Tugas Mankep Partisipatif [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

MANAJEMEN KEPERAWATAN “GAYA KEPEMIMPINAN PARTISIPATIF”



Disusun Oleh: Anita Indahniati Noviyanti Putri Alfiyyah Munif Sifah Fauziah Taufik Azhari Agi



GEDUNG STIKES BANTEN Jl. RAWA BUNTU NO;10, BSD CITY – SERPONG 15318 1



BAB I PENDAHULUAN



1.1



Latar Belakang Latar



Belakang



Makalah



Manajemen



Keperawatan



“Gaya



Kepemimpinan Partisipatif”, adalah sebagai berikut ini : Organisasi sangat erat kaitannya dengan kepemimpinan, yang mana fungsi seorang pemimpin adalah untuk mempengaruhi orang lain untuk mencapai tujuan. Dalam pencapaian tujuannya pemimpin dapat mengambil macam - macam kepemimpinan yang salah satunya adalah kepemimipinan partisipatif yang pengambilan keputusannya meminta bawahan untuk terlibat dalam pengambilan keputusan tersebut. Dalam organisasi kepemimpinan partisipatif sangat efisien digunakan karena mengikut sertakan bawahan bawahan dalam pengambilan keputusan atau dengan kata lain seperti kepemimipinan yang demokrasi.



1.2



Rumusan Masalah Dalam penulisan makalah yang telah dibuat dapat ditarik rumusan masalah sebagai berikut : 1.2.1 Apa yang dimaksud dengan kepemimpinan ? 1.2.2 Apa yang dimaksud dengan gaya kepemimpinan ? 1.2.3 Apa yang dimaksud dengan gaya kepemimpinan partisipatif ? 1.2.4 Apa ciri - ciri gaya kepemimpinan partisipatif ? 1.2.5 Apa kelebihan dan kekurangan di dalam gaya kepemimpinan partisipatif ? 1.2.6 Bagaimana karakteristik pengambilan keputusan di dalam gaya kepemimpinan partisipatif ? 1.2.7 Apa manfaat potensial dari partisipasi di dalam gaya kepemimpinan partisipatif ? 1.2.8 Apa tujuan partisipan di dalam gaya kepemimpinan partisipatif ? 1.2.9 Apa dampak dari partisipasi di dalam gaya kepemimpinan partisipatif ?



2



1.2.10 Apa keterbatasan pengambilan keputusan partisipatif di dalam gaya kepemimpinan partisipatif ? 1.2.11 Apa perbedaan antara gaya kepemimpinan partisipatif dengan gaya kepemimpinan demokratis ?



1.3



Tujuan Penulisan Penulisan makalah ini terdapat beberapa tujuan. Adapun beberapa tujuannya adalah sebagai berikut : 1.3.1 Ingin mengetahui tentang kepemimpinan. 1.3.2 Ingin mengetahui tentang gaya kepemimpinan. 1.3.3 Ingin mengetahui tentang gaya kepemimpinan partisipatif 1.3.4 Ingin mengetahui ciri - ciri gaya kepemimpinan partisipatif. 1.3.5 Ingin mengetahui kelebihan dan kekurangan di dalam gaya kepemimpinan partisipatif. 1.3.6 Ingin mengetahui karakteristik pengambilan keputusan di dalam gaya kepemimpinan partisipatif. 1.3.7 Ingin mengetahui manfaat potensial dari partisipasi di dalam gaya kepemimpinan partisipatif. 1.3.8 Ingin mengetahui tujuan partisipan di dalam gaya kepemimpinan partisipatif. 1.3.9 Ingin



mengetahui



dampak



dari



partisipasi



di



dalam



gaya



kepemimpinan partisipatif. 1.3.10 Ingin mengetahui keterbatasan pengambilan keputusan partisipatif di dalam gaya kepemimpinan partisipatif. 1.3.11 Ingin mengetahui perbedaan antara gaya kepemimpinan partisipatif dengan gaya kepemimpinan demokratis.



3



1.4



Manfaat Penulisan Setelah menulis makalah ini, ada beberapa manfaat yang kami dapatkan. Manfaat - manfaatnya adalah sebagai berikut : 1.4.1 Mengetahui tentang kepemimpinan. 1.4.2 Mengetahui tentang gaya kepemimpinan. 1.4.3 Mengetahui tentang gaya kepemimpinan partisipatif. 1.4.4 Mengetahui ciri - ciri gaya kepemimpinan partisipatif. 1.4.5 Mengetahui kelebihan dan kekurangan di dalam gaya kepemimpinan partisipatif. 1.4.6 Mengetahui karakteristik pengambilan keputusan di dalam gaya kepemimpinan partisipatif. 1.4.7 Mengetahui manfaat potensial dari partisipasi di dalam gaya kepemimpinan partisipatif. 1.4.8 Mengetahui tujuan partisipan di dalam gaya kepemimpinan partisipatif. 1.4.9 Mengetahui dampak dari partisipasi di dalam gaya kepemimpinan partisipatif. 1.4.10 Mengetahui keterbatasan pengambilan keputusan partisipatif di dalam gaya kepemimpinan partisipatif. 1.4.11 Mengetahui perbedaan antara gaya kepemimpinan partisipatif dengan gaya kepemimpinan demokratis.



4



BAB II PEMBAHASAN



2.1



Definisi Kepemimpinan Definisi kepemimpinan menurut para ahli, antara lain : Menurut Tead, Terry, Hoyt (dalam Kartono, 2003), definisi kepemimpinan adalah kegiatan atau seni mempengaruhi orang lain agar mau bekerja sama yang didasarkan pada kemampuan orang tersebut untuk membimbing orang lain dalam mencapai tujuan - tujuan yang diinginkan kelompok. Menurut Young (dalam Kartono, 2003), definisi kepemimpinan adalah bentuk dominasi yang didasari atas kemampuan pribadi yang sanggup mendorong atau mengajak orang lain untuk berbuat sesuatu yang berdasarkan penerimaan oleh kelompoknya, dan memiliki keahlian khusus yang tepat bagi situasi yang khusus. Menurut Sulivan dan Decker (1989), bahwa kepemimpinan adalah penggunaan keterampilan seseorang dalam mempengaruhi orang lain dan untuk melaksanakan sesuatu dengan sebaik - baiknya sesuai dengan kemampuannya. Kepemimpinan adalah kemampuan dan kesiapan yang dimiliki seseorang untuk dapat mempengaruhi, mendorong, menuntun atau membimbing, menggerakan orang lain agar dapat melaksanakan tugas untuk mencapai tujuan organisasi. (LAN Republik Indonesia, 1996 (LAN RI, 1996)). Dari beberapa definisi di atas dapat disimpulkan bahwa kepemimpinan adalah kemampuan mempengaruhi orang lain, bawahan atau kelompok, kemampuan mengarahkan tingkah laku bawahan atau kelompok, memiliki kemampuan atau keahlian khusus dalam bidang yang diinginkan oleh kelompoknya, untuk mencapai tujuan organisasi atau kelompok.



5



2.2



Definisi Gaya Kepemimpinan Definisi gaya kepemimpinan, antara lain : Raph White dan Ronald Lippitt dalam Winardi (2000), menyatakan bahwa gaya kepemimpinan adalah suatu gaya yang digunakan oleh seorang pemimpin untuk mempengaruhi bawahan. Adapun gaya kepemimpinan tersebut adalah gaya pemimpin yang otokratis yang didasarkan atas kekuatan pada tangan seseorang, gaya kepemimpinan demokratis hanya memberi perintah setelah mengadakan konsultasi terlebih dahulu dengan bawahan, gaya kepemimpinan Laissez - Faire tidak pernah mengendalikan bawahaannya sepenuhnya. Definisi gaya kepemimpinan menurut Nawawi (2003, Halaman : 115), adalah perilaku atau cara yang dipilih dan dipergunakan pemimpin dalam mempengaruhi pikiran, perasaan, sikap, dan perilaku para anggota organisasi atau bawahannya. Menurut Tjiptono (2006, Halaman : 161), gaya kepemimpinan adalah suatu cara yang digunakan pemimpin dalam berinteraksi dengan bawahannya. Gaya kepemimpinan adalah merupakan cara - cara orang memimpin. Sifat, kebiasaan, tempramen, watak, dan kepribadian sendiri yang unik khas. Sebagai gaya yang diterapkan oleh seorang pemimpin pada situasi tertentu, demi tercapainya tujuan yang telah ditetapkan. (Mangkuprawira, 2004, Halaman : 23). Gaya kepemimpinan adalah pola perilaku seseorang pemimpin untuk memimpin bawahan, mengatur dan merumuskan, menerapkan suatu pekerjaan dan tugas yang dilaksanakan oleh masing - masing bawahan dalam arti kapan dilakukan dan di mana melaksanakannya, dan bagaimana tugas tugas itu dicapai. Gaya kepemimpinan adalah suatu cara yang digunakan pemimpin



dalam



mempengaruhi



perilaku



orang



lain.



Dari



gaya



kepemimpinan ini dapat diambil manfaatnya untuk dipergunakan sebagai pemimpin dalam memimpin bawahan atau para pengikutnya. Gaya kepemimpinan merupakan norma perilaku yang dipergunakan oleh seseorang pemimpin pada saat mencoba mempengaruhi perilaku orang lain atau bawahan.



6



2.3



Definisi Gaya Kepemimpinan Partisipatif Definisi gaya kepemimpinan partisipatif, antara lain : Kepemimpinan partisipatif didefinisikan sebagai persamaan kekuatan dan sharing dalam pemecahan masalah dengan bawahan dengan melakukan konsultasi dengan bawahan sebelum membuat keputusan. (Bass (1990) dalam Zhang (2005)). Kepemimpinan partisipatif berhubungan dengan penggunaan berbagai prosedur keputusan yang memperbolehkan pengaruh orang lain mempengaruhi keputusan pemimpin. Istilah lain yang biasa digunakan untuk mengacu aspek - aspek kepemimpinan partisipatif termasuk konsultasi, pembuatan keputusan bersama, pembagian kekuasaan, desentralisasi, dan manajemen demokratis. Kepemimpinan partisipatif menyangkut usaha - usaha oleh seorang manajer untuk mendorong dan memudahkan partisipasi orang lain dalam pengambilan keputusan yang jika tidak akan dibuat tersendiri oleh manajer tersebut. Kepemimpinan ini mencakup aspek - aspek kekuasaan seperti bersama - sama menanggung kekuasaan, pemberian kekuasaan, dan proses proses mempengaruhi yang timbal balik. Sedangkan yang menyangkut aspek - aspek perilaku kepemimpinan seperti prosedur - prosedur spesifik yang digunakan untuk berkonsultasi dengan orang lain untuk memperoleh gagasan dan saran - saran, serta perilaku spesifik yang digunakan untuk proses pengambilan keputusan dan pendelegasian kekuasaan.



2.4



Ciri - Ciri Gaya Kepemimpinan Partisipatif Ciri - ciri gaya kepemimpinan partisipatif, antara lain : 1.



Wewenang pemimpin tidak mutlak.



2.



Pimpinan bersedia melimpahkan sebagian wewenang kepada bawahan.



3.



Keputusan dan kebijakan dibuat bersama antara pimpinan dan bawahan.



4.



Komunikasi berlangsung secara timbal balik, baik yang terjadi antara pimpinan dan bawahan maupun sesama bawahan.



5.



Pengawasan terhadap sikap, tingkah laku, perbuatan, atau kegiatan para bawahan dilakukan secara wajar.



6.



Prakarsa dapat datang dari pimpinan maupun bawahan.



7



7.



Banyak kesempatan bagi bawahan untuk menyampaikan saran, pertimbangan, atau pendapat.



8.



Tugas - tugas kepada bawahan diberikan dengan lebih bersifat permintaan daripada instruksi.



9.



Pimpinan memperhatikan dalam bersikap dan bertindak, adanya saling percaya, dan saling menghormati. Sedangkan menurut Burhanuddin, bahwa ada beberapa ciri atau



karakteristik gaya kepemimpinan partisipatif, sebagai berikut : 1.



Bekerja secara aktif dengan bawahan baik perseorangan maupun kelompok.



2.



Mengikut sertakan bawahan secara tepat dalam pengambilan keputusan.



3.



Mementingkan menjalankan tugas guna untuk mempertahankan kepemimpinan dan kekuasaannya.



4.



Menerima masukan dan nasihat yang bersifat membangun demi perkembangan organisasi.



5.



2.5



Memberikan motivasi secara penuh pada anggota organisasi.



Kelebihan dan Kekurangan di dalam Gaya Kepemimpinan Partisipatif Kelebihan dan kekurangan di dalam gaya kepemimpinan partisipatif, antara lain : 1.



Kelebihan di dalam Gaya Kepemimpinan Partisipatif. Kelebihan di dalam gaya kepemimpinan partisipatif, antara lain : a.



Lebih



memperhatikan



bawahan



untuk



mencapai



tujuan



organisasi. b.



Semua kebijaksanaan terjadi pada kelompok diskusi dan keputusan diambil dengan dorongan dan bantuan dari pemimpin.



c.



Kegiatan - kegiatan didiskusikan, langkah - langkah umum untuk tujuan kelompok dibuat, dan jika dibutuhkan petunjuk - petunjuk teknis pemimpin menyarankan dua atau lebih alternatif prosedur yang dapat dipilih.



d.



Para anggota bebas bekerja dengan siapa saja yang mereka pilih dan pembagian tugas ditentukan oleh kelompok.



8



e.



Menekankan dua hal yaitu bawahan dan tugas.



f.



Pemimpin adalah objektif atau fact - minded dalam pujian dan kecamannya dan mencoba menjadi seorang anggota kelompok biasa dalam jiwa dan semangat tanpa melakukan banyak pekerjaan.



2.



Kekurangan di dalam Gaya Kepemimpinan Partisipatif. Kekurangan di dalam gaya kepemimpinan partisipatif, antara lain : a.



Proses pengambilan keputusan akan memakan waktu yang lebih banyak.



b.



Sulitnya pencapaian kesepakatan.



c.



Banyak membutuhkan komunikasi dan koordinasi.



d.



Membutuhkan waktu yang relatif lama dalam mengambil keputusan.



e.



Memberikan persyaratan tingkat “skilled” (kepandaian) yang relatif tinggi bagi pemimpin.



f.



Diperlukan adanya toleransi yang besar kepada ke dua belah pihak karena jika tidak dapat menimbulkan kesalah pahaman.



2.6



Karakteristik Pengambilan Keputusan di dalam Gaya Kepemimpinan Partisipatif Terdapat macam - macam pengambilan keputusan, yang memberikan kepada orang lain suatu pengaruh tertentu terhadap keputusan - keputusan pemimpin tersebut. Terdapat 4 karakteristik yang terkait dengan kepemimpinan partisipatif, yaitu :



1.



Keputusan Otokratik. Manajer membuat keputusan sendiri tanpa menanyakan opini atau saran dari orang lain, dan orang - orang tersebut tidak mempunyai pengaruh langsung terhadap keputusan tersebut, tidak ada partisipasi.



9



2.



Konsultasi. Manajer menanyakan opini dan gagasan, kemudian mengambil keputusannya sendiri setelah mempertimbangkan secara serius saran saran dan perhatian mereka. Kepemimpinan ini memiliki tiga varietas, antara lain : a.



Pemimpin membuat keputusan tanpa konsultasi terlebih dahulu, namun



kemudian bersedia memodifikasi



karena



adanya



keberatan atau keprihatinan pengikutnya. b.



Pemimpin memberi usulan sementara dan secara aktif mendorong orang untuk menyarankan cara - cara memperbaikinya.



c.



Pemimpin menggunakan sebuah masalah dan meminta orang lain untuk berpartisipasi dalam mendiagnosis dan mengembangkan bermacam - macam pemecahan umum, namun kemudian membuat keputusan sendiri.



3.



Keputusan Bersama. Manajer bertemu dengan orang lain untuk mendiskusikan masalah keputusan tersebut, dan mengambil keputusan bersama, manajer tidak mempunyai pengaruh lagi terhadap keputusan terakhir seperti peserta lainnya.



4.



Pendelegasian. Manajer memberi wewenang kepada seorang individu atau kelompok, kekuasaan, serta tanggung jawab untuk membuat keputusan, manajer tersebut biasanya memberi spesifikasi mengenai batas - batas dalam mana pilihan terakhir harus berada, dan persetujuan terlebih dahulu mungkin atau mungkin tidak perlu diminta sebelum keputusan tersebut dilaksanakan.



10



Keputusan



Konsultasi.



Autokratik.



2.7



Keputusan



Delegasi.



Bersama.



Tanpa Pengaruh



Pengaruh Besar



Yang Lain.



Dari yang Lain.



Manfaat Potensial dari Partisipasi di dalam Gaya Kepemimpinan Partisipatif Gaya kepemimpinan partisipatif memberikan manfaat potensial, yaitu : 1.



Kualitas Keputusan. Melibatkan



orang



lain



dan



membuat



keputusan



akan



meningkatkan kualitas keputusan karena partisipan memiliki informasi dan pengetahuan yang tidak dimiliki oleh pemimpin. 2.



Penerimaan Keputusan. Partisipan akan memandang sebagai keputusan mereka, yang selanjutnya memotivasi untuk menerapknnya dengan berhasil.



3.



Kepuasan terhadap Proses Keputusan. Partisipan merasa diperlakukan secara bermartabat dan terhormat saat dilibatkan dan akhirnya meningkatkan kepuasan.



4.



Pengembangan Keterampilan Partisipan. Pengalaman membantu membuat keputusan rumit dapat menghasilkan pengembangan keterampilan dan kepercayaan yang lebih besar oleh partisipan.



11



2.8



Tujuan Partisipan di dalam Gaya Kepemimpinan Partisipatif Tujuan partisipan di dalam gaya kepemimpinan partisipatif, antara lain : 1.



Konsultasi ke Bawah. Tujuan partisipan konsultasi ke bawah di dalam gaya kepemimpinan partisipatif, antara lain : a.



Meningkatkan kualitas keputusan - keputusan dengan menarik pengetahuan dan keahlian para bawahan dalam pemecahan masalah.



b.



Meningkatkan penerimaan bawahan terhadap keputusan keputusan dengan memberikan mereka rasa turut memilikinya (sens of belonging).



c.



Mengembangkan



keterampilan



dan



pengetahuan



dalam



pengambilan keputusan para bawahan dengan memberikan kepada mereka pengalaman dalam membantu menganalisa masalah - masalah keputusan dan mengevaluasi pemecahan pemecahannya. d. 2.



Memudahkan pemecahan suatu konflik serta membangun tim.



Konsultasi Lateral. Tujuan partisipan konsultasi lateral di dalam gaya kepemimpinan partisipatif, antara lain : a.



Meningkatkan kualitas keputusan dengan saling membagi pengetahuan dan keterampilan di antara para manajer.



b.



Memudahkan koordinasi dan kerja sama di antara para manajer dari berbagai sub unit organisasi dengan tugas - tugas yang saling tergantung sama lain.



3.



Konsultasi ke Atas. Tujuan partisipan konsultasi ke atas di dalam gaya kepemimpinan partisipatif, antara lain : a.



Menarik keahlian dari atasan yang mungkin lebih besar.



b.



Mengetahui bagaimana atasan merasa mengenai suatu masalah tertentu dan bagaimana ia kemungkinannya akan bereaksi terhadap berbagai usulan.



12



4.



Konsultasi dengan Pihak Luar. Tujuan partisipan konsultasi dengan pihak luar di dalam gaya kepemimpinan partisipatif, antara lain : a.



Membantu memastikan bahwa keputusan - keputusan yang mempengaruhi mereka dipahami dan dimengerti.



b.



Mengetahui kebutuhan - kebutuhan serta preferensi - preferensi mereka.



c.



Memperkuat jaringan kerja eksternal.



d.



Memperbaiki koordinasi.



e.



Memecahkan masalah bersama yang berhubungan dengan pekerjaan.



2.9



Dampak dari Partisipasi di dalam Gaya Kepemimpinan Partisipatif Dampak dari partisipasi di dalam gaya kepemimpinan partisipatif, antara lain : Secara kontras, penemuan dari studi kasus yang deskriptif mengenai para manajer yang efektif mendukung secara konsisten keuntungan kepemimpinan partisipatif. Secara singkat, setelah lebih dari empat puluh tahun penelitian mengenai kepemimpinan partisipasi, kita mendapatkan konklusi bahwa kepemimpinan partisipatif kadang - kadang menghasilkan kepuasan, usaha, dan kinerja lebih tinggi di waktu lain serta tidak demikian adanya.



2.10 Keterbatasan Pengambilan Keputusan Partisipatif di dalam Gaya Kepemimpinan Partisipatif Pengambilan keputusan partisipatif memiliki keterbatasan (Yukl, 1998, Halaman : 140), yakni : 1.



Bentuk partisipasi efektif pada situasi - situasi tertentu namun tidak pada situasi lainnya. (Vrom dan Jago, 1988). Karena partisipasi memakan waktu, kadang bertele - tele. Dalam keadaan darurat untuk berkonsultasi dan berdiskusi tidak efektif. Seorang pemimpin harus



13



cepat dan tanggap dalam membuat keputusan dan mengambil kebijakan sesuai dengan situasi dan kebutuhan manajemen dan organisasi. 2.



Kecenderungan terjadinya partisipasi semu (pseudo participation), di mana manajer mencoba untuk melibatkan bawahan dalam tugas tetapi bukan dalam proses pengambilan keputusan. Kebanyakan para manajer mencoba berkonsultasi dengan bawahannya akan tetapi masukan dan gagasan dari para bawahan tidak diakomodir dalam pembuatan keputusan dan pengambilan kebijakan.



2.11 Perbedaan Antara Gaya Kepemimpinan Partisipatif dengan Gaya Kepemimpinan Demokratis Perbedaan antara gaya kepemimpinan partisipatif dengan gaya kepemimpinan demokaratis, antara lain : 1.



Gaya Kepemimpinan Partisipatif. Karakterisrtik gaya kepemimpinan partisipatif, antara lain : a.



Manajemen partisipatif senantiasa melibatkan diri atau involve dalam suatu masalah yang dihadapi karyawan, hingga masalah tuntas.



b.



Ada ruang di mana karyawan diberikan kesempatan untuk berkreasi, dalam batas tertentu.



c.



Cocok untuk organisasi dalam kondisi yang stabil.



d.



Tugas cukup, dengan resource yang cukup, dan waktu yang realistis.



e.



Pendekatan organisasi dilakukan secara sistem dan human.



f.



Pendekatan ini bagus untuk long - term, tetapi memerlukan pemimpin yang cukup kharismatik.



2.



Gaya Kepemimpinan Demokratis. Karakteristik gaya kepemimpinan demokratis, antara lain : a.



Segalanya diserahkan ke karyawan.



b.



Pemimpin hanya mengarahkan dengan tidak dominan.



c.



Suara karyawan sangat didengar.



14



d.



Pendekatan ini cocok untuk organisasi yang bersifat terbuka dan tidak terlalu heterogen, di mana setiap karyawan sudah mempunyai area yang dominan.



e.



Pendekatan ini bisa dibentuk secara sempurna dalam waktu yang cukup lama.



f.



Bagus untuk diterapkan dalam kondisi yang sudah ideal, di mana setiap karyawan sudah punya kompetensi masing - masing dan sudah cukup matur.



g.



Kalau kondisi sudah ideal seperti ini, biasanya isunya hanya satu, yaitu kaderisasi.



15



BAB III CONTOH KASUS DI DALAM GAYA KEPEMIMPINAN PARTISIPATIF



3.1



Contoh Kasus di dalam Gaya Kepemimpinan Partisipatif Analisa Kasus : Bapak Suganda baru saja diangkat menjadi kepala ruangan interna di Rumah Sakit Swasta “Sumber Sehat”. Ia merasa senang sekali dengan promosi yang ia dapatkan dan merasa percaya diri akan dapat memimpin ruangan interna tersebut untuk dapat berkembang menjadi lebih baik. Dalam menjalankan tugasnya sebagai kepala ruangan, Bapak Suganda mencoba gaya



kepemimpinan



partisipatif



yang



dianggapnya



sebagai



gaya



kepemimpinan yang tepat untuk situasi ruangan interna pada saat itu. Bapak Suganda berupaya menjalankan tugasnya sebaik mungkin terutama ia fokuskan pada hal - hal yang bersifat tugas - tugas manajerial dan kepuasan pasien dan keluarga pasien terhadap pelayanan Rumah Sakit (RS). Namun, baru 1 bulan memimpin ia mulai menghadapi permasalahan yang berdatangan. Mulai dari komplain - komplain pasien dan keluarga pasien mengenai pelayanan keperawatan yang kurang memuaskan dan sarana - sarana kesehatan yang tidak memadai. Setelah 4 bulan memimpin, Bapak Suganda belum merasakan perannya sebagai change agent belum terlaksana dengan baik. Komplain - komplain dari pasien dan keluarga pasien terus berdatangan menuntut kualitas pelayanan keperawatan yang berkualitas. Komunikasi pemimpin dan staf keperawatan juga belum berjalan dengan baik. Ketika Bapak Suganda berusaha mengklarifikasi komplain - komplain pasien dan keluarga pasien tersebut kepada perawat - perawat di ruangan interna, ia mendapatkan informasi bahwa beban kerja perawat di ruangan interna lumayan cukup berat. Karena kurangnya tenaga kerja perawat di ruangan interna tersebut terbatas, selain itu perawat - perawat juga mengeluhkan bahwa gaji yang diterima tidak sesuai dengan beban kerjanya. Di mana perbandingan jumlah perawat dengan jumlah pasien adalah 1 : 10



16



BAB IV PENUTUP



4.1



Kesimpulan Dengan mengucap syukur Alhamdulillah tugas penulisan makalah ini dapat terselesaikan oleh penulis. Kesimpulan yang dapat dikemukakan dalam penulisan makalah ini adalah sebagai berikut : Gaya kepemimpinan partisipatif lebih menekankan pada tingginya dukungan dalam pembuatan keputusan dan kebijakan tetapi sedikit pengarahan. Gaya pemimpin yang tinggi dukungan dan rendah pengarahan dirujuk sebagai “partisipatif” karena posisi kontrol atas pemecahan masalah dan pembuatan keputusan dipegang secara bergantian. Dengan penggunaan gaya partisipatif ini, pemimpin dan bawahan saling tukar - menukar ide dalam pemecahan masalah dan pembuatan keputusan. Dibandingkan gaya kepemimpinan yang lain, kepemimpinan partisipatif membuat hubungan antara pemimpin dan karyawannya lebih dekat karena pemimpin tersebut terjun langsung ke dalam aktivitas organisasi dan tidak hanya memberi perintah saja. Pemimpin yang menerapkan gaya ini cenderung berorientasi kepada bawahan dengan mencoba untuk lebih memotivasi bawahan dibandingkan mengawasi mereka dengan ketat. Mereka mendorong para anggota untuk melaksanakan tugas - tugas dengan memberikan kesempatan bawahan untuk berpartisipasi dalam pembuatan keputusan, menciptakan suasana persahabatan serta hubungan - hubungan saling mempercayai dan menghormati dengan para anggota kelompok.



4.2



Saran Dalam penulisan makalah sederhana ini tidak lupa penulis sertakan sub bab saran ini karena dari saran yang diberikan oleh pembaca ataupun saran yang diberikan oleh penulis dapat menjadikan penulis lebih hati - hati dalam membuat makalah di lain waktu dan bersifat membangun. Saran yang diberikan oleh penulis di sini kepada para pembaca adalah bahwa apabila para pembaca ingin mengetahui lebih jelas lagi mengenai



17



masalah Gaya Kepemimpinan Partisipatif dapat para pembaca baca dalam Bab II yaitu Bab Pembahasan yang memuat segala sesuatu tentang Gaya Kepemimpinan Partisipatif.



18