Tugas Kta [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

TUGAS KONSERVASI TANAH DAN AIR



MAKALAH TEKNIK KONSERVASI TANAH DAN AIR METODE FISIK (MEKANIK)



OLEH: KELOMPOK IV



RAMOT JEVON SILALAHI



NIM. 1506120472



WAN EKA FAZAR NOVI



NIM.



GIANKA PRATAMA HARSAN



NIM.



RISKI TASMI ARIF



NIM.



\



JURUSAN AGROTEKNOLOGI FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS RIAU PEKANBARU 2018



KATA PENGANTAR



DAFTAR ISI



DAFTAR GAMBAR



I. PENDAHULUAN



1.1 Latar Belakang



1.2 Rumusan Masalah



1.3 Tujuan



II. ISI



2.1 Konservasi Tanah dan Air Teknik konservasi tanah dan air merupakan salah satu teknologi yang menawarkan beberapa alternatif yang dapat mencegah dan atau menanggulangi masalah yang sering terjadi di lahan kering tersebut. Menurut Arsyad (2006), konservasi tanah dan air adalah penempatan setiap bidang tanah menurut kemampuannya dan memperlakukannya sehingga tanah dapat digunakan secara lestari. Konservasi tanah merupakan penempatan setiap bidang tanah pada cara penggunaan



yang



sesuai



dengan



kemampuan



tanah



tersebut



dan



memperlakukannya sesuai dengan syarat-syarat yang diperlukan agar tidak terjadi kerusakan tanah. Upaya konservasi tanah ditujukan untuk (1) mencegah erosi, (2) memperbaiki tanah yang rusak, dan (3) memelihara serta meningkatkan produktivitas tanah agar tanah dapat digunakan secara berkelanjutan. Konservasi air adalah penggunaan air hujan yang jatuh ke tanah dan mengatur waktu aliran air agar tidak terjadi banjir yang merusak dan terdapat cukup air pada waktu musim kemarau (Arsyad, 2006). Konservasi tanah mempunyai hubungan sangat erat dengan konservasi air. Konservasi air pada dasarnya adalah penggunaan air hujan yang jatuh ke tanah untuk pertanian seefisien mungkin, dan mengatur waktu aliran agar tidak terjadibanjir yang merusak dan terdapat cukup air pada waktu musim kemarau. Setiap perlakuan yang diberikan pada sebidang tanah akan memperngaruhi tata air pada tempat itu dan tempat-tempat di hilirnya. Oleh karena itu, konservasi tanah dan konservasi air merupakan dua hal yang berhubungan erat sekali (Wahyudi, 2013). Penerapan teknik konservasi tanah dan air merupakan kunci keberlanjutan usaha tani dalam upaya mengoptimalkan pemanfaatan lahan kering. Teknologi konservasi tanah dan air dimaksudkan untuk melestarikan sumber daya alam dan menyelamatkannya dari kerusakan.



2.2 Aplikasi Konservasi Tanah dan Air Konservasi tanah dan air atau pengawetan tanah secara fisik umumnya dilakukan dengan cara mekanik yaitu pelaksanaannya dilakukan di areal dengan bentuk wilayah berombak sampai berbukit dengan kemiringan lereng (slope) berkisar 8-30%. Pemilihan atau penentuan teknik konservasi atau pengawetan secara mekanik umumnya didasarkan atas kemiringan lereng yang dikelompokkan sebagai berikut (Admihardja, 2008): -



Kemiringan lereng 0-150



-



Kemiringan lereng 16-250



-



Kemiringan lereng 26-400



Pada areal dengan kemiringan lereng 0-15% umumnya menggunakan teknik konservasi atau pengawetan tanah berupaaplikasi pelepah kelapa sawit dan aplikasi tandan kosong sawit, sedangkan untuk areal datar-rendahan bangunan konservasi tanah dan air dapat berupa parit drainase dan tapak timbun.



Gambar 1. Areal dengan kemiringan lereng 0-15% Pada areal dengan kemiringan lereng 16-25% umumnya menggunakan teknik koservasi tanah dan air berupa pembuatan tapak kuda, rorak (slit pit), aplikasi pelee pah kelapa sawit dan aplikasi tandan kosong sawit.



Gambar 2. Areal dengan kemiringan lereng 16-25% Pada areal dengan kemiringan lereng 26-40% umumnya menggunakan teknik konservasi tanah dan air berupa pembuatan teras kontur, rorak (slit pit) dan aplikasi pelepah kelapa sawit,



Gambar 3. Areal dengan kemiringan lereng 26-40%



2.3 Teknik Konservasi Tanah dan air Secara Fisik Pada umumnya di dunia pertanian baik tanaman perkebunan, hortikultura dan lainnya, teknik konservasi yang banyak digunakan adalah metode vegetatif serta mekanik. Metode mekanik adalah semua perlakuan fisik-mekanik yang diberikan terhadap tanah dan pembuatan bangunan untuk mengurangi aliran permukaan dan erosi, dan meningkatkan kemampuan penggunaan tanah. Termasuk dalam metode mekanik dalam konservasi tanah dan air adalah pengolahan tanah, guludan, teras, penghambat (check dam), waduk, rorak, perbaikan drainase dan irigasi (Arsyad, 2006). Teknik konservasi mekanik juga perlu dipertimbangkan bila masalah erosi sangat serius dan/atau teknik konservasi vegetatif dinilai sudah tidak efektif lagi untuk menanggulangi erosi yang terjadi. Pada prakteknya, sulit dipisahkan antara teknik konservasi tanah mekanik dan vegetatif. Penerapan teknik konservasi tanah secara mekanik juga akan lebih efektif dan efisien apabila dikombinasikan dengan teknik konservasi tanah vegetatif, seperti penggunaan rumput atau legume sebagai tanaman penguat teras, penggunaan mulsa, ataupun pengaturan pola tanam (Adimihardja, 2008). Konservasi tanah secara fisik dapat dilakukan dengan beberapa cara, salah satunya adalah secara mekanis. Tindakan konservasi tanah secara mekanis ini dilakukan di areal dengan bentuk wilayah berombak sampai berbukit dengan cara pembuatan teras kontour, teras individu (tapak kuda), rorak, dan parit drainase.



Parit drainase ini berperan untuk mencegah supaya air tidak tergenang di lapangan, menurunkan permukaan air tanah sehingga perkembangan akar tanaman tidak terganggu, serta mencegah terjadinya pencucian pupuk. Menurut Adimihardja (2008) terdapat beberapa teknik koservasi tanah dan air secara mekanik adalah sebagai berikut: 1. Teras Teras merupakan metode konservasi yang ditujukan untuk mengurangi panjang lereng, menahan air sehingga mengurangi kecepatan dan jumlah aliran permukaan, serta memperbesar peluang penyerapan air oleh tanah. Tipe teras yang relatif banyak dikembangkan pada lahan pertanian di Indonesia adalah teras bangku atau teras tangga (bench terrace) dan teras gulud (ridge terrace). Bentuk teras lainnya, seperti teras kontur diterapkan pada tanah dengan jenis tanaman tahunan, khususnya tanaman perkebunan dan tanaman buah-buahan (Tala’ohu et al., 1992).



1.1 Teras bangku atau teras tangga (bench terrace) Teras bangku atau teras tangga dibuat dengan cara memotong panjang lereng dan meratakan tanah di bagian bawahnya, sehingga terjadi suatu deretan bangunan yang berbentuk seperti tangga. Pada usaha tani lahan kering, fungsi utama dari teras bangku adalah: (1) memperlambat aliran permukaan; (2) menampung dan menyalurkan aliran permukaan dengan kekuatan yang tidak merusak; (3) meningkatkan laju infiltrasi; dan (4) mempermudah pengolahan tanah. Penerapan teras bangku di Indonesia juga sudah tergolong tua, meskipun pada mulanya penerapan teknik konservasi ini dititik beratkan pada lahan sawah atau lebih berfungsi sebagai teras irigasi (Tala’ohu et al., 1992).



Gambar 4. Teras bangku Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pembuatan teras bangku adalah: a. Dapat diterapkan pada lahan dengan kemiringan 10-40%. Tidak dianjurkan pada lahan dengan kemiringan >40%, karena bidang olah akan menjadi terlalu sempit; b. Tidak cocok pada tanah dangkal (