Tugas Perawat Fase Intra Operatif [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

TUGAS PERAWAT FASE INTRA OPERATIF Disusun untuk memenuhi tugas makalah mata kuliah Keperawatan Perioperatif



Oleh Kelompok 10 Mega Sari



(191440120)



Misbachul munir



(191440121)



Nur Aziza



(191440123)



PROGRAM DIII KEPERAWATAN POLTEKKES KEMENKES PANGKALPINANG TAHUN AJARAN 2021/2022



1|PERAWAT FASE INTRA OPERATIF



KATA PENGANTAR



Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT karena telah melimpahkan rahmat dan hidayahNya kepada kita semua. Syukur Alhamdulillah kami dapat mengerjakan tugas makalah dari mata kuliah Keperawatan Perioperatif yang berjudul “TUGAS PERAWAT FASE INTRA OPERATIF”. Kami juga mengucapkan terimakasih kepada dosen mata kuliah Keperawatan Perioperatif yang telah memberikan tugas ini. Dengan ini kami bisa belajar memahami lebih dalam terkait judul yang ditugaskan untuk kelompok kami. Kami sadar, sebagai seorang mahasiswa yang masih dalam proses pembelajaran, penulisan makalah ini terdapat banyak kekurangan didalamnya. Oleh karena itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun guna menyempurnakan makalah kami selanjutnya. Kami berharap makalah ini dapat bermanfaat bagi kami umumnya dan khususnya kepada pembaca.



Pangkalpinang,23 Agustus 2021



Kelompok 8



2|PERAWAT FASE INTRA OPERATIF



DAFTAR ISI



HALAMAN JUDUL………………………………………………………….…..1 KATA PENGANTAR……………………………..…………….………………..2 DAFTAR ISI………………...…………………….……………………………..3



BABI PENDAHULUAN 1.1



Latar belakang………………………………………......………………....4



1.2



Rumusan masalah……………………………….…………………………4



1.3



Tujuan……………………………………………………………………..4



BAB II PEMBAHASAN 2. 1



Pengertian perawat fase intra operatif .................................................…..5



2. 2



Klasifikasi perawat fase intra operatif .................................................….6



2. 3



Syarat perawat fase intra operatif .......................................................…..7



2. 4



Tugas dan tanggung jawab perawat fase intra operatif .......................…..8



BABIII PENUTUP 3.1



Kesimpulan……………………..…..……….…….………….………….14



3.2



Saran…………………..………………………………………..………...14



DAFTAR PUSTAKA……………..…..……………………………..………….15



3|PERAWAT FASE INTRA OPERATIF



BAB I PENDAHULUAN



1.1 Latar Belakang Tindakan operasi adalah sebuah tindakan yang bagi sebagian besar klien adalah sesuatu yang menakutkan dan mengancam jiwa klien. Hal ini dimungkinkan karena belum adanya pengalaman dan dikarenakan juga adanya tindakan anestesi yang membuat klien tidak sadar dan membuat klien merasa terancam takut apabila tidak bisa bangun lagi dari efek anestesi.Tindakan operasi membutuhkan persiapan yang matang dan benar-benar teliti karena hal ini menyangkut berbagai organ, terutama jantung, paru, pernafasan. Untuk itu diperlukan perawatan yang komprehensif dan menyeluruh guna mempersiapkan tindakan operasi sampai dengan benar-benar aman dan tidak merugikan klien maupun petugas. 1.2 Rumusan Masalah 1) Apakah yang dimaksud perawat fase intaoperatif? 2) Bagaimana klasifikasi perawat fase intraoperative? 3) Apa saja syarat perawat fase intraoperatif? 4) Apa saja tugas dan tanggung jawab perawat fase intraoperative 1.3 Tujuan 1. Untuk mengetahui pengertian perawat fase intraoperative 2. Untuk mengetahui klasifikasi perawat fase intraoperative 3. Untuk mengetahui syarat perawat fase intra operatif 4. Untuk mengetahui tugas dan tanggung jawab perawat fase inta operatif



4|PERAWAT FASE INTRA OPERATIF



BAB II PEMBAHASAN 2. 1



Pengertian keperawatan fase intra operatif Keperawatan intra operatif merupakan bagian dari tahapan keperawatan perioperatif. Aktivitas yang dilakukan pada tahap ini adalah segala macam aktivtas yang dilakukan oleh perawat di ruang operasi. Aktivitas di ruang operasi oleh perawat difokuskan pada pasien yang menjalani



prosedur



pembedahan



untuk



perbaikan,



koreksi



atau



menghilangkan masalah-masalah fisik yang mengganggu pasien. Tentunya pada saat dilakukan pembedahan akan muncul permasalahan baik fisiologis maupun psikologis pada diri pasien.Untuk itu keperawatan intraoperatif tidak hanya berfokus pada mas alah



fisiologis



dihadapi oleh pasien selama operasi,namun juga harus



yang



berfokus pada



masalah psikologis yang dihadapi oleh pasien. Sehingga



pada akhirnya akan menghasilkan outcome berupa



asuhan keperawatan yang terintegrasi. Untuk menghasilkan hasil terbaik bagi diri pasien,tentunya diperlukan tenaga kesehatan yang kompeten dan keda sama yang sinergis antara masing-



masing anggota tim. Secara



umum anggota tim dalam prosedur pembedahan ada tiga kelompok besar, meliputi pertama, ahli anastesi dan perawat anastesi yang bertugas memberikan agen analgetik dan yang



tepat



di



membaringkan pasien



dalam



posisi



mejaoperasi, kedua ahli bedah dan asisten yang



melakukan scrub dan pembedahan dan yang ketiga adalah perawat intra operatif. Perawat



intra



operatif



bertanggung



jawab



terhadap



keselamatan dan kesejahteraan (well being) pasien. Untuk itu perawat intra operatif perlu mengadakan koordinas petugas ruang operasi dan pelaksanaan perawat scrub dan pengaturan aktivitas selama pembedahan. Peran lain perawat di ruang operasi adalah sebagai rnfa (registered nurse first assitant). Peran sebagai rnfa ini sudah berlangsung dengan baik di negara amerika utara dan eropa. Namun



5|PERAWAT FASE INTRA OPERATIF



demikian praktiknya di indonesia masih belum sepenuhnya tepat. Peran perawat



sebagai



rnfa



diantaranya



meliputi



penanganan



jaringan,



memberikan pemajanan pada daerah operasi, penggunaan instrumen, jahitan bedah dan pemberian hemostatis. Untuk menjamin perawatan pasien yang optimal selama pembedahan, informasi mengenai pasien harus dijelaskan pada ahli anastesi dan perawat anastesi, serta perawat bedah dan dokter bedahnya. Selain itu segala macam perkembangan yang berkaitan dengan perawatan pasien di unit perawatan pasca anastesi (pacu) seperti perdarahan, temuan yang tidak diperkirakan. Permasalahan cairan dan eleklrolit, syok, kesulitan pernafasan harus dicatat, didokumentasikan dan dikomunikasikan dengan staff pacu. Perawatan selama anestesi dimulai sejak pasien berada diatas meja operasi sampai dengan pasien dipindahkan ke ruang pulih sadar. 2. 2



Klasifikasi perawat fase intra operatif 1. Perawat sirkulasi Perawat sirkulasi atau dikenal juga dengan sebutan perawat unloop, bertanggung jawab menjamin terpenuhinya perlengkapan yang dibutuhkan oleh perawat instrument dan mengobservasi pasien menimbulkan kontaminasi terhadap area steril. Perawat sirkulasi adalah petugas penghubung antara area steril dengan bagian ruang operasi lainnya. Pendapat perawat sirkulasi sangat dibutuhkan dan sangat membantu, terutama dalam mengobservasi, penyimpangan teknik aseptik selama pembedahan. Peran perawat sirkulasi biasanya dipegang oleh perawat yang baru direkrut atau baru bertugas di kamar operasi. Kondisi ini akan menimbulkan risiko kesalahan apabila perawat administrative kamar operasi tidak melakukan bimbingan dan pengawasan yang optimal (Muttaqin & Sari, 2009).



6|PERAWAT FASE INTRA OPERATIF



2. Perawat scrub (scrub nurse) Perawat scrub atau di Indonesia juga dikenal sebagai perawat instrumen merupakan perawat kamar bedah yang memiliki tanggung jawab terhadap manajemen area operasi dan area steril pada setiap jenis pembedahan (Muttaqin & Sari, 2009). 2. 3



Syarat perawat fase inta operatif A. Syarat menjadi perawat sirkulasi menurut Hipkabi, 2014 adalah : 1. Memiliki ijazah formal keperawatan minimal D III keperawatan yang diakui oleh pemerintah atau yang berwenang. 2. Mempunyai pengalaman kerja di kamar operasi lebih dari 5 tahun. 3. Mampu melakukan supervisi terhadap anggota tim operasi. 4. Mampu berkolaborasi dengan dokter bedahdan dokter anastesi. 5. Mampu memimpin rencana asuhan keperawatan perioperatif di kamar bedah. 6. Mempunyai bakat dan minat 7. Berdedikasi tinggi 8. Berkepribadian mantap (emosi stabil). 9. Dapat bekerja sama dengan anggota tim 10. Cepat



tanggap.



B. Menurut Hipkabi (2014) syarat menjadi perawat scrub adalah : 1. Berijazah pendidikan formal keperawatan dari semua jenjang yang diakui oleh pemerintah yang berwenang 2. Memiliki sertifikat pelatihan dasar kamar bedah 3. Mempunyai pengalaman kerja di kamar bedah minimal 2 tahun 4. Mempunyai bakat, minat, dan iman 5. Berdedikasi tinggi 6. Berkepribadian mantap (emosi stabil) 7. Dapat bekerja sama dengan anggota tim 8. Cepat tanggap



7|PERAWAT FASE INTRA OPERATIF



2. 4



Tugas dan tanggug jawab perawat fase intra operatif Selain sebagai kepala advokat pasien dalam kamar operasi yang menjamin kelancaran jalannya operasi dan menjamin keselamatan pasien selama tindakan pembedahan. Secara umum fungsi perawat di dalam kamar operasi seringkali dijelaskan dalam hubungan aktivitas-aktivitas sirkulasi dan scrub (instrumentator). Deskripsi peran dan tanggung jawab perawat pada fase intra operatif a. Perawat sirkulasi (circulation nurse) 



Mempersiapkan dan mengatur ruang operasi







Melindungi keselamatan dan kebutuhan pasien dengan memantau aktivitas anggota tim bedah dan memeriksa kondisi di dalam ruang operasi.







Tanggung jawab utamanya meliputi memastikan kebersihan, suhu yang sesuai, kelembapan, pencahayaan, menjaga peralatan tetap berfungsi dan ketersediaan berbagai material yang dibutuhkan sebelum, selama dan sesudah operasi.







Memantau praktik asepsis untuk menghindari pelanggaran teknik asepsis sambil mengkoordinasi perpindahan anggota tim yang berhubungan (tenaga medis, rontgen dan petugas laboratorium).







Perawat sirkuler juga memantau kondisi pasien selama prosedur operasi untuk menjamin keselamatan pasien.



8|PERAWAT FASE INTRA OPERATIF



b. Scrub nurse (instrumentator) Peran dan fungsi perawat sebagai scrub nurse : 



Melakukan desinfeksi lapangan pembedahan dan drapping







Mengatur meja steril, menyiapkan alat jahit, diatermi dan peralatan khusus yang dibutuhkan untuk pembedahan.







Membantu dokter bedah selama prosedur pembedahan dengan melakukan



tindakan-



tindakan



yang



diperlukan



seperti



mengantisipasi instrumen yang dibutuhkan, spon, kassa, drainage dan peralatan lain 



Serta terus mengawasi kondisi pasien ketika pasien dibawah pengaruh anastesi. Saat luka ditutup perawat harus mengecek semua peralatan dan material untuk memastikan bahwa semua jarum, kassa dan instrumen sudah dihitung lengkap.



Kedua fungsi tersebut membutuhkan pemahaman, pengetahuan dan ketrampilan perawat tentang anatomi, perawatan jaringan dan prinsip asepsis,



mengerti



tentang



tujuan



pembedahan,



pemahaman



dan



kemampuan untuk mengantisipasi kebutuhan-kebutuhan dan untuk bekerja sebagai anggota tim yang terampil dan kemampuan untuk menangani segala situasi kedaruratan di ruang operasi. c. Perawat anestesi 



Perawat anestesi adalah perawat yang berlatih di bidang anestesi dan telah menyelesaikan program D-III anestesi atau yang sederajat.







Perawat mahir atau terlatih di bidang anestesi, yaitu perawat yang telah mendapat pendidikan sekurang-kurangnya selama 6 (enam) bulan atau perawat yang telat bekerja pada layanan anestesi di rumah sakit minimal 1 tahun.







Perawat yang berpengalaman di bidang perawatan atau terapi intensif yaitu perawat yang telah mendapatkan pelatihan dan



9|PERAWAT FASE INTRA OPERATIF



pendidikan sekurang-kurangnyaselama 6 (enam) bulan atau perawat yang telah bekerja pada pelayanan di ruang perawatan intensif (ICU) minimal 1 (satu) tahun. d.



Aktivitas umum keperawatan pada fase inta operatif Aktivitas keperawatan yang dilakukan selama tahap intra operatif



meliputi 4 hal, yaitu : 



Safety Management







Monitoring Fisiologis







Monitoring Psikologis







Pengaturan dan koordinasi Nursing Care



 Safety Management Tindakan ini merupakan suatu bentuk jaminan keamanan bagi pasien selama prosedur pembedahan. Tindakan yang dilakukan untuk jaminan keamanan diantaranya adalah : 1. Pengaturan posisi pasien Pengaturan posisi pasien bertujuan untuk memberikan kenyamanan pada klien dan memudahkan pembedahan. Perawat perioperatif mengerti bahwa berbagai posisi operasi berkaitan dengan perubahan-perubahan fisiologis yang timbul bila pasien ditempatkan pada posisi tertentu. Faktor penting yang harus diperhatikan ketika mengatur posisi di ruang operasi adalah:  Daerah operasi  Usia  Berat badan pasien  Tipe anastesi  Nyeri : normalnya nyeri dialami oleh pasien yang mengalami gangguan pergerakan, seperti artritis.



10 | P E R A W A T F A S E I N T R A O P E R A T I F



Posisi yang diberikan tidak boleh mengganggu sirkulasi, respirasi, tidak melakukan penekanan yang berlebihan pada kulit dan tidak menutupi daerah atau medan operasi. Hal-hal yang dilakukan oleh perawat terkait dengan pengaturan posisi pasien meliputi : a. Kesejajaran fungsional Maksudnya adalah memberikan posisi yang tepat selama operasi. Operasi yang berbeda akan membutuhkan posisi yang berbeda pula. Contoh : 



Supine (dorsal recumbent) : hernia, laparotomy, laparotomy eksplorasi, appendiktomi, mastectomy atau pun reseksi usus.







Pronasi : operasi pada daerah punggung dan spinal. Misal : Lamninectomy







Trendelenburg : dengan menempatkan bagian usus diatas abdomen, sering digunakan untuk operasi pada daerah abdomen bawah atau pelvis.







Lithotomy : posisi ini mengekspose area perineal dan rectal dan biasanya digunakan untuk operasi vagina. Dilatasi dan kuretase dan pembedahan rectal seperti : Hemmoiroidektomy



 b.



Lateral : digunakan untuk operasi ginjal, dada dan pinggul. Pemajanan area pembedahan



Pemajanan daerah bedah maksudnya adalah daerah mana yang akan dilakukan tindakan pembedahan. Dengan pengetahuan tentang hal ini perawat dapat mempersiapkan daerah operasi dengan teknik drapping. Mempertahankan posisi sepanjang prosedur operasi 



Posisi pasien di meja operasi selama prosedur pembedahan harus dipertahankan sedemikian rupa. Hal ini selain untuk mempermudah proses pembedahan juga sebagai bentuk jaminan keselamatan pasien dengan memberikan posisi fisiologis dan mencegah terjadinya injury.







Memasang alat grounding ke pasien.



11 | P E R A W A T F A S E I N T R A O P E R A T I F







Memberikan dukungan fisik dan psikologis pada klien untuk menenagkan pasien selama operasi sehingga pasien kooperatif.







Memastikan bahwa semua peralatan yang dibutuhkan telah siap seperti : cairan infus, oksigen, jumlah spongs, jarum dan instrumen tepat.







Monitoring fisiologis



Pemantauan fisiologis yang dilakukan meliputi : 1. Melakukan balance cairan Penghitungan balance cairan dilakuan untuk memenuhi kebutuhan cairan pasien. Pemenuhan balance cairan dilakukan dengan cara menghitung jumlah cairan yang masuk dan yang keluar (cek pada kantong kateter urine) kemudian melakukan koreksi terhadap imbalance cairan yang terjadi. Misalnya dengan pemberian cairan infus. 2. Memantau kondisi cardiopulmonal Pemantaun kondisi kardio pulmonal harus dilakukan secara kontinu untuk melihat apakah kondisi pasien normal atau tidak. Pemantauan yang dilakukan meliputi fungsi pernafasan, nadi dan tekanan darah, saturasi oksigen, perdarahan. 3. Pemantauan terhadap perubahan vital sign Pemantauan tanda-tanda vital penting dilakukan untuk memastikan kondisi klien masih dalam batas normal. Jika terjadi gangguan harus dilakukan intervensi secepatnya. 4. Monitoring dan dukungan psikologis Dukungan Psikologis (sebelum induksi dan bila pasien sadar). Dukungan psikologis yang dilakukan antara lain : 



Memberikan dukungan emosional pada pasien







Berdiri di dekat klien dan memberikan sentuhan selama prosedur induksi







Mengkaji status emosional klien







Mengkomunikasikan status emosional klien kepada tim kesehatan (jika ada perubahan)



12 | P E R A W A T F A S E I N T R A O P E R A T I F







Pengaturan dan Koordinasi Nursing Care



Tindakan yang dilakukan antara lain : 1. Memanage keamanan fisik pasien 2. Mempertahankan prinsip dan teknik asepsis



13 | P E R A W A T F A S E I N T R A O P E R A T I F



BAB III PENUTUP 3.1 Kesimpulan Tindakan operasi adalah sebuah tindakan yang bagi sebagian besar klien adalah sesuatu yang menakutkan dan mengancam jiwa klien. Tindakan operasi membutuhkan persiapan yang matang dan benar-benar teliti karena hal ini menyangkut berbagai organ, terutama jantung, paru, pernafasan. Untuk itu diperlukan perawatan yang komprehensif dan menyeluruh guna mempersiapkan tindakan operasi sampai dengan benar-benar aman dan tidak merugikan klien maupun petugas. Keperawatan intra operatif merupakan bagian dari tahapan keperawatan perioperatif. Aktivitas yang dilakukan pada tahap ini adalah segala macam aktivtas yang dilakukan oleh perawat di ruang operasi. Aktivitas di ruang operasi oleh perawat difokuskan pada pasien yang menjalani prosedur pembedahan untuk perbaikan, koreksi atau menghilangkan masalah-masalah fisik yang mengganggu pasien. Perawat intra operatif bertanggung jawab terhadap keselamatan dan kesejahteraan



(well being) pasien. Untuk itu perawat intra operatif perlu



mengadakan koordinas petugas ruang operasi dan pelaksanaan perawat scrub dan pengaturan aktivitas selama pembedahan.



3.2 Saran Diharapkan mahasiswa dan dosen dapat : 1. Semoga dengan adanya penjelasan dalam makalah tersebut bisa membuat mahasiswa mengerti mengenai perawat fase intra operatif 2. Diharapkan dosen dapat menambah penjelasan mengenai perawat fase intra operatif



14 | P E R A W A T F A S E I N T R A O P E R A T I F



DAFTAR PUSTAKA Engram, Barbara. (1998). Rencana Asuhan Keperawatan Medikal Bedah. Volume I (terjemahan).Jakarta: PT EGC. Long, Barbara C. (1996). Perawatan Medikal Bedah. Volume I. (terjemahan).Bandung: Yayasan Ikatan Alumni Pendidikan Keperawatan Pajajaran.



15 | P E R A W A T F A S E I N T R A O P E R A T I F