Tugas Kliping MULTIKULTURALISME - BRIGITTA LYSTIA AJI [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

MULTIKULTURALIS ME



Oleh : brigitta lystia aji Kelas : xii mipa 1 Absen : 6



PENDAHULUAN Multikultur atau keberagaman budaya adalah fakta dalam masyarakat di mana orang-orang yang ada dalam masyarakat itu terdiri atas berbagai latar belakang budaya, adat istiadat dan kebiasaan, tingkat kehidupan, perbedaan geografi bahkan perbedaan agama. Sedangkan multikulturalisme menyangkut pandangan dan sikap terhadap kenyataan multikultur atau keberagaman budaya. Konsep multikulturalisme tidaklah sama dengan konsep keanekaragaman dari segi suku bangsa atau kebudayaan yang menjadi ciri masyarakat majemuk, karena konsep multikulturalisme menekankan keanekaragaman dan kesederajatan. Maka dari itu di dalam kliping ini akan dijelaskan mengenai “Multikulturalisme dalam Kehidupan Masyarakat Indonesia”.



A.Indonesia Sebagai Negara Majemuk



Tanah air kita ini dianugrahi oleh Tuhan YME beragam kekayaan dan perbedaan.



Di



antaranya,



terdapat



perbedaan



suku,



agama,



ras,



kebudayaan, Bahasa, dan lain sebagainya. Kita harus mensyukuri segala macam perbedaan ini dikarenakan tidak semua negara bisa menikmati bagaimana hidup diantara perbedaan seperti ini. Dengan adanya keberagaman ini tentu tidak selamanya berjalan dengan mulus. Bayangkan saja ketika beberapa orang dari daerahnya masingmasing,



dengan



sukunya



masing-masing,



dengan



adat,



bahasa



dan



kebiasannya masing-masing, lalu berkumpul di suatu tempat dan harus bekerja dan berkomunikasi dengan baik satu sama lain. Pasti



pada



awalnya



tidak



mudah, namun, itulah indahnya perbedaan. Kita menjadi bisa bertukar hal lain dengan sesama, dan bisa saling melengkapi. Akan tetapi adanya perbedaan seperti ternyata bagi beberapa oknum dan pribadi bisa menimbulkan konflik yang cukup serius. Oknum – oknum tersebut tidak peduli akan orang lain, dan hanya peduli akan golongannya sendiri. Nah itulah yang perlu kita sadari mengenai keberadaan Indonesia sebagai negara majemuk. Di sub bab selanjutnya akan saya bahas lebih lagi mengenai keadaan Multikulturalisme dalam masyarakat Indonesia.



B.Multikulturalisme dalam masyarakat Indonesia



Perlu kita sadari bahwa keberagaman bangsa ini dan kepelbagaian budaya yang pada satu sisi merupakan kekayaan yang patut disyukuri namun pada sisi lain dapat menjadi sumber konflik. Oleh karena itu, dengan adanya semnboyan “ Bhinneka Tunggal Ika” artinya berbeda-beda tetapi tetap satu, diharapkan dapat mengikat semua perbedaan yang ada di negeri ini. Prinsip Indonesia sebagai negara Bhinneka Tunggal Ika mencerminkan meskipun



Indonesia



merupakan



negara



multikultural,



tetapi



tetap



terintegrasi dalam persatuan dan kesatuan.



Di Indonesia, multikulturalisme bisa kita lihat dari berbagai hal kecil yang ada di sekitar kita. Misal saat kita makan bersama teman, ada teman kita yang berdoa dengan melipat tangan, ada yang mengatupkan tangan, ada yang membuka tangannya, dan ada yang membuat sebuah tanda terlebih dahulu sebelum berdoa. Hal tersebut menggambarkan perbedaan agama dan kepercayaan yang ada di antara kita. Masih banyak lagi multikultur atau perbedaan lain yang bisa kita temukan diantara sesama.



Dengan demikian untuk mengikat perbedaan dan keberagaman itu, Pancasila sebagai dasar negara beserta UUD 1945 berusaha menjamin kesederajatan dan kesamaan antar umat beragam budaya. Apakah jaminan itu dengan sendirinya terbukti dalam kehidupan sosial kemasyarakatan? Tentu tidak karena di sekitar kita



masih terdapat begitu banyak persoalan yang berakar dari multikultur tersebut. Di sekitar kita, sayangnya, masih sering terjadi



kerusuhan,



pertentangan



ricuh, yang



diakibatkan perbedaan dan keberagaman



ini. Berbagai



konflik dan pertentangan yang sering diikuti dengan kekerasan yang



dipicu oleh berbagai perbedaan suku, budaya, adat



istiadat, agama masih terjadi di Indonesia.



Mengapa bisa terjadi konflik dan pertentangan yang dipicu oleh keberagaman tersebut? Nah, alasannya ialah karena tidak adanya rasa saling



menghargai,



menghormati



kesederajatan



antar



manusia



berbeda. Sikap masyarakat seperti inilah yang harus diperbaiki untuk mewujudkan adanya Indonesia yang penuh dengan toleransi.



Sikap masyarakat yang dapat memicu konflik di tengah keberagaman diantaranya yakni, 



Tidak menghargai dan menghormati perbedaan







Tidak memiliki rasa toleransi



 Tidak mau menghilangkan sikap primodial yang mengarah pada sikap etnosentrisme dan ekstremisme 



Tidak mau mengutamakan kepentingan bangsa dan negara







Tidak adanya sikap kesadaran sosial







Kurang nasionalisme



Maka dari itu perlu dihindari sikap sikap seperti diatas. Sikap-sikap diatas hanya dapat memperkeruh suasana di tengah tengah perbedaan ini.



Nah, sebaliknya sikap – sikap seharusnya kita terapkan di tengah perbedaan ini ialah sebagai berikut : 



mengembangkan rasa bangga berbangga dan bertanah air Indonesia







Memajukan pergaulan demi persatuan dan kesatuan bangsa yang ber-BhinekaTunggalIka.







Menempatkan



Persauan,



Kesatuan



,



Kepentingan



,



serta



Keselamatan satu sama lain, daripada kepentingan diri sendiri 



Sadar akan pentingnya memandang kesederajatan manusia







Memiliki rasa toleransi dan menghormati perbedaan Nah itu dia beberapa sikap yang masih perlu kita kembangkan di



tengah te ngah multikultur dalam Indonesia ini. Setiap masyarakat memiliki kebudayaanya masing – masing yang akan menjadi ciri khas bagi



masyarakat tersebut, dan merupakan kewajiban kita untuk menghormati perbedaannya.



C.OBSERVASI 1. Suku ku ialah Jawa. Keluargaku merupakan keturunan Jawa asli dari kedua orangtuaku. Lebih tepatnya suku kebudayaanku ialah berasal dari Jawa Tengah 2. Ciri Khas Suku : -



Ciri khas suku Jawa : kami memiliki



beragam



adat



tradisi yang cukup kental dan sangat



menjunjung



tinggi



sopan



santun.



Adat



tradisi



banyak



diterapkan di pernikahan dan sebagainya. -



Banyak sekali adat sebelum menjelang pernikahan seperti siraman, mandi air bunga, dan sebagainya.



-



Selain itu kami memiliki adat slametan dan banyak upacara syukur lainnya. Lalu ada Ruwatan yang merupakan adat yang dipercaya untuk mengusir nasib buruk, dan hawa jahat disekitar.



3. Ciri Khas Agama : -



Aku beragama Kristen Katholik.



-



Ciri khas yang paling kentara jika orang mengenali kebiasaanku beribadat ialah aku selalu membuat tanda salib, di dahi, perut, dan pundak. Lalu dalam agama Katholik memiliki peraturan seperti tidak boleh bercerai dan masih berlaku hingga saat ini.



-



Selain itu, ibadat kami biasa kami sebut sebagai MISA EKARISTI



-



Lalu dalam Katholik memiliki susunan hierarki yang sedikit berbeda dari Kristen Protestan,



kami memiliki seorang Paus, dan Uskup



sebagai pemimpin agama Katholik di masing2 daerah. -



Susunan pemimpin Gereja sebagai berikut : a.Kristus b. Paus c. Uskup d. Imam dan Diakon Tertahbis e. Kaum Awam / Umat Allah



4. Mengamati Suku dan Kebudayaan Teman Disekitar - Saya memiliki beberapa orang sahabat yang berbeda suku agama budaya dengan saya. Diantaranya yang pertama ialah bernama Liemala. Ia adalah seorang Budha. Keseharian ibadahnya ialah di Wihara. Pemimpin agamanya seorang Biksu/Biksuni. Dalam kesehariannya, ia berdoa namun tidak menggunakan tanda salib seperti yang kami lakukan.



Ia masih menjalankan tradisi Imlek / Tahun Baru



China. Perbedaan yang paling terlihat diantara kami ialah ketika kami makan bersama, ia berdoa dalam hati, sedangkan kami melipat tangan sambil membuat tanda salib.



-



Lalu yang kedua ialah Carmela. Ia adalah seorang dari keluarga batak yang terkenal cukup tegas dan keras. Berbeda dengan suku kami yang mayoritas kurang keras dan akan sikap lembutnya ketika berbicara. Lalu pada adatnya, ia sering menari tor tor, dan terbiasa menghadiri pesta. Ia beragama Kristen Protestan, ia menyebut ibadah nya sebagai Kebaktian, namun kami menyebut ibadah kami sebagai Misa. Ibadat mereka dipimpin oleh seorang pendeta, dan aku dipimpin oleh seorang Romo/Pastur.



Nah itu dia pengamatanku mengenai beberapa sahabatku. Dan tentunya walau kami memiliki berbagai perbedaan, tetapi kami saling menghargai dan menghormati suku, adat, agama dan kebiasaan masing-masing. Maka dari itu, inilah yang disebut sebagai Indahnya Perbedaan.



D.PENUTUP Berikut kliping mengenai “Multikulturalisme di tengah Masyarakat Indonesia” yang telah saya buat. Mohon maaf apabila dalam kliping ini masih terdapat banyak kekurangan. Semoga kita semua dapat terus menghormati kesederajatan satu sama lain dan menghormati perbedaan masing-masing. Sekian Terima kasih.