Tugas Keperawatan Maternitas (Fistula Genitalia) [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

TUGAS KEPERAWATAN MATERNITAS : FISTULA GENITALIA



Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Keperawatan Maternitas II Dosen Pengampu : Innez Karunia Mustikarani, S.Kep,Ns,M.Kep



Disusun Oleh Kelompok 8 : 1. Danar Fauzan Adi Prayitno



(ST192006)



2. Jagad Wahyu Pradipta



(ST192015)



3. Riyani Wulandari



(ST192025)



4. Syafa’at Ichwan Nurwara



(ST192028)



5. Wahyuningtyas Budi Utami



(ST192030)



Program Studi Profesi Ners Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Kusuma Husada Surakarta Semester Genap Tahun Akademik 2019/2020



A.



PENGERTIAN Fistula adalah suatu ostum abnormal, berliku-liku antara dua organ berongga internal atau antara organ berongga internal dan dengan tubuh bagian luar. Nama fistula menandakan kedua area yang berhubungan secara abnormal. Fistula merupakan saluran yang berasal daru rongga atau tabung normal kepermukaan tubuh atau ke rongga lain, fistula ini diberi nama sesuai dengan hubungannya (misalnya : rektovaginal, kolokutaneus). Fistula adalah sambungan abnormal diantara dua permukaan epitel. (Sarwono,2016) Genitalia adalah organ reproduksi (Kamus Keperawatan Lengkap). Fistula vagina adalah suatu kondisi medis yang parah dimana suatu fistula (lubang) berkembang antara rektum dan vagina atau antara kandung kemih dan vagina setelah parah atau gagal melahirkan, saat perawatan medis yang cukup tidak tersedia. Fistula genitalia adalah terjadinya hubungan antara traktus genitalia dengan traktus urinarius atau gastrointestinal.



B.



ETIOLOGI FISTULA 1. Sebab Obstetrik Terjadinya penekanan jalan lahir oleh kepala bayi dalam waktu lama, seperti pada partus lama iskemia kemudia nekrosis lambat, atau akibat terjepit oleh alat pada persalinan buatan. Partus dengan tindakan, seperti pada tindakan SC, Kranioklasi, Dekapitasi, ekstra dengan cunam, seksio-histerektomia. 2. Sebab ginekologi a. Proses keganasan/carcinoma terutama carcinoma cerviks, radiasi /penyinaran, trauma operasi atau kelainan kongenital. b. Histerektomi totalis c. Lokasi terbanyak pada apexs vagina ukuran 1-2 mm. terjadi akibat terjepit oleh klem atau terikat oleh jahitan. 3. Sebab trauma Terjadi karena trauma (abortus kriminalis). Fistula biasanya berkembang ketika terjadi penekanan persalinan yang lama anak yang belum lahir begitu erat di jalan lahir yang dipotong aliran



darah ke jaringan sekitarnya yang necrotise dan akhirnya membusuk. Cedera ini dapat disebabkan oleh pemotongan kelamin perempuan, aborsi atau panggul patah tulang. Penyebab lainnya yang secara langsung potensial untuk pengembangan fistula obstetric adalah pelecehan seksual dan perkosaan, terutama dalam konflik/pasca konflik daerah, trauma bedah lainnya, kanker ginekologi atau radioterapi pengobatan terkait lainnya, dan mungkin yang paling penting, terbatas atau tidak memiliki akses ke perawatan kandungan atau layanan darurat. Penyebab distal yang dapat menyebabkan perkembangan isu-isu kepedulian fistula obstetric yaitu kemiskinan, kurangnya pendidikan, pernikahan dini dan melahirkan, peran dan status perempuan di negara berkembang, dan praktek-preaktek tradisional yang berbahaya dan kekerasan seksual. Akses ke perawatan darurat kebidanan merupakan salah satu tantangan



utama



dalam



mencegah



perkembangan



fistula



obstetric.



Ketersediaan dan akses ke fasilitas kesehatan yang memiliki staf yang terlatih dan peralatan bedah khusus yang diperlukan untuk kelahiran Caesar sangat terbatas di bagian-bagian tertentu di dunia. C.



KLASIFIKASI FISTULA Klasifikasi fistula urogenital secara umum dikelompokkan menjadi dalam empat jenis; vesiko –uterine, vesiko-vaginal dan uretero-vaginal. Fistul bisa muncul di lokasi, jumlah, ukuran tertentu dan penyulit lainnya. Kasus fistula vesikovaginal 75% muncul akibat komplikasi post histerktomi transabdomen atau transvegina. Fistula bisa menutup spontan bila ukuran kecil, jaringan sekitar yang tenang dan sikatrik minimal (Ertandri,2016) 1) Fistula enterocutaneous Adalah bagian dinding GI yang terbuka sehingga menyebabkan keluarnya isi perut dan keluarnya melalui kulit. 2) Fistula enterovesicular (vesikovaginal dan uretrovaginal) Fistula vesikovaginal adalah ostium antara kandung kemih dan vagina sedangkan fistula uretrovaginal adalah ostium antara uretra dan vagina.



Fistula pada bagian ini dapat mengakibatkan sering terjadinya infeksi saluran kemih. 3) Fistula rektovaginalis Adalah suatu ostium antara rectum dan vagina atau merupakan alur granulomatosa kronis yang berjalan dari anus hingga bagian luar kulit anus atau daerah perianal. 4) Fistula enterocolic Adalah saluran yang melibatkan usus besar atau kecil. 5) Fistula multiple D.



MANIFESTASI KLINIS FISTULA GENITALIA Gejala tergantung pada kekhususan defek. Pus atau feses dapat bocor secara konstan dari lubang khusus. Gejala ini mungkin pasase flatus atau feses dari vagina atau kandung kemih, tergantung pada saluran fistula. Fistula yang tidak teratasi dapat menyebabkan infeksi sistemik disertai gejala yang berhubungan.



E.



PATOFISIOLOGI FISTULA Trauma pada kandung kemih saat melakukan tindakan histerektomi yang sulit atau persalinan operatif section casaera (SC) dapat menimbulkan fistula vesikovaginal, kebanyakan terbentuknya fistula vesikovagianl adalah saat melakukan diseksi tumpul yang luas pada daerah kandung kemih saat melakukan lapisan kandung kemih. Hal ini menyebabkan devaskularisasi atau robekan yang tidak teridentifikasi pada dinding posterior kandung kemih. Hal lain dalam tindakan pembedahan yang menyebabkan terjadinya fistula genitalia adalah jahitan pada puncak vagina yang secara kebetulan melibatkan kandung kemih. Keadaan ini menyebabkan jaringan sekitarnya iskemia, nekrosis dan selanjutnya menjadi fistula. (Mabeya, 2017) Salah satu etiologi dari terbentuknya fistel adalah dari pembedahan. Biasanya karena terjadi kurangnya ke sterilan alat atau kerusakan intervensi bedah yang merusak abdomen. Maka kuman akan masuk kedalam peritoneum hingga terjadinya peradangan pada peritoneum sehingga keluarnya eksudat fibrinosa (abses), terbentuknya abses biasanya disertai dengan demam dan rasa nyeri pada lokasi abses. Infeksi biasanya akan meninggalkan jaringan parut dalam bentuk pita jaringan (perlengketan/adesi), karena adanya perlengkapan maka akan terjadinya kebocoran



pada permukaan tubuh yang mengalami perlengketan sehingga akan menjadi sambungan abnormal diantara 2 permukaan tubuh. Maka dari dalam fistel akan meneluarkan drain atau feses. Karena terjadinya kebocoran pada permukaan tubuh yang mengalami perlengketan maka akan menyumbat usus dan gerakan peristaltic usus akan berkurang sehingga cairan akan tertahan didalam usus halus dan usus besar (yang bisa menyebabkan edema), jika tidak di tangani secara cepat maka cairan akan merembes kedalam rongga peritoneum sehingga terjadinya dehidrasi. F.



TANDA dan GEJALA FISTULA GENITALIA Gangguan yang dihasilkan biasanya mencakup : 1)



Inkontinesia urine



2)



Infeksi parah dan ulserasi pada saluran vagina



3)



Sering terjadi kelumpuhan yang disebabkan oleh kerusakan



4)



Wanita merasa tidak nyaman



5)



Haid terganggu, amenorhoe sekunder



6)



Kulit sekitar anus tebal



7)



Infeksi pada jalan lahir



8)



Pada pemeriksaan speculum terlihat dinding vesika menonjoil keluar



9)



Flatus dari vagina, keluar cairan dari rectum



G. PENCEGAHAN FISTULA GENITALIA Pencegahan dapat dilakukan dengan cara : 1)



Pemeriksaan secara rutin ke perawatan kandungan



2)



Dukungan dari professional perawatan kesehatan terlatih selama kehamilan



3)



Menyediakan akses ke keluarga berencana



4)



Mempromosikan praktek jarak antar kelahiran



5)



Mempromosikan praktek jarak antar kelahiran



6)



Mendukung perempuan dalam bidang pendidikan



7)



Menunda pernikahan dini



H. PENATALAKSANAAN FISTULA GENITALIA 1)



Medis



Pengobatan yang dapat dilakukan dengan cara operasi. Operasi untuk kasus ini tanpa komplikasi memiliki tingkat keberhasilan 90%. Operasi ini sukses dapat memungkinkan perempuan untuk hidup normal dan memiliki anak lagi. Perawatan pasca operasi sangat penting untuk mencegah infeksi. Beberapa wanita yang tidak bersedia untuk operasi ini, dapat mencari pengobatan alternative yang disebut urostomy (pengumpulan urin dipakai setiap hari). Manfaat terbesar dari perawatan bedah adalah bahwa banyak wanita dapat kembali bergabung dengan keluarga mereka, masyarakat dan masyarakat tanpa rasa malu dari kondisi mereka karena bocor dan bau tidak lagi sekarang. 2)



Keperawatan a. Pra operasi : persiapan fisik, lab, antibiotika profilaksis, persiapan kolon bila perlu b. Waktu reparasi, tergantung sebab : -



Trauma operasi segera saat operasi tersebut, atau ditunda jika diketahui pasca op.



-



Obstetric 3 bulan pascasalin, kecuali fistula fekalis dilakukan setelah 3-6 bulan.



c. Pasca operasi : drainase urin kateter terpasang. I.



J.



KOMPLIKASI FISTULA GENETALIA 1.



Infeksi



2.



Gangguan fungsi reproduksi



3.



Gangguan dalam berkemih



4.



Gangguan dalam defekasi



5.



Ruptur/perforasi organ yang terkait



PEMERIKSAAN PENUNJANG FISTULA GENETALIA 1.



Darah lengkap



2.



CT



3.



BT



4.



Golongan darah



5.



Urium creatiumi



6.



Protein



7.



Albumin



8. K. DIAGNOSA KEPERAWATAN 1. Nyeri Akut berhubungan dengan Agen Pencedera Fisiologis (Inflamasi) (D.0077) 2. Resiko Infeksi Berhubungan Dengan Ketidakadekuatan Pertahanan Tubuh Sekunder : Supresi Respon Inflamasi (D.0142) 3. Defisit Pengetahuan Berhubungan Dengan Ketidaktahuan Menemukan Sumber Informasi (D.0111) 4. Ansietas Berhubungan Dengan Kurang Terpapar Informasi (D.0080)



RENCANA KEPERAWATAN



No 1.



Diagnosa



Kriteria Hasil



Intervensi



Nyeri Akut



Setelah



Berhubungan



keperawatan selama 1 x 24 jam maka



Dengan Agen



Tingkat Nyeri (L.08066) menurun



Pencedera Fisiologis



dengan kriteria hasil :



(Inflamasi) / D.0077



dilakukan



Manajemen Nyeri I.08238



intervensi



-



Keluhan nyeri menurun



-



Meringis menurun



-



Sikap protektif menurun



-



Gelisah menurun



-



Kesulitan tidur menurun



-



Frekuensi nadi membaik



Observasi -



Identifikasi



lokasi,



karakteristik,



durasi,



frekuensi,



kualitas,



intensitas nyeri -



Identifikasi skala nyeri



-



Identifikasi respon nyeri non verbal



-



Identifikasi faktor yang memperberat



dan



memperingan nyeri -



Identifikasi dan nyeri



pengetahuan



keyaninan



tentang



-



Identifikasi



pengaruh



budaya terhadap respon nyeri -



Identifikasi



pengaruh



nyeri pada kualitas hidup -



Monitor



keberhasilan



terapi komplementer yang sudah diberikan -



Monitor



efek



samping



penggunaan analgetik Terapeutik -



Berikan



teknik



non



farmakologis



untuk



mengurangi rasa nyeri -



Kontrol lingkungan yang memperberat rasa nyeri



-



Fasilitasi



istirahat



dan



tidur -



Pertimbangkan jenis dan sumber



nyeri



pemilihan



dalam strategi



meredakan nyeri Edukasi -



Jelaskan



penyebab,



periode, dan pemicu nyeri -



Jelaskan



strategi



meredakan nyeri -



Anjurkan memonitor nyeri secara mandiri



-



Anjurkan



menggunakan



analgetik secara tepat -



Ajarkan



teknik



non



farmakologis



untuk



mengurangi rasa nyeri Kolaborasi -



Kolaborasi



pemberian



analgetik, jika perlu



2.



Risiko Infeksi



intervensi



Pencegahan



Berhubungan



keperawatan selama 3 x 24 jam maka



(I.14539)



Dengan



Tingkat Infeksi (L.14137) menurun



Ketidakadekuata



dengan kriteria hasil :



n Pertahanan Tubuh Sekunder : Supresi Respon Inflamasi (D.0142)



Setelah



dilakukan



infeksi



Observasi -



Monitor tanda dan gejala infeksi lokal dan sistemik



-



Demam menurun



-



Kemerahan menurun



-



Nyeri menurun



-



Batasi jumlah pengunjung



-



Bengkak menurun



-



Berikan perawatan kulit



-



Kadar sel darah putih membaik



Terapeutik



pada area edema -



Cuci tangan sebelum dan sesudah pasien



kontak dan



dengan



lingkungan



pasien -



Pertahankan teknik aseptik pada pasien berisiko tinggi Edukasi



-



Jelaskan tanda dan gejala infeksi



-



Ajarkan



cara



mencuci



tangan dengan benar



-



Ajarkan etika batuk



-



Ajarkan cara memeriksa kondisi luka atau luka operasi



-



Anjurkan



meningkatkan



asupan nutrisi -



Anjurkan



meningkatkan



asupan cairan Kolaborasi 3.



Defisit Pengetahuan



Setelah



dilakukan



keperawatan selama 1 x 24 jam maka



Dengan



Tingkat



Ketidaktahuan



meningkat dengan kriteria hasil :



Menemukan Sumber Informasi



Pengetahuan



-



verbalisasi minat dalam belajar



kemampuan



pengalaman



perilaku



dan menurunkan motivasi perilaku hidup bersih dan sehat



sebelumnya



sesuai



Terapeutik



yang -



pertanyaan tentang masalah yang



persepsi yang keliru terhadap masalah menurun



jadwalkan



pendidikan



kesehatan



sesuai



kesepakatan



dihadapi menurun -



sediakan materi dan media pendidikan kesehatan



dengan



pengetahuan meningkat -



faktor-faktor



menggambarkan



sesuai dengan topik meningkat -



identifikasi



yang dapat meningkatkan



menjelaskan



meningkat kemampuan



menerima



informasi



pengetahuan tentang suatu topik



-



identifikasi kesiapan dan kemampuan



-



meningkat -



Observasi -



Perilaku sesuai anjuran meningkat



(D.0111)



(I.12383)



(L.12111)



-



pemberian



imunisasi, jika perlu Edukasi Kesehatan



intervensi



Berhubungan



Kolaborasi



-



berikan kesempatan untuk bertanya



Edukasi -



jelaskan faktor risiko yang dapat



mempengaruhi



kesehatan -



ajarkan



perilaku



hidup



bersih dan sehat -



ajarkan strategi yang dapat digunakan



untuk



meningkatkan



perilaku



hidup bersih dan sehat



4.



Ansietas



Setelah



dilakukan



intervensi Reduksi Ansietas (I.09314)



Berhubungan



keperawatan selama 1 x 24 jam maka Observasi



Dengan Kurang



Tingkat Ansietas (L.09093) menurun



Terpapar



dengan kriteria hasil : -



Verbalisasi kebingungan menurun



(D.0080)



-



Verbalisasi



Perilaku gelisah menurun



-



Perilaku tegang menurun



-



Konsentrasi membaik



-



Pola tidur membaik



-



akibat



kondisi yang dihadapi menurun -



Identifikasi saat tingkat ansietas berubah



Informasi



khawatir



-



Identifikasi



tingkat



mengambil keputusan -



Monitor



tanda-tanda



ansietas Terapeutik -



Ciptakan



suasana



terapeutik



untuk



menumbuhkan kepercayaan -



Temani



pasien



mengurangi



untuk



kecemasan,



jika memungkinkan



-



Pahami



situasi



yang



membuat ansietas -



Dengarkan dengan penuh perhatian



-



Gunakan pendekatan yang tenang dan menyakinkan



-



Tempatkan barang pribadi yang



memberikan



kenyamanan -



Motivasi mengidentifikasi situasi



yang



memicu



kecemasan -



Diskusikan



perencanaan



realistis tentang peristiwa yang akan dating



Edukasi -



Jelaskan termasuk



prosedur, sensasi



yang



mungkin dialami -



Informasikan faktual



secara mengenai



diagnosis, pengobatan dan prognosis -



Anjurkan keluarga untuk tetap bersama pasien, jika perlu



-



Anjurkan kegiatan



melakukan yang



tidak



kompetitif,



sesuai



kebutuhan -



Anjurkan megungkapkan perasaan dan persepsi



-



Latih kegiatan pengalihan untuk



mengurangi



ketegangan -



Latih



penggunaan



mekanisme



pertahanan



diri yang tepat -



Latih teknik relaksasi



Kolaborasi -



Kolaborasi obat



pemberian



antiansietas,



perlu



L.



KESIMPULAN Fistula ialah hubungan yang abnormal antara satu visera berlubang dan visera lain atau dari satu visera berlubang ke bagian luar. Fistula genitalia dapat timbul di antara kandung kemih serta traktus genitalia (missal : vesikovaginalis : antara ureter dan vagina ( ureterovaginalis): serta antara rectum atau kolon sigmid dan struktur lain (mis: enterovesikalis). Fistula –fistula ini mungkin timbul akibat anomaly kongenital, bedah ginekologis, trauma obstetric,terapi radiasi, trauma ginekologis atau infeksi. Fistula adalah terjadinya hubungan antara rongga alat dalam dengan dunia luar. Fistula Genetalis adalah terjadinya hubungan antara traktus genitalia dengan traktus



jika



urinarius atau gastrointestinal dan dapat ditemukan satu atau gabungan dua kelainan secara bersamaan. Fistula biasanya berkembang ketika terjadi penekanan persalinan yang lama anak yang belum lahir begitu erat dijalan lahir yang di potong aliran darah ke jaringan sekitarya yang necrotise dan akhirnya membusuk. Cedera ini dapat disebabkan oleh pemotongan kelamin perempuan, aborsi, atau panggul patah tulang. Penyebab lainnya yang secara langsung potensial untuk pengembangan fistula obstetric adalah pelecehan seksual dan perkosaan, terutama dalam konflik/pasca konflik daerah, trauma bedah lainnya, dan mungkin yang paling penting, terbatas atau tidak memiliki akses keperawatan akndungan atau layanan darurat. Penyebab distal yang dapat menyebabkan perkembangan isu-isu kepedulian fistula obstetric yaitu kemiskinan, kurangnya pendidikan, pernikahan dini dan melahirkan peran dan status perempuan di Negara berkembang, dan praktek-praktek tradisional yang berbahay dan kekerasan seksual Akses Keperawatan darurat kebodanan merupakan salah satu tantangan utama dalam mencegah perkembangan fistula obstetric.



DAFTAR PUSTAKA Anin Huda Nuratif, Hardhi Kusuma. 2013. Aplikasi keperawatan Berdasarkan Diagnosa Medis & NANDA NIC-NOC. Yogyakarta Imam, B Susanto. Inkontinensia Urin pada Perempuan. Dalam: Maj Kedokteran indon. Volume 58 No 7. Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia: 2008. H.258-64 Santoso BI. 2009. Fistula Genitalia, Urogenikologi I, Uriginikologi Rekonstruksi Obstet dan ginekol FK-UI: Jakarta Ertandri, L. (2016). Fistula Vesiko Vaginalis. Jurnal Kesehatan Andalas, 5(2), 475-478



Mabeya H.M,Characteristic of Women Admitted with Obstetric Fistula in the Rural hospitals in West Pokot, Kenya,2017 Miller S, Lester F, Webster M, et al, Obstetric Fistula : A Preventable Tragedy. J Midwife Women Health