Tugas Pak Agata Pondasi [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

LEMBAR PENGESAHAN LAPORAN PRAKTIKUM REKAYASA PONDASI Laporan Praktikum Rekayasa Pondasi ini merupakan salah satu dari syarat untuk lulus pada mata kuliah Rekayasa Pondasi II.



KELOMPOK 2 Nama Anggota : 1. Aditiya Reza Pradhika



(14512732)



2. Berlian Bintang Dwi Saputra



(14512802)



3. Renanda Septian Umar



(14512735)



4. Yola Ridna Taufantoro



(14512728)



Mengetahui, Kediri, 31 Maret 2017 Dosen Pembimbing



AGATHA IWAN C., ST. MT.



KATA PENGANTAR



Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakaatuh Puji syukur kehadirat Allah Subhanahu wa Ta’ala, atas segala rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelasaikan Laporan Praktikum Rekayasa Pondasi pada mata kuliah Rekayasa Pondasi II. Tanpa adanya pertolongan dari-Nya untuk menyelesaikan laporan ini penyusun tidak akan sanggup untuk menyelesaikan laporan ini dengan baik. Laporan ini dibuat bertujuan untuk memenuhi persyaratan kelulusan mata kuliah Rekayasa Pondasi II di Program Studi Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Kadiri dan memberikan gambaran mengenai penyusunan laporan praktikum rekayasa pondasi ini kepada pembaca. Dengan Selesainya Laporan ini tidak terlepas dari bantuan banyak pihak yang telah memberikan masukan-masukan, semangat dan juga bimbingan kepada penyusun, Untuk itu penyusun mengucapkan terima kasih kepada : 1. Bapak Agatha Iwan C., ST. MT. Selaku Dosen di mata kuliah Rekayasa Pondasi II. 2. Teman-teman kelompok yang sudah bersedia bekerjasama untuk menyelesaikan laporan praktikum ini.



3. Serta kepada semua pihak dari mahasiswa teknik sipil, khususnya teman-teman semester VI yang sudah senantiasa membantu dalam menyusun laporan ini. Kami mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu penyusunan Laporan ini. Penyusun menyadari bahwa di dalam Laporan ini memiliki banyak kekurangan baik dari materi atau dari penyajian mengingat kurangnya pengalaman dan pengetahuan penyusun. Oleh karena itu kritik dan saran yang membangun sangat kami harapkan. Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakaatuh



Kediri, 31 Maret 2017



Penulis



LEMBAR ASISTENSI



No.



Hari/Tanggal



Keterangan



Paraf



BAB I PENDAHULUAN



1.1 Latar Belakang Pondasi adalah bagian dari struktur bangunan yang berada paling bawah yang berfungsi untuk menyalurkan beban bangunan di atasnya ke tanah dasar di bawahnya. Pondasi secara umum dapat dibedakan menjadi dua yaitu Pondasi dangkal dan Pondasi dalam. Pondasi dangka, yaitu jika kedalaman pondasi kurang atau sama dengan lebar pondasi (D≤B). Sedangkan pondasi dalam, yaitu jika kedalaman pondasi dari muka tanah lebih dari lima kali lebar pondasi (D≤5B). Untuk mendukung kekuatan pondasi, kita juga perlu untuk melakukan pengetesan



terhadap



daya



dukung



tanah



supaya



kita



mengetahui pondasi apa yang akan kita pakai. Salah satunya adalah dengan melakukan uji SPT (Standard Penetration Test). Dalam desain struktur tanah fondasi sering dilakukan analisis stabilitas dan perhitungan desain fondasi suatu bangunan dengan menggunakan parameter tanah baik tegangan total maupun tegangan efektif, dan identifikasi tanah. Dalam melakukan uji penetrasi lapangan dengan SPT ini digunakan metode pengujian penetrasi dengan SPT yang dapat berlaku



untuk tanah. Peralatan uji penetrasi ini antara lain terdiri atas peralatan penetrasi dengan SPT, bahan penunjang uji, dan perlengkapan lainnya.



1.2 Tujuan Praktikum 1. Untuk mengetahui tata cara melakukan pengetesan daya dukung tanah dengan menggunakan metode SPT. 2. Untuk mengetahui jenis tanah yang sedang dilakukan pengujian menggunakan metode SPT. 3. Supaya mahasiswa bisa melakukan pengujian daya dukung tiang pondasi dengan menggunakan metode Meyerhof dan Luciano Decourt.



BAB II LANDASAN TEORI



2.1



Daya Dukung Tanah Daya dukung tanah dipengaruhi oleh nilai kuat geser tanah, yang mana dipengaruhi oleh nilai kohesi dan sudut geser tanah. Jika gaya geser yang bekerja pada suatu massa tanah maka secara bersamaan tegangan normal (σ) akan bekerja, maka harga tegangan geser (τ) akan bertambah besar akibat deformasi mencapai ambang batas. Jika harga ambang batas itu dihubungkan dengan tegangan normal (σ) yang berbedabeda maka akan diperoleh suatu garis lurus dimana kohesi (c) sebagai konstanta dan tegangan normal (σ) sebagai variabel, dan kemiringan garis ditentukan oleh sudut geser tanah.



2.2



Penyelidikan Tanah Struktur bawah bangunan terdiri dari pondasi dan tanah pendukung pondasi. Untuk itu hal yang sangat berkaitan dengan pondasi adalah penyelidikan tanah. Pondasi harus diletakkan pada lapisan tanah yang cukup keras dan padat. Dengan dilakukannya penyelidikan tanah dapat diketahui letak atau kedalaman tanah keras yang berfungsi untuk mengetahui sifat–



sifat dasar tanah seperti asal-usulnya, penyebaran ukuran butiran,kemampuan mengalirkan air, sifat pemampatan bila dibebani(compressibility),



kekuatan



geser,



kapasitas



daya



dukung terhadap beban dan lain-lain. (Das, 1995). Adapun soil investigation yang biasa dilakukan adalah: a. Pemboran (drilling): dari hasil pemboran (bore holes) yang dilakukan dengan Standart Penetrastion Test (SPT), Cone Penetrastion Test (CPT). Diketahui jenis lapisan tanah yang kemudian dikirim ke Laboratorium Mekanika Tanah. b. Percobaan



penetrasi



(Penetration



Test)



dengan



menggunakan alat yang disebut Sondir Static Penetrometer. Ujungnya berupa konus yang ditekan masuk kedalam tanah dan secara otomatis dapat dibaca hasil Sondir tegangan tanah. Untuk mengetahui sifat tanah berdasarkan sifat lekatnya antara lain: a. Tanah kohesif adalah tanah yang mempunyai sifat lekatan antara butirbutirnya (tanah lempung = mengandung lempung cukup banyak). b. Tanah non kohesif adalah tanah yang tidak mempunyai atau sedikit sekali lekatan antara butir-butirnya (hampir tidak mengandung lempung misal pasir).



c. Tanah



organik



adalah



tanah



yang



sifatnya



sangat



dipengaruhi oleh bahanbahan organik (sifat tidak baik). Tanah memiliki perbedaan antara kondisi undrained dan drained tergantung pada waktu. Setiap tanah memiliki karakteristik dalam menentukan berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk berubah kondisi dari kondisi undrained menjadi kondisi drained. Penyelidikan tanah dapat dilakukan langsung dilapangan maupun di laboratorium. Pada Medan Focal Point penyelidikan tanah yang dilakukan di lapangan adalah Standard Penetration Test.



2.3



Standard Penetration Test (SPT) Penyelidikan tanah dengan SPT informasi tentang kondisi di bawah permukaan tanah dapat diperoleh hingga 85% dengan biaya yang ekonomis. Pada pondasi tiang harga NSPTyang diperoleh



dari



proses



pengujian



dapat



digunakan



untuk



perhitungan gesekan selimut yang mana dapat diambil rata-rata pada tiap lapisan begitu juga untuk perhitungan daya dukung ujung pondasi tiang perataan dilakukan dengan mengambil suatu interval kedalaman sedikit di bawah dan di atas ujung tiang. (Raharjo, 1996).



Adapun keuntungan dari penyelidikan tanah dengan menggunakan SPT adalah: a. Dapat menentukan kedalaman dan tebal masing-masing lapisan tanah. b. Alat dan cara operasinya relatif sederhana. c. Contoh tanah terganggu dapat diperoleh untuk identifikasi jenis tanah, sehingga interpretasi kuat geser dan deformasi tanah dapat diperkirakan dengan baik.



2.4



Pondasi Suatu sistem pondasi harus dihitung untuk menjamin keamanan dan kestabilan struktur bangunan diatasnya dimana tidak boleh terjadi penurunan sebagian atau seluruhnya melebihi batas yang diijinkan. Dalam perencanaan pembangunan pondasi ada beberapa hal yang harus diperhatikan. (Bowles, 1988): a. Penentuan



fungsi



bangunan,



beban



bangunan,



umur



pemakaian, jenis perangkaian, profil tanah, cara konstruksi, dan biaya konstruksi. b. Penentuan kebutuhan bangunan. c. Pembuatan



rancangan



dengan



pertimbangan



tidak



menurunkan mutu lingkungan dan memakai persyaratan



keamanan



yang



sudah



ditentukan



dalam



peraturan



bangunan.



2.5



Daya Dukung Tiang Pondasi 2.5.1 Menurut Meyerhof Daya dukung limit untuk pasir terdiri dari gabungan antara term titik (point) dan term lekatan (frottement) lateral :



Jika A adalah section atau luas penampang ujung bawah tiang yang berdiameter B, maka :



Dimana :



N = harga SPT diujung bawah tiang N = harga rata-rata sepanjang tiang yang tertanam D = kedalaman tiang



Dimana :



Qad = daya dukung admissible F = koefisien keamanan



2.5.2 Menurut Luciano Decourt (1982)



Dimana :



Qu = daya dukung tiang ultime total Qp = resistance ultime diujung tiang Qs = resistance ultime akibat lekatan lateral



Dimana : Np



= harga rata-rata didekat ujung tiang = (N1 + N2 + N3)/3



K



= Koefisien karakteristik tanah = 12 t/m2 = 117,7 KPa, untuk lempung = 20 t/m2 = 196 KPa, lanau berlempung = 25 t/m2 = 245 KPa, lanau berpasir = 40 t/m2 = 392 KPa, pasir



Ap



= luas penampang ujung tiang



qp



= tegangan diujung tiang



Dimana : q



= tegangan akibat frottement lateral dalam t/m 2



Ns



= harga rata-rata sepanjang tiang yang tertanam, dengan batasan : 3 ≤ N ≤ 50



As



= keliling x panjang tiang



2.6



Tabel Korelasi Data dari SPT Cohesioniless / Sol Pulverulent > 50



(blows)



0–3



4 – 10



11 – 30



31 – 50



(KN/m3)



-



12 – 16



14 – 18



16 – 20



(º)



-



25 -32



28 – 36



30 – 40



18 – 23 > 35 Very



State



Very loose



Loose



Medium



Dense



Dr (%)



0 - 15



15 - 35



35 – 65



65 – 85



dense 85 – 100 Cohesive Soil / Sol Coherent



(blows)



25



(KN/m3)



14 – 18



16 - 18



16 – 18



16 – 20



> 20



< 25



20 - 50



30 – 60



40 – 200



> 100



Very Soft



Soft



Medium



Stiff



Hard



(KPa) Consistency



Tabel 2.6.1 SPT Correlations (J. E. BOWLES, 1984)



BAB III METODOLOGI PENELITIAN



3.1



Waktu dan Tempat Penelitian 3.1.1 Waktu 15 Maret 2017, dalam waktu 1 hari penelitian. 3.1.2 Tempat Penelitian Kampus Universitas Kadiri, tepatnya di belakang GOR Surya di timur gudang.



3.2



Peralatan 1. Alat Penahan (tripod) 2. Baut pengunci pipa-pipa alat penahan 3. Split Barrel (pipa pemancang untuk dipalu) / tabung silinder 4. Balok pembeban untuk pemukul seberat 63,5 kg sesuai dengan ASTM, D 1586 5. Roda kerekan 6. Tali yang kuat untuk mengangkat beban pemukul 7. Meteran 8. Alat tulis untuk mencatat hasil pengetesan



Gambar 3.2.1 Alat pengetesan daya dukung tanah menggunakan metode SPT



3.3



Prosedur Pengerjaan 1. Siapkan satu set alat peralatan SPT di lokasi yang akan dilakukan penelitian. 2. Jika peralatan sudah lengkap, pasang peralatan SPT sesuai dengan prosedur. 3. Peralatan SPT sudah terpasang dengan baik, kemudian tancapkan tabung silinder sedalam ± 15 cm pada undisturbed soil. 4. Tandai tabung silinder dari N1 sampai N3 dengan masingmasing jarak 30 cm dengan tinta atau spidol sebagai pembatas jarak.



5. Setelah itu siap untuk dilakukan pemukulan sesuai dengan prosedur ASTM D 1586, yaitu balok seberat 63,5 kg di tarik hingga ketinggian 76 cm diatas permukaan tabung silinder. 6. Kemudian jatuhkan balok tersebut hingga memukul tabung silinder. 7. Setelah itu ukur kedalaman dari pukulan yang sudah tertancap ke dalam tanah, tancapan tersebut diukur dari permukaan tanah hingga batas tanda dari N1. 8. Lakukan cara 5-7 hingga mencapai N3 yaitu dengan kedalaman 90 cm.



BAB IV ANALISIS DATA



4.1



Data Tabel Hasil Percobaan Data dibawah ini merupakan hasil dari percobaan yang sudah dilakukan, dari pukulan ke dalam tanah, dan didapatkan nilai N, sebagai berikut :



Keterangan



N1



Kedalaman (cm)



30



Jumlah Pukulan



Kedalaman Pukulan



N1 (1)



13



N2 (2)



10



N3 (3)



17,5



N2



30



N2 (1)



26,5



N3



30



N3 (1)



32



Total



90



5



99



Tabel 4.1.1 Tabel Hasil Percobaan



Gambar 4.1.2 Hasil pukulan yang masuk ke dalam tanah



4.2



Analisa Data 4.2.1 Menentukan N yang dibutuhkan berdasarkan kedalaman yang ditentukan



Gambar 4.2.1.1 Data hasil pukulan ke dalam tanah yang akan dikoreksi jumlah pukulannya



Perhitungan N yang dibutuhkan : 1. N1 Pukulan



1



2



3



Kedalaman (cm)



13



10



17,5



Kekurangan kedalaman (2 pukulan) : 30 – (13 +10) = 7 cm N yang dibutuhkan : 7/17,5 = 0,4 + 2 = 2,4 pukulan



2. N2 (40,5 – 30 = 10,5 cm|0,6 pukulan) (+) Pukulan Kedalaman (cm)



+



1



10,5



26,5



Kekurangan kedalaman : 30 – 10,5 = 19,5 cm N yang dibutuhkan : 19,5 / 26,5 = 0,73 + 0,6 = 1,3 pukulan



3. N3 (37 – 30 = 7 cm|0,6 pukulan) (+) Pukulan



+



1



Kedalaman (cm)



7



32



Kekurangan kedalaman : 30 – 7 = 23 cm N yang dibutuhkan : 23/32 = 0,72 + 0,26 = 0,98 pukulan



4.2.2 Menentukan Korelasi Antara Nilai N dan Sifat-Sifat atau Karakteristik Tanah N1 (blows) (KN/m3) (º) State Dr (%) N1 (blows) (KN/m3) (KPa) Consistency



Cohesioniless / Sol Pulverulent 0 – 3 → 3 = 2,4 / 3 = 0,8 Very Loose 0 – 15 → 15 = 0 + (0,8 x 15) = 12 % Cohesive Soil / Sol Coherent