Tugas Komplementer Bu Mel [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

TUGAS KEPERAWATAN KOMPLEMENTER JUS BUAH MENGKUDU UNTUK MENURUNKAN HIPERTENSI Tugas ini disusun untuk memenuhi mata kuliah keperawatan komplementer



Oleh : LIDYA LATIFATUL ULWIYAH NIM. 201601068



PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN STIKES KARYA HUSADA KEDIRI 2019



KATA PENGANTAR Rasa syukur Alhamdulillah hanya untuk Allah SWT, berkat curahan rahmat dan hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan makalah dengan judul ”JUS BUAH MENGKUDU UNTUK MENURUNKAN HIPERTENSI” dengan baik dan tepat pada waktunya. Sholawat dan salam tidak lupa penulis sampaikan kepada beliau Nabi Muhammad SAW, para sahabat, dan keluarganya. Makalah ini disusun dalam rangka menyelesaikan tugas KEPERAWATAN KOMPLEMENTER yang bertujuan untuk melatih mahasiswa dapat menyusun suatu makalah dengan baik. Dalam menyusun makalah ini, penulis telah dibantu oleh banyak pihak. Oleh karena itu, dalam kesempatan ini penulis ingin menyampaikan rasa terima kasih yang tulus kepada yang terhormat : 1.



Melani Kartika Sari, S.Kep.Ns.,M.Kep selaku dosen pembimbing,



2.



Teman-teman yang telah memberikan bantuan,



3.



Semua pihak yang telah memberikan bantuan sehingga makalah ini dapat terselesaikan.



Sumbangan pikiran, saran, dan kritik yang membangun, sangat penulis harapkan demi kesempurnaan makalah ini dan semoga makalah ini bermanfaat bagi penulis dan bagi pembaca. Amin.



Kediri, 06 November 2019



Penulis



DAFTAR ISI



HALAMAN JUDUL ..................................................................................



i



KATA PENGANTAR ...............................................................................



ii



DAFTAR ISI ..............................................................................................



iii



BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ............................................................................ 1.2 Rumusan Masalah ....................................................................... 1.3 Tujuan ......................................................................................... 1.4 Manfaat ........................................................................................ BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Definsi mengkudu ........................................................................ 2.2 Morfologi mengkudu ................................................................... 2.3 Klasifikasi mengkudu .................................................................. 2.4 Kandungan mengkudu ................................................................. 2.5 Definisi Hipertensi ....................................................................... 2.6 Manifestasi Hipertensi ................................................................. 2.7 Cara pemanfaatan mengkudu untuk Hipertensi ........................... BAB III PENUTUP 3.1 Kesimpulan ................................................................................. 3.2 Saran ........................................................................................... DAFTAR PUSTAKA



BAB I PENDAHULUAN



1.1 Latar Belakang Hipertensi merupakan the silent disease atau disebut juga dengan siluman pembunuh karena seeorang tidak mengetahui jika dirinya mengalami peningkatan tekanan darah, baik secara lambat maupun mendadak sebelum memeriksakan tekanan darahnya. Penyakit hipertensi juga dikatakan sebagai sebuah gejala dari sebuah sindroma yang dapat memicu terjadinya pengerasan tekanan darah sehingga menyebabkan kerusakan pada organ target seperti serangan jantung, otak (Stroke), penyakit ginjal kronik dan penyakit arteri perifer. Diagnosis penyakit hipertensi ditegakkan apabila tekanan darah sistole seseorang menetap di 140mmHg atau bisa lebih dari 140 mmHg. Penderita penyakit degeneratif merupakan hipertensi cenderung terus mengalami peningkatan. World Health Organization (WHO) menyatakan bahwa prevalensi penderita hipertensi terus terjadi peningkatan sebanyak 839 juta kasus penderita hipertensi pada tahun 2012 dan diperkirakan akan meningkat pada tahun 2025 menjadi 1,5 miliar atau sekitar 29 % dari total penduduk di seluruh dunia, Kenaikan kasus hipertensi banyak terjadi khususnya di negara berkembang seperti Indonesia sekitar 80%. Di indonesia, prevalensi hipertensi terjadi pada kelompok populasi lansia berusia diatas 60 tahun yaitu sebesar 65,4% dan menduduki peringkat ke 5 dalam daftar penyakit yang menyebabkan kematian terutama pada golongan lanjut usia. Menurut data Riskesdas Provinsi Jawa Timur prevalensi penyakit hipertensi mencapai 26,2%. Prevalensi penyakit hipertensi tertinggi terdapat pada kelompok lansia berusia ≥ 75 tahun yaitu sebesar 62,4 %. Prevalensi hipertensi di kota Surabaya mencapai 22,0%. Berdasarkan hasil survey pendahuluan yang di lakukan di (Unit Pelaksana Teknis Daerah) UPTD. Griya Werdha Kota Surabaya didapatkan jumlah kasus penyakit degeneratif tertinggi menurut data angka kesakitan adalah hipertensi dengan jumlah kasus sebanyak 37 orang dari 120 lansia di UPTD. Griya Werdha Kota Surabaya.



Hipertensi pada dasarnya cenderung sulit untuk dikontrol baik dengan tindakan pengobatan dan tindakan medis dikarenakan penyakit ini memiliki sifat yang tidak stabil. Oleh karena itu perlu dilakukan suatu bentuk penanganan atau terapi. Penatalaksaan hipertensi dapat dilakukan dengan terapi fakmakologis seperti pemberian obat antihipertensi dan non farmakologis atau modifikasi gaya hidup meliputi membatasi asupan garam, penurunan berat badan berhenti merokok, olahraga rutin/aktivitas fisik dan modfikasi diet/nutrisi (terapi diet). Penatalaksaanan hipertensi secara terapi farmakologis ternyata masih menimbulkan keraguan dikalangan individu terutama mengenai biaya tinggi, ketidakpatuhan penderita dalam proses pengobatan ataupun persepsi keamanan suatu obat sehingga National Center for Complementary and Alternatif Medicine of The National Institude of Health telah mengklasifikasikan berbagai macam terapi dan system perawatan menjadi lima katagori. Salah satu katagorinya adalah Biological Base Therapies (BBT). BBT merupakan sebuah jenis terapi komplementer yang menggunakan bahan alam dan yang termasuk kedalam BBT adalah herbal. Beragam terapi herbal yang telah terbukti secara ilmiah dapat menurunkan tekanan darah yaitu dengan memanfaatkan menggunakan mengkudu. Mengkudu atau Morinda citrifolia juga disebut 'noni' digunakan selama berabad-abad sebagai obat tradisional oleh orang Polinesia selama lebih dari 2000 tahun. Berbagai komunitas di seluruh dunia mengkonsumsi buah dan daun tanaman obat tradisional ini untuk sifat terapeutiknya yang serbaguna. Morinda citrifolia ditemukan memiliki berbagai efek terapeutik seperti antiviral, antibakteri, antijamur, antitumor, anthelmintik, analgesik, hipotensi, anti inflamasi, efek peningkatan kekebalan tubuh, mencegah penurunan kolesterol dalam tubuh, zat antihipetensi yaitu zat scopoletin berfungsi mencegah pembentukan plak (aterosklerosis) serta dapat menurunkan tekanan darah. Berdasarkan penelitian yang dilakukan pemberikan intervensi jus mengkudu selama 5 hari sebanyak 1 buah (100g) pada kelompok usia lanjut di Unit Rehabilitasi Sosial Margo Rembang dengan hipertensi ternyata terdapat selisih terhadap penurunan tekanan darah sebelum dan setelah dilakukan



intervensi dengan jus mengkudu. Penelitian lainnya menunjukkan adanya perbedaan tekanan darah sistolik dan diastolik pada kelompok eksperimen dan kontrol wanita penderita hipertensi di Panti Wredha Pucang Gading Semarang sebelum sesudah dilakukan terapi minuman buah mengkudu selama 14 hari. Pemberian kapsul ekstrak mengkudu secara rutin sebayak 60 kapsul selama 15 hari dapat menurunkan tekanan darah pada kelompok usia lanjut. Selain itu, terapi minuman mengkudu pada penderita hipertensi ternyata dapat menurunkan tekanan darah yang nyata setelah diberikan terapi tersebut. Buah mengkudu yang dibuat jus dengan penambahan mentimun yang dapat dijadikan sebagai alternatif minuman kesehatan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui mengkudu dalam menurunkan tekanan darah dengan hipertensi.



1.2 Rumusan Masalah 1. Apa definisi mengkudu ? 2. Bagaimana cara mengetahui morfologi Mengkudu ? 3. Apa klasifikasi Mengkudu ? 4. Apa saja kandungan dari Mengkudu ? 5. Apa definisi Hipertensi ? 6. Bagaimana manifestasi Hipertensi ? 7. Bagaimana cara pemanfaatan Mengkudu untuk pengobatan Hipertensi ?



1.3 Tujuan 1. Untuk mengetahui definisi Mengkudu 2 Untuk mengetahui morfologi Mengkudu 3 Untuk mengetahui klasifikasi Mengkudu 4 Untuk mengetahui kandungan dari Mengkudu 5 Untuk mengetahui definisi Hipertensi 6 Untuk mengetahui manifestasi Hipertensi 7 Untuk mengetahui cara pemanfaatan Mengkudu untuk pengobatan Hipertensi



BAB II PEMBAHASAN



2.1 Definisi Mengkudu Mengkudu berasal dari Asia Tenggara. Pada tahun 100 SM, penduduk Asia Tenggara. bermigrasi dan mendarat di kepulauan Polinesia, mereka hanya membawa tanaman dan hewan yang dianggap penting untuk hidup di tempat baru. Tanaman-tanaman tersebut memiliki banyak kegunaan, antara lain untuk bahan pakaian, bangunan, makanan dan obat-obatan, lima jenis tanaman pangan bangsa Polinesia yaitu talas, sukun, pisang, ubi rambat, dan tebu. Mengkudu yang dalam bahasa setempat disebut "Noni" adalah salah satu jenis tanaman obat penting yang turut dibawa. Bangsa Polinesia memanfaatkan "Noni" untuk mengobatiberbagai jenis penyakit, diantaranya: tumor, luka, penyakit kulit, gangguan pernapasan (termasuk asma), demam dan penyakit usia lanjut. Pengetahuan tentang pengobatan menggunakan Mengkudu diwariskan dari generasi ke generasi melalui nyanyian dan cerita rakyat. Tabib Polinesia,yang disebut Kahuna adalah orang memegang peranan panting dalam dunia Pengobatan tradisional bangsa Polinesia dan selalu menggunakan Mengkudu dalam Resep pengobatannya. 2.2 Morfologi Mengkudu Tanaman mengkudu merupakan tanaman tahunan (perenial) yang berbentuk perdu, dengan ketinggian antara 3-8 m, batang tanaman keras dan berkayu yang tumbuh ke atas serta mempunyai banyak percabangan. Cabangcabang tumbuh mendatar dengan arah keluar kanopi tanaman. Daun termasuk daun tunggal, terdiri atas satu helai daun setiap satu tangkai daun (petiolus). Berbentuk lonjong, dengan ukuran panjang antara 10-40 cm dan lebar antara 15-17 cm, tergantung tingkat kesuburan tanaman. Permukaan daun bagian atas berwarna hijau mengkilap, sedangkan permukaan bagian bawah berwarna hijau agak pucat. Tangkai daun pendek dan melekat pada batang atau cabang secara berselang seling atau berpasangan. Semakin subur



pertumbuhan tanman, semakin rimbun dan besar ukuran daunnya. Berikut penjelasan bagian-bagian tanaman mengkudu (Anonim, 2013) : 1. Pohon Pohon mengkudu tidak begitu besar, tingginya antara 4-6 m, batang bengkokbengkok, berdahan kaku, kasar, dan memiliki akar tunggang yang tertancap dalam. Kulit batang cokelat keabu-abuan atau cokelat kekuningkuniangan, berbelah dangkal, tidak berbulu, anak cabangnya bersegi empat. Tajuknya selalu hijau sepanjang tahun. Kayu mengkudu mudah sekali dibelah setelah dikeringkan. Bisa digunakan untuk penopang tanaman lada. 2. Daun Berdaun tebal mengkilap. Daun mengkudu terletak berhadap-hadapan. Ukuran daun besar-besar, tebal, dan tunggal. Bentuknya jorong-lanset, berukuran 15-50 x 5-17 cm, tepi daun rata, ujung lancip pendek. Pangkal daun berbentuk pasak. Urat daun menyirip. Warna hijau mengkilap, tidak berbulu. Pangkal daun pendek, berukuran 0,5- 2,5 cm. ukuran daun penumpu bervariasi, berbentuk segi tiga lebar. Daun mengkudu dapat dimakan sebagai sayuran. Nilai gizi tinggi karena banyak mengandung vitamin A. 3. Bunga Perbungaan mengkudu bertipe bonggol bulat, bergagang 1-4 cm. Bunga tumbuh di ketiak daun penumpu yang berhadapan dengan daun yang tumbuh normal. Bunganya berkelamin dua. Mahkota bunga putih, berbentuk corong, panjangnya bisa mencapai 1,5 cm. Benang sari tertancap di mulut mahkota. Kepala putik berputing dua. Bunga itu mekar dari kelopak berbentuk seperti tandan. Bunganya putih dan harum. 4. Buah Buah dari tanaman mengkudu diketahui ada yang berbiji sedikit dan sebagian lagi berbiji banyak. Buah mengkudu yang berbiji sedikit tentunya lebih disukai orang karena lebih mudah untuk mengkonsumsinya jika dibandingkan dengan buah mengkudu yang memiliki biji banyak yang membuat orang lebih enggan untuk memakannya karena repot dan demi



alasan kepraktisan semata. Dikalangan masyarakat, buahnya yang berbenjol tidak beraturan itu telah digunakan secara luas sebagai bahan rujak terutama buah yang setengah masak. Banyak sedikitnya biji pada buah mengkudu tentunya dapat ikut menentukan tingkat kesukaan orang dalam memilih buah mengkudu sebagai bahan rujak tersebut. Bentuk dan ukuran buah mengkudu ternyata juga beranekaragam, ada yang berukuran besar dengan berbentuk lonjong, memanjang dan membulat atau juga ada yang berukuran lebih kecil dengan berbentuk lonjong atau membulat. Buah mengkudu yang berukuran



besar



diperkirakan



akan



lebih



menguntungkan



untuk



dibudidayakan karena dapat menghasilkan volume sari buah yang lebih besar. Seperti diketahui, di dalam sari buah mengkudu terkandung berbagai senyawa penting yang sangat berguna dalam pengobatan dan nutrisi seperti Vitamin A, Vitamin C, Vitamin A, Niamcin, Thiamin, Riboflavin, Besi, Kalsium, Natrium, Kalium, Protein, Lemak, Karbohidrat dan Kalor. 5. Biji Biji mengkudu berwarna hitam, memiliki albumen yang keras dan ruang udara yang tampak jelas. Biji itu tetap memiliki daya tumbuh tinggi, walaupun telah disimpan selama 6 bulan. Perkecambahannya 3-9 minggu setelah biji disemaikan. Pertumbuhan tanaman setelah biji tumbuh sangat cepat. Dalam waktu 6 bulan, tinggi tanaman dapat mencapai 1,2-1,5 m. Perbungaan dan pembuahan dimulai pada tahun ke-3 dan berlangsung terus-menerus sepanjang tahun. Umur maksimum dari tanaman mengkudu adalah sekitar 25 tahun .



2.3 Klasifikasi Mengkudu



Kingdom ( Dunia/Kerajaan )



Plantae ( Tumbuhan )



Subkingdom



Tracheobionta ( tumbuhan berpembuluh )



Superdivisi



Spermatophyta ( menghasilkan biji )



Divisio ( Pembagian )



Magnoliophyta ( tumbuhan berbunga )



Class ( Kelas )



Magnoliopsida ( bekeping dua/dikotil )



Subkelas



Asteridae



Ordo ( bangsa )



Rubiales



Familia ( suku )



Rubiaceae ( suku kopi-kopian )



Genus ( marga )



Morinda



Species ( jenis )



Morinda citrifolia L.



2.4 Kandungan Buah Mengkudu Buah mengkudu memiliki kandungan Senyawa Terpenoid, Zat antibakteri, Asam arkobat, Scopeletin, Zat Anti Kanker, Xereonine, serta memiliki nutrisi lengkap yang diperlukan bagi tubuh manusia. Kandungan Buah Mengkudu : 1. Zat nutrisi Secara keseluruhan mengkudu merupakan buah makanan bergizi lengkap. Zat nutrisi yang dibutuhkan tubuh,seperti protein, viamin, dan mineral penting, tersedia dalam jumlah cukup pada buah dan daun mengkudu. Selenium, salah satu mineral yang terdapat pada mengkudu merupakan antioksidan yang hebat. Berbagai jenis senyawa yang terkandung dalam mengkudu : xeronine, plant sterois,alizarin, lycine, sosium, caprylic acid, arginine, proxeronine, antra quinines, trace elemens, phenylalanine, magnesium, dll. 2. Terpenoid Zat ini membantu dalam proses sintesis organic dan pemulihan sel-sel tubuh. Zat anti bakteri.Zat-zat aktif yang terkandung dalam sari buah mengkudu itu dapat mematikan bakteri penyebab infeksi, seperti Pseudomonas aeruginosa, Protens morganii, Staphylococcus aureus,



Bacillus subtilis, dan Escherichia coli. Zat anti bakteri itu juga dapat mengontrol bakteri pathogen (mematikan) seperti Salmonella montivideo, S . scotmuelleri, S . typhi, dan Shigella dusenteriae, S . flexnerii, S . pradysenteriae, serta Staphylococcus aureus. 3. Scolopetin Senyawa scolopetin sangat efektif sebagi unsur anti peradangan dan anti alergi. 4. Zat anti kanker Zat-zat anti kanker yang terdapat pada mengkudu paling efektif melawan sel-sel abnormal. 5. Xeronine dan Proxeronine Salah satu alkaloid penting yang terdapt di dalam buah mengkudu adalah xeronine. Buah mengkudu hanya mengandung sedikit xeronine, tapi banyak mengandung bahan pembentuk (precursor) xeronine alias proxeronine dalam jumlah besar. Proxeronine adalah sejenis asam nukleat seperti koloid-koloid lainnya. Xeronine diserap sel-sel tubuh untuk mengaktifkan protein-protein yang tidak aktif, mengatur struktur dan bentuk sel yang aktif. 2.5 Definisi Hipertensi Hipertensi atau tekanan darah tinggi adalah suatu peningkatan abnormal tekanan darah dalam pembuluh darah arteri yang mengangkut darah dari jantung dan memompa keseluruh jaringan dan organ–organ tubuh secara terus–menerus lebih dari suatu periode (Irianto, 2014). Hal ini terjadi bila arteriol–arteriol konstriksi. Konstriksi arterioli membuat darah sulit mengalir dan meningkatkan tekanan melawan dinding arteri. Hipertensi menambah beban kerja jantung dan arteri yang bila berlanjut dapat menimbulkan kerusakan jantung dan pembuluh darah (Udjianti, 2010). 2.6 Manifestasi Hipertensi Pemeriksaan fisik pada pasien yang menderita hipertensi tidak dijumpai kelainan apapun selain tekanan darah yang tinggi. Tetapi dapat ditemukan perubahan pada retina, seperti pendarahan, eksudat (kumpulan cairan),



penyempitan pembuluh darah, dan pada kasus berat terdapat edema pupil (edema pada diskus optikus) (Smeltzer dan Bare, 2002). Tahapan awal pasien kebanyakan tidak memiliki keluhan. Keadaan simtomatik maka pasien biasanya peningkatan tekanan darah disertai berdebar–debar, rasa melayang (dizzy) dan impoten. Hipertensi vaskuler terasa tubuh cepat untuk merasakan capek, sesak nafas, sakit pada bagian dada, bengkak pada kedua kaki atau perut (Setiati, Alwi, Sudoyo, Simadibrata, Syam, 2014). Gejala yang muncul sakit kepala, pendarahan pada hidung, pusing, wajah kemerahan, dan kelelahan yang bisa terjadi saat orang menderita hipertensi (Irianto, 2014). Hipertensi dasar seperti hipertensi sekunder akan mengakibatkan penderita tersebut mengalami kelemahan otot pada aldosteronisme primer, mengalami peningkatan berat badan dengan emosi yang labil pada sindrom cushing, polidipsia, poliuria. Feokromositoma dapat muncul dengan keluhan episode sakit kepala, palpitasi, banyak keringat dan rasa melayang saat berdiri (postural dizzy) (Setiati, Alwi, Sudoyo, Simadibrata, dan Syam, 2014). Saat hipertensi terjadi sudah lama pada penderita atau hipertensi sudah dalam keadaan yang berat dan tidak diobati gejala yang timbul yaitu sakit kepala, kelelahan, mual, muntah, sesak nafas, gelisah, pandangan menjadi kabur (Irianto, 2014). Semua itu terjadi karena adanya kerusakan pada otak, mata, jantung dan ginjal. Pada penderita hipertensi berat mengalami penurunan kesadaran dan bahkan mengakibatkan penderita mengalami koma karena terjadi pembengkakan pada bagian otak. Keadaan tersebut merupakan keadaan ensefalopati hipertensi (Irianto, 2014). 2.5 Cara pengolahan mengkudu untuk Hipertensi 1. mengkudu yang dibuat jus Tekanan darah tinggi bisa diatasi dengan ramuan buah mengkudu. Cara pemakaian, gunakan dua buah Mengkudu yang telah masak di pohon tambahkan satu sendok makan madu. blender buahnya untuk diambil sarinya, kemudian dicampur dengan madu. diminum dua hari sekali.



2. Dibawah ini ada cara mengolahnya yang dicampur dengan mentimun yaitu : Bahan-Bahan : a. Siapkan mengkudu sebanyak 2 buah b. Kemudian 1 buah mentimun c. Dan gula merah Alat-Alat a. Siapkan tumbukan b. Lalu saringan c. Dan juga gelas Cara Mengolahnya : a. Terlebih dahulu cuci dulu mengkudu dan mentimun yang sudah di siapkan tadi sampai benar-benar bersih b. Setelah itu lalu buang biji pada buah mengkudu sampai bersih c. Kemudian tumbuk bersama dengan mentimun sampai halus d. Lalu setelah semua bahan tadi di tumbuk saring pada gelas yang sudah berisi gula merah e. Kemudian di aduk dan masukan air panas dengan secukupnya f. Setelah itu jika dingin Anda bisa konsumsi 1 gelas pada pagi ahri dan 1 gelas pada sore hari dengan melakukannya secara rutin sebanyak 3 kali berturut-turut



BAB III PENUTUP



3.1 KESIMPULAN Kandungan bahan aktif xeronin dan scopoletindalam buah mengkudu (Morinda citrifolia L.) dapat menurunkan tekanan darah pada penderita hipertensi menjadi normal. Mengkudu (Morinda citrifolia L.) aman untuk dikonsumsi karena dikategorikan dalam zat yang tidak toksik.



3.2 SARAN Semoga makalah ini dapat menjadi bahan bacaan untuk penulis maupun para pembacanya, sehingga kritik dan masukan yang membangun dari pembimbing juga sangat diharapkan agar makalah ini dapat lebih baik lagi.



DAFTAR PUSTAKA Triyanto, E. Pelayanan Keperawatan Bagi Penderita Hipertensi Secara Terpadu. (Graha Ilmu, 2014). Pikir, B. S. et al. Hipertensi: Manajemen Komprehensif. (Airlangga University Press, 2015). Trihono Trihono. Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS) 2013. Laporan Nasional 2013 (2013). repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/31313/5/Chapter%20I. tanggal 2 november tahun 2019 11.00 http://www.satwa.net/674/mengenal-buah-mengkudu.html november tahun 2019 12.00



pdf



diakses



diakses



tanggal



http://www.ekafood.com/buku%20sehat%20dengan%20mengkudu.pdf pada tanggal 3 november tahun 2019 12.30



2



diakses



http://www.anakagronomy.com/2013/11/morfologi-tanaman-mengkudu morinda.html diakses pada tanggal 3 november tahun 2019 13.30 http://www.tanobat.com/mengkudu-ciri-ciri-tanaman-serta-khasiatdan manfaatnya.html diakses pada tanggal 4 november tahun 2019 10.00 http://www.nonijuice.co.id/berita/mengenal-zat-yang-terkandung-dalam-buah mengkudu-dan-khasiatnya-341. php diakses pada tanggal 4 november tahun 2019 10.30 http://www.indonews.co.id/mengenal-1000-manfaat-dan-khasiat-dari-buah mengkudu/ diakses pada tanggal 4 november tahun 2019 11.30 http://ccrc.farmasi.ugm.ac.id/?page_id=389 diakses pada tanggal 4 november tahun 2019 13.00