Tugas Nya Akoeg [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

RMK ANALISIS LAPORAN KEUANGAN BAB 10 STRUKTUR MODAL DAN SOLVABILITAS



NAMA KELOMPOK 10 :



NUR ZHAFIRAH 201930042 INDAH ANASTASYA 201930169 ANDI BATARI NIRWANA KANNA 201930170



STRUKTUR MODAL DAN SOLVABILITAS DASAR-DASAR SOLVABILITAS Analisis solvabilitas perusahaan berbeda dengan analisis likuiditas. Pada analisis likuiditas, horizon waktu (time horizon) cenderung pendek untuk perkiraan arus kas yang lebih akurat. Perkiraan jangka panjang kurang bisa diandalkan, akibatnya penggunaan analisis solvabilitas kurang tepat, tetapi lebih mencakup ukuran-ukuran analitis. Analisis solvabilitas melibatkan beberapa elemen utama. Analisis struktur modal adalah salah satunya. Struktur modal merujuk pada sumber pendanaan perusahaan. Pendanaan dapat berasal dari modal ekuitas yang relatif permanen hingga sumber pendanaan jangka pendek yang lebih temporer dan berisiko. Setelah perusahaan memperoleh pendanaan, maka perusahaan akan menginvestasikannya pada berbagai aset Aset merepresentasikan sumber keamanan sekunder bagi pemberi pinjaman dan dapat berasal dari pinjaman yang dijamin oleh aset tertentu hingga aset yang tersedia sebagai pengamanan umum untuk kreditor tidak terjamin. Faktor ini dan lainnya menghasilkan perbedaan risiko yang berkaitan dengan berbagai aset dan sumber pendanaan. Elemen kunci solvabilitas jangka panjang lainnya adalah laba atau kemampuan menghasilkan laba (earnings or earning power)—yang menunjukkan kemampuan berulang untuk menghasilkan kas dari operasi. Ukuran berbasis laba merupakan Indikator penting dan dapat diandalkan terkait kekuatan keuangan, Laba merupakan sumber kas yang paling diinginkan dan diandalkan untuk pembayaran jangka panjang atas bunga dan pokok utang. Sebagai ukuran arus kas masuk dari operasi, laba sangat krusial untuk menutupi bunga jangka panjang dan beban tetap lainnva. Arus laba yang stabil merupakan ukuran penting atas kemampuan perusahaan Untuk meminjam pada saat kekurangan kas. Pemberi pinjaman melindungi diri mereka dari keadaan insolvensi perusahaan dan kesulitan keuangan dengan memasukkan beberapa persyaratan pinjaman dalam perjanjian pinjaman. Persyaratan pinjaman mengatur kondisi gagal bayar, biasa berdasarkan ukuran akuntansi, pada tingkat yang memungkinkan pemberi pinjaman memiliki kesempatan untuk menagih pinjaman mereka sebelum kesulitan keuan memburuk. Perjanjian biasanya dirancang untuk (1) menekankan ukuran utamg dari kekuatan keuangan seperti rasio lancar dan rasio utang terhadap ekuitas, (2) melarang penerbitan utang tambahan, (3)



menjamin tidak ada pengeluaran sumbe, daya perusahaan melalui dividen yang berlebihan atau akuisisi. Perjanjian tidak dapat menjamin kepada pemberi pinjaman dari kerugian operasi—walaupun merupakan sumber kesulitan keuangan. Perjanjian dan ketentuan perlindungan juga tidak dapat menggantikan kewaspadaan dan pemantauan terhadap hasil operasi dan kondisi keuangan perusahaan. Pendanaan utang publik maupun swasta dalam jumlah besar telah menyebabkan beberapa pendekatan standar pada analisis dan evaluasi. Pentingnya Struktur Modal Struktur modal merupakan pendanaan ekuitas dan utang pada perusahaan yang sering diukur dalam hal besaran relatif berbagai sumber pendanaan. Stabilitas keuangan perusahaan dan risiko kebangkrutan tergantung pada sumber pendanaan dan jenis maupun jumlah berbagai aset yang dimilikinya. Karakteristik Utang dan Ekuitas Pentingnya menganalisis struktur modal diambil dari berbagai perspektif, salah satunya adalah perbedaan antara utang dan ekuitas. Ekuitas (eguity) merujuk pada modal risiko (risk capital) suatu perusahaan. Karakteristik modal ekuitas mencakup imbal hasil yang tidak pasti atau tidak ditentukan dan tidak memiliki pola pembayaran kembali. Modal ekuitas berkontribusi terhadap stabilitas dan solvabilitas perusahaan. Modal ekuitas ini biasanya bersifat permanen, kegigihan dalam masa kesulitan, dan tidak memiliki persyaratan dividen yang bersifat wajib. Perusahaan dapat menginvestasikan pendanaan ekuitas pada aset jangka panjang dan membuka kemungkinan pada usaha yang berisiko tanpa hambatan atas penarikan kembali. Berbeda dengan modal ekuitas, modal utang (debt) jangka pendek maupun jangka panjang harus dilunasi. Semakin lama jangka waktu pelunasan (repayment period) utang dan semakin kecil tuntutan ketentuan pelunasannya, maka semakin mudah bagi perusahaan untuk melunasi modal utang. Namun, utang harus dilunasi pada waktu yang telah ditentukan terlepas dari kondisi keuangan perusahaan, dan juga bunga periodik yang terdapat pada kebanyakan utang. Kegagalan membayar pokok pinjaman dan bunga biasanya berujung pada proses hukum, di mana pemegang saham biasa dapat kehilangan kendali terhadap perusahaan dan sebagian atau seluruh investasi mereka. Semakin besar proporsi utang dalam struktur total modal perusahaan, semakin tinggi beban tetap dan



komitmen



pembayaran



kembali



(pelunasan)



yang



ditimbulkan.



Kemungkinan



ketidakmampuan perusahaan untuk membayar bunga dan pokok pinjaman saat jatuh tempo serta potensi kreditor mengalami kerugian juga meningkat. Bagi investor saham biasa, utang mencerminkan risiko kerugian investasi mereka, dengan diimbangi potensi laba dari leverage keuangan. Leverage keuangan (financial leverage) adalah penggunaan utang untuk meningkatkan laba. Leverage memperbesar kesuksesan (laba) maupun kegagalan (rugi) manajerial, Batas utang yang berlebihan menghambat inisiatif dan fleksibilitas manajemen untuk mengejar peluang yang menguntungkan. Motivasi untuk Modal Utang Dari sudut pandang pemegang saham, utang adalah sumber pendanaan eksternal Tang lebih disukai karena dua alasan berikut ini. 1. Bunga atas sebagian utang adalah tetap dan, memberikan biaya bunga kurang dari imbal hasil atas aset operasi neto, kelebihan imbal hasil adalah untuk keuntungan investor ekuitas. 2. Bunga adalah beban yang dapat dikurangkan terhadap pajak, sedangkan dividen tidak dapat dikurangkan terhadap pajak. Konsep Leverage Keuangan Perusahaan biasanya menggunakan pendanaan utang dan ekuitas. Kreditor biasanya tidak bersedia memberikan pendanaan tanpa perlindungan yang diberikan oleh pendanaan ekuitas, Leverage keuangan merujuk pada jumlah pendanaan utang dalam struktur modal perusahaan, Perusahaan dengan leverage keuangan disebut dengan perdagangan pada ekuitas (trading on the eguity). Pengurangan Pajak Bunga salah satu alasan untuk posisi utang yang menguntungkan adalah pengurangan pajak bunga.



Dampak Leverage Lainnya Selain keuntungan dari kelebihan imbal hasil untuk leverage keuangan dan pengurangan pajak bunga, posisi utang jangka panjang dapat menghasilkan manfaat linnya bagi pemegang ekuitas. Sebagai contoh, perusahaan yang sedang tumbuh dapat menghindari dilusi laba per saham melalui penerbitan utang. Selain itu, jika Ungkat suku bunga meningkat, perusahaan dengan leverage yang membayar dengan tingkat suku bunga tetap yang lebih rendah akan lebih menguntungkan dibandingkan Pesaingnya yang tanpa leverage. Namun, ini juga berlaku sebaliknya. Pada akhirnya, Saat masa inflasi, liabilitas moneter (seperti kebanyakan modal utang) menghasilkan keuntungan dari tingkat harga. Penyesuaian untuk Analisis Struktur Modal Pengukuran dan pengungkapan akun liabilitas (utang) dan ekuitas pada laporan keuangan diatur berdasarkan penerapan prinsip akuntansi yang berlaku umum Pembahasan prinsip yang mengatur pengukuran dan pengungkapan akun liabilita, dan ekuitas. Penyesuaian terhadap Nilai Buku dari Liabilitas Hubungan antara liabilitas dan modal ekuitas, dua sumber utama dari pendanaan perusahaan, merupakan faktor penting dalam menilai solvabilitas jangka panjang Pemahaman terhadap hubungan ini menjadi penting dalam analisis. Keberadaan liabilitas tidak sepenuhnya dicerminkan pada laporan posisi keuangan, dan terdapa pos yang terkait dengan pendanaan yang klasifikasi akuntansi sebagai utang atay ekuitas tidak harus diterima begitu saja dalam analisis. Identifikasi dan klasifikasi pos ini tergantung pada pemahaman menyeluruh atas substansi ekonomi dan kondisi yang memengaruhinya. Pajak Penghasilan Tangguhan. Salah satu pertanyaan penting adalah apakah pajak tangguhan diperlakukan sebagai liabilitas, ekuitas, atau sebagai bagian utang dan bagian ekuitas. Jawabannya tergantung dari sifat tangguhan, pengalaman di masa lalu dari akun tersebut (seperti pola pertumbuhannya), dan kemungkinan pembalikan di masa depan. Dalam mencapai keputusan tersebut, perlu mengakui bahwa, dalam situasi normal, pajak tangguhan akan membalik dan menjadi utang ketika ukuran perusahaan menurun. Jika pembalikan di masa depan memiliki kemungkinan sangat kecil, seperti yang mungkin



terjadi dengan perbedaan waktu dari penyusutan dipercepat, maka pajak tangguhan harus dianggap seperti pendanaan jangka panjang dan diperlakukan seperti ekuitas, Namun, jika kemungkinan pelunasan pajak tangguhan di masa mendatang cukup tinggi, maka pajak tangguhan (atau sebagian jumlahnya) harus diperlakukan seperti liabilitas jangka panjang. Sewa Operasi.



Praktik akuntansi saat ini mensyaratkan bahwa sebagian besar



pendanaan sewa jangka panjang yang tidak dapat dibatalkan disajikan sebagai utang. Namun demikian, perusahaan memiliki peluang tertentu untuk struktur sewa dengan tujuan menghindari pelaporan mereka sebagai utang. Pendanaan di Luar Laporan Posisi Keuangan. Untuk menentukan utang pada suatu perusahaan, analisis harus memperhatikan bahwa beberapa manajer berusaha menurunkan nilai utang yang dilaporkan, sering kali dengan cara yang baru dan terkadang kompleks. Liabilitas



Kontinfensi.



Kontinjensi



seperti



garansi



dan



jaminan



produk



mencerminkan kewajiban untuk menawarkan jasa dan produk di masa depan yang diklasifikasikan sebagai liabilitas. Umumnya, cadangan yang menimbulkan bebas terhadap laba juga dianggap sebagai liabilitas. Kepentingan Nonpengendali. Kepentingan nonpengendali pada laporan keuangan konsolidasian merepresentasikan nilai buku atas kepentingan kepemilikan pemegang saham minoritas pada entitas anak dalam kelompok konsolidasi. Akun ini bukan liabilitas yang serupa dengan utang, karena tidak memiliki pembayaran dividen yang bersifat wajib maupun pembayaran kembali pokok. Pengukuran struktur modal memusatkan pada aspek pembayaran wajib atas liabilitas. Dari sudut pandang ini, kepentingan nonpengendali cenderung lebih menyerupai klaim pihak luar kepada bagian ekuitas atau saling hapus (offset) yang merupakan kepemilikan proporsional dari aset mereka. Utang yang Dapat Dikonversi. Utang yang dapat dikonversi biasanya dilaporkan di antara liabilitas (atau sebagai pos yang terpisah dari daftar utang maupun ekuitas). Jika hal konversi menunjukkan utang ini akan dikonversi menjadi saham biasa, maka utang tersebut dapat diklasifikasikan sebagai ekuitas untuk tujuan analisis struktur modal. Saham Preferen. Kebanyakan saham preferen tidak mensyaratkan kewajiban untuk membayar dividen atau pembayaran kembali pokok. Karakteristik ini mirip dengan



ekuitas. Namun, seperti yang telah dibahas pada Bab 3, saham preferen dengan persyaratan penebusan wajib mirip dengan utang dan harus dianggap sebagai utang dalam analisis.



KOMPOSISI STRUKTUR MODAL DAN SOLVABILITAS Risiko fundamental struktur modal dengan leverage adalah risiko kas yang tidak memadai dalam kondisi kesulitan. Utang melibatkan komitmen untuk membayar beban tetap dalam bentuk bunga dan pembayaran kembali pokok pinjaman. Meskipun pembayaran beban tetap tertentu dapat ditunda ketika terjadi kekurangan kas, beban tetap terkait utang tidak “dapat ditunda tanpa adanya dampak yang merugikan bagi pemegang saham dan kreditor perusahaan. Bagian ini membahas beberapa ukuran yang biasanya digunakan, untuk mengestimasi tingkat leverage keuangan dan mengevaluasi risiko insolvabilitas. Laporan Common-Size dalam Analisis Solvabilitas Suatu ukuran umum atas risiko keuangan perusahaan adalah komposisi struktur modal. Analisiskomposisi (compositionanalysis) dilakukan dengan membuatlaporan persentase per komponen (common-size statements) dari bagian liabilitas dan ekuitas pada laporan posisi keuangan. Analisis Common-size juga memberikan perbandingan angsung antarperusahaan yang berbeda. Variasi dari analisis common-size adalah melakukan analisis dengan menggunakan rasio. Ukuran Struktur Modal untuk Analisis Solvabilitas Rasio struktur modal (capital structure ratios) merupakan alat lain untuk analisis solvabilitas, Ukuran rasio struktur modal mengaitkan komponen struktus modal satu dengan lainnya atau dengani totalnya. Total Utang terhadap Total Modal Rasio komprehensif tersedia untuk mengukur hubungan antara total utang (Utang lancar/jangka pendek + Utang jangka panjang + Liabilitas lain sebagaimana ditentukan oleh analisis seperti pajak tangguhan dan saham preferen ditukar) dan total modal [Total utang + Ekuitas pemegang saham (termasuk saham preferen)]. Total Utang terhadap Modal Ekuitas Ukuran lain dari hubungan utang terhadap sumber modal adalah rasio total utang (seperti dijelaskan di atas) terhadap modal ekuitas.



Utang Jangka Panjang terhadap Modal Ekuitas Rasio utang jangka panjang terhadap modal ekuitas (long-term debt to eguity capital ratio) mengukur hubungan utang jangka panjang (biasanya didefinisikan sebagai semua liabilitas tidak lancar/jangka panjang) terhadap modal ekuitas. Utang Jangka Pendek terhadap Total Utang Rasio utang yang jatuh tempo dalam jangka waktu relatif pendek terhadap total Utang merupakan indikator penting dari kas jangka pendek dan kebutuhan pendanaan perusahaan. Utang jangka pendek, sebagai lawan utang jangka panjang atau kebutuhan dana pelunasan obligasi (sinking fund), adalah indikator ketergantungan perusahaan terhadap pendanaan jangka pendek (terutama bank). Utang jangka pendek biasanya tergantung pada perubahan yang sering terjadi pada tingkat suku bunga. Interpretasi Ukuran Struktur Modal Analisis common-size dan rasio struktur modal umumnya mengukur risiko struktur modal perusahaan. Semakin tinggi proporsi utang, semakin besar beban bunga tetap dan pembayaran kembali utang, serta semakin besar kemungkinan insolven selama periode penurunan laba atau masa sulit. Ukuran struktur modal berfungsi sebagai perangkat skrin (screening devices). Sebagai contoh, jika rasio utang terhadap modal ekuitas relatif kecil (10% atau kurang), tidak ada masalah yang jelas terkait aspek kondisi keuangan perusahaan—analisis mungkin lebih baik diarahkan ke tempat lainnya. Analisis harus mengungkapkan bahwa utang merupakan bagian penting dari kapitalisasi, maka analisis lebih lanjut diperlukan. Analisis likuiditas jangka pendek juga merupakan hal penting karena sebelum menilai solvabilitas jangka panjang harus yakin terhadap kelangsungan hidup keuangan perusahaan dalam jangka waktu dekat.



Ukuran Solvabilitas Berbasis Aset Komposisi Aset dalam Analisis Solvabilitas Aset yang digunakan perusahaan dalam aktivitas operasinya menentukan sumber pendanaan sampai batas tertentu. Sebagai contoh, aset tetap dan aset jangka panjang lainnya biasanya tidak didanai dengan pinjaman jangka pendek. Aset jangka panjang ini biasanya didanai dengan modal ekuitas. Modal utang juga merupakan sumber umum pendanaan aset jangka panjang, khususnya pada industri seperti utilitas yang sumber pendapatannya stabil. Analisis komposisi aset (asset composition analysis) merupakan alat penting dalam menilai eksposur risiko struktur modal perusahaan, Komposisi aset biasanya dievaluasi dengan menggunakan. Laporan common-size dari saldo aset. Tampilan 10.4 menunjukkan analisis common-size aset Tennessee Teletech (liabilitas dan ekuitas dianalisis pada Tampilan 10.3).



CAKUPAN LABA Pembahasan mengenai ukuran struktur modal yang mengakui kegunaan ukuran ini sebagai perangkat screening. Perangkat ini merupakan sarana penting untuk menentukan apakah risiko yang melekat (risk inherent) pada struktur modal perusahaan membutuhkan analisis



lebih



lanjut.



Salah



satu



keterbatasan



ukuran



sruktur



modal



adalah



ketidakmampuannya berfokus pada ketersediaan arus kas ontuk melunasi utang perusahaan, Saat utang dilunasi, ukuran struktur modal biasanya membaik, sementara kebutuhan kas tahunan untuk membayar bunga atau dana pelunasan obligasi (sinking fund) cenderung tetap atau meningkat (contoh yang terakhir termasuk tingkat pembayaran utang dengan penyisihan balloon repayment atau obligasi tanpa bunga—zero coupon bonds). Keterbatasan ini menyoroti peranan penting dari cakupan laba (earnings coverage) suatu perusahaan, “atau kekuatan menghasilkan laba (earning power), sebagai sumber pembayaran bunga dan pokok pinjaman. Meskipun perusahaan dengan laba yang tinggi dapat menghadapi masalah likuiditas jangka pendek karena komposisi asetnya, perlu diingat bahwa laba jangka panjang merupakan sumber utama likuiditas, solvabilitas, dan kapasitas peminjaman. Hubungan Laba dan Beban Tetap Hubungan laba dengan beban tetap merupakan bagian dari analisis cakupan laba (earnings coverage analysis). Ukuran cakupan laba berfokus pada hubungan antara beban tetap terkait utang dengan ketersediaan laba perusahaan untuk melunasi beban tersebut, Ukuran ini merupakan faktor penting dalam peringkat utang (lihat Lampiran 10A), Indenture obligasi sering kali menentukan tingkat cakupan laba minimum untuk penerbitan tambahan utang. Menghitung Laba yang Tersedia untuk Beban Tetap Sebelurnnya telah dibahas mengenai perbedaan antara laba yang ditentukan dengan menggunakan akuntansi akrual dan arus kas dari operasi (lihat Bab 2, 6, dan 7) Misalnya, pos pendapatan tertentu seperti laba entitas anak yang tidak didistribusikan dan penjualan dengan perpanjangan jangka waktu kredit yang tidak menghas kan arus kas masuk secara



langsung (walaupun entitas induk dapat menentukan besarny, dividen untuk entitas anak yang dikendalikan). Demikian pula, beban tertentu seperg penyusutan, amortisasi, deplesi, dan beban pajak tangguhan tidak mensyaratkan arus kas keluar. Pembedaan ini sangat penting karena beban utang tetap dibayarkan dengan kas, bukan laba. Analisis harus mengakul bahwa laba neto yang belum disesuaikan tidak selalu merupakan ukuran yang baik dalam mengukur ketersediaan kas untuk beban tetap. Penggunaan laba sebagai perkiraan kas dari aktivitas operasi dapat dilakukan, tetapi di sisi lain hal tersebut dapat mengakibatkan kesalahan dalam menentukan jumlah yang tersedia untuk membayar beban tetap. Pendekatan untuk mengatasi permasalahan ini tidak melalui generalisasi, tetapi dengan melakukas analisis secara hati-hati atas pos pendapatan dan beban nonkas yang membentuk laba. Misalnya, dalam menganalisis penyusutan sebagai bebari nonkas, perlu diingat kebutuhan jangka panjang untuk mengganti.aset tetap perusahaan. Tingkat laba yang digunakan dalam menghitung rasio cakupan laba layak untuk mendapatkan perhatian. Menghitung Beban Tetap Komponen utama kedua dalam rasio laba terhadap beban tetap adalah beban tetap Bagian ini akan menguji beban tetap yang biasanya dimasukkan dalam perhitunges Analisis beban tetap perlu untuk mempertimbangkan beberapa komponen penting. Bunga yang Timbul. Bunga yang timbul (Interest incurred) merupakan beban tetap yang paling langsung dan jelas yang timbul dari utang. jumlah beban bunga dapat diperkirakan dengan mengacu pada pengungkapan wajib atas bunga yang dibayarkan pada laporan arus kas. Bunga Implisit dalam Kewajiban Sewa. Pengakuan akuntansi atas sewa sebagai sarang pendanaan telah dibahas pada Bab 3. Pada saat sewa dikapitalisasi, bagian bunga jari pembayaran sewa dimasukkan dalam beban bunga pada laporan laba rugi, sedangkan sebagian saldonya biasanya dianggap sebagai pembayaran kewajiban pokok, Pertanyaan muncul ketika dalam menganalisis ditemukan beberapa sewa yang wharusnya dikapitalisasi, tetapi tidak dilakukan. Pertanyaan ini di luar pertanyaan skuntansi mengenai apakah kapitalisasi tersebut layak atau tidak. Perlu diingat bahwa sewa jangka panjang mencerminkan kewajiban tetap yang harus diakui dalam menghitung rasio laba terhadap beban tetap.



Persyaratan Dividen Saham Preferem dari Entitas Anak dengan Kepemilikan Saham Mayoritas. Persyaratan ini dianggap sebagai beban tetap karena memiliki prioritas di itas distribusi laba untuk entitas induk. Pos-pos yang akan atau telah dieliminasi dalam konsolidasi seharusnya tidak dianggap sebagai beban tetap. Perlu diingat bahwa seluruh biaya tetap yang tidak dapat dikurangkan terhadap pajak harus disesuaikan terhadap pajak. Hal ini dilakukan dengan menambahkan sejumlah pajak penghasilan yang dibutuhkan untuk menghasilkan laba setelah pajak yang memadai Untuk menutupi biaya tetap ini. Ketentuan dividen saham preferen dari entitas anak yang dimiliki secara mayoritas merupakan sebuah contoh biaya tetap yang tidak dapat dikurangkan terhadap pajak. Penyesuaian untuk menghitung jumlah bruto sebagai berikut. Persyaratan Pembayaran Kewajiban Pokok. Pembayaran kewajiban pokok dari sudut pandang arus kas keluar sama besarnya dengan kewajiban bunga, Dalam kasus pembayaran sewa, kewajiban perusahaan untuk membayar pokok dan bunga harus dipenuhi secara bersamaan. Berikut beberapa alasan persyaratan pembayaran kewajiban pokok yang tidak diakui dalam perhitungan rasio laba terhadap beban tetap: 



Rasio laba terhadap beban tetap berdasarkan laba, Diasumsikan jika rasio berada pada tingkat yang memuaskan, perusahaan dapat mendanai kembali kewajiban yang jatuh tempo. Jadi, mereka tidak perlu melunasi dengan dana yang tersedia dari laba.







Jika perusahaan memiliki rasio utang terhadap ekutitas yang memadai, maka perusahaan seharusnya dapat meminjam kembali jumlah yang sama untuk pembayaran kewajiban pokok.







Memasukkan pembayaran kewajiban pokok dapat menyebabkan perhitungan ganda. Misalnya, dana yang dapat dipulihkan oleh penyusutan digunakan untuk pelunasan utang. Jika laba. mencerminkan pengurangan atas penyusutan, maka beban tetap seharusnya tidak memasukkan pembayaran kewajiban pokok. Ada beberapa dukungan terhadap pendapat jika utang digunakan untuk memperoleh aset tetap yang dapat disusutkan dan jika terdapat hubungan antara pola penyusutan dan pembayaran kewajiban pokok. Pengakuan bahwa penyusutan dapat dipulihkan jika hanya terdapat operasi yang menguntungkan atau setidaknya titik impas. Oleh karena itu, validitas pendapat ini dipengaruhi kondisi tersebut.







Masalah memasukkan persyaratan pembayaran kembali utang sebagai beban tetap adalah bahwa tidak semua perjanjian utang menyediakan penyisihan dana atau kewajiban pembayaran kembali yang sama. Setiap alokasi arbriter dari utang antarperiode akan tidak realistis dan mengabaikan perbedaan pada tekanan sumber daya kas dari pembayaran kembali utang aktual antarperiode, Dalam jangka panjang, jatuh tempo dan balloon payment harus dipenuhi. Salah satu solusi terletak pada analisis persyaratan pembayaran kembali utang secara cermat, Analisis inidigunakan sebagai dasar penentuan dampak persyaratan terhadap solvabilitas jangka panjang. Untuk mengasumsikan utang dapat didanai kembali (refinanced), ditangguhkan, atau dibayar dari operasi adalah berisiko. Sebaliknya, pengakuan persyaratan pembayaran. kembali utang dan waktunya dalam menganalisis solvabilitas jangka panjang. Memasukkan penyisihan dana atau persyaratan pembayaran kembali lebih awal dalam beban tetap merupakan salah satu cara untuk mengakui kewajiban ini. Cara lainnya adalah menggunakan persyaratan pembayaran kembali utang selama periode 5 hingga 10 tahun ke depan dan mengaitkannya. dengan dana setelah pajak yang diperkirakan tersedia dari operasi.



Jaminan Pembayaran Beban Tetap. Jaminnan pembayaran beban tetap dari entitas anak yang tidak dikonsolidasikan atau entitas yang tidak terafiliasi harus ditambahkan pada beban tetap jika pembayaran. terkait jaminan ini tidak dapat dihindari. Beban Tetap Lainya. Pembayaran bunga dan persyaratan pembayaran kewajiban pokok merupakan beban tetap yang paling berkaitan langsung dengan utang sehingga tidak ada alasan untuk membatasi analisis solvabilitas jangka panjang atas biaya dan komitmen ini. Analisis menyeluruh atas beban tetap harus memasukkan seluruh kewajiban pembayaran sewa jangka panjang (tidak hanya bagian bunga), dan terutama sewa yang harus dipenuhi dalam sewa yang tidak dapat dibatalkan. Alasan sewa jangka pendek dapat dikeluarkan dari biaya tetap adalah pembayaran ini hanya mencerminkan kewajiban dalam waktu yang terbatas, biasanya kurang dari tiga tahun. Oleh karena itu, sewa ini dapat dihentikan ketika perusahaan menghadapi tekanan keuangan, Analisis harus mengevaluasi seberapa penting unsur sewa ini terhadap kelangsungan operasi perusahaan. Beban tambahan yang tidak secara langsung terkait dengan utang, tetapi dianggap komitmen



jangka panjang yang bersifat tetap, adalah kontrak pembelian jangka panjang yang tidak dapat dibatalkan dan jumlahnya melebihi kebutuhan normal.



Menghitung Laba terhadap Beban Tetap Rumus konvensional untuk menghitung rasio laba terhadap beban tetap yang telah diadopsi SEC adalah sebagai berikut: Setiap komponen dari rasio ini diberi tanda a-h dan lebih lanjut dijelaskan sebagai berikut: a. Laba sebelum pajak dari operasi sebelum dihentikan, pos luar biasa, dan dampak kumulatif perubahan akuntansi. b. Beban bunga dikurangi bunga yang dikapitalisasi, c. Biasanya termasuk dalam beban bunga. d. Sewa pendanaan yang dikapitalisasi sehingga bunga implisit dalam komponen sudah termasuk dalam beban bunga. Namun, bagian bunga dari sewa operasi jangka panjang dimasukkan dengan asumsi bahwa banyaknya sewa operasi jangka panjang tidak berbeda jauh dengan kriteria sewa modal, tetapi memiliki karakteristik transaksi pendanaan. e. Mengecualikan semua pos-pos yang dieliminasi saat konsolidasi, Jumlah dividen dinaikkan menjadi laba sebelum pajak yang dibutuhkan untuk” membayar dividen tersebut. f. Berlaku untuk perusahaan non-utilitas. Jumlah ini jarang diungkapkan. g. Kepentingan nonpengendali atas laba entitas anak dengan kepemilikan saham mayoritas yang memiliki beban tetap dapat dimasukkan ke dalam laba. h. Termasuk baik yang dibebankan maupun yang dikapitalisasi.



Untuk memudahkan penyajian, dua pos (provisi atau penyisihan) tidak dimasukkan dari rasio di atas, tetapi pos tersebut seharusnya dicerminkan dalam rasio jika ada: 1. kerugian pada entitas anak dengan kepemilikan saham mayoritas harus dipertimbangkan secara lengkap saat menghitung laba.



2. kerugian investasi pada entitas anak dengan kepemilikan saham kurang dari 504 dihitung dengan metode ekuitas tidak harus dimasukkan dalam laba, kecuali perusahaan menjamin utang entitas anak tersebut, 3. Terakhir, SEC mensyaratkan bahwa jika rasio laba terhadap beban tetap kurang dari jumlah laba yang tidak mencukupi untuk menutup beban tetap harus dilaporkan.



Ilustrasi Rasio Laba terhadap Beban Tetap Bagian ini mengilustrasikan perhitungan aktual rasio laba terhadap beban tetap. Kasus Pertama berfokus pada CompuTech Corp. Perhitungan Pro Forma Laba terhadap Beban Tetap Dalam situasi di mana beban tetap yang belum terjadi diakui dalam perhitungan rasio laba terhadap beban tetap (seperti biaya bunga di bawah emisi pinjaman prospektif), hal itu dapat diterima untuk mengestimasi saling hapus (offsetting) keuntungan yang diharapkan dari arus kas masuk masa depan dan memasukkannya ke dalam laba pro forma. Keuntungan yang diperoleh dari pinjaman prospektif dapat diukur dengan berbagai cara, termasuk penghematan bunga dari aktivitas pendanaan kembali yang direncanakan, laba investasi jangka pendek di mana hasil emisi dapat diinvestasikan, atau estimasi rasional lainnya dari keuntungan masa depan, Saat dampak prospektif rencana pendanaan kembali mengubah rasio sebesar 10% atau lebih, SEC biasanya membutuhkan perhitungan pro forma dari rasio yang mencerminkan perubahas yang diakibatkan oleh rencana tersebut. Analisis Jumlah Kali Perolehan Bunga Ukuran cakupan laba lainnya adalah rasio jumlah kali perolehan bunga (time interest earned ratio). Rasio ini menganggap bunga hanya sebagai satu-satunya beban tetap yang memerlukan cakupan laba. Hubungan Arus Kas dengan Beban Tetap



Perusahaan harus membayar beban tetap dalam bentuk tunai, sementara laba kas neto termasuk pendapatan yang diperoleh dan beban yang terjadi, tidak selalu menghasilkan atau membutuhkan uang tunai dengan segera.



Rasio Arus Kas terhadap Beban Tetap Rasio arus kas terhadap beban tetap (cash flow to charges ratio ) dihitung menggunakankas daripada pembilang dari rasio laba terhadap beban tetap. Kas dari Operasi yang Permanen Hubungan antara arus kas dari operasi perusahaan dengan beban tetap sangat penting dalam analisis solvabilitas jangka panjang. Oleh karena pentingnya hubungan ini, maka akan dinilai sifat “permanen” dari arus kas operasi. Hal ini biasanya dilakukan untuk mengevaluasi komponen-komponen yang merupakan arus kas operasi. Misalnya, penambahan kembali penyusutan terhadap laba neto lebih permanen dibandingkan laba neto karena pemulihan penyusutan dari penjualan terjadi sebelum laba diterima. Untuk semua jenis usaha, harga jual (dalam jangka panjang) harus mencerminkan biaya aset tetap yang digunakan dalam produksi. Penambahan kembali penyusutan mengasumsikan manfaat arus kas dari pemulihan penyusutan yang tersedia untuk membayar utang. Asumsi ini hanya berlaku dalam jangka pendek. Dalam jangka panjang, pemulihan kas ini harus diperuntukkan untuk mengganti aset tetap. Pengecualian dapat terjadi dengan penambahan kembali item-item seperti amortisasi goodwill yang tidak perlu mengganti atau dideplesi. Perubahan komponen modal kerja operasi yang permanen (aset lancar operasi dikurangi liabilitas jangka pendek operasi) dari arus kas operasi sering kali sulit dinilai. Modal kerja operasi lebih sering dihubungkan dengan penjualan dibandingkan dengan laba sebelum pajak sehingga lebih stabil dibandingkan arus kas operasi. Cakupan Laba atas Dividen Saham Preferen Analisis mengenai saham preferen sering kali diuntungkan dari pengukuran cakupan laba atas dividen saham preferen. Analisis ini sama dengan analisis mengenai bagaimana



laba menutup beban tetap terkait utang. SEC mensyaratkan pengungkapan rasio gabungan beban tetap dan dividen saham preferen dalam prospektus semua penawaran perdana saham preferen. Perhitungan cakupan laba atas dividen saham preferen harus dimasukkan dalam beban tetap yang dikeluarkan atas dividen saham preferen. Oleh karena dividen saham preferen tidak dikurangkan dari pajak, maka laba setelah pajak harus digunakan untuk membayar dividen ini, Dengan demikian, rasio cakupan laba atas dividen saham preferen (earnings coverage of preferred dividends ratio) dihitung sebagai berikut. Menginterpretasikan Ukuran Cakupan Laba Ukuran cakupan laba memberikan pemahaman mengenai kemampuan perusahaan untuk memenuhi beban tetapnya dari laba berjalan. Terdapat korelasi yang tinggi antara ukuran cakupan laba dan tingkat gagal bayar terhadap utang—yaitu, semakin tinggi cakupan, semakin rendah tingkat gagal bayar. Pentingnya Variabilitas dan Persistensi Laba untuk Cakupan Laba Faktor penting dalam mengevaluasi ukuran cakupan laba adalah perilaku laba dan arus kas dari waktu ke waktu. Semakin stabil pola Jaba dari suatu perusahaan atay industri, semakin kecil ukuran cakupan laba yang dapat diterima. Misalnya, utilitas mengalami dampak minimal ketika terjadi penurunan atau kenaikan ekonomi sehingga menghasilkan rasio cakupan laba yang-lebih rendah. Sebaliknya, perusahaan musiman seperti produsen mesin dapat menghadapi penurunan dan kenaikan yang cukup tajam pada kinerjanya. Ketidakpastian ini mengakibatkan pembebanan rasio cakupan laba yang lebih tinggi pada perusahaan tersebut. Variabilitas laba maupun Analisis dapat menggunakan salah satu atau kedua ukuran ini untuk menentukan standar cakupan laba yang dapat diterima. Persistensi laba sering kali diukur sebagai korelasi (otomatis) laba-antarwaktu. Pentingnya Pengukuran dan Asumsi Cakupan Laba Menentukan tingkat cakupan laba yang dapat diterima tergantung pada metode perhitungan ukuran cakupan laba. SEC maupun perhitungan rasio Cakupan laba terhadap beban tetap menggunakan laba sebelum operasi dihentikan, pos luar biasa, dan dampak kumulatif perubahan akuntansi. Risiko dan Imbal Hasil Struktur Modal



Hal ini sangat berguna untuk mempertimbangkan perkembangan terkini dalam inovasi keuangan untuk menilai risiko yang melekat (risk inherent) pada struktur modal perusahaan. Suatu perusahaan dapat meningkatkan risiko (dan imbal hasil potensial) dari pemegang



ekuitas



dengan



meningkatkan



leverage.



Misalnya,



kverage



buyout



menggunakan utang untuk mengambil alih perusahaan swasta dengan membeli seluruh saham yang dimiliki pemegang ekuitas, Pengakuisisi (acquirer) mengandalkan arus kas masa depan untuk membayar kenaikan utang dan penjualan aset yang diantisipasi untuk mengurangi utang. Manfaat potensial lainnya dari leverage adalah pengurangan pajak untuk bunga—dividen yang dibayarkan kepada pemegang ekuitas tidak dikurangkan dari pajak. Namun, substitusi utang untuk ekuitas menghasilkan struktur modal yang lebih berisiko. Hal inilah yang menyebabkan mengapa obligasi yang digunakan untuk membiayai leverage buyout tertentu disebut junk bonds (obligasi sampah). Junk bonds, tidak seperti obligasi lainnya yang berkualitas baik, merupakan bagian dari struktur modal berisiko tinggi di mana pembayaran bunganya ditutupi dengan laba secara minimal, Kesulitan ekonomi dengan cepat membahayakan pembayaran bunga dan pokok junk bonds. Junk bonds memiliki risiko ekuitas lebih tinggi dibandingkan dengan utang yang aman. Pengalaman keuangan terus mengingatkan orang-orang. yang melupakan hubungan antara risiko dan imbal hasil. Tidak mengejutkan bahwa periode keuangan dengan spekulasi sangat tinggi akan menghasilkan efek yang berisiko. Hal yang mengejutkan adalah penolakan beberapa orang untuk menilai arti kata junk (sampah) jika diterapkan pada obligasi. Sama halnya, obligasi tanpa bunga (zero coupon bonds) yang menangguhkan seluruh pembayaran bunganya hingga saat jatuh tempo dan menawarkan sejumlah manfaat dibandingkan penerbitan utang standar. Namun, ketika diterbitkan oleh perusahaan dengan kredibilitas kredit yang rendah, risika Obligasi tanpa bunga secara substansial lebih tinggi dibandingkan utang standardikarenakan ketidakpastian penerimaan bunga dan pokok selama beberapa tahun ke depan. Inovasi keuangan lainnya disebut payment in kind (PIK) securities yang membayar bunga dengan menerbitkan utang tambahan. Asumsinya adalah seorang debitur mungkin terlalu lemah untuk membayar bunga saat ini, kemudian akan Cukup sukses untuk membayar di kemudian hari. Faktor-faktor yang berkontribusi terhadap risiko dan alat analisis yang tersedia dibahas pada bab ini dan bab sebelumnya menunjukkan dibutuhkannya analisis keuangan



secara lengkap dan menyeluruh. Bersandar pada pemeringkat kredit atau peringkat lainnya merupakan pendelegasian tanggung jawab analisis dan evaluasi. Terlalu berisiko untuk menempatkan ketergantungan secara parsial atau eksklusi! pada sumber-sumber analisis ini. Tidak peduli bagaimana reputasinya, sumber tersebut tidak dapat menangkap risiko yang unik dan imbal hasil yang diharapkan.