Tugas Komunikasi Lintas Budaya [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

Sub Pokok Bahasan : 1. Semakin Pentingnya Komunikasi Lintas Budaya 2. Memahami Kebudayaan 3. Mencapai Kepekaan Antar Budaya 4. Meningkatkan Komunikasi Dengan Audiansi Multibudaya 5. Pesan Tertulis 6. Menguasai Etika Antar Budaya 7. Memanfaatkan Keragaman Tenaga Kerja



1. Pentingnya Komunikasi Bisnis Lintas Budaya Komunikasi bisnis lintas budaya adalah proses mengirim dan menerima pesan bisnis antar individu yang berbeda budaya. Perbedaan budaya merupakan salah satu hambatan komunikasi yang paling sulit diatasi. Namun, berkomunikasi dengan seseorang yang berbeda budayanya tidak mungkin dihindari, terlebih lagi dalam era globalisasi ini. Perusahaan keluarga atau tertutup telah banyak berubah menjadi perusahaan terbuka (public company) perusahan lokas dan nasional telah berkembang menjadi multinational company (MNC) yang berskala internasional. Misalnya Unilever, P&G, IBM dan Coca-Cola membuka cabangnya di berbagai Negara atau berafiliasi dengan perusahaan asing. Minatnya kerja sama perdagangan dan berkurangnya halangan untuk memasuki pasar akan memperluas arena perdagangan internasional. Contohnya kerja sama perdagangan global adalah WTO, AFTA, dan NAFTA. Operasi global aka meningkatkan kebutuhan untuk berkomunikas dengan budaya asing. Baik berada di Negara sendiri maupun di Negara asing, tetap ada kemungkinan untuk berkomunikasi dengan seseorang dengan berbagai latar belakang budaya dan bahasa. Interaksi lintas budaya terjadi dalam komunikasi internal maupun eksternal



1



perusahaan. Dalam komunikasi internal akan terjadi interaksi antar pekerja yang berasal dari berbagai bangsa dan suku bangsa. Sementara dalam komunikasi eksternal, perushaan akan berhadapan dengan pelanggan, pemasok, investor, dan pesaing dari berbagai Negara. Untuk mempermudan komunikasi, pekerja tidak hanya dituntut mampu menggunakan bahasa yang berlaku secara internasional, tetapi juga meningkatkan pemahaman terhadap budaya asing. 2. Memahami Budaya Budaya adalah symbol, keyakinan, sikap, nilai, harapan dan norma tingkah laku yang dimiliki bersama (Bovee dan Thill, 2003:68). Budaya juga diartikan sebagau kinversi-konversi kebiasaan, sikap dan perilaku sekelompok orang (Heart, 2004:125). Semua anggota suatu budaya memiliki asmsi serupa mengenai bagaimana seharusnya berpikir, bertingkah laku dan berkomunikasi. Mereka bertindak cenderung dengan cara yang serupa sesuai asumsi yang dianut. Beberapa budaya terdiri atas beberapa kelompok budaya yang beragam dan berbeda. Kelompok budaya utama terdiri atas beberapa kelomok budaya yang cenderung homogeny. Kelompok budaya yang cenderung homogeny yang ada dalam suatu buaya utama disebut subbudaya. Misalnya, budaya Indonesia terdiri atas berbagai subbudaya etnik jawa, Sunda, Bali, Betawi, Dayak, Sasak dan lain-lain. Selain itu, terdapar kelompok-kelompok masyarakat yang tidak memenuhi kriteria sebagai subbudaya, tetapi memiliki ciri-ciri yang mencolok. Kelompok itu sering disebut subkelompok yang menyimpang (deviant subculture). Contoh kelompok itu adalah kaum homoseks, waria, pecandu obat bius, dan penganut sekte agama yang dialarang. Budaya dimiliki oleh seluruh Indonesia, hanya saja terdapat persamaan dan perbedaan dalam aspek-aspek tertentu. Setiap manusia menganut budayanya sendiri. Budaya memengaruhi seseorang sejak dalam kandungan sampai meninggal dunia, bahkan perlakuan setelah meninggal dunia pun dipengaruhi oleh budaya.



2



Komunikasi lintas budaya terjadi dalam berbagai situasi, yang berkisar dari interaksi antara orang-orang yang budayanya berbeda secara ekstrim hingga dalam interaksi antara orang-orang yang budayanya sama, tetapi subbudayanya atau subkelompok budayanya berbeda. Besarnya perbedaan antara budaya yang satu dengan yang lain tergantung pada tinggat keunikan masing-masing. Mengakui dan mengakomodasi perbedaan budaya tanpa mengharapkan orang dari budaya mana pun untuk meninggalkan identitas dari merupakan langkah penting ke arah komunikasi lintas budaya yang efektif. Komunikasi lintas budaya yang efektif bergantung pada pemahaman terhadap perbedaan budaya sekaligs juga meningkatkan reputasi perusahaan.



 Mengenali Perbedaan Budaya Ketika seorang berkomunukasi, pada umumnya terdapat kecenderungan untuk menggunakan asumsi budayanya sendiri dan menganggap orang memiliki budaya, bahasa, dan persepsi seperti dirinya. Perbedaan budayan yang semakin besar akan berakibat pada semakin besarnya perbedaan persepi. Perbedaan budaya muncul dalam nilai-nilai social, gagasan mengenai status, kebiasan membuat keputusan, sikap terhadap waktu, penggunaan uang, konteks budaya, bahasa tubuh, sopan santun, dan tingkah laku etis (Bovee dan Thill, 2003:69). a. Nilai-nilai social Pada umumnya, penduduk amerika serikat menjunjung tinggi kerja keras dan menyelesaikan tugas-tugas secara efisien. Penggunaan dua pekerja dan metode kerja modern dianggap lebih baik daripada menggunakan empat pekerja, tetapi dengan metode kerja tradisional. Sementara itu, dinegaranegara yang angka penganggurannya tinggi, seperti india dan Pakistan,



3



menciptakan pekerjaan lebih penting dibandingkan dengan bekerja secara efisien. Oleh karena itu, para eksekutif dinegara tersebut lebih suka mempekerjaan



empat orang daripada



dua orang. Nilai-nilai



social



memengaruhi tindakan seseorang. b. Peran dan status Dibanyak Negara, wanita belum memainkan peran yang menonjol dalam bisnis. Apabila ada eksekutif wanita yang berkunjung ke Negara tersebut bisa jadi itu disepelekan atau dianggap tidak serius. Budaya juga menentkan cara seseorang dalam menunjukan rasa hormat kepada atasan. Misalnya, atasan disapa “Mr. Robert” atau “Mr. Black” di Amerika Serikat. Namun di China, digunakan gelar jabatan untuk menyapa seseorang, misalnya “Direktur Ho” atau “Manajer Han”. Konsep status juga berbeda-beda. Misalnya, manajer puncak di Amerika Serikat memiliki ruang kerja khusus, karpet tebal, meja paling mahal dan asesoris paling mewah. Namun di Prancis manajer puncak bekerja diruang terbuka dan dikelilingi para manajer menengah. Apabila eksekutif jepang menginap di hotel, manajer senior harus ditempatkan di lantai yang lebih tinggi dibandingkan manajer junior. c. Adat pembuatan keputusan Di Amerika Serikat dan Kanada, pelaku bisnis berusaha mencapai keputusan secepat dan seefisien mungkin. Manajer puncak cukup memikirkan hal pokok saja, sedangkan rincian diserahkan kepada bawahan. Tidak demikian halnya di Yunani, mengabaikan rincian dianggap sebagai sikap menghindar dan tidak dapat dipercaya. Di Pakistan, pengambilan keputusan cukup dilakukan oleh eksekutif tinggi. Di China dan Jepang, pengambilan keputusan dilakukan secara consensus melalui proses yang rumit dan waktu yang panjang. Persetujuan harus lengkap dan tidak ada aturan mayoritas.



4



d. Konsep mengenai waktu Perbedaan konsep mengenai waktu dapat menimbulkan salah pengertian. Bagi eksekutif Amerika Serikat dan Jerman, waktu menjadi penentu rencana kerja agar bisa efisien dan focus pada satu kegiatan pada periode tertentu. Pengaturan berbagai aktivitas dibatasi oleh waktu. Bagi eksekutif di Asia, membangun pondasi hubungan bisnis jauh lebih penting daripada menempati batas waktu atau jadwal yang ketat. Waktu yang diperlukan untuk saling mengenal dan menjajagi latar belakang relasi bisnis cukup fleksibel. e. Konsep ruang pribadi Ruang memiliki arti yang berbeda dalam budaya yang berbeda. Orang Kanada dan Amerika Serikat biasanya berdiri terpisah sekitar lima kaki ketika berbicara mengenai bisnis. Jarak tersebut terlalu dekat bagi orang Jerman dan Jepang. Akan tetapi, bagi orang Arab dan Amerika Latin, jarak tersebut tidak nyaman karena terlalu jauh. Bagaimana bila orang Jerman dan Arab berbicara bisnis? Akan terjadi dansa budaya, dimana orang Jerman selalu bergerak menjauh dan orang Arab selalu bergerak mendekat. Akibatnya, orang Jerman merasa tidak nyaman karena selalu didekati dan orang Arab merasa tersinggung karena selalu dijauhi. f. Konteks Budaya Salah satu cara yang digunakan seorang untuk memberikan arti pada sebuah pesan adalah menuruti konteks budayanya. Konteks budaya merupakan petunjuk fisik dan pemahaman implisit yang menyertai makna diantara mereka yang berkomunikasi. Antropolog Edward T. Hall (dalam quibble, 1996:409) membagi konteks budaya menjadi dua tingkat, yaitu budaya konteks tinggi (High Context Culture) dan budaya konteks rendah



5



(Low Context Culture). Budaya konteks tinggi (Misalnya, Korea dan Taiwan) cenderung lebih memperhatikan petnjuk yang bersifat nonverbal (ekspresi muka, bahasa tubuh) daripada verbal. Sebaliknya, budaya konteks rendah (misalnya,



Amerika



dan



Eropa)



lebih



memperhatikan



pesan



yang



diungkapkan secara Verbal. Oleh karena itu, bagi budaya konteks rendah, persetujuan tertulis dianggap lebih mengikat kerna memiliki dasar hukum yang kuat. Sebaliknya, bagi budaya konteks tinggi, jaminan dan kepercayaan pribadi lebih penting daripada konteks dan pandangan terhadap hukum yang lebih fleksibel. Komunikasi yang terjadi antara orang-orang yang berasal dari kelompok budaya yang sama akan berlangsung lebih lancar dan mudah. g. Bahasa tubuh Bahasa tubuh bisa dipergunakan untuk membantu menjelaskan pesan yang membingungkan. Namun, bahasa tubuh juga bisa menjadi penyebab adanya salah pengertian antarbudaya. Menguasai bahasa suatu budaya berbeda kadang-kadang salah membaca tanda yang dikirimkan oleh bahasa tubuh. Misalnya, untuk menyatakan “tidak”, orang Amerika Serikat dan Kanada akan menggeleng, orang Bulgaria mengangguk, orang Jepang mengangkan tangan kanan dan orang Sisilia mengangkat dagunya. Ucapan selamat datang disampaikan oleh orang Indonesia dengan cara bersalaman. Sementara suku India mengucapkan selamat datang dengan menjulurkan lidah. Bagi orang Amerika menjulurkan lidah merupakan suatu ejekan. h. Tingkah Laku Sosial dan Sopan Santun Sesuatu yang dianggap sopan oleh suatu budaya mungkin dianggap kasar oleh budaya lain. Aturan mengenai tingkah laku supan bervariasi antara satu Negara dengan Negara yang lain. Memberikan hadiah kepada istri orang lain dianggap tidak sopan oleh orang Arab. Menaikan kaki ke atas meja dengan memberikan sesuatu dengan tangan kiri dianggap biasa oleh orang



6



Amerika Serikat, tetapi dianggap sebagai penghinaan oleh orang Mesir. Di Spanyol, jabatan tangan berlangsung lima sampai tujuh kali ayunan dan menarik tangan terlalu cepat bisa diartikan sebagai penolakan. Sementara di Prancis, orang lebih sika berjabatan tangan hanya dengan sekali ayunan. Tuan rumah di Negara-negara Arab akan merasa dipermalukan apabila tamunya mneolak makanan, minuman dan keramahtamahan dalam bentuk apapun. i. Tingkah Laku Legal dan Etis Di beberapa Negara, perusahaan seringf memberikan bayaran ekstra kepada penjabat pemerintah untuk mendapatkan kontrak pemerintah. Hal itu sudah menjadi kebiasaan yang rutin dan tidak dianggap illegal. Namun, di Amerika Serikat hal ini dipandang sebagai suap, illegal, dan tidak etis. Perusahaan dan berdiri di Amerika Serikat dilarang membayar eksktra kepada pegawai negeri dimanapun. Di Inggris dan Amerika Serikat, seseorang dianggap tidak bersalah hingga terbukti memang bersalah. Di Meksiko dan Turki, seseorang dianggap bersalah hingga bisa membuktikan tidak bersalah. Perbedaan itu sangat penting bagi perusahaan yang terlibat perselisihan legal di Negara lain. j. Budaya Perusahaan Budaya perusahaan adalah cara perusahaan melakukan sesuatu. Budaya membentuk perasaan orang mengenai perusahaan dan pekerjaan yang dilakukan, cara menginterpretasikan dan mengartikan tindakan yang dilakukan orang lain, harapan yang menyangkut perubahan dalam bisnis, dan bagaimana cara pandang terhadap perubahan tersebut. Lebih dari separuh kemitraan perusahaan gagal karena adanya benturan budaya perusahaan.



7



3. Mencapai Kepekaan Antar Budaya Langkah-langkah mencapai kepekaan antar budaya : a. Menyadari bahwa budaya kita sendiri dan bagaimana hal itu berbeda dengan budaya lainnya. b. Mengenali kendala kendala pda akomodasi antar budaya dan berusaha untuk mengatasinya. c. Menghindari Etnosentrisme Etnosentrisme (ethnocentrism) adalah suatu sikap alami yang melekat dalam semua kebudayaan dimana seseorang berkeyakinan bahwa rasnya sendiri adalah yang lebih unggul dari ras orang lain. d. Menjembatani Kesenjangan 



Mempelajari sikap dan perilaku baru yang membantu menjembatani kesenjangan antarbudaya.







Toleransi Harus mampu berinteraksi dengan rekan kerja yang berbeda etnis. Menerima perbedaan budaya dan beradaptasi terhadapnya dengan toleransi dan empati sering mengasilkan kompromi yang sesuai.







Menjaga Muka Menjaga muka mengacu pada citra yang dimiliki seseorang dalam kehidupan sosialnya. Komentar positif menaikkan kedudukan sosial orang tersebut , tetapi komentar negatif menurunkannya.







Kesabaran Menjadi toleran juga memerlukan kesabaran.



4. Meningkatkan Komunikasi Dengan Audiansi Multibudaya



8



Kunci menuju keberhasilan bisnis di masa depan mungkin terletak kepada menemukan cara untuk bekerja secara harmonis dengan orang – orang dari budaya yang berbeda. Menyesuaikan Pesan Bagi Audiensi Multibudaya Sebagai komunikator bisnis, kita perlu memberi perhatian khusus pada bidang-bidang komunikasi spesifik untuk meningkatkan efektivitas pesan antarbudaya. Untuk memindahkan kemungkinan kesalahpahaman, kita akan melihat lebih dekat pada komunikasi nonverbal, pesan lisan dan pesan tertulis. 1. Komunikasi Nonverbal Kemampuan komunikasi verbal dalam budaya lain umumnya dapat dikuasai jika seseorang belajar cukup keras. Tetapi keterampilan nonverbal jauh lebih sulit dipelajari. Prilaku nonverbal itu seperti kontak mata, ekspresi wajah, sikap tubuh, gerak tubuh dan penggunaan waktu, ruang dan wilayah. Pesan yang dikirimkan lewat bahasa dan cara kita mengatur waktu dan ruang selalu terbuka untuk interpretasi. Membaca dan mengartikan komunikasi nonverbal adalah sulit bagi orang-orang yang sama budayanya, dan bahkan lebih sulit ketika budayanya berbeda. Misalnya dalam kebudayaan Barat orang-orang menganggap sikap diam sebagai ciri negative, sedangkan di jepang sikap diam disamakan dengan bijaksana. Meskipun prilaku nonverbal bersifat ambigu dalam kebudayaan dan bahkan lebih problematis antara budaya, namun hal itu mengandung makna. Jika anda pernah berbicara dengan seseorang yang bahasanya berbeda dengan anda, anda mungkin cepat belajar untuk menggunakan isyarat untuk menyampaikan isi pesan. Karena isyarat dapat menimbulkan reaksi yang sangat berbeda dalam budaya yang berbeda, sesorang harus berhati-hati dalam menggunakan dan mengartikannya.



9



Saat pembisnis semakin sering berinteraksi dengan rekan-rekannya dari kebudayaan lain, mereka akan menjadi lebih sadar akan perbedaanperbedaan itu. Sejumlah prilaku mudah untuk tidak dilakukan, seperti bersalaman dengan orang dari timur tengah dengan tangan kiri dan menyentuh kepala seseorang di tahiland. Sejumlah daftar boleh dan tidak boleh telah disusun . namun, mempelajari semua nuansa dan prilaku nonverbal dalam kebudayaan lain adalah mustahil, dan daftar semacam itu semata-mata hanya puncak dari gunung es kebudayaan. Meskipun kita tidak bias memahami keseluruhannya, kita bisa tumbuh menjadi lebih toleran, lebih fleksibel, dan akhirnya lebih kompeten. Menurut M.R. Hammer ; Menyarankan tiga proses atau sikap yang efektif, yaitu (1) kemampuan deskriptif, (2) tidak menghakimi dan (3) memperluas kompetensi antarbudaya anda. Hal yang terpenting adalah dukungan, yaitu sikap yang mengharuskan kita mendukung orang lain secara positif dengan anggukan kepala, kontak mata, ekspresi wajah dan kedekatan fisik. 2. Pesan Lisan Yang perlu diperhatikan adalah bahwa kita mampu berbicara bahasa asing dengan baik dan lancer, tetapi kebanyakan orang tiak mempunyai kemampuan tersebut. Dalam tarksaksi bisnis global yang sering dilakukan dengan menggunakan bahasa Inggris sebagai bahasa kedua. Bahwa seseorang atau mereka yang selalu berpergian keluar negeri jangan berpendapat bahwa orang – orang yang berbicara bahasa Inggris selalu memahami apa yang dikatakan. Ada beberapa saran yang dapat digunakan untuk membantu dalam situasi di mana satu atau kedua komunikator menggunakan bahasa Inggris sebagai bahasa kedua :



10



a. Pelajari ungkapan – ungkapan asing b. Gunakan bahas Inggris sederhana c. Berbicara dengan pelan dan ucapkan dengan jelas d. Amati pesan mata e. Dorong umpan balik akurat f. Sering – sering memeriksa pemahaman g. Terima kesalahan h. Dengarkan tanpa menyela i. Jangan lupa tersenyum j. Tindak lanjuti dalam tulisan



5. Pesan Tertulis Jika anda akan mengirimkan pesan kepada orang lain yang berbudaya lain, coba untuk selalu menyesuaikan gaya dan nada tuliasan, seperti dalam kebudayaan yang formalitas dan tradisi hal yang terpenting adalah menjaga pesan tetap sopan. Biasakan juga untuk memilih media saluran komuniukasi yang sesuai agar umpan balik lebih efektif. Mungkin dibenak anda terdapat suatu pertanyaan apakah dalam pesan tertulis untuk antarbudaya terdapat pola langsung atau tidak langsung yang lebih efektif ?, untuk menjawab pertanyaan tersebut anda dapat mengikuti beberapa saran dibawah ini, yang dapat dijadikan acuan dan rekomendasi dalam mengirimkan pesan tertulis antarbudaya : a. Pakai format lokal



11



b. Gunakan kalimat – kalimat singkat dan paragraph pendek c. Hindari ungkapan – ungkapan ambigu d. Usahakan kejelasan e. Gunakan tata bahasa yang benar f. Kutip angka dengan hati – hati g. Sesuaikan organisasi, nada dan gaya dengan pembaca



6. Menguasai Etika Antar Budaya Mempelajari etika komunikasi antar budaya dapat memberikan beberapa manfaat, diantaranya adalah : 



Kita mengetahui dan memahami bahwa masing-masing budaya memiliki standar etika yang berbeda







Kita dapat mengetahui dan memahami berbagai etika komunikasi antar budaya secara umum







Dengan mengetahui dan memahami etika komunikasi antar budaya dapat meningkatkan efektivitas komunikasi antar budaya







Kita belajar untuk dapat menangani konflik yang mungkin terjadi



Komunikasi yang kita lakukan dengan orang yang memiliki latar budaya yang berbeda dengan kita tentunya tidaklah mudah. Hal ini disebabkan masing-masing budaya memiliki standar etika atau moral yang berbeda. Akibatnya, tidak ada standar bagi kita untuk dapat memutuskan bahwa sesuatu itu baik atau buruk; benar atau salah. Keluarga, agama, dan budaya adalah guru yang mengajarkan kepada kita untuk dapat merasakan dan memutuskan apa yang benar atau apa yang salah. Yang perlu



12



dipahami adalah bahwa apa yang dianggap benar oleh suatu budaya bisa jadi diangap salah oleh budaya yang lain. Etika komunikasi antar budaya mencakup beberapa topik seperti standar operasional global dan permasalahan keadilan lokal, kekuasaan perusahaan multinasional dan tanggung jawab dalam budaya lokal, nilai-nilai budaya dan konflik komunikasi, dan permasalahan etika tertentu yang dihadapi saat pelatihan dan penelitian komunikasi antar budaya. Adapun etika komunikasi antar budaya adalah sebagai berikut : 1. Jujur pada diri sendiri 2. Menerapkan perilaku komunikasi yang suportif 3. Mengembangkan kepekaan terhadap keberagaman 4. Menghindari stereotype 5. Menghindari etnosentrisme 6. Mengembangkan kode kepekaan 7. Mencari kode bersama 8. Menggunakan dan mendorong umpan balik deskriptif 9. Membuka saluran komunikasi 10. Mau mendengarkan



13



7.      Memanfaatkan Keragaman Tenaga Kerja a. Manfaat Keragaman Saat masyarakat dan dunia kerja menjadi semakin beragam, interaksi dan komunikasi yang sukses diantara berbagai kelompok identitas membawa tantangan dan keuntungan nyata dalam tiga bidang.  Konsumen Konsumen juga ingin berhubungan dengan perusahaan yang menghargai nilai-nilai merek.  Tim Kerja Anggota tim dengan latar belakang berbeda akan menghasilkan teknik-teknik penyelesaian masalah yang lebih kreatif dan efektif daripada tim yang homogeny.  Organisasi Bisnis Tumbuhnya kesadaran di antara organisasi bahwa keragaman merupakan strategi bisnis dasar yang sangat penting untuk meningkatkan hubungan karyawan dan meningkatkan produktifitas. b. Keragaman yang memecah –belah Keragaman dapat menyebabkan perpecahan, perasaan tidak senang, dan benturan. Misalnya kaum minoritas mengeluh karena merasa diperlakukan tidak adil oleh atasannya.



14