TUGAS MAKALAH KLP 3 BU KASMA [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

MAKALAH



KESEHATAN MASYARAKAT DALAM KAITANNYA DENGAN PELAYANAN KEBIDANAN



DISUSUN OLEH: KELOMPOK III



1. SUNARTI 2. HILDAWIAH 3. ZULFIANA WARLI 4. MARWAH 5. WAHYUNI 6. YULI ANGGARIANI B 7. HERNA NENGSI 8. JULI INRIANI 9. MUSDALIFA 10. MUHSAWIAH. M. NUR



11. NUR INDA B. 12. NURHALIMA NURDIN 13. RISMAYANA F 14. ROSTINA 15. SABRIAH 16. SITTI RABIAH 17. SRI YESSI RIDWAN 18. SURIANI 19. WAHYUNI YULIANTI 20. YULIANTI MASRI



DOSEN PENGAMPU : KASMAYANI, S.ST., M.Keb



PROGRAM STUDI S1 KEBIDANAN



UNIVERSITAS MEGA BUANA PALOPO 2022



2



KATA PENGANTAR Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT. Karena atas berkat rahmat dan karunia-Nya kami dapat menyelesaikan makalah kami yang berjudul “Kesehatan Masyarakat dalam Kaitannya dengan Pelayanan Kesehatan”. Makalah ini disusun sebagai salah satu syarat pembelajaran atau tugas untuk memenuhi kriteria pembelajaran pada Mata Kuliah “Pelayanan Kebidanan dalam Sistem Pelyanan Kesehatan”.



Dalam



penyusunan makalah ini tidak



terlepas dari partisipasi dari berbagai pihak yang telah ikut serta dalam memberikan masukan dan saran sehingga makalah ini dapat diselesaikan tepat waktu. Oleh karena itu kami mengucapkan banyak terima kasih kepada seluruh pihak yang telah membantu menyelesaikan makalah ini. Kami menyadari makalah ini tidak luput dari berbagai kekurangan. Kami mengharapkan saran dan kritik demi kesempurnaan dan perbaikannya untuk kemajuan dikemudian hari. Harapan kami, dengan adanya makalah ini dapat menjadi sumber informasi, pengetahuan serta bermanfaat bagi penyusun maupun pembacanya. Demikian kami ucapkan terima kasih



Mamuju , 12 November 2022



Penyusun



ii



DAFTAR ISI HALAMAL JUDUL ............................................................................. i KATA PENGANTAR .................................................................................. ii DAFTAR ISI ................................................................................................... iii BAB I. PENDAHULUAN ............................................................................... 1 A. Latar Belakang...................................................................................... 1 B. Rumusan Masalah ................................................................................ 2 C. Tujuan Penulisan.................................................................................. 2 BAB II. PEMBAHASAN ................................................................................ 3 A. Konsep Kesehatan Masyarakat 1. Konsep dan definisi tentang kesehatan .......................................... 3 2. Perkembangan peran dan perspektif kesehatan masyarakat dalam kebidanan ............................................................................ 0 3. Peran bidan dalam kesehatan masyarakat ...................................... 0 4. Epidemiologi dalam kebidanan ...................................................... 0 5. Ketidaksetaraan dalam kesehatan................................................... 0 B. Teori dan Teknik dalam Memotivasi dalam Interview ........................ 0 C. Strategi Kesehatan Masyarakat dalam Pelayanan Kebidanan ............. 0 D. Skrining dan Support Kasus Kekerasan pada Perempuan, Ibu dan Anak ............................................................................................. 0 E. Prioritas Kesehatan Masyarakat dalam Konteks Kebidanan : Penyakit Noncommunicable, Alcohol, Merokok dan Penggunaan Obat Terlarang, Kekerasan dan Kelompok Rentan ............................. 0



iii



F. System Kesehatan di Indonesia Termasuk Pendanaan, Pelaksanaan Dan Evaluasinya .................................................................................. 0 G. Konsep Determinan Kesehatan ............................................................ 0 H. Evaluasi Kebijakan Pelayanan Kesehatan Reformasi System Kesehatan ................................................................................ 0 I. Kesehatan pada Kelompok Masyarakat Bawah ................................... 0 J. Penilaian Kualitas Pelayanan Kesehatan ............................................. 0 K. Perbandingan System Kesehatan di Indonesia dan Negara Lainnya ... 0 L. Kebijakan di Indonesia tentang Pelayanan Kebidanan ........................ 0 BAB III. PENUTUP A. Kesimpulan .......................................................................................... 0 B. Saran .................................................................................................... 0 DAFTAR PUSTAKA



iv



BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Ilmu kesehatan Masyarakat merupakan satu ilmu yang mempelajari tentang kesehatan dalam suatu komunitas. Berbicara kesehatan masyarakat tidak terlepas dari dua tokoh mitologi Yunani yaitu Asclepius dan Higea. Asclepius disebutkan sebagai dokter pertama yang tampan dan pandai yang dapat mengobati penyakit dan bahkan melakukan bedah berdasarkan prosedur-prosedur tertentu dengan baik. Higeia, seorang asistennya yang juga istrinya telah melakukan upaya kesehatan. Bedanya Aclepius melakukan dengan pendekatan (pengobatan penyakit), setelah penyakit tersebut terjadi pada seseorang. Sedangkan Higeia mengajarkan kepada pengikutnya dalam pendekatan masalah kesehatan melalui “hidup seimbang”, seperti menghindari makanan/minuman yang beracun, makan makanan yang bergizi (baik) cukup istirahat dan melakukan olahraga. Salah satu tokoh bernama Charles Edward Amory Winslow (1920) telah memberikan batasan yang komprehensip tentang kesehatan masyarakat. Sekarang ini, Winslow yang merupakan seaorang ahli kesehatan masyarakat dan seorang ahli bakteriologi, dikenal sebagai Bapak Kesehatan Masyarakat. Menurut Winslow, kesehatan masyarakat adalah ilmu dan seni mencegah



penyakit,



memperpanjang



hidup



dan



meningkatkan



kesehatan melalui usaha-usaha pengorganisasian masyarakat untuk : 1. Perbaikan sanitasi lingkungan 2. Pemberantasan penyakit-penyakit menular 3. Pendidikan untuk kebersihan perorangan



1



4. Pengorganisasian pelayanan-pelayanan medis dan perawatan untuk diagnosis dini dan pengobatan 5. Pengembangan rekayasa sosial untuk menjamin setiap orang terpenuhi kebutuhan hidup yang layak dalam memelihara kesehatannya Pada awalnya kesehatan masyarakat hanya mencakup 2 disiplin pokok keilmuan, yaitu ilmu bio-medis (medical biologi) dan ilmu sosial (social



sciences).



Namun



seiring



perkembangan



jaman



yang



mempengaruhi perubahan faktor yang mempengaruhi kesehatan masyarakat, disiplin ilmu kesehatan masyarakat makin meluas cakupannya, yakni ilmu biologi, ilmu kedokteran, ilmu kimia, ilmu fisika, ilmu tentang lingkungan, sosiologi, antropologi, psikologi, ilmu pendidikan dan sebagainya.



B. Rumusan Masalah C. Tujuan



2



BAB II PEMBAHASAN A. Konsep Kesehatan Masyarakat 1. Konsep dan definisi tentang kesehatan Sehat Menurut WHO adalah “keadaan yang meliputi kesehatan fisik, mental, dan sosial yang tidak hanya berarti suatu keadaan yang bebas dari penyakit dan kecacatan”. Sedangkan menurut UU No.23 tahun 1992 tentang kesehatan menyatakan bahwa “Kesehatan adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa dan sosial yang memungkinkan hidup produktif secara sosial dan ekonomi”. Dalam pengertian ini maka kesehatan harus dilihat sebagai satu kesatuan yang utuh terdiri dari unsur-unsur fisik, mental dan sosial dan didalamnya kesehatan jiwa merupakan bagian integral kesehatan. Definisi



sehat



yang



dikemukakan



WHO



mengandung



3



karakteristik yang dapat meningkatkan konsep sehat yang positif, yaitu : a.



Memerhatikan individu sebagai sebuah system yang menyeluruh



b.



Memandang sehat dengan mengidentifikasi lingkungan internal dan eksternal



c.



Penghagaan terhadap pentingnya peran individu dalam hidup Dalam pengertian yang paling luas, kesehatan merupakan suatu



keadaan yang dinamis dimana individu menyesuaikan diri dengan perubahan-perubahan



lingkungan



internal



(psikologis,



intelektual,



spiritual, dan penyakit) dan eksternal (lingkungan fisik, sosial, dan ekonomi). 2. Perkembangan peran dan perspektif kesehatan masyarakat dalam kebidanan Perkembangan kesehatan masyarakat di bagi dalam tiga periode : a. Periode sebelum ilmu pengetahuan Pada periode ini masyarakat belum terlalu memahami arti pentingnya kesehatan dalam kehidupannya dalam sehari-hari, ini ditandai dengan



3



dengan adanya peraturan tertulis yang mengatur pembuangan limbah kotoran yang tujuan awalnya tidak untuk kesehatan tetapi karena limbah menimbulkan bau tidak sedap. Namun lama-lama mereka makin menyadari pentingnya kesehatan setelah timbulnya berbagai macam penyakit menular menyerang sebagian penduduk dan menjadi epidemi bahkan telah menjadi endemi. Contohnya kolera namun upaya pemecahan masalah secara menyeluruh belum dilakukan. b. Periode ilmu pengetahuan Periode ini masalah penyakit merupakan masalah komplek, sehingga jika pada periode sebelum ilmu pengetahuan belum ditemukan pemecahan masalah, pada periode ini mulai ditemukan penyebabpenyebab penyakit vaksin sebagai pencegah, ini dibuktikan Lous Pasteur menemukan vaksin pencegah cacar. Joseph Lister menemukan asam karbol untuk sterilisasi ruang operasi dan William Marton menemukan ether sebagai anastesi pada waktu operasi. Penyelidikan dan upaya-upaya kesehatan masyarakat secara ilmiah pun mulai digalakkan. Ini dibuktikan dengan telah dikembangkannya pendidikan tenaga kesehatan



professional oleh seorang pedagang wiski dari



baltimor Amerika dengan berdirinya universitas serta pemerintah Amerika membentuk departemen kesehatan untuk menyelenggarakan pelayanan kesehatan bagi penduduk, juga perbaikan dan pengawasan sanitasi lingkungan c. Perkembangan kesehatan masyarakat di Indonesia Dimulai pada Abad ke-16, Pemerintah Belanda mengadakan upaya pemberantasan cacar dan kolera yang sangat ditakuti masyarakat pada waktu itu. Sehingga pemerintah Belanda pada waktu itu melakukan upaya-upaya kesehatan masyarakat, kemudian pada tahun 1807 Pemerintah Jendral Daendel, dilakukan pelatihan dukun bayi dalam praktik persalinan. Upaya ini dilakukan dalam rangka upaya penurunan angka kematian bayi pada waktu itu. Tahun 1888 berdiri pusat laboratorium kedokteran di Bandung yang menunjang



4



pemberantasan penyakit seperti malaria, lepra, cacar, gizi dan sanitasi yang kemudian berkembang pada tahun-tahun berikutnya di Medan, Semarang,



Surabaya,



dan



Yogyakarta.



Pada



tahun



1984



dikembangkan paket terpadu kesehatan dan keluarga berencana di Puskesmas (KIA, KB, Gizi, Penanggulangan Diare, Imunisasi). Kemudian pada awal tahun 1990, puskesmas menjelma menjadi kesatuan organisasi kesehatan fungsional yang merupakan pusat pengembangan kesehatan masyarakat yang juga memberdayakan peran serta masyarkat, selain memberikan



pelayanan secara



menyeluruh dan terpadu kepada masyarakat di wilayah kerjanya dalam bentuk kegiatan pokok. 3. Peran bidan dalam kesehatan masyarakat (the public health role of the midwife) a. Pemberi pelayanan kesehatan (provider) Bidan dapat memberikan pelayanan KIA baik secara langsung maupun tidak langsung b. Pendidik Bidan memberikan pendidikan kesehatan kepada kelompok keluarga beresiko



tinggi



dan



kader



kesehatan



dengan



tujuan



untuk



meningkatkan KIA c. Pengelola Bidan



dapat



mengelola



(merencakanan,



mengorganisasi,



menggerakkan, dan mengevaluasi) pelayanan KIA baik secara langsung maupun tidak langsung d. Konselor Bidan berperan dalam memberikan konseling atau bimbingan tentang kesehatan ibu dan anak kepada keluarga, kader, maupun masyarakat e. Advokat Bidan memberikan informasi dan sokongan kepada seseorang sehingga mampu membuat keputusan yang terbaik f. Kolaborasi/koordinasi



5



Bidan berkolaborasi dan berkoordinasi dengan disiplin ilmu lain dalam meningkatkan KIA g. Perencana Merencanakan pelayanan kebidanan dan berpartisispasi dalam perencanaan program pemerintah ataupun program di masyarakat h. Peneliti Bidan melakukan penelitian untuk mengembangkan pelayanan terhadap kesehatan ibu dan anak 4. Epidemiologi dalam kebidanan Epidemiologi berasal dari bahasa Yunani, yaitu (Epi=pada, Demos=penduduk, Logos=ilmu), dengan demikian epidemiologi aalah ilmu yang mempelajari hal-hal yang berkaitan dengan masyarakat. Menurut WHO, epidemiologi adalah ilmu yang mempelajari distribusi dan determinan dari peristiwa kesehatan dan peristiwa lainnya yang berhubungan dengan kesehatan yang menimpa sekelompok masyarkat dan menerapkan ilmu tersebut untuk memecahkan masalahmasalah tersebut. Ada 3 komponen penting yang ada dalam epidemiologi, sebagai berikut : a. Frekuensi masalah kesehatan Frekuensi yang dimaksudkan dsini menunjuk kepada besarnya masalah kesehatan yang terdapat pada sekelompok manusia. Untuk dapat mengetahui frekuensi suatu masalah kesehatan dengan tepat ada dua hal pokok yang harus dilakukan yakni menemukan masalah kesehatan yang dimaksud untuk kemudian dilanjutkan dengan melakukan pengukuran atas masalah kesehatan yang ditemukan tersebut. b. Penyebaran masalah kesehatan Yang dimaksud dengan penyebaran masalah kesehatan disini adalah menunjuk kepada pengelompokan masalah kesehatan menurut suatu keadaan tertentu. Keadaan tertentu yang dimaksudkan banyak



6



macamnya, yang dalam epidemiologi dibedakan atas 3 macam yakni menurut ciri-ciri manusia (man), menurut tempat (place), dan menurut waktu (time). c. Faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya masalah kesehatan Yang dimaksud dengan faktor-faktor yang mempengaruhi disini adalah menunjuk kepada faktor penyebab dari suatu masalah kesehatan, baik yang menerangkan frekuensi, penyebaran ataupun yang menerangkan penyebab munculnya masalah kesehatan itu sendiri. Untuk ini ada 3 langkah pokok yang lazim dilakukan yakni merumuskan hipotesa tentang penyebab yang dimaksud, melakukan pengujian terhadap rumusan hipotesa yang telah disusun dan setelah itu menarik kesimpulan terhadapnya. Dengan diketahui penyebab suatu masalah kesehatan, maka dapat disusun langkah-langkah penanggulangan selanjutnya dari masalah kesehatan tersebut. Seperti berbagai cabang ilmu lainnya, epidemiologi juga mempunyai ruang lingkup kegiatan tersendiri, secara sederhana dapat dibedakan atas tiga macam, yakni : a. Masalah kesehatan sebagai subjek dan objek epidemiologi Epidemiologi tidak hanya sekedar mempelajari masalah-masalah penyakit saja, tetapi juga mencakup masalah kesehatan yang sangat luas ditemukan di masyarakat. Diantaranya masalah keluarga berencana,



masalah



kesehatan



lingkungan,



pengadaan



tenaga



kesehatan, pegadaan sarana kesehatan dan sebagainya. Dengan demikian, subjek dan objek epidemiologi berkaitan dengan masalah kesehatan secara keseluruhan. b. Masalah kesehatan pada sekelompok manusia Pekerjaan epidemiologi dalam mempelajari masalah kesehatan, akan memanfaatkan data dari hasil pengkajian terhadap sekelompok manusia, apakah itu menyangkut masalah penyakit, keluarga berencana atau kesehatan lingkungan. Setelah dianalisis dan diketahui



7



penyebabnya dilakukan upaya-upaya penanggulangan sebagai tindak lanjutnya. c. Pemanfaatan data tentang frekuensi dan penyebaran masalah kesehatan dalam merumuskan penyebab timbulnya suatu masalah kesehatan. Pekerjaan epidemiologi akan dapat mengetahui banyak hal tentang maslaah kesehatan dan penyebab dari masalah tersebut dengan cara menganalisis data tentang frekuensi dan penyebaran masalah kesehatan yang terjadi pda sekelompok manusia atau masyarakat. Dengan memanfaatkan perbedaan yang kemudian dilakukan uji statistik, maka dapat dirumuskan penyebab timbulnya masaah kesehatan. Kegunaan epidemiologi dalam kebidanan apabila dapat dipahami dan diterapkan dengan baik, akan diperoleh manfaat sederhana sebagai berikut : a. Membantu pekerjaan administrasi kesehatan b. Yaitu membantu pekerjaan dalam perencanaan (Planning) dari pelayanan kesehatan, pemantauan (Monitoring) dan penilaian (Evaluation) suatu upaya kesehatan. Data yang diperoleh dari pekerjaan epidemiologi akan dapat dimanfaatkan untuk melihat apakah upaya yang dilakukan telah sesuai dengan rencana atau tidak (pemantauan) dan ataukah tujuan yang ditetapkan telah tercapai atau tidak (penilaian) c. Dapat menerangkan penyebab suatu masalah kesehatan Dengan diketahuinya penyebab suatu masalah kesehatan, maka dapat disusun langkah-langkah penanggulangan selanjutnya, baik yang bersifat pencegahan ataupun yang bersifat pengobatan. d. Dapat menerangkan perkembangan alamiah suatu penyakit Salah satu masalah kesehatan yang sangat penting adalah tentang penyakit.



Dengan



menggunakan



metode



epidemiologi



dapat



diterangkan riwayat alamiah perkembangan suatu penyakit (Natural



8



History of Disease). Pengetahuan tentang perkembangan alamiah ini amat penting dalam menggambarkan perjalanan suatu penyakit. Dengan pengetahuan tersebut dapat dilakukan berbagai upaya untuk menghentikan perjalanan penyakit sedemikian rupa sehingga penyakit tidak sampai berkelanjutan. Manfaat/peranan epidemiologi dalam menerangkan perkembangan alamiah suatu penyakit adalah melalui pemanfaatan keterangan tentang frekuensi dan penyebaran penyakit terutama penyebaran penyakit menurut waktu. Dengan diketahuinya waktu muncul dan berakhirnya suatu penyakit, maka dapatlah diperkirakan perkembangan penyakit tersebut dapat menerangkan keadaan suatu masalah kesehatan karena epidemiologi mempelajari tentang frekuensi dan penyebaran masalah kesehatan, maka akan diperoleh keterangan tentang keadaan masalah kesehatan tersebut. Keadaan yang dumaksud disini merupakan perpaduan dari keterangan menurut ciri-ciri manusia, tempat, dan waktu 5. Ketidaksetaraan dalam kesehatan Ketidaksetaraan kesehatan adalah istilah yang digunakan di sejumlah Negara untuk merujuk pada kasus-kasus dimana kesehatan dua kelompok demografis (tidak harus kelompok etnis atau ras) berbeda meskipun memiliki akses komparatif ke layanan perawatan kesehatan. Contoh-contoh tersebut tersebut termasuk tingkat morbiditas dan mortalitas yang lebih tinggi bagi mereka yang berada di kelas pekerjaan yang lebih rendah daripada mereka yang berada dikelas yang lebih tinggi, dan kemungkinan yang meningkat dari mereka yang berasal dari etnis minoritas didiagnosis dengan gangguan kesehatan mental. WHO Mendiskusikan 10 fakta mengenai ketidaksetaraan dalam kesehatan, antara lain : a. Ketidaksetaraan kesehatan adalah perbedaan sistematik pada hasil akhir kesehatan b. Setiap hari terdapat 16.000 anak yang meninggal sebelum umur 5 tahun



9



c. Mortalitas ibu adalah kunci indicator dari ketidaksetaraan d. Tuberculosis adalah penyakit miskin e. 87% dari kematian dini yang disebabkan oleh penyakit tidak menular terjadi pada negara berpenghasilan rendah dan sedang f. Ada perbedaan sebesar 34 tahun harapan hidup antar negara g. Terdapat ketidaksetaraan yang tinggi di dalam sebuah negara h. Lebarnya kesenjangan kesehatan di perkotaan i. Ketidaksetaraan kesehatan menyebabkan kerugian finansial pada masyarakat j. Ketidaksetaraan yang berkelanjutan akan menghambat pembangunan Ketidaksetaraan kesehatan adalah sesuatu yang tidak adil, namun dampaknya dapat dikurangi dengan bantuan kebijakan pemerintah. B. Teori dan teknik dalam memotivasi dalam interview Motivasi adalah suatu pertanyaan yang komplek dimana dalam suatu organisme yang mengarahkan tingkah laku terhadap suatu tujuan (goal) atau perangsang. Teori-teori motivasi menurut para ahli, yaitu sebagai berikut : 1. Teori Motivasi menurut Maslow Menurut



Maslow



manusia



mempunyai



sejumlah



kebutuhan



diklasifikasikannya pada lima tingkatan atau lima hierarki (hierarki of needs) yaitu : a. Kebutuhan psikologis (Physicological), antara lain rasa lapar, haus, perlindungan (pakaian dan perumahan), seks, dan kebutuhan jasmani b. Kebutuhan akan rasa aman (safety), antara lain keselamatan dan perlindungan terhadap kerugian fisik dan emosional c. Kebutuhan sosial (social), mancakup kasih sayang, rasa memiliki, diterima baik, dan persahabatan d. Kebutuhan



penghargaan



(esteem/respected),



mencakup



faktor



penghormatan diri seperti harga diri, otonomi, dan prestasi, serta faktor penghormatan dari luar seperti misalnya status, pengakuan, dan perhatian



10



e. Kebutuhan aktualisasi diri (self-fulfillment), dorongan untuk menjadi seseorang/sesuatu sesuai ambisinya, yang mencakup pertumbuhan, pencapaian potensi, dan pemenuhan kebutuhan diri. 2. Teori motivasi menurut Douglas McGregor Teori ini lebih dikenal dengan teori X dan Y, dimana manusia dibedakan kedalam dua kategori yaitu manusia X dan manusia Y berdasarkan asumsi-asumsi tertentu. Dimana teori X cenderung dengan pandangan negatif sedangkan teori Y pada pandangan positif. 3. Teori motivasi menurut Frederick Herzberg Teori ini disebut juga sebagai Teori Motivasi dan Higiene (Motivation Hygiene Theory). Teori ini dikaitkan dengan pandangan para pegawai tentang pekerjaannya. Hasil temuannya menunjukkan bahwa jika para pegawai berpandangan positif terhadap pekerjaannya, dalam diri mereka tidak ada kepuasan, bukan ketidakpuasan seperti umumnya dikemukakan oleh para pakar motivasi lainnya. 4. Teori “ERG” Menurut Cayton Alderfer, bahwa “manusia mempunyai tiga kelompok kebutuhan inti (core needs) yang disebutnya eksistensi, hubungan, dan pertumbuhan (existence, relatedness, and growth – ERG)”. Sepintas teori ini mirip dengan teori Maslow, bedanya pada teori Aldefer ketiga kelompok kebutuhan tersebut dapat timbul secara simultan dan pemuasannya tidak dapat dilakukan sepotong-sepotong, akan tetapi ketiga-tiganya sekaligus, meskipun mungkin dengan intensitas yang berbeda-beda. Dengan kata lain Aldefer menolak pendekatan hierarki yang dikemukakan Maslow. 5. Teori Motivasi menurut David McClelland Salah satu teori yang popular dikalangan praktisi manajemen ialah teori yang dikembangangkan oleh David McClelland seorang ahli psikolog dari Universitas Harvard. Dia menyatakan bahwa ada tiga hal penting yang menjadi kebutuhan manusia, yaitu : a. Need for achievement ( kebutuhan akan prestasi)



11



b. Need for affiliation ( kebutuhan akan hubungan social/hamper sama dengan sicialneed-nya Maslow) c. Need for power (dorongan untuk mengatur) 6. Teori Harapan Teori harapan intinya terletak pada pendapat yang mengakatakan bahwa kuatnya kecenderungan seseorang bertindak dengan cara tertentu tergantung pada kekuatan harapan bahwa tindakan tersebut akan diikuti oleh suatu hasil tertentu dan pada daya tarik hasil itu bagi orang yang bersangkutan. Teori ini mengandung tiga variabel, yaitu daya tarik, hubungan antara prestasi kerja dengan imbalan serta hubungan antara usaha dan prestasi kerja Adapun teknik motivasi antara lain : 1. Pendekatan kerja tradisional “be strong”  Pemaksaan  Pengawasan secara ketat  Perilaku pekerja diarahkan dengan insentif dan ancaman hukuman  Tugas dibuat dalam operasi-operasi yang sederhana dan mudah dipelajari 2. Pendekatan Human Relation “be good”  Otonomi  Tanggung jawab  Keterlibatan  Pemberdayaan  Kesempatan untuk berkembang  Meaningful & Challenging Works 3. Implicit bargaining Merupakan kombinasi pendekatan tradisional dan pendekatan human relations. 4. Kompetisi



12



Sederhana saja, bahwasannya dengan menciptakan situasi persaingan diharapkan motivasi kerja akan bertambah besar. 5. Motivasi internal Self motivation, self management, motivasi diupayakan bangkit dalam diri pekerja sendiri (kesadaran). C. Strategi kesehatan masyarakat dalam pelayanan kebidanan 1. Pendekatan edukatif dalam peran serta masyarakat, Dalam pendekatan ini ujung tombaknya adalah gerakan pemberdayaan, yang memiliki tiga pilar yaitu konseling, kunjungan rumah, dan pengorganisasian masyarakat. 2. Pelayanan yang berorientasi pada kebutuhan masyarakat Proses dimana masyarakat dapat mengindentifikasi kebutuhan dan tentukan prioritas dari kebutuhan tersebut serta mengembangkan keyakinan masyarakat untuk beruaha memenuhi kebutuhan sesuai skala prioritas berdasarkan atas sumber-sumber yang ada di masyarakat sendiri maupun berasal dari luar secara gotong royong 3. Menggunakan/memanfaatkan fasilitas dan potensi yang ada di masyarakat Masalah kesehatan pada umumnya disebabkan oleh rendahnya status sosial ekonomi yang diakibatkan ketidaktahuan dan ketidakmampuan memelihara diri sendiri (self care) sehingga apabila berlangsung terus akan berdampak pada status kesehatan keluarga dan masyarakat juga produktifitasnya. 4. Komunikasi yang baik Beberapa hal yang perlu diperhatikan bidan dalam berkomunikasi kepada masyarakat antara lain : 



Jangan terlalu banyak bicara, cobalah untuk tidak banyak menyela







Jangan meneruskan kalimat mereka atau mengantisipasi apa yang sedang mereka bicarakan







Tanyakan apabila anda merasa kurang jelas







Lebih baik membecirakan sesuatu secara tatap muka daripada membicarakan sesuatu secara tertulis 13



5. Pemberdayaan masyarakat Pemberdayaan masyarakat adalah bagian dari paradigm pembangunan yang memfokuskan perhatiannya kepada semua aspek yang prinsipil dari manusia di lingkungannya yakni mulai dari aspek intelektual (sumber daya manusia), aspek material dan fisik, sampai kepada aspek manajerial. Keberdayaan masyarakat dirincikan dengan timbulnya kesadaran bahwa mereka paham akan haknya atas lingkungan hidup yang baik dan sehat serta sanggup menjalankan kewajiban dan tanggung jawab untuk tercapainya kualitas lingkungan hidup yang dituntutnya. D. Skrining dan support kasus kekerasan pada perempuan, ibu dan anak E. Prioritas



kesehatan



masyarakat



dalam



konteks



kebidanan,



penyakit



noncommunicable, alkohol, merokok dan penggunaan obat terlarang, kekerasan dan kelompok rentan F. System kesehatan di Indonesia termasuk pendanaan, pelaksanaan dan evaluasinya Bagaimana aplikasi sistem kesehatan di Indonesia?? Indonesia menganut adanya pernyataan eksplisit mengenai sistem kesehatan. Secara hukum, sistem kesehatan di Indonesia diformulasikan dalam dokumen Sistem Kesehatan Nasional (SKN) berdasarkan peraturan Presiden (Perpres) No. 27 Tahun2012. SKN adalah pengelolaan Kesehatan yang diselenggarakan oleh semua komponen bangsa Indonesia secara terpadu dan saling mendukung guna menjamin tercapainya derajat kesehatan masyarakat yang setinggitingginya. SKN di Indonesia mengalami 4 (Empat) kali perubahan atau pemutakhiran. SKN 2012 ini merupakan pengganti dari SKN 2009, sedangkan SKN 2009 merupakan pengganti SKN 2004, dan SKN 2004 sebagai pengganti SKN 1982. Pemutakhiran ini dibutuhkan agar SKN 2012 dapat mengantisipasi berbagai tantangan perubahan pembangunan kesehatan dewasa ini dan masa depan. Dokumen SKN menjelaskan sector swasta yang memiliki atau mengembangkan industri kesehatan, seperti industri farmasi, alat-alat kesehatan, jamu, makanan sehat, asuransi kesehatan, dan industri pada



14



umumnya.



Namun, dokumen SKN (2012) belum memprediksi adanya



Lembaga BPJS yang baru berjalan pada tahun 2014. Hal ini mencerminkan bahwa dokumen SKN tidak sesuai atau tertinggal dengan perkembangan dinamis yang terjadi di masyarakat. Dengan diundangkannya Undang-undang BPJS, tahun 2014 merupakan tahun istimewa karena Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) dimulai untuk pertama kalinya, dan BPJS beroperasi. Komponen pembiayaan dalam sistem kesehatan berubah dengan penekanan pada kemauan pemerintah untuk lebih mendanai masyarakat dalam hal kesehatan. Dalam perubahan sistem pembiayaan ini, ada Lembaga baru, yaitu BPJS, yang dalam waktu singkat menjadi Lembaga berpengaruh dalam sistem kesehatan. Pembiayaan kesehatan bertujuan untuk memastikan bahwa semua individu memiliki akses terhadap kesehatan masyarakat yang efektif dan pelayanan kesehatan individu (WHO, 2010). Sistem pembiayaan kesehatan yang baik ialah mampu mengumpulkan dana memadai untuk kesehatan, mencari cara untuk memastikan masyarakat dapat menggunakan layanan yang dibutuhkan, dan mampu melindungi dari bencana keuangan atau pemiskinan akibat pembayaran layanan kesehatan. Sistem pembiayaan juga diharapkan memberikan insentif bagi penyedia pelayanan kesehatan dan pengguna layanan kesehatan, supaya efisien (WHO, 2007). Sistem pendanaan kesehatan tidak mudah dikelola karena mempunyai berbagai tantangan yang perlu diatasi. Tantangan sistem pembiayaan kesehatan, antara lain terletak pada tingkat kecukupan dan profil pengeluaran kesehatan, serta cakupan populasi dalam skema perlindungan pembiayaan. G. Konsep determinan kesehatan Status kesehatan dipengaruhi oleh berbagai faktor umum yang turut memengaruhi kesehatan, dikenal sebagai determinan sehat. Blum (1981) merumuskan bahwa determinan sehat terdiri dari genetik, perilaku, lingkungan dan pelayanan kesehatan. WHO (2017) menjabarkan determinan kesehatan terdiri dari : lingkungan sosial dan ekonomi, lingkungan fisik, karakteristik individu (gender, pendidikan, penghasilan dan status sosial), perilaku individu, genetika dan pelayanan kesehatan. Menurut Centre for



15



Disease Control and Prevention/CDC, 2020), determinan sehat secara umum dapat dikelompokkan menjadi lima kategori besar yaitu : genetika, perilaku, pengaruh lingkungan dan fisik, perawatan medis dan faktor sosial, dimana kelima kategori ni saling berhubungan. Faktor sosial yang turut memengaruhi kesehatan dikenal sebagai determinan social kesehatan atau Social Determinant of Health (SDOH) yaitu kondisi di lingkungan dimana seseorang berada yang memengaruhi berbagai hasil dan risiko kesehatan, fungsi, dan kualitas hidup. US Department of Health and Human Service (2021) merumuskan SDOH yang menjadi fokus program Healthy People 2030 menjadi lima domain, yaitu : a. Stabilitas ekonomi b. Akses dan kualitas pendidikan c. Akses dan kualitas pelayanan kesehatan d. Pembangunan lingkungan dan lingkungan buatan e. Konteks sosial dan komunitas Determinan sosial kesehatan ini berdampak besar pada kesehatan, kesejahteraan, dan kualitas hidup masyarakat. Determinan sosial kesehatan dan perilaku turut memengaruhi mortalitas dan morbiditas. H. Evaluasi kebijakan pelayanan kesehatan I.



Reformasi system kesehatan Reformasi di bidang esehatan yang telah mnetapkan Visi Pembangunan Kesehatan dinyatakan dalam “Indnesia Sehat tahun 2010”. Visi yang ingin dicapai melalui pembangunan kesehatan tersebut adalah mewujudkan bangsa dan Negara yang ditandai dengan masyarakat hidup dalam lingkungan dan berperilaku hidup sehat, serta memiliki kemampuan untuk menjangkau pelayanan kesehatan yang bermutu secara adil dan merata serta memiliki derajat kesehatan yang setinggi-tingginya. Reformasi system kesehatan nasional yang dikembangkan oleh Kementrian PPN/Bappenas mengacu kepada berbagai referensi dan lingkup. Reformasi system kesehatan merupakan perubahan fundamental system



16



kesehatan dalam aspek kebijakan, program, maupun kegiatan yang dilakukan secara berkelanjutan (WHO, 2007). Ada empat kerangka kebijakan reformasi system kesehatan, yaitu : a. Sistemik : terdapat system/kelembagaan yang mengatur regulasi, pembiayaan, dan layanan b. Terorganisir : menentukan pihak/lembaga/organisasi serta jejaring terkait yang berperan memberikan layanan kesehatan dengan berfokus pada jaminan kualitas dan efisiensi layanan kesehatan c. Programatik



:



menetapkan



prioritas



system



kesehatan



dengan



mendifinisikan program/kegiatan intervensi secara universal d. Instrumental : menciptakan atau menggunakan sebuh instrument untuk meningkatkan kinerja system berbasis informasi, hasil penelitian, inovasi teknologi, dan pengembangan sumber daya manusia. J.



Kesehatan pada kelompok masyarakat bawah



K. Penilaian kualitas pelayanan kesehatan Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, Kualitas atau biasa disebut dengan mutu adalah ukuran, derajat, atau taraf tentang baik buruknya suatu produk barang dan jasa. Kualitas atau mutu merupakan derajat terpenuhinya persyaratan yang ditentukan.



Suatu produk atau pelayanan yang sesuai



dengan segala spesifikasinya akan dikatakan bermutu/berkualitas, apapun bentuk produknya. Kualitas Pelayanan adalah perbedaan antara pelayanan yang diharapkan dengan pelayanan yang diterima. Mutu layanan kesehatan tercapai apabila kebutuhan dengan harapan pengguna jasa dalam hal ini adalah pasien dapat terpenuhi. Apabila pelayanan sudah dilaksanakan sesuai dengan standar yang telah ditetapkan maka dapat dipastikan pelayanan yang diberikan memiliki kualitas yang baik walaupun tidak semua pasien merasakan hal yang sama. Jadi kualitas atau mutu pelayanan kesehatan adalah kemampuan suatu pemberi layanan jasa dalam memberikan pelayanan sesuai standar yang telah ditetapkan sesuai dengan perkembangan ilmu dan tehnologi yang nantinya



17



akan memberikan kepuasan pasiennya. Sedangkan kualitas atau mutu layanan kebidanan adalah kemampuan pelayanan kesehatan khususnya asuhan kesehatan ibu dan bayi sesuai kode etik dan standar pelayanan profesi bidan. Pada umumnya untuk meningkatkan mutu pelayanan ada dua cara : a. Meningkatkan mutu dan kualitas sumber daya, tenaga, biaya, peralatan, perlengkapan dan material b. Memperbaiki metode atau penerapan teknologi yang dipergunakan dalam kegiatan pelayanan L. Perbandingan system kesehatan di Indonesia dengan negara lainya Sistem kesehatan merupakan suatu istilah yang mencakup personal, Lembaga, komoditas, informasi, pembiayaan dan strategi tata pemerintah dalam memberikan layanan pencegahan dan pengobatan kepada masyarakat. Sistem kesehatan dibuat dengan tujuan dapat merespon kebutuhan dan harapan yang dimiliki masyarakat dalam pemenuhan pelayanan kesehatan yang adil dan merata. Hal ini tertuang dalam UUD 1945, yang menegaskan bahwa “setiap orang berhak hidup sehat serta berhak memperoleh pelayanan kesehatan” Pasal 28 H angka (1) “negara bertanggung jawab atas penyediaan fasilitas pelayanan kesehatan bagi seluruh warga negaranya” (Sarwo YB, 2012). Sistem kesehatan menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) merupakan sebuah kegiatan yang bertujuan dalam mempromosikan, memulihkan atau menjaga kesehatan. Sistem kesehatan yang baik sangat penting dalam mencapai Millenium Development Goals (MDGs). Sistem kesehatan pada setiap negara sangat bervariasi, tapi mempunyai satu tujuan yang sama yakni memberikan derajat kesehatan masyarakat yang terjamin. Setiap negara maju maupun negara berkembang memiliki kelebihan dan kelemahan masing-masing yang berasal dari setiap sistem kesehatan yang diterapkan. Sistem kesehatan yang lampau sampai sekarang disetiap negara mengalami perubahan yang lebih baik. Setiap pemerintahan negara berkembang maupun negara maju berusaha agar bisa mencover iuran pertanggungan kesehatan bagi masyarakatnya. Sistem



18



pembiayaan kesehatan di setiap negara hubungannya tidak selaras, hal ini dikarenakan pada setiap negara mempunyai disparitas ciri penduduk, pendapatan negara, ekonomi dan lingkungan geografis yang sangat berperan. Perbedaan negara berkembang dan negara maju banyak mengalami aneka macam ancaman untuk membentuk sistem kesehatan. Pada negara maju terlihat lebih baik dibandingkan dengan yang digunakan negara berkembang, hal ini bisa dilihat bagaimana status kesehatan warga dan peraturan kesehatannya. Sistem Kesehatan Nasional (SKN) di Indonesia sudah mampu memberikan peningkatan status kesehatan seluruh rakyat Indonesia ditinjau tahun ke tahun. Namun masih diharapkan upaya akselerasi pencapaian indicator kesehatan dalam rangka mengejar ketertinggalan dengan negara lain. Salah satu problematika pada Indonesia dilihat dengan kurangnya tenaga kesehatan, akses layanan kesehatan yang kurang memadai, biaya kesehatan yang tidak dapat tercover dengan baik, fasilitas yang kurang lengkap jadi dasar permasalahan pada sistem kesehatan Indonesia. M. Kebijakan di Indonesia tentang pelayanan kebidanan



19



BAB II PENUTUP A. Kesimpulan B. Saran



20



DAFTAR PUSTAKA



21