Tugas Makalah (Ews) Kel8 [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

MAKALAH DETEKSI DINI KONDISI KEGAWATAN PASIEN RAWAT INAP (EWS)



Disusun oleh Kelompok 8 :



Kelas AP DIII KEPERAWATAN FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS JEMBER KAMPUS PASURUAN 2022



KATA PENGANTAR



DAFTAR ISI



KATA PENGANTAR-------------------------------------------------------------------------------i DAFTAR ISI-----------------------------------------------------------------------------------------ii BAB I PENDAHULUAN--------------------------------------------------------------------------ii 1.1 Latar belakang -------------------------------------------------------------------------1.2 Rumusan Masalah---------------------------------------------------------------------1.3 Tujuan Penulisan----------------------------------------------------------------------BAB II PEMBAHASAN--------------------------------------------------------------------------2.1 Pengertian------------------------------------------------------------------------------BAB III PENUTUP---------------------------------------------------------------------------------a. KESIMPULAN -------------------------------------------------------------------------b. SARAN-----------------------------------------------------------------------------------DAFTAR PUSTAKA-------------------------------------------------------------------------------



BAB I PENDAHULUAN



1.1 Latar belakang Keselamatan pasien merupakan suatu sistem yang membuat asuhan pasien di rumah sakit menjadi lebih aman. Sistem ini mencegah terjadinya cedera yang disebabkan oleh kesalahan akibat melaksanakan suatu tindakan atau tidak mengambil tindakan yang seharusnya diambil. Tindakan pelayanan kepada pasien dilakukan sesuai dengan kebutuhan kondisi fisiologis pasien, karena kondisi pasien sewaktu-waktu dapat berubah. Perubahan kondisi pasien di ruang rawat inap harus bisa dideteksi lebih dini oleh perawat sebelum pasien mengalami kegawatan atau kondisi kritis (Zuhri & Devi Nurmalia, 2018). Kegagalan perawat mengenali perubahan kondisi klinis pasien di ruang rawat inap rumah sakit dapat mengakibatkan kejadian yang tidak diharapkan, yaitu mengakibatkan diantaranya pemindahan pasien yang tidak direncanakan ke unit perawatan intensif, henti jantung dan kematian (Zuhri & Devi Nurmalia 2018). Early Warning Score (EWS) merupakan suatu alat atau instrumen yang dapat dipakai untuk mendeteksi perubahan fisiologi yang dialami pasien seperti tanda-tanda vital dan tingkat kesadaran pasien selama dirawat di Rumah Sakit, sehingga dengan adanya Early Warning Score diharapkan dapat meminimalkan resiko perburukan dan dapat meningkatkan angka kelangsungan hidup pada pasien yang mengalami henti jantung (cardiac arrest) (Rajagukguk & Ni Luh Widani 2020). Berdasarkan latar belakang di atas, menunjukkan bahwa pentingnya Early Warning Score System untuk diterapkan sehingga sangat dibutuhkan peran perawat dalam menerapkan Early Warning Score System dan pelayanan kesehatan kepada pasien dapat ditingkatkan 1.2 Rumusan Masalah perumusan masalah ini adalah “Deteksi dini kondisi kegawatan pasien rawat inap (EWS) 1.3 Tujuan Penulisan 1.4



Manfaat



BAB II PEMBAHASAN 1.1 Pengertian Early Warning System (EWS) adalah suatu alat ukur yang digunakan untuk deteksi dini pada pasien yang berisiko terjadi perburukan. Early Warning System merupakan metode sederhana yang dilakukan yaitu untuk menghitung skor berdasarkan fisiologis parameter seperti laju pernapasan, denyut nadi, tekanan darah, saturasi oksigen, dan status neurologis (Sutherasan, et al, 2018). Pengertian EWS lainnya adalah suatu system peringatan dini untuk mengenali kondisi pasien dan meningkatkan kewaspadaan akan perburukan kondisi klinis dan kegawatan (Ditjen Yankes, 2018) 1.2 Tujuan EWS EWS (Early Warning Scoring) dikembangkan untuk memfasilitasi deteksi dini (early detection) terhadap adanya perburukan kondisi pasien dengan mengidentifikasi tingkat keparahan kondisi pasien. EWS digunakan sebagai assessment menilai tingkat keparahan/severity dari kondisi pasien. Early Warning Scoring secara langsung berperan serta dalam peningkatan mutu dan keselamatan pasien rumah sakit (Ditjen Yankes, 2018). 1.3 Standar deteksi dini perburukan kondisi Standar yang paling akurat dalam mendeteksi perubahan kondisi pasien adalah menggunakan tanda-tanda vital pasien itu sendiri. Terdapat 6 tanda vital yang mendapatkan pemantauan ketat oleh perawat diantaranya suhu tubuh, denyut nadi, tekanan darah, laju pernapasan, saturasi oksigen dan tingkat kesadaran. Pada penerapannya penambahan penilaian disesuaikan dengan kebijakan instansi tersebut. 1. Suhu tubuh: Suhu tubuh dikontrol oleh hipotalamus. Pemantauan suhu tubuh meliputi hipertermi atau pun hipotermi. Kondisi ini dapat menjadi salah satu hal yang menunjukan adanya perubahan fisiologis dari klien. 2. Denyut Nadi: Pemantauan denyut nadi meliputi irama, kecepatan, kekuatan dari denyut tersebut. Pemantauan terhadap peningkatan denyut ataupun penurunan denyut nadi dari batas normal 3. Tekanan darah: Pemantauan tekanan darah meliputi penurunan tekanan darah dari batas normal (hipotensi) atau pun peningkatan tekanan darah (hipertensi). Menjadi catatan penting, perawat perlu memperhatikan data pasien sebelumnya karena ada beberapa klien dengan tekanan darah yang rendah tetapi tidak menunjukan keluhan sama sekali.



4. Laju pernapasan: Pemantauan terhadap laju pernapasan untuk memantau adanya distres pernapasan. 5. Saturasi oksigen: Saturasi oksigen mencerminkan hemoglobin yang terikat oksigen dalam arteri di perifer. 6. Tingkat kesadaran: Pemantauan tingkat kesadaran merupakan bagian yang sangat vital dalam menilai perburukan kondisi pasien. Alur Deteksi Dini perburukan pasien 1. Cek dan catat tanda-tanda vital pasien 2. Lakukan penilaian menggunakan Early Warnig Score System 3. Jumlahkan semua score dan catat kategori 4. Lakukan tatalaksana sesuai algoritme 1.4 Sistem skoring dan algoritme EWS berdasarkan kategori Early Warning Scoring System merupakan sistem skoring fisiologis yang umumnya digunakan di unit medical bedah sebelum pasien mengalami kondisi kegawatan. Skoring ini disertai algoritme tindakan berdasarkan hasil skoring dari hasil pengkajian klien (Duncan&McMullan,2012). Macam-macam penggunaann EWS sebagai berikut: 1. Digunakan pada pasien dewasa-non obstetric. EWS Dewasa Pada pasien dewasa yang menjadi observasi serta gejala berikut yang harus di observasi untuk mendapatkan EWS yang akurat:  Pernapasan dalam 1 menit 



Penggunaan oksigen







Saturasi oksigen







Frekuensi Nadi minimal setengah menit







Tekanan Darah menggunakan tensi manual yang terkalibrasi







Tingkat kesadaranAVPU (alert, voice, pain, unresponsive)







Suhu (menggunakan tempat dan cara yang konsisten). (District Health Board, 2017)



Tabel 2.2 EWS Dewasa



Algoritme EWS dewasa Umum Hiau (0-1) : kondisi stabil, lakukan pemantauan 1x pershift Kuning (2-3) : kaji ulang skor oleh PP/PJ shift (SBAR& TBaK), tentukan masalah penyebab dan beri tindakan sesuai untuk mengatasinya, lakukan pemantauan setiap 2 jam Orange (4-5) : kaji ulang skor PP/Pj Shift, diketahui dokter dan DPJP (SBAR&TBaK), dokter menentukan tindakan yang sesuai, lakukan pemantauan setiap 1 jam, pertimbangkan untuk memindahan ke ruang intensive/ high care Merah (>6 ) : aktifkan codeblue, TMRC menangani kegawatan pasien, dokter dan DPJP hadir disamping klien, berkolaborasi menentukan rencana perawatan selanjutnya, lakukan pemantauan kondisi klien selama proses resusitasi. 2. Digunakan pada pasien obstetric. MEOWS (Modified Early Obstetric Warning Score) Pada pasien maternitas yang menjadi observasi serta gejala berikut yang harus di observasi untuk mendapatkan EWS yang akurat:  Respiratory rate calculated over 1 minute  Heart rate for at least ½ minute  Blood pressure  Conscious level using the AVPU  Temperature (by a consistent method)  Urine output



  



Lochia (post-natal) Proteinuria (ante and post-natal) Reflexes (ante and post-natal)



Table 2.3 MEOWS



Algoritma MEOWS maternal Hiau (0-1) : kondisi stabil, lakukan pemantauan 1x pershift Kuning (2-4) : kaji ulang skor oleh PP/PJ shift (SBAR& TBaK), tentukan masalah penyebab dan beri tindakan sesuai untuk mengatasinya, lakukan pemantauan setiap 2 jam Orange (5-6) atau ada skor 3 : kaji ulang skor PP/Pj Shift, diketahui dokter dan DPJP (SBAR&TBaK), dokter menentukan tindakan yang sesuai, lakukan pemantauan setiap 1 jam, pertimbangkan untuk memindahan ke ruang intensive/ high care Merah (>7) : aktifkan codeblue, TMRC menangani kegawatan pasien, dokter dan DPJP hadir disamping klien, berkolaborasi menentukan rencana perawatan selanjutnya, lakukan pemantauan kondisi klien selama proses resusitasi. 3. Digunakan pada anak. PEWS (Pediatric Early Warning Score) 4. Digunakan pada neonates. News (Neonatus Early Warninng Score) Pada pasien pediatric/neonatus yang menjadi observasi serta gejala berikut yang harus di observasi untuk mendapatkan EWS yang akurat:  Respiratory rate calculated over 1 minute  Respiratory distress score



    



Pulse oximetry Heart rate for at least ½ minute Blood pressure Conscious level using the AVPU Capillary refill time Note: Whilst temperature is not included in the PEWS, a baseline temperature recording is taken on admission and four hourly thereafter for an inpatient.



Table 2.4. EWS Anak (Usia 0-3 bulan)



Tabel. 2.5. EWS Anak (Usia 4-11 bulan)



Tabel. 2.6. EWS Anak (Usia 1-4 tahun)



Tabel. 2.7. EWS Anak (Usia 5-11 tahun)



Tabel. 2.8. EWS Anak (Usia ≥12 tahun)



Tabel. 2.9. Algoritma PEWS dan NEWS SKOR 1



Frekuensi reassessment Tindak Lanjut Setiap 4Jam Lapor PP/PJ Shift Frekuensi observasi ditingkatkan sesuai kondisi klinis 2 Setiap 2-4 jam 3 Setiap 1 jam Lapor Dokter Jaga Review oleh PP 4-5 Setiap 30menit Review oleh dokter jaga 6 atau ada satu Setiap 15 menit Lapor DPJP Review oleh DPJP skor 3 >7 Aktivasi CodeBlue TMRC Dalam mengobservasi pasien jika EWS hijau dapat diobservasi oleh perawat/bidan pelaksana. EWS kuning dapat diobservasi oleh Perawat Primer/Bidan Primer/KaTim/PJ Shift, dalam kurun waktu < 45 menit harus dilaporkan kepada dokter ruangan/PPDS. EWS orange dapat diobservasi oleh PPDS/DPJP/Dokter Jaga Konsulen dalam kurun waktu < 30menit. EWS merah dapat segera dilaporkan kepada TMRC/ Tim Code Blue/MET (Medical Emergency Team) dalam kurun waktu < 5menit.



BAB III PENUTUP



A. KESIMPULAN B. SARAN



DAFTAR PUSTAKA