Tugas PKP Reni Afriani [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN SISWA DALAM MENGHITUNG KELILING BANGUN DATAR DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA BENDA KONKRET PADA SISWA KELAS III SDN PENGASINAN I KEC.RAWALUMBU KOTA BEKASI



Nama NIM Program



: RENI AFRIANI : 836239344 : SI PGSD LAPORAN



PEMANTAPAN KEMAMPUAN PROFESIONAL (PDGK4501) PROGRAM STUDI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UPBJJ-UNIVERSITAS TERBUKA JAKARTA TAHUN 2021



1



KATA PENGANTAR Sebagai rasa syukur Penulis panjatkan kehadirat Allah Subhanahu Wata’ala, karena atas rahmat dan hidayah-Nya yang diberikan, sehingga Penulis dapat menyajikan Laporan Hasil perbaikan pembelajaran ini. Sebagaimana diketahui bahwa penulisan Laporan ini merupakan salah satu tugas persyaratan mutlak mata kuliah Pemantapan Kemampuan Profesional (PKP), yang mana tugas tersebut haruslah dipenuhi oleh setiap Mahasiswa Program Studi 118/PGSD SI Universitas Terbuka Semester 8, dan Penulis mengucapkan terima kasih kepada Bapak Dr. Agung Purwanto, M.Si. selaku Tutor sekaligus Supervisor I yang telah membimbing, mengoreksi, dan memberikan penilaian kepada Penulis dalam menyusun laporan ini. Di dalam penyusunan PKP ini Penulis merasa sangat perlu juga mengucapkan terima kasih serta penghargaan yang setulus-tulusnya kepada: 1. Ir. Edward Zubir, M.M. selaku kepala UPBJJ-UT Jakarta 2. Sri Sulastri, S.Pd.SD. sebagai Kepala SDN Pengasinan I 3. Rekan-rekan Mahasiswa S-1 PGSD yang selalu memberi motivasi 4. Semua rekan guru SDN Pengasinan I yang telah membantu dan memberikan masukan yang berharga bagi penelitian 5. Kepada keluarga, Orang tua tersayang, Suami tercinta, anakku tersayang yang telah memberikan dorongan dan motivasi yang berharga kepada Penulis, untuk menyelesaikan penyusunan laporan penelitian ini . Penulis menyadari betul bahwa laporan ini belum dapat dikatakan sebagai laporan yang sempurna. Oleh karena itu, Penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi perbaikan tulisan ini agar berguna bagi peningkatan mutu pendidikan. Akhirnya Penulis mengucapkan selamat membaca laporan ini. Semoga bermanfaat bagi kita dalam menambah pengetahuan dan wawasan dibidang pendidikan. Jakarta,



April 2021



Penulis 2



DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL......................................................................................... i LEMBAR PENGESAHAN.............................................................................. ii LEMBAR PERNYATAAN BEBAS PLAGIAT............................................. iii KATA PENGANTAR....................................................................................... iv DAFTAR ISI...................................................................................................... vi DAFTAR TABEL.............................................................................................. viii DAFTAR GAMBAR......................................................................................... ix DAFTAR LAMPIRAN..................................................................................... x ABSTRAK......................................................................................................... xi BAB I



PENDAHULUAN............................................................................. A. Latar Belakang Masalah.............................................................. 1. Identifikasi Masalah............................................................. 2. Analisis Masalah.................................................................. B. Rumusan Masalah....................................................................... C. Tujuan Penelitian......................................................................... D. Manfaat Penelitian.......................................................................



1 1 2 2 3 3 3



BAB II



KAJIAN PUSTAKA......................................................................... A. Hakikat Hasil Belajar.................................................................. B. Hakikat Pembelajaran Matematika di SD................................... C. Hakikat Media Benda Konkret.................................................... D. Karakteristik Siswa SD Kelas III................................................



5 5 7 8 9



BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN PERBAIKAN PEMBELAJARAN........................................................................... 12 A. Subjek Penelitian......................................................................... 1. Lokasi Penelitian.................................................................. 2. Waktu Penelitian.................................................................. B. Deskripsi Per Siklus.................................................................... 1. Perencanaan.......................................................................... 2. Pelaksanaan.......................................................................... 3. Pengamatan 4. Refleksi



12 12 12 13



BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN......................................................... 17 A. Pelaksanaan Siklus...................................................................... 17 B. Pembahasan Dari Setiap Siklus................................................... 20 BAB V



SIMPULAN DAN SARAN.............................................................. 23 A. Simpulan...................................................................................... 23 B. Saran............................................................................................ 23



3



DAFTAR PUSTAKA........................................................................................ 25 LAMPIRAN.......................................................................................................



4



DAFTAR LAMPIRAN



Lampiran 1



Rancangan satu Siklus untuk Siklus I ............................................. 17



Lampiran 2



Rancangan satu Siklus untuk Siklus II ............................................ 26



Lampiran 3



RPP hari pertama Siklus I ............................................................... 27



Lampiran 4



RPP hari terakhir Siklus II ............................................................. 27



Lampiran 5



Skenario perbaikan pembelajaran hari pertama Siklus I ................. 28



Lampiran 6



Skenario perbaikan pembelajaran hari pertama Siklus II ............... 28



Lampiran 7



Lembar refleksi hari pertama Siklus I ............................................. 32



Lampiran 8



Jurnal pembimbing PKP ................................................................. 32



5



BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan adalah merupakan salah satu kebutuhan utama manusia dalam hidupnya. Pendidikan dapat mambantu menumbuhkan rasa tanggung jawab serta kedewasaan seseorang untuk lebih mendorong dan meningkatkan kesadaran akan petingnya pendidikan yang memberi harapan untuk mencapai cita-cita dalam rangka membangun diri, keluarga, masyarakat, agama, dan sekaligus membangun bangsa dan negara. Dalam proses pendidikan, guru berperan sebagai pendidik dan pengajar Seorang guru harus menjadi suri tauladan, motivator, dan mengarakan peserta untuk dapat berkembang secara optimal. Oleh karena itu, guru harus menguasai berbagai kemampuan untuk mengembangkan diri secara profesional. Keberhasilan pengajaran juga tergantung pada keberhasilan siswa dalam proses belajar mengajar, sedangkan keberhasilan siswa tidak hanya tergantung pada sarana dan prasarana pendidikan, kurikulum maupun media. Akan tetapi guru mempunyai posisi yang sangat strategi dalam meningkatkan prestasi siswa dalam penggunaan strategi pembelajaran yang tepat. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi memungkinkan semua pihak dapat memperoleh informasi dengan cepat dan mudah dari berbagai sumber. Dengan demikian, siswa sebagai generasi penerus masa depan perlu memiliki kemampuan untuk memperoleh, memiliki, dan mengelola informasi untuk bertahan pada keadaan yang selalu berubah dan mampu bersaing. Kemampuan ini membutuhkan pemikiran kritis, sistematis, logis, kreatif dan kemampuan kerjasama yang efektif. Kurikulum merupakan pendoman bagi guru untuk menetukan tujuan yang akan dicapai oleh siswa sebagai peserta didik. Dalam perencanaan proses pembelajaran,



dirancang



untuk



memberikan



pengalam



belajar



yang



6 1



melibatkan proses mental dan fisik melalui interaksi anatr siswa, guru, lingkungan dan sumber belajar lainya untuk mencapai kompetensi dasar yang sudah ditetapkan. Agar pembelajaran dapat dilaksanakan dengan baik perlu dilakukan pendekatan pembelajaran yang bervariasi dan terpusat dan mampu menumbuhkan pontensi nalar dan pemahaman siswa. Hasil belajar pada siswa Kelas III SDN Pengasinan I Kec. Rawalumbu Kota Bekasi memerlukan penanganan yang segera. Salah satu upaya yang dapat dilakukan adalah dengan melakukan inovasi di bidang pembelajaran. Dengan tujuan bisa membantu siswa dalam pembelajaran Matematika Keliling Bangun Datar. Dan bisa menunjukkan nilai di atas KKM. Dalam pembelajaran khususnya untuk materi tentang Keliling Bangun Datar pada sekolah tersebut tidak menggunakan media pembelajaran berupa alat peraga, hanya menggunakana metode ceramah karena belum mampu untuk menerapkannya dalam proses pembelajaran, dilain pihak banyak siswa yang sudah bosan dengan metode ceramah sehingga  menyebabkan rendahnya hasil belajar siswa Berdasarkan observasi dapat diketahui bahwa kondisi pembelajaran di Kelas III SDN Pengasinan 0I Kec. Rawalumbu Kota Bekasi belum tercapai seperti apa yang diharapkan yaitu mempunyai nilai KKM yaitu 75 untuk mata pelajaran Matematika. Materi Keliling Bangun Datar  nilai terendah 45, nilai tertinggi 75. Dan menunjukkan dari 5 siswa mendapatkan nilai diatas KKM dan 15 siswa nilainya kurang dari KKM. dengan rata-rata nilai 54,3. Oleh karena itu, diperlukan sebuah perbaikan pembelajaran melalui penelitian tentang “Penerapan media pembelajaran dalam peningkatan hasil belajar Matematika tentang Keliling Bangun Datar Kelas III SDN Pengasinan I Kec. Rawalumbu Kota Bekasi’’. Dari hal itu Guru bisa identifikasi dan analisa seperti dibawah ini;



7



1. Identifikasi Masalah Berdasarkan dari hasil pengamatan terhadap kondisi yang demikian guru merasakan adanya permasalahan yang dapat diidentifikasikan sebagai berikut: a. Pembelajaran Matematika yang berlangsung saat ini teacher centered. b. Guru menggunakan pembelajaran konvensional membosankan. c. Pembelajaran yang disampaikan oleh guru terkesan membosankan d. Siswa tidak fokus pada menjelaskan materi e. Dalam menyerap materi pelajaran penanggapan siswa berbeda-beda sebagian besar daya tangkapnya lemah karena menurut mereka materi tersebut tidak menarik f. Bentuk catatan yang sering digunakan oleh siswa yaitu bentuk catatan tradisional. g. Siswa terlalu banyak bercanda dikelas sehingga yang dijelaskan guru tidak tertangkap. h. Kurangnya alat peraga dalam pembelajaran Matematika. i. Media belajar yang kurang memadai untuk berlangsungnya kegiatan belajar mengajar dikelas. j. Alat peraga belum pernah di gunakan di pembelajaran Matematika tentang Keliling Bangun Datar. 2. Analisis Masalah Adapun  analisa  masalah  yang  ditemukan  dalam  pembelajaran adalah: a. Dalam mengajar guru terlalu banyak melakukan metode ceramah. b. Siswa kurang memahami konsep tentang berbagai bentuk energi dan cara penggunaannya dalam kehidupan sehari-hari c. Guru tidak melibatkan siswa ketika menjelaskan materi. d. Guru kurang memberikan kesempatan bertanya kepada siswa. e. Rendahnya hasil belajar siswa pada pembelajaran Matematika



8



3. Alternatif dan Prioritas Pemecahan Masalah Berdasarkan analisis masalah alternatif dan prioritas pemecahan masalah yaitu dengan menggunakan alat peraga. Media ini diharapkan mampu menjadi salah satu alternatif dalam upaya meningkatkan hasil belajar siswa terutama pada mata pelajaran Matematika materi Keliling Bangun Datar. Bobbi de Porter dan Hernacki (2002:152) mengatakan bahwa “peta pikiran adalah teknik meringkas bahan yang akan dipelajari dan memproyeksikan masalah yang dihadapi ke dalam bentuk peta sehingga lebih mudah memahaminya. Media pembelajaran  adalah cara mencatat yang kreatif, efektif dan secara harfiah akan memetakan pikiranpikiran. Media pembelajaran ada alat peraga  bertujuan membuat materi pelajaran terpola secara visual dan grafis yang akhirnya dapat membantu merekam, memperkuat, dan mengingat kembali informasi yang telah dipelajari. Alat peraga yang dibuat oleh peserta didik dapat dibuat dengan bervariasi. Hal ini disebabkan karena berbedanya emosi dan perasaan yang terdapat dalam diri siswa saat berlangsungnya pembelajaran terutama pelajaran Matematika tentang materi Keliling Bangun Datar. Menurut Michael Michalko dalam Buzan (2009:6), alat peraga gdapat dimanfaatkan atau berguna untuk berbagai bidang termasuk bidang pendidikan. Kegunaan media pembelajaran  antara lain: 1) memberi pandangan



menyeluruh



pokok



masalah;



2)



memungkinkan



kita



merencanakan rute atau kerangka pemikiran suatu karangan; 3) mengumpulkan sejumlah besar data disuatu tempat; 4) mendorong pemecahan masalah dengan kreatif. Dalam membuat alat peraga membutuhkan imajinasi atau pemikiran dan juga diperlukan keberanian dan kreativitas yang tinggi. Variasi dengan huruf kapital, gagasan utama. Mengingat pentingnya proses pembelajaran Matematika sebagai langkah untuk meningkatkan prestasi belajar siswa memiliki kelemahankelemahan dalam proses pembelajaran harus diperbaiki dan dicarikan alternatif pemecahannya. Sebagai wujud nyata dari tuntutan tersebut maka



9



guru tertarik untuk mengangkat sebuah judul “Upaya Meningkatkan Kemampuan Siswa Dalam Menhitung Keliling Bangun Datar Dengan Mengunakan Media Benda Konkret Pada Siswa Kelas III SDN Pengasinan I Kec. Rawalumbu Kota Bekasi”. B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang diatas maka rumusan masalah penelitian ini yaitu: 1. Bagaimana rencana perbaikan pembelajaran menghitung keliling bangun datar dengan menggunakan media benda konkret pada siswa Kelas III SDN Pengasinan I Kec. Rawalumbu Kota Bekasi. 2. Bagaimana pelaksanan perbaikan pembelajaran menghitung keliling bangun datar dengan menggunakan media benda konkret pada siswa Kelas III SDN Pengasinan I Kec. Rawalumbu Kota Bekasi. 3. Bagaimana hasil perbaikan pembelajaran menghitung keliling bangun Datar dengan menggunakan media benda konkret pada siswa Kelas III SDN Pengasinan I Kec.Rawalumbu Kota Bekasi. C. Tujuan Penelitian Sesuai dengan rumusan masalah yang telah ditentukan, maka tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini “Untuk mendeskripsikan penerapan media benda konkret dalam peningkatan hasil belajar Matematika  tentang Menghitung Keliling Bangun Datar



kelas III di SDN Pengasinan I Kec.



Rawalumbu Kota Bekasi.”



10



D. Manfaat Penelitian Perbaikan Pembelajaran 1. Bagi siswa : a. Meningkatkan aktivitas pembelajaran siswa sehingga bisa lebih memahami materi tentang berbagai bentuk energi dan cara penggunaannya dalam kehidupan sehari- hari. b. Meningkatnya hasil belajar siswa yang ditandai dari peningkatan prosentase jumlah peserta didik yang memperoleh nilai KKM 2. Bagi guru: a. Guru dapat berkembang secara profesional dalam tugasnya. Serta dapat meningkatkan kepercayaan diri dalam menemukan kekurangan dan kelemahan, lalu mengembangkan alternatif-alternatif untuk mengatasi kelemahnya. b. Guru dapat menerapkan media yang bisa meningkatkan hasil belajar siswa. c. Guru dapat mengembangkan media pembelajaran yang bisa lebih cepat memahami materi d. Guru dapat meningkatkan profesionalisme melalui penelitian tindakan kelas. 3. Bagi sekolah : a. Meningkatnya kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan di sekolah b. Meningkatnya kompetensi peserta didik dan prestasi bagi sekolah dengan hasil belajar peserta didik yang naik signifikan. c. Meningkatnya



profesionalisme



guru



sekaligus



memberikan



sumbangan pemikiran bagi dunia pendidikan ditingkat SD 4. Bagi Institusi Pendidikan Umum : a. Memberikan sumbangan yang positif terhadap kemajuan Pendidikan secara umum, yang tercermin dalam peningkatan kemampuan



11



profesional para guru, perbaikan proses dan hasil belajar peserta didik, serta kondusifnya iklim pendidikan di sekolah. b. Sebagai sumbangan pemikiran kepada Departemen Pendidikan dan Kebudayaan dalam rangka membina kemampuan guru melalui pemantapan kemampuan profesional.  



12



BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Media Pembelajaran 1. Pengertian Media Pembelajaran Media Pembelajaran mengarah pada sesuatu yang dapat meneruskan informasi (pesan) antara sumber (pemberi pesan) dan penerima pesan . media merupakan segala bentuk dan saluran yang digunakan menyampaikan pesan atau informasi. Media memiliki peran penting dalam pendidikan sebagai suatu sarana atau perangkat yang berfungsi sebagai perantara atau saluran dalam suatu proses komunikasi antar komunikator dan kpmunika (Asyar, 2011). Media pembelajaran dapat dikatakan sebagai alat bantu pembelajaran, yaitu segala sesuatu yang dapat dipergunakan untuk merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan kemampuan atau keterampilan peserta didik sehingga dapat mendorong terjadinya proses pembelajaran. Batasan ini masih cukup luas dan mendalam mencakup pengertian sumber, lingkungan, manusia dan metode yang digunakan untuk tujuan pembelajaran. Gagne dan Briggs (1975) dalam Arsyad (2011:4) mengemukakan bahwa media pembelajaran meliputi alat yang secara fisik digunakan untuk menyampaikan isi materi pembelajaran, yang terjadi dari antara lain buku, tape recorder, kaset, video camera, video recorder, film, slide (gambar bingkai), foto gambar, grafik, televisi, dan komputer. Media pembelajaran adalah semua alat (bantu) atau benda yang digunakan dalam pembelajaran, dengan maksud untuk menyampaikan pesan (informasi) pembelajaran dari sumber (pendidikan maupun sumber lain) kepada penerima (peserta didik).



13



Dengan demikian pada dasarnya belajar adalah proses perubahan



tingkah



laku



seseorang



yang



meliput



perubahan



kognitif,afektif, dan psikomotor sebagai hasil dari pengalaman individu tersebut dalam berinteraksi dengan lingkunganya, Perubahan tingkah laku yang terjadi pada individu yang belajar lebih baik daripada sebelum ia mengalami proses belajar, karena srlama kegiatan belajar beralangsung ia mendapatkan pengetahuan dan keterampilan yang bermanfat bagi dirinya. Dari definisi ini dimaksudkan bahwa hasil dari suatu proses Media belajar adalah adanya perubahan pada diri individu yang belajar dimana perubahan itu merupakan hal yang baru dan secara kualitatif lebih tinggi dibandingkan kemampuan yang dimiliki sebelumnya. Kemampuan baru ini diperoleh karena adanya pengalaman yang mengarah kepada penguasaan pengetahuan, kecakapan dan kebiasaan. Dari pendapat para pakar tersebut diatas, dapat dikemukakan adanya beberapa unsur yang penting yang menjadi ciri pengertian belajar yaitu belajar merupakan suatu perubahan dalam tingkah laku, perubahan yang terjadi melalui latihan atau pemahaman serta perubahan itu harus relatif menetap. Tingkah laku yang berubah menyangkut aspek kepribadian, baik fisik maupun psikis, seperti perubahan dalam pengertian pemecahan suatu masalah/ berpikir. Keterampilan, kecakapan, kebiasaan ataupun sikap. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa belajar berarti sebagai usaha sadar dan aktif yang dilakukan seseorang terhadap lingkungan dalm hal ini mata pelajaran memlalui pengetahuan dan keterampilan dan bertahan relatif lama. Selajutnya belajar matematika dapt pula diartikan sebagai usaha sadar dan aktif yang dilakukan seseorang agar dirinya dapat berinteraksi dengan topik-topik atau materi pelajar matematika melalui proses aktif mental atau fisik untuk memperoleh pengetahuan dan keterampilan dan bertahan relatif lama.



14



Melalui proses belajar akan diproleh hasil belajar berupa penguasaan



pengetahuan



atau



keterampilan,



seperti



dikatakan



Abdurrahman (1998:253) bahwa asil belajar adalah kemampuan yang diperoleh anak setelah melalui kegiatan belajar. 2. Alat Peraga a. Pengertian Alat Peraga Proses pembelajaran merupakan proses komunikasi. Dalam proses pembelajaran terjadi komunikasi yang melibatkan tiga komponen pokok, yaitu guru sebagai pengirim pesan, siswa sebagai penerima pesan, dan materi pembelajaran sebagai komponen pesan. Dalam proses pembelajaran dapat dipahami dengan baik oleh siswa atau siswa salah menangkap pesan yang disampaikan oleh guru. Untuk menghindari semua itu, guru harus menyusun strategi pembelajaran dengan menentukan alat peraga, media dan sumber belajar yang tepat. Alat peraga adalah alat-alat yang digunakan guru dalam kegiatan proses belajar mengajar untuk membantu memperjelas materi yang disamapaikannya kepada siswa; Alat peraga merupakan bagaian dari media. Oleh karena itu istilah media perlu dipahami terlebih dahulu. Kata media berasal dari bahasa latin dan merupakan bentuk jemak dari kata medium yang berarti pengatar atau perantara. Gagne (1970), mengartikan media sebagai berbagai jenis komponen dalam lingkungan siswa yang dapat merangsanya untuk belajar. Media pembelajaran diartikan sebagai semua benda yang menjadi perantara terjadinya proses belajar mengajar. Berdasarakan fungsinya media pembelajaran dapat berbentu alat peraga atau sarana. Alat



peraga



merupakan



media



pembelajaran



yang



mengandung atau membawakan ciri-ciri dari konsep yang dipelajari (Listianingsih, 1994). Fungsi utamanya adalah untuk



15



menurunkan keabstarakan konsep agar siswa mampu menanggapi arti konsep tersebut. Dari segi pengadaannya, alat peraga dapat dikelompokkan sebagai alat peraga sederahana dan alat peraga buatan pabrik. Pembuatan alat peraga sederhana,biasanya dengan menggunakan bahan-bahan sederahana dan memanfaatkan benda-benda yang ada di lingkungan sekitar. Tidak menggunakan mesin modern kratifitas masing-masing guru. Sedangkan alat peraga buatan pabrik umumnya menggunakan mesin yang canggih dan membutuhkan ketelitian



yang



tinggi



dalam



proses



pembuatannya,



serta



membutuhkan biaya dan bahan cukup mahal. Sarana merupakan media pengajaran yang difungsikan sebagai alat untuk melakukan kegiatan belajar mengajar. Seperti halnya alat peraga, sarana juga dapat berupa perangkat keras maupun perangkat lunak. Contoh dari sarana dengan perangkat keras antara lain: papan tulis, pengaris, jangka, busur, kartu permainan dan sebagainya. Sedangkan perangkat lunak anatara lain: lembar kerja, lembar tugas, aturan permainan dan sebagainya. Kadang kala media pembelajaran dapat difungsikan ganda. Pada saat tertentu dapat berfungsi sebagai alat peraga, dan pada saat yang lain berfungsi sebagai sarana. Contoh: papan tulis pada saat tertentu berfungsi sebagai sarana pembelajaran yaitu digunakan untuk menulis oleh guru atau murid. Sedangkan pada saat yang lain dapat berfungsi sebagai alat peraga yaitu sebagai model bagun datar persegi panjang. Oleh karena itu penggunaan alat peraga dalam pembelajaran matematika diperlukan teknik yang tepat, yaitu dengan mempertimbangkan waktu penggunaan dan tujuan yang akan dicapai. Alat peraga adalah alat-alat yang digunakan guru ketika mengajar



untuk



memperjelas



materi



pembelajaran



yang



16



disampaikannya kepada siswa dan untuk mencegah terjadinya verbalisme pada siswa (Winataputra 2002:9.15) Fungsi dan manfaat dari penggunaan alat peraga dalam pembelajaran matematika diantaranya: a. Dengan adanya alat peraga akan menanamkan konsep-konsep pada diri siswa. Penggunaan alat peraga dalam pelajaran matematika dapat meningkatakan daya tarik, motivasi dan suasana belajar yang menyenangkan. b. Alat peraga dapat membantu memantapkan pemahaman konsep yang ada pada diri siswa. Khususnya dalam menghitung keliling bagun datar. Dengan menggunakan alat peraga bentuk konkret, siswa akan terbentuk dalam memahami konsep menghitung keliling yang dipelajarinya dengan menggunakan alat peraga. c. Siswa akan menyadari adanya hubungan anatar konsep matematika dengan benda-benda yang ada disekitarnya, atau antara ilmu yang dipelajarinya dengan alam dan masyarakat sekitar. b. Tujuan Penggunaan Alat Peraga Tujuan penggunaan alat peraga dalam proses belajar mengajar adalah sebagai berikut: a. Meletakkan dasar-dasar yang konkret untuk berpikir, dan dapat mengurangi verbalisme. b. Memusatkan perhatian siswa terhadap materi pelajaran. c. Meletakkan dasar-dasar yang penting bagi perkembangan belajar, dan oleh karena itu membuat pelakaran lebih menetap tidak mudah dilupakan. d. Memberikan



pengalaman



yang



nyata,



yang



dapat



menumbuhkan kegiatan berusaha sendiri dikalangan siswa. e. Menumbuhkan pemikiran yang teratur dan kontinyu, hal ini terutama dalam gambar hidup.



17



f. Membantu tumbunhnya pengertian, dan dengan demikian membantu berkembanganya kemampuan berbahas. g. Memberikan pengalaman-pengalaman yang tidak mudah diperoleh dengan cara lain, serta membantu berkembangnya efisiensi yang lebih mendalam serta keragaman yang lebih banyak dalam belajar. c. Kelebihan dan Kelemahan Alat Peraga Selalu dari tujuan penggunaan alat peraga, ada kelebihan dan kelemahan dari penggunaan alat peraga dalam proses belajar mengajar. Kelebihan dari penggunaan alat peraga adalah: a. Benda yang terlalu besar dapat diperkecil dengan alat peraga. Misalnya: gunung, lokomotif dapat diperkecil dengan model alat peraga. b. Benda yang terlalu kecil dapat diperbesar. Misalnya: sel-sel, amoeba, dan semut. c. Benda yang bergerak dengan cepat, dapat diperlambat. Misalnya: pesawat terbang, kuda berlari diperlambat dengan rekaman film. d. Benda yang bergeraknya lambat dapat dipercepat. Misalnya: peretumbuhan akar, berkembangnya bunga diperlambat dengan film. e. Benda yang lokasinya jauh dapat dibuat dekat. Misalnya: Kutub Utara, Antartika. Sedangkan kelemahannya dalam penggunaan alat peraga adalah sebagai berikut: a. Tidak semua guru trampil menggunakan alat peraga. b. Keterbatasan alat peraga yang berkaitan dan relavansi dengan materi pelajaran. c. Mahalnya harga alat peraga yang di produksi oleh pabrik.



18



B. Belajar dan Pembelajaran 1. Belajar a. Pengertian Belajar Belajar menurut Susanto (2013:4) merupakan suatu aktivitas yang dilakukan oleh seseorang dalam keadaan sadar dan disengaja untuk memperoleh suatu konsep, pemahaman, atau pengetahuan baru yang akibatnya terjadi perubahan perilaku seseorang yang wajar dan baik dalam berpikir, merasa, maupun bertindak. Dengan demikian, belajar itu bukan sekadar mengingat atau menghafal saja, tetapi mengalami. Hilgard dalam Susanto (2013:3) mengemukakan bahwa belajar adalah suatu perubahan kegiatan reaksi terhadap lingkungan. Perubahan kegiatan yang dimaksud mencakup pengetahuan, kecakapan, tingkah laku, dan ini diperoleh melalui latihan atau pengalaman. Selanjutnya, Hamalik (2013:37) mengemukakan bahwa belajar adalah suatu proses perubahan tingkah laku individu atau seseorang melalui interaksi dengan lingkungannya. Siregar dan Hartini (2010:5) menyatakan bahwa belajar adalah proses. Siregar dan Hartini (2010:5) menyatakan bahwa belajar adalah proses yang kompleks yang terkandung beberapa aspek: (1) bertambahnya jumlah pengetahuan, (2) adanya kemampuan mengingat dan memproduksi, (3) adanya penerapan pengetahuan, (4) menyimpulkan makna, dan (5) menafsirkan dan mengaitkan dengan realitas. Sementara menurut Kasmadi dan Sunariah (2014: 34) belajar pada hakikatnya merupakan proses perubahan perilaku peserta didik berbentuk keterampilan verbal dan keterampilan motorik. Berdasarkan pengertian belajar dari para ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa belajar adalah suatu proses kegiatan yang dilakukan dalam keadaan sadar untuk memperoleh membangun perubahan baik yang sebelumnya tidak tahu menjadi tahu, dari



19



yang yang tidak paham menjadi memahami ataupun perubahan tingkah laku individu melalui interaksi dengan lingkungan sebagai hasil dari pengalaman seseorang. b. Tujuan Belajar Hamalik (2008:73) menyatakan bahwa tujuan belajar merupakan cara yang akurat untuk menentukan hasil pembelajaran. Menurut Hamalik (2008:73-75) tujuan belajar terdiri dari tiga komponen yaitu: (1) Tingkah laku terminal. Tingkah laku terminal adalah komponen tujuan belajar yang menentukan tingkah laku siswa setelah belajar. (2) Kondisi-kondisi tes. Komponen kondisi tes tujuan belajar menentukan situasi di mana siswa dituntut untuk mempertunjukkan tingkah laku terminal. (3) Ukuran-ukuran perilaku. Komponen ini merupakan suatu pernyataan tentang ukuran yang digunakan untuk membuat pertimbangan mengenai perilaku siswa. Menurut Sadirman (2008:28) beberapa tujuan belajar yaitu: (1) untuk mendapatkan pengetahuan, (2) penanaman konsep dan keterampilan, dan (3) pembentukan sikap. Komponen-komponen dalam tujuan belajar merupakan seperangkat hasil yang hendak dicapai setelah siswa melakukan kegiatan belajar dari menerima materi, partisipasi siswa ketika di dalam kelas, mengerjakan tugastugas, sampai siswa tersebut di ukur kemampuannya melalui ujian akhir semester yang nantinya akan mendapatkan sebuah hasil belajar. Jadi, siswa tidak hanya dinilai dalam hal akademik, tetapi perilaku selama proses belajar juga mendapatkan penilaian. Hal ini bertujuan untuk membentuk karakter agar menjadi siswa yang berpikir kritis, kreatif dan inovatif. Jadi



tujuan



belajar



merupakan



suatu



acuan



untuk



mengetahui goal akhir dari suatu pemebelajaran. Tujuan belajar dapat dijadikan sebagai pengontrol setiap kegiatan pembelajaran.



20



c. Hasil Belajar Hasil belajar merupakan suatu perubahan prilaku dan kemampuan secara keseluruhan yang dimiliki oleh siswa setelah belajar. Menurut Susanto (2013:5) hasil belajar adalah perubahanperubahan yang terjadi pada diri siswa, baik yang menyangkut aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik sebagai hasil dari kegiatan belajar. Belajar sendiri merupakan suatu proses dari diri seseorang yang berusaha untuk memperoleh suatu bentuk perubahan perilaku yang relatif menetap. Merujuk pemikiran Bloom dalam Suprijono (2015:6) hasil belajar mencakup kemampuan kognitif, afektif, dan psikomotorik. Kasmadi dan Sunariah (2014:44) menyatakan hasil belajar adalah perubahan perilaku yang diperoleh siswa setelah melakukan kegiatan belajar. Terjadinya perubahan perilaku tersebut dapat diamati dan diukur dalam bentuk perubahan pengetahuan siswa sebagai hasil belajar dan proses interaksi dengan lingkungannya. Sementara itu menurut Suprijono (2015:7) hasil belajar adalah perubahan perilaku secara keseluruhan bukan hanya salah satu aspek potensi kemanusiaan saja. Artinya pembelajaran yang dikategorikan oleh para pakar pendidikan sebagaimana tersebut di atas tidak dilihat secara fragmentaris atau terpisah, melainkan komprehensif. Berdasarkan pendapat beberapa ahli di atas, guru dapat menyimpulkan bahwa hasil belajar adalah kemampuan yang dimiliki siswa setelah mengikuti proses pembelajaran sehingga mengakibatkan perubahan perilaku siswa secara keseluruhan setelah proses belajar yang dapat diukur dan diamati berupa pengetahuan, sikap, dan keterampilan. Hasil belajar yang diamati pada penelitian ini difokuskan pada ranah kognitif dengan kata kerja operasional yaitu tingkatan pengetahuan C1, pemahaman C2, dan penerapan C3.



21



2. Pembelajaran a. Pengertian Pembelajaran Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional No. 20 Tahun 2003 pembelajaran diartikan sebagai proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Menurut Susanto (2013:19) pembelajaran diartikan sebagai proses, perbuatan, cara mengajar, atau mengajarkan sehingga peserta didik (siswa) mau belajar. Dengan kata lain, pembelajaran adalah proses untuk membantu siswa agar dapat belajar dengan baik. Wenger dalam Huda (2014:2) menyatakan bahwa pembelajaran bukanlah aktivitas, sesuatu yang dilakukan oleh seseorang ketika siswa tidak melakukan aktivitas lain. Pembelajaran juga bukanlah sesuatu yang berhenti dilakukan oleh seseorang. Lebih dari itu, pembelajaran bisa terjadi di mana saja dan pada level yang berbeda-beda, secara individual, kolektif, ataupun sosial. Berdasarkan pendapat para ahli di atas, guru menyimpulkan bahwa pembelajaran adalah suatu interaksi yang dilakukan oleh guru dan siswa pada lingkungan belajar sebagai proses pencapaian tujuan belajar sehingga siswa dapat belajar dengan baik. Proses pembelajaran yang baik yaitu menciptakan kondisi agar siswa dapat belajar secara kondusif, memotivasi siswa untuk belajar dan melakukan penilaian terhadap hasil dari kegiatan belajar yang telah dilakukan. b. Pembelajaran Matematika di SD 1) Pengertian Matematika Matematika



merupakan salah satu pola pikir,



terorganisir, bukti logis, matematika adalah bahasa yang menggunakan istilah yang didefinisikan dengan cermat, jelas representasi dari simbol dan padat, lebih bahasa simbol dari sebuah ide daripada kedengarannya. Menurut James (1976),



22



Secara etimologis menurut tinggih seperti dikutip Suherman



(1988:16),



istilah



matematika



berarti



ilmu



pengetahuan yang diperoleh dengan bernalar. Matematika lebih menekankan aktivitas dalam dunia rasio (penalaran) yang berbentuk sebagai hasil pemikiran manusia yang berhubungan dengan ide, proses, dan penalaran. Awalnya matematika terbentuk dari pengalaman manusia dalam dunianya secara empiris, kemudian pengalaman itu diproses dalam dunia rasio diolah secara analisis dan sintetis dengan penalaran di dalam struktur kognitif, sehingga sampailah pada satu kesimpulan berupa konsep-konsep matematika. Agar konsep-konsep matematika yang telah terbentuk itu dapat dipahami orang lain dan mudah dimanipulasi dengan tepat, maka digunakan notasi dan istilah yang cermat yang disepakati bersama secara global (universal) yang dikenal dengan bahasa matematika. Istilah matematika itu sendiri berasal dari bahasa yunani “mathein“ atau “mathenein’’ yang artinya mempelajari. Matematika dalam bahasa Latin menganduan pengertian belajar atau sesuatu yang berhubungan dengan yang dipelajari dan dalam bahasa belanda matematika berkaitan dengan penalaran atau hal–hal logis. Pengertian matematika sangat sulit didefinisikan secara akurat, umumnya orang awam hanya akrab dengan satu cabang matematika yang disebut arimatika atau ilmu hitung bilangan melalui beberapa oprerasi dasar seperti tambah, kurang, kalim dan bagi. Menurut



Johnson,



Myklebust



dan



Abdurrahman



(2000:11), matematika adalah bahasa simbol yang fungsinya praktisnya



untuk



mengekpresikan



hubungan–hubungan



kuantitatif dan keruangan, sedangankan fungsi teoritisnya adalah memudahakan berpikir. Matematika merupakan bahasa simbol atau lambang yang berfugsi menyatakan hubungan-



23



hubungan yang berkaitan dengan jumlah dan masalah ruang serta memudakan cara berfikir. Berdasarkan



pendapat



tersebut



diatas,



dapat



disimpulkan bahwa Matematika adalah suatu ilmu yang memiliki dasar absrak berupa fakta, konsep, operasi, prinsip, dan sampai saat ini terbagi dalam empat kajian yaitu aljabar, arimatika, geometrik, dan trigonometri.



BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN PERBAIKAN PEMBELAJARAN A. Subjek, Tempat, dan Waktu Penelitian A. Subjek Penelitian 1. Lokasi Penelitian



24



Penelitian ini mengambil lokasi di SDN Pengasinan I Jalan Anyelir Timur IV Kelurahan Pengasinan Kec. Rawalumbu Kota Bekasi. 2. Waktu penelitian Waktu penelitian perbaikan pembelajaran ini di laksanakan dari tangal 21 April s.d 22 Mei 2021. Adapun jadwal pelaksanaan perbaikan pembelajaran tersebut sbb: a. Prasiklus Hari Rabu 21 April 2021 b. Siklus I (pertama) dan II (kedua) Hari Sabtu, 22 Mei 2021 c. Siklus II (kedua) Hari Senin, 24 Mei 2021 3. Mata Pelajaran Mata pelajaran pada pnelitian ini adalah mata pelajaran Matematika dengan kompentensi dasar menghitung keliling persegi pada Kelas III sekolah dasar. 4. Karakteristik Siswa Penelitian tindakan kelas ini dilakasanakan di Kelas III SDN Pengasinan I, jumlah siswa sebanyak 30 siswa, yang terdiri dari 20 siswa laki-laki dan 10 siswa perempuan. Dari 30 siswa ini masingmasing siswa memiliki latar belakang dan prestasi yang berbeda-beda. 1.



Pihak yang Membantu A. Pihak sekolah SDN Pengasinan I



: Sri Sulastri, S.Pd.SD



B. Dosen pembimbing/supervisor I



:Dr. Agung Purwanto, M.Si.



C. Supervisor II



: Iin Rusinah, S.Pd.SD



5. Desain Prosedur Perbaikan Pembelajaran Dalam pelaksanaan perbaikan pembelajaran, guru diamati oleh Supervisor II dengan prosedur pembelajaran dan langkah-langkah sebagai berikut: 1. Prasiklus



25



Setelah diamati dari hasil pembelajaran Matematika pada materi Keliling Bangun Datar. Diperoleh hasil keseluruhan masih dibawa KKM dalam pembelajaran tersebut. Sehingga siswa perlu dilakukan pembelajaran ulang dalam kedua Siklus yaitu Siklus I (pertama) dan Siklus II (kedua) penilaiannya dapat dilihat dalam tabel dan grafik pada BAB IV berikutnya. 2.



Siklus I



a.



Perencanaan Untuk meningkatkan kemampuan siswa pada materi menghitung



keliling persegi pada pelajaran matematika. Maka disiapkan berbagai input instrument yang akan digunakan untuk memberi perlakuan dalam penelitian Tidakan Kelas, yaitu rencana pembelajaran yang akan dijadikan Penelitian Tidakan Kelas. Selain itu juga akan disiapakan



perangkat



pembelajaran



yang



berupa:



Rencana



Pembelajaran, Alat Peraga Konkret, lembar Observasi, Menetapakan Observasi, Lembar evaluasi. Perencanaan yang dilakukan penelitian sebelum melaksanakan penelitian adalah: 1) Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) tentang materi yang akan diajarkan sesuai dengan alat peraga. 2) Mempersiapkan alat dan bahan yang akan digunakan untuk melakukan percobaan. 3) Mempersiapkan lembar kerja siswa yaitu lembar kerja kelompok dan lembar kerja Test Akhir Siklus I. 4) Menyusun dan mempersiapkan lembar observasi aktivitas peneliti dan lembar observasi aktivitas siswa. 5) Pembentukan kelompok. b. Pelaksanaan Pelakasanaan tindakan perbaikan pembelajaran pada Siklus I dimulai dengan kegiatan :



26



1.



Memberikan salam kepada seluruh siswa.



2.



Melaksanakan Rencana Perbaikan Pembelajaran Matematika.



3.



Melakukan tindakan perbaikan sesuai dengan rencana perbaikan pada setiap Siklus I.



4.



Peneliti membimbing siswa untuk menghitung keliling persegi dengan menggunakan alat peraga benda konkret yang sudah dipersiapakan terlebih dahulu.



5.



Meminta kepada Supervisor II untuk bertindak sebagai observer baik kepada siswa maupun kepada penelitian. Tindakan utama pada tahap ini meliputi pelaksanaan



pembelajaran . Dengan menggunakan alat peraga benda konkret untuk



meningkatakan kemampuan



siswa



dalam



menghitung



keliling bangun datar. Dari hasil pengamatan setiap Siklus I, penelitian dapat mengetahui masalah apa yang ditemui siswa dan merencanakan tindakan untuk Siklus berikutnya. Modifikasi tindakan untuk Siklus berikutnya yang penulis lakukan diusahakan untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa yang berupa meningkatkan kemampuan siswa tentang menghitung keliling bangun datar persegi di Kelas III. c. Pengamatan Pada tahap ini dilaksanakan proses observasi terhadap pelaksanaan tindakan dengan menggunakan lembar observasi yang telah



dibuat



dan



mengadakan



penilaian



untuk



mengetahui



kemampuan berpikir siswa. Kegiatan ini meliputi pengamatan terhadap perencanaan pembelajaran, pelaksanaan tindakan, minat siswa dalam mengikuti proses pembelajaran. Kegiatan guru dan siswa dalam proses pembelajaran ini diamati dengan menggunakan instrument yang telah dipersiapkan sebelumnya. Untuk selanjutnya data hasil



27



observasi tersebut dijadikan dasar untuk menyusun perencanaan tindakan berikutnya. d. Refleksi Pengkajian data pada tahap refleksi melibatkan observasi sehingga diharapkan evaluasi dan refleksi akan lebih efektif, hasil dan



refleksi



ini



digunakan



sebagai



diskusi



balikan



untuk



merencanakan dan mengadakan perbaikan pada pelaksanaan tindakan berikutnya. Berdasarkan hasil tindakan yang disertai observasi dan refleksi dapat diketahui kelemahan dan kekurangan kegiatan pembelajaran yang dapat digunakan untuk menentukan tindakan perbaikan pada Siklus II. 3.



Siklus II Pada Siklus II ini juga prosedur pelaksanaan disusun sama dengan Siklus I yang terdiri dari : a.



Perencanaan Perencanaan tindakan Siklus II ini disusun berdasarkan refleksi hasil observasi pembelajaran pada Siklus I. Perencanaan tindakan ini dipusatkan kepada sesuatu yang belum dapat terlaksana dengan baik pada tindakan Siklus I.



b. Pelaksanaan Pelaksanaan pembelajaran yang dilaksanakan di kelas yang sama sesuai dengan rencana perbaikan pembelajaran berdasarkan hasil refleksi Siklus I. c.



Pengamatan Kegiatan observasi ini meliputi pengamatan terhadap perencanaan pembelajaran, pelaksanaan tindakan Siklus II, minat siswa dalam mengikuti proses pembelajaran.



d. Refleksi Seperti halnya pada Siklus I hasil pengamatan yang diperoleh selama proses belajar mengajar berlangsung dianalisa. Berdasarkan



28



hasil analisia ini, guru dan observer melakukan refleksi untuk menentukan keberhasilan penelitian dan menetukan perlu tidaknya melakukan tindakan berikutnya. Pada Siklus II renungan dilakukan berdasarkan data dan hasil pengamatan baik dari penelitian maupun supervisor II sebagai obeserver. Dari hasil refleksi tersebut, penelitian menyimpulkan bahwa tindakan perbaikan yang dilakukan sudah berhasil, meski masih ada hal-hal yang perlu diperbaiki. Penelitian bertekad akan menerapkan hal-hal positif yang sudah dicapai dalam perbaikan di Siklus II. 6. Teknik Analisis Data Dalam penelitian tindakan kelas ini dikumpulkan dua jeni data, yaitu data kuantitatif dan data kualitatif. Menurut Kunandar (2008:123) data kuantitatif dapat dianalisis dengan deskriptif persentase, sedangkan data kualitati dapat dianalisis secara kualitatif. a)



Data Kuantitatif adalah angka hasil belajar siswa.



b) Data Kualitatif yaitu data yang berupa informasi berbentuk kalimat yang menggambarkan ekspresi siswa tentang tingkat pemahamannya, antusiasnya, kepercayaan diri, dan motivasinya. 1.



Teknik Pengumpulan Data Penelitian Tindakan Kelas a) Tes, dipergunakan untuk mendapatkan data hasil belajar siswa. b) Observasi, dipergunakan untuk mengumpulkan data tentang aktivitas siswa dalam PBM dan implementasi pembelajaran dengan menerapkan metode demonstrasi menggunakan alat peraga garis bilangan mistar. c) Diskusi antara guru, Supervisor II, dan kolaborator untuk refleksi hasil siklus penelitian tindakan Kelas.



2.



Alat Pengumpulan Data Penelitian Tindakan Kelas a) Tes, menggunakan butir soal/ instrument soal untuk mengukur hasil belajar siswa.



29



b) Observasi, menggunakan lembar observasi untuk mengukur tingkat aktivitas siswa dalam proses belajar mengajar Matematika. Diskusi, menggunakan lembar hasil pengamatan.



BAB IV HASIL  PENELITIAN  DAN  PEMBAHASAN



A. Pelaksanaan Siklus 1.



Deskripsi Awal (Prasiklus) Sebelum melaksanakan penelitian pada Siklus I, terlebih dahulu peneliti mencari data awal nilai hasil belajar siswa pada pembelajaran Matematika siswa Kelas III SDN Pengasinan I Kec. Rawalumbu Kota Bekasi. Untuk mengetahui ada tidaknya peningkatan hasil belajar siswa di era pandemi Covid 19 ini. Peneliti terlebih dahulu melakukan tindakan awal, yaitu melakukan observasi hasil belajar dengan mengunakan media benda konkret. Prasiklus ini dilaksanakan pada hari Senin tanggal 21 April 2021. Prasiklus ini dilakukan dengan



30



tujuan untuk memperoleh data yang akan digunakan sebagai bahan pembanding data penelitian setelah dilakukannya media benda konkret. Dalam pembelajaran Matematika, guru cenderung ceramah dan menulis latihan soal di papan tulis atau video pembelajaran yang diberikan



kemudian



ditugas



kan



mencatat,



menghitung



dan



mengerjakan. Guru jarang menggunakan media pembelajaran dalam penyampaian materi Matematika. Tentu saja, banyak siswa yang merasa kesulitan dalam menerima pelajaran. Berdasarkan data awal yang diperoleh, diketahui hasil belajar siswa Kelas III masih rendah. Hal ini dapat dilihat dari penilaian harian yang dilakukan di Kelas III. Dengan hasil sebagian besar siswa mendapat nilai dibawah Ketentuan Ketuntasan Minimial (KKM) untuk pembelajaran Matematika yang ada di sekolah. Sehingga perlu diadakannya tindakan atau perlakuan yang dapat meningkatkan hasil belajar siswa Kelas III SDN Pengasinan I Kec. Rawalumbu Kota Bekasi.



Gambar 2.1 Penjelasan materi Siklus I



A. Setelah pembukanan Guru memberikan materi Tentang Keliling Bangun Datar kepada siswa melaluin zoom. Gambar 2.2 Penjelasan materi evaluasi



31



B. Setelah memberikan materi Guru menjelaskan tentang menghitung keliling bangun datar dan memberikan materi mengunakan google from.



1. Deskripsi Hasil Pembelajaran Siklus 1 a. Perencanaan Untuk meningkatakan kemampuan siswa pada materi menghitung keliling persegi pada pelajaran matematika, maka disiapkan berbagai input instrument yang akan digunakan untuk memberi perlakuan dalam penelitian Tindakan kelas, yaitu rencana pembelajaran yang akan dijadikan Penelitian



Tindakan kelas. Selain itu juga akan disiapakan



perangkat pembelajaran yang berupa: Rencana Pembelajaran, Alat Peraga konkret, Lemabar Observasi, Menetapkan Observer, Lembar Evaluasi. b. Tahap Pelaksanaan Pengamatan yang dilakukan pada penelitian ini adalah mengamati guru selama proses pembelajaran berlangsung yang dilakukan oleh Supervisor 2, beliau guru Kelas II SDN Pengasinan I Kec. Rawalumbu Kota Bekasi.dengan menyesuaikan instrumen yang telah disiapkan. Adapun langkah-langkah pembelajaran pada Siklus I ini adalah: 1. Melakukan pembukaan dengan salam dan dilanjutkan dengan membaca doa dan tidak lupa untuk mengingatkan siswa mengenai absensi kehadiran. 2. Pada



awal



pembelajaran,



guru



mengondisikan



siswa



memahami materi dari tentang menghitung keliling bangun datar. 3. Setelah siswa memahami “cara menghitung keliling?” guru memberikan materi berupa pengertian tentang keliling bangun datar. 32



C. observasi Dalam melaksanakan pengamatan menggunakan format lembar observasi yang dibantu oleh Supervisor II. Tahapan observasi ditekankan pada kegiatan guru dalam melaksanakan pembelajaran menggunakan media audio visual, dan partisipasi peserta didik selama proses pembelajaran. Adapun hasil pengamatannya sebagai berikut : 1) Hasil Observasi Kegiatan Guru Data Hasil Observasi kinerja guru Siklus I yang dilakukan oleh Supervisor II didapatkan hasil sebesar 73% penilaian baik, dengan rincian ketika pra pembelajaran sampai dengan akhir kegiatan pembelajaran sudah berjalan sesuai dengan yang direncanakan. 2) Hasil Observasi Kegiatan Peserta didik Data Hasil Observasi Aktivitas Peserta didik Siklus I diperoleh data sebagai berikut: Pada waktu keagiatan awal sampai kegiatan akhir peserta didik memperhatikan dengan serius ketika dijelaskan materi pelajaran dengan penggunaan media audio visual, aktif bertanya saat proses penjelasan materi, terjadi interaksi positif antara peserta didik-peserta didik-guru, peserta didik-materi pelajaran. Peserta didik mengerjakan tugas kerja kelompok dengan tenang. D. Refleksi Siklus I Setelah melaksanakan seluruh proses pembelajaran, guru melakukan refleksi kinerjanya dibantu oleh supervisor II, sehingga dapat menentukan tindakan selanjutnya terhadap penelitian perbaikan pembelajaran. Hasil pembelajaran Siklus I menemukan hal-hal sebagai berikut: 1) Nilai hasil belajar siswa pada Siklus I mengalami peningkatan dimana 2) Hasil pengamatan kinerja guru termasuk dalam kategori baik. 3) Keaktifan siswa masih terdapat beberapa siswa yang belum menujukkan keaktifannya, dan juga dalam menyimak materi yang diberikan Dari hasil refleksi tersebut, dapat diketahui bahwa pada pembelajaran Siklus I belum menunjukkan hasil capaian yang baik. Oleh karena itu, penelitian ini



33



dilanjutkan pada siklus berikutnya agar dapat meningkatkan kualitas pembelajaran.



2. Deskripsi Hasil Penelitian Siklus II a. Perencanaan Hasil perencanaan berupa merancang pembelajaran dengan cara menerapkan media benda konkret serta membuat rencana perbaikan pembelajaran, menyusun lembar observasi, dan merancang tes formatif. b. Pelaksanaan Siklus II dilaksanakan pada Senin, 24 Mei 2021 di Kelas III SDN Pengasinan I Kota Bekasi dengan jumlah peserta didik yang mengikuti pembelajaran adalah 30 peserta didik. Dari pelaksanaan kegiatan pembelajaran pada Siklus II (Kedua) pada peserta didik Kelas III SDN Pengasinan I Kec.Rawalumbu Kota Bekasi Berdasarkan tabel dan gambar di atas maka dapat dikatakan bahwa hasil belajar peserta didik pada Siklus II pada pembelajaran matematika dengan menghitung keliling bangun datar persegi



dengan penggunaan



media benda konkret menunjukkan adanya peningkatan, begitu pula dengan tingkat ketuntasan meningkat menjadi 81%. Hal ini menunjukkan bahwa ada peningkatan hasil belajar perbaikan pembelajaran pada Siklus II. c. Pengamatan/ observasi Dalam melaksanakan pengamatan peneliti menggunakan format lembar observasi yang dibantu oleh Supervisor II. Observasi di tekankan pada kegiatan guru dalam melaksanakan pembelajaran Siklus II berikut : 1. Hasil Observasi Kegiatan Guru Data hasil observasi kinerja guru Siklus I yang dilakukan oleh Supervisor II didapatkan hasil baik, dengan rincian bahwa peneliti



34



ketika awal sampai dengan akhir kegiatan pembelajaran sudah berjalan sesuai dengan yang direncanakan 2. Hasil Observasi Kegiatan Peserta didik Data hasil observasi aktivitas Siklus II diperoleh hasil observasi ketika proses pembelajaran berlangsung, sebagai berikut: pada kegiatan awal pembelajaran



sampai dengan kegiatan akhir peserta didik



menerima pembelajaran, dan mengikutinya dengan baik. Sehingga apa yang direncanakan berjalan dengan baik sesuai perencanaan Siklus II. d. Refleksi Siklus II Setelah melaksanakan seluruh proses pembelajaran, guru melakukan refleksi kinerjanya dibantu oleh Supervisor II, sehingga dapat menentukan tindakan selanjutnya terhadap penelitian perbaikan pembelajaran. Hasil pembelajaran Siklus II menemukan hal-hal sebagai berikut: 1) Nilai hasil belajar siswa telang menglami peningkatan yang lebih baik dibandingkan pembelajaran sebelumnya. Dimana rata-rata klasikal pada pada tahap pembelajaran Siklus II Sehingga kegiatan perbaikan pembelajaran yang dilakukan sudah mencapai ketuntasan yang diharapkan. 2) Hasil pengamatan kinerja guru meningkat, dimana termasuk dalam kategori sangat baik. Hal ini dibuktikan dengan kinerja guru sesuai dengan rencana perbaikan pembelajaran. 3) Keaktifan siswa terlihat meningkat, dimana siswa mengamati, bekerjasana, dan bertanggung jawab dalam pelaksanaan pembelajaran, serta siswa merasa senang dengan pembelajaran menggunakan audio visual. Meskipun masih terdapat hal-hal yang dirasakan kurang memuaskan karena masih terdapat siswa yang belum mencapai KKM, tetapi siklus perbaikan ini tidak dilanjutkan lagi. Dikarenakan hasil belajar siswa telah mencapai ketuntasan.



35



A.



Pembahasan Hasil Penelitian Perbaikan Pembelajaran Proses perbaikan pembelajaran yang telah dilaksanakan dalam penelitian ini dengan tiga tahap perbaikan pembelajaran, dimulai dari Prasiklus, Siklus I hingga Siklus II, menghasilkan perubahan yaitu peningkatan dari hasil belajar tiap siklusnya, peningkatan kinerja guru hingga peningkatan partisipasi peserta didik, apabila dibandingkan sebelum diadakannya perbaikan pembelajaran menggunakan metode/media yang baru. Dengan menggunakan media benda konkret, peserta didik menjadi lebih tertarik dan memiliki tanggung jawab terhadap mata pelajaran Matematika terutama materi Keliling bangun datar. Di samping itu pula, hasil belajar peserta didik mengalami peningkatan dari sebelumnya pada pembelajaran Matematika. Dari data hasil formatif menunjukkan bahwa dari keseluruhan peserta yang ada di Kelas III SDN Pengasinan I Kec.Rawalumbu Kota Bekasi. mengalami peningkatan nilai dan kenaikan persentase ketuntasan. Dimyati dan Mudjiono (2009:3) menyatakan bahwa hasil belajar merupakan hasil dari suatu interaksi tindak belajar dan tindak mengajar bahwa hasil belajar berasal dari suatu interaksi. Dengan demikian, dapat diketahui bahwa penerapan media benda konkret telah terbukti dapat meningkatkan hasil belajar siswa, terutama pada mata pelajaran Matematika materi menghitung keliling bangun datar. Apabila guru akan menerapkannya harus sesuai dengan karakteristik materi pembelajaran, karakteristik siswa, saran dan prasarana, dan alokasi waktu pembelajaran sesuai kondisi kelas.



36



BAB V SIMPULAN DAN SARAN



A. Simpulan Dengan telah selesainya kegiatan perbaikan ini, berdasarkan tahap pelaksanaan mulai dari pra siklus, siklus I sampai dengan siklus II, penulis menarik kesimpulan yaitu sebagai berikut : a. Pembelajaran dengan menggunakan media benda konkret dalam mata pelajaran Matematika lebih menyenangkan. b. Dengan menggunakan metode eksperimen dalam pembelajaran, meningkatkan keaktifan peserta didik lebih meningkat karena menyelesaikan masalahnya secara berkelompok yang telah di arahkan oleh guru. c. Dengan menggunakan Media Benda Konkret, ada peningkatan hasil belajar peserta didik. d. Kejujuran, tanggung jawab, kedisiplinan peserta didik mengingkat dengan menggunakan Media Benda Konkret dalam pembelajaran. B. Saran 1. Bagi Guru a. Gunakan alat peraga konkret dalam setiap kegiatan belajar mengajar, karena dengan alat peraga anak dapat lebih mengerti dan jelas sehingga hasil belajar siswa dapat meningkat.



37



b. Membiasakan untuk selalu mengidentifikasi masalah dan mencoba untuk melakukan penelitian ( PTK ) c. Usahakan guru selalu memotivasi siswa setiap awal pembelajaran dengan cara melakukan apersepsi dan menyampaikan tujuan yang akan dicapai oleh siswa. d. Kurangi bahkan hilangkan kebiasaan guru dalam mengajar hanya menggunakan metode ceramah. Gunakanlah gabungan beberapa media yang relevan dengan materi yang akan disampaikan kepada siswa agar lebih menarik dan mudah di mengerti. e. Berikan penguatan kepada siswa yang mampu menjawab pertanyaan dengan benar. C. Bagi Sekolah a. Adanya peningkatan kerjasama yang baik antara Kepala Sekolah dan sesama guru dalam usaha meningkatkan kualitas pendidikan, terutama dalam melaksanakan PTK. b. Kepala Sekolah diharapkan menanggapi dengan positif guru-guru yang ingin mengadakan PTK. c. Kepala Sekolah hendaknya memberikan penghargaan terhadap guru yang berprestasi dan selalu komitmen untuk memajukan sekolah.



38



DAFTAR PUSTAKA



Abdurrahman, M. (1998). Pendidikan Anak Berkesulitan Belajar. Jakarta: Pusbuk Depdikbud & Rineka Cipta. Aunurrahman. 2009. Belajar dan Pembelajaran. Bandung: Alfabeta. Ametenbun. (1981). Managemen Kelas Penutun Guru Dan Calon Guru. Bandung: IKIP Bandung. Andayani, Pemantapan Kemampuan Profesional. Jakarta: Universitas Terbuka. Arikunto, S. 1984. Dasar – Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bina Aksara. Nasution, A.H. 1982. Landasan Matematika . Jakarta. Bhratara Karya Aksara. Pakasi, S. 1981. Anak dan Perkembangannya. Jakarta. Gramedia. Ridwan, S. 2001. Penelitian Tindakan Kelas Bagi Guru. Bandung. Kurikulum Berbasis Kompetensi. 2004. Jakarta. Kurikulum Tingkat Satu Pendidikan (KTSP) 2006. Jakarta. Nasution, S. 2000. Berbagai Pendekatan Dalam Proses Belajar & Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara. Sutanto, E. (1991). Tahap-tahap Perkembangan Anak. Semarang: Budi Karya. Suryabrata, S. 1998. Psikologi Pendidikan. Jakarta:Raja Grafindo Persada. Usman, Moh. Uzet. (1997). Menjadi Guru Profesional. Bandung: Remaja Rosdakarya. Wardani, IGAK. 2000. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Universitas Terbuka. Waedani, IGAK. 2008. Teknik Menulis Karya Iimiah. Jakarta: Universitas Terbuka.



39