pengetahuan dan faktor ekternal yang mendukung orang tersebut. 2. Tantangan Eksternal a. Lingkungan kerja Lingkungan adalah seluruh kondisi yang ada di sekitar manusia dan pengaruhnya yang dapat mempengaruhi perkembangan dan perilaku orang atau kelompok. Lingkungan kerja yang baik bagi seorang perawat sangatlah penting misalnya membangundukungan sosial dari pimpinan rumah sakit, kepala perawat, perawat itu sendiri dan teman-teman sejawat. Lingkungan yang harmonis dan positif akan membawa dampak yang positif pula pada kinerja perawat, kebalikannya lingkungan negatif akan membawa dampak buruk pada proses pemberian pelayanan asuhan keperawatan. b. Karakteristik Kelompok Persepsi perawat terhadap pekerjaannya meliputi lingkungan kerja yang baik, anggota kelompok atau tim yang kompak dalam melaksanakan pekerjaan, yang mendorong perawat merasa tertantang dengan lingkungan pekerjaan saat ini. Persepsi perawat pelaksana dalam melihat pekerjaan dan lingkungannnya dapat memberikan dampak bagi kinerja yang ditunjukkan perawat dalam memberikan pelayanan keperawatan. Kinerja perawat dipengaruhi secara 7



bersama-sama oleh kepuasan kerja dan persepsi perawat tentang kepemimpinan. c. Beban Kerja Faktor beban kerja terdiri dari quantitative workload, qualitative workload dan workload variability. Dari ketiga faktor tersebut workload variability merupakan faktor yang paling tinggi dalam beban kerja karyawan. Beban kerja dapat mempengaruhi stres kerja karyawan selain itu juga dapat mempengaruhi pelayanan kepada pasien sertakeselamatan pasien sehingga kinerja perawat menjadi rendah13. Hal ini menunjukkan bahwa semakin tinggi beban kerja yang diterima dapat menyebabkan stres kerja sehingga bisa mempengaruhi kinerja dalam bekerja.



8



BAB III PENUTUP



A. Kesimpulan Proses pembentukan karakter merupakan usaha atau suatu proses yang terencana yang dilakukan untuk menanamkan hal positif pada anak baik dalam lingkup pendidikan, keluarga, dan lingkungan atau masyarakat yang bertujuan untuk membentuk karakter yang sesuai dengan norma , dan kaidah moral dalam bermasyarakat. Pembentukan karakter seseorang memang sudah terbentuk sejak kecil, tetapi proes penyempurnaan dan pengembangannya dibutuhkan waktu seumur hidup. Sehingga bagi seorang perawat, meskipun karakter yang terbentuk saat maih kecil adalah karakter yang menyimpang dari semestinya tetapi ketika nantinya telah menjadi seorang perawat sejati maka kita dituntut untuk menjadi perawat dengan jiwa karakter yang baik. Akan tetapi tidak menutup kemungkinan dalam pembentukan karakter seorang perawat ada tantangan-tantangan yang harus dihadapi, baik itu berasal dari dalam diri perawat itu sendiri (internal), eperti usia, jenis kelamin, masa erja, pengetahuan dan sikap. Atau dari luar diri perawat (ekternal) seperti lingkungan kerja, karakteristik kelompok, dan beban kerja.



B. Saran Menjadi seorang perawat dengan kepribadian yang diharapkan memang tidaklah mudah banyak tantangan yang harus dihadapi, tetapi dengan kerja keras, usaha yang terus-menerus, dan pantang menyerah akan menumbuhkan karakter perawat yang sesuai dengan apa yang diharapkan.



9



DAFTAR PUSTAKA Koesoema. Doni A, 2010, Pendidikan Karakter: Strategi Mendidik Anak di Zaman Global, Jakarta: Grasindo. Mu’in. Fatchul, 2011, Pendidikan Karakter (Konstruksi Teoretik dan Praktek), Jogjakarta: ARRUZZ MEDIA. Samani. Muchlas dan Hariyanto, 2011, “Konsep dan Model” Pendidikan Karakter, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. Nasution. S., 1995, Sosiologi Pendidikan, Jakarta: Bumi Aksara. http://www.stp.dianmandala.org/2014/10/17/pembentukan-karakter-melalui-pendidikanoleh-dalifati-ziliwu/



10