TugAS sOFTSKILL [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

Tugas : Makalah Softskill



SOFTSKILL KEPERAWATAN



Oleh : CAHYANTI Nim: 918312906150.009 Prodi : S1 Keperawatan INSTITUT TEKNOLOGI DAN KESEHATAN AVICENNA KENDARI 2019



KATA PENGANTAR Segala puji bagi Allah Tuhan semesta alam. Shalawat serta salam tidak lupa kami ucapkan untuk junjungan kita Nabi Besar Muhammad SAW. Kami bersyukur kepada Allah SWT yang telah memberikan hidayah serta taufik-Nya kepada kami sehingga dapat menyelesaikan makalah ini. Makalah ini berisikan tentang “SOFTSKILL KEPERAWATAN ”.



Kami menyadari makalah yang dibuat ini tidaklah sempurna. Oleh karena itu, apabila ada kritik dan saran yang bersifat membangun terhadap makalah ini,kami sangat berterima kasih.



Demikian makalah ini kami susun. Semoga dapat berguna untuk kita semua. Amin.



Kendari, 2 Juni 2019



Penulis,



DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL KATA PENGANTAR…………………………………………………..…..……....i DAFTAR ISI…………………………………………………………..…………..ii BAB I PENDAHULUAN………………………………………….…….………..1 1.1 Latar Belakang………………………………………………..……………....1 1.2. Rumusan Masalah……………………………………………………..……...1 1.3. Tujuan Penulisan……………………………………………….……..………1 BAB II PEMBAHASAN..……………………………………………………..… 2.1 Pengertian Softskill Keperawatan.....................................................................2 2.2 Pentingnya Softskill Keperawatan ...................................................................6 2.3 Manfaat Softskill Keperawatan.........................................................................9 2.4 Cara Melatih Softskill Keperawatan..................................................................9 2.5 Pengaruh Softskill Keperawatan......................................................................11



BABIII PENUTUP…………………………………………………………........ 3.1 Kesimpulan………………………………………………………………........12 3.2 Saran...................................................................................................................12 DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................13



BAB I PENDAHULUAN



1.1 Latar Belakang



Soft skills adalah seperangkat kemampuan yang mempengaruhi bagaimana kita berinteraksi dengan orang lain. Tujuan dari pelatihan soft skills adalah memberikan kesempatan kepada individu untuk mempelajari perilaku baru dan meningkatkan hubungan antar pribadi dengan orang lain. Soft skills memiliki banyak manfaat, misalnya pengembangan karir serta etika profesional. Dari sisi organisasional, soft skills memberikan dampak terhadap kualitas manajemen secara total, efektivitas institusional dan sinergi inovasi.Lulusan memerlukan soft skills untuk membuka dan memanfaatkan kesempatan. Sukses di dalam sebuah pekerjaan tidak hanya bergantung kepada rasio dan logika individu tetapi juga kapasitas kemanusiannya. Yang nampak di luar permukaan air ialah kemampuan Hard Skill/ Technical Skill, sedangkan kemampuan yang berada di bawah permukaan air dan memiliki porsi yang paling besar ialah kemampuan Soft Skill.



1.2 Rumusan Masalah 1. Apa yang dimaksud softskill Keperawatan ? 2. Pentingnya softskill dalam keperawatan ? 3. Manfaat softskill dalam keperawatan ? 4. Cara melatih softskill dalam keperawatan ? 5. Pengaruh Softskill ?



1.3 Tujuan Penulis



1. Mengetahui tentang penjelasan softskill 2. Memahami pengaruh softskill 3. Memikirkan penting nya softskill 4. Mengetahui manfaat softskill 5. Bagaimana cara melatih softskill



BAB II PEMBAHASAN 2.1 Pengertian Softskills Keperawatan



Perlunya pengembangan softskill tenaga kesehatan (perawat). Kompetensi lulusan sarjana keperawatan yang diperlukan oleh dunia kerja adalah perawat yang kompetensi dalam memberikan asuhan keperawatan dan mampu berpikir kritis. Perawat yang profesional adalah perawat yang sesuai dengan standar, perawat yang dapat memuaskan pelayanannya dan menerapkan etika profesional keperawatan. Perawat berkompetensi untuk mampu berkomunikasi secara efektif, menerapkan aspek etik dan legal dalam praktik keperawatan, melaksanakan asuhan keperawatan profesional di klinik dan komunitas, mampu mengaplikasikan kepemimpinan dan pengelolaan keperawatan, mampu menjalin hubungan bersosialisasi, melakukan penelitian, mampu mengembangkan profesionalisme secara terus menerus atau belajar sepanjang hayat. Lulusan keperawatan harus memiliki kemampuan dan naluri pengembangan secara mandiri maupun bekerjasama, pendidikan pengembangan kepribadian penting untuk menjunjung tinggi etika, memiliki etos kerja yang perlu diteladani, mempunyai sikap yang dapat diteladani dalam kehidupan. Softskill perawat yang dibutuhkan dalam dunia kerja yaitu tanggung jawab dalam bekerja, disiplin dalam bekerja (tepat waktu), kemampuan teknis, kemampuan manajerial (mengelola organisasi & kelompok), inisiatif kerja (mengambil tindakan untuk mencapai tujuan bersama sebelum diminta), beretika (dengan menghargai orang lain yang sedang berbicara), menghindari perilaku tidak jujur, bekerjasama dalam suatu tim dengan cara melakukan suatu tugas bersama-sama untuk mencapai tujuan bersama, kemampuan mengelola atau memimpin untuk membuat keputusan dengan berpegang pada visi dan misi dalam pekerjaan, planning dan organizing dengan cara merencanakan dan melaksanakan tapi bukan menunda, keuletan untuk tidak mudah menyerah serta berani menaggung resiko dan tantangan, berkomunikasi baik dengan klien serta mau menerima kritikan dari klien dan mampu menghadapi stres.



1). Kinerja Perawat



a. Pengertian Kinerja Perawat



Kinerja keperawatan atau praktikan keperawatan menggambarkan aktivitas yang diberikan kepada klien melalui pelaksanaan asuhan keperawatan untuk mencapai tujuan layanan kesehatan sesuai dengan tugas dan wewenang perawat dengan memenuhi ketentuan kode etik, standar profesi, hak pengguna pelayanan kesehatan, standar pelayanan dan standar prosedur operasional (UU No.36 tahun 2009). Kinerja perawat adalah aktivitas perawat dalam mengimplementasikan sebaik-baiknya suatu wewenang, tugas dan tanggung jawabnya dalam rangka pencapaian tujuan tugas pokok profesi dan terwujudnya tujuan dan sasaran unit organisasi (Slamet Haryono, 2004). Kinerja perawat sebenarnya sama dengan prestasi kerja diperusahaan. Perawat ingin diukur kinerjanya berdasarkan standar obyektif yang terbuka dan dapat dikomunikasikan. Jika perawat diperhatikan dan dihargai sampai penghargaan superior, mereka akan lebih terpacu untuk mencapai prestasi pada tingkat lebih tinggi (Neal, 2004).



b). Tingkat Pendidikan Perawat Tingkat pendidikan formal yang semakin tinggi, berakibat pada peningkatan harapan dalam hal karier dan perolehan pekerjaan dan penghasilan. Akan tetapi disisi lain, lapangan kerja yang tersedia tidak selalu sesuai dengan tingkat dan jenis pengetahuan serta keterampilan yang dimiliki oleh para pencari kerja tersebut (Ellitan, 2003). Salah satu faktor yang dapat meningkatkan produktifitas atau kinerja perawat adalah pendidikan formal perawat. Pendidikan memberikan pengetahuan bukan saja yang langsung dengan pelaksaan tugas, tetapi juga landasan untuk mengembangkan diri serta kemampuan memanfaatkan semua sarana yang ada di sekitar kita untuk kelancaran tugas. Semakin tinggi pendidikan semakin tinggi produktifitas kerja (Arfida, 2003). Menurut Arfida (2003) terdapat dua konsekuensi yang dihadapi oleh organisasi pengguna tenaga kerja, yaitu : 1). Menyelenggarakan pelatihan secara intensif dan terpogram agar para pegawai memiliki pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan. 2). Menawarkan pekerjaan yang sebenarnya memerlukan pengetahuan dan keterampilan yang lebih rendah dari yang dimiliki oleh para pekerja berkat pendidikan formal yang pernah ditempuhnya apabila diterima oleh pekerja yang bersangkutan berarti tingkat imbalan yang diperoleh lebih rendah dari yang semula diharapkan.



Konfigurasi ketenagakerjaan menuntun kesiapan dan kesediaan manajemen melakukan perubahan, bukan hanya dalam bentuk berbagai kebijaksanaan manajemen sumber daya manusia, tetapi juga menyangkut kultur organisasi, etos kerja dan persepsi tentang pengakuan terhadap harkat dan martabat manusia (Ellitan, 2013).



c). Lama kerja perawat Sulistiyani dan Rosidah, (2003) dalam rangka memberikan gaji kepada perawat perlu diadakan pengukuran kontribusi yang tepat. Sedangkan untuk mengukur kontribusi tersebut dilakukan dengan malalui tiga cara : 1. Kelayakan pegawai (job worth) kelayakan pegawai merupakan sebuah kriteria yang menyangkut bagaimana kondisi pegawai. Apakah pegawai tersebut layak dipekerjakan dalam kapasitas yang sesuai atau tidak dengan tingkat kedudukam dan tugas yang diembannya. 2. Karak teristik perseorang (personal characteristics) karakteristik perseorangan menyangkut seniorotas san yunioritas. Asumsi yang sering berlaku dan diyakini adalah pegawai yang cukup senior dipandang telah memiliki kinerja yang tinggi, sedangkan yang yunior masih perlu dikembangkan dan dibina lagi. Ukuran ini sebenarnya hanya untuk memudahkan perhitungan saja, sebab dengan mengetahui tanggal, bulan dan tahun masuk dapat diketahui tingkat senioritas seseorang dan tingkat kepantasan untuk menerima sejumlah gaji tertentu. 3. Kualitas kinerja pegawai, Kinerja sebagai kriteria penting dalam penentuan struktur gaji. Melalui kinerja perawat dapat diketahui bahwa sesungguhnya analisis dan penilaian pegawai tidak sekedar berdasarkan lama masa kerja.



d). Faktor- faktor yang mempengaruhi kinerja. Pabundu (2006) kinerja dipengaruhi oleh 2 faktor yakni faktor internal individu dan faktor eksternal individu, antara lain sebagai berikut: 1. Faktor internal yaitu faktor yang berhubungan dengan kecerdasan, ketrampilan, kestabilan emosi, sifat-sifat seseorang meliputi sikap, sifat-sifat kepribadian, sifat fisik, keinginan atau motivasi, umur, jenis kelamin, pendidikan, pengalaman kerja, latar belakang budaya dan variabel-variabel personal lainnya. 2. Faktor eksternal yaitu faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja karyawan yang berasal dari lingkungan, meliputi peraturan ketenagakerjaan, kebijakan organisasi, kepemimpinan, sistem upah/gaji dan lingkungan sosial.



Allred (1998) dalam Vitasari (2005) menyarankan lima tipe dari kemampuan (skills), pengetahuan (knowledge) dan sikap (attitude) yang merupakan critical point bagi suksesnya pengembangan karir seseorang, yaitu : 1. Technical spesialism, termasuk didalamnya pengetahuan terhadap penggunaan computer. 2. Cross-functional dan pengalaman internasional. 3. Kepemimpinan kolaboratif. 4. Kemampuan mengatur diri sendiri. 5. Fleksibilitas, termasuk kemampuan untuk memimpin suatu proyek dan menjadi anggota proyek yang lain. Sebuah penelitian yang dilakukan oleh Roffey Park Management institute menyebutkan bahwa employability terbentuk dari gabungan antara pengalaman, track record dan kemampuan utama, termasuk didalamnya



adalah fleksibilitas, kreativitas, change



management, teamwork, serta keinginan untuk terus belajar. David (1994) dalam Djati dan Khusaini (2003) yang mempengaruhi komitmen kerja adalah : 1). Faktor personal. 2). Karakteristik kerja. 3). Karakteristik struktur dan , 4). Pengalaman kerja.



Komitmen kerja dipandang sebagai suatu orientasi nilai terhadap kerja yang menunjukkan bahwa individu sangat memikirkan pekerjaannya, pekerjaan memberikan kepuasan hidup dan pekerjaan memberikan status bagi individu. Suatu bentuk loyalitas kerja yang muncul melibatkan hubungan yang aktif dengan perusahaan tempat perawat bekerja, yang memiliki tujuan memberikan segala usaha demi keberhasian organisasi kerja yang bersangkutan.



2). Kerangka teori



Berdasarkan tinjauan yang telah diuraikan, maka dapat digambarkan kerangka teori dalam bagan sebagai berikut :



Softskill



Gambaran



Perawat



Kinerja



Elemen Softskill



- Pelanyanan



-



Etika



berfokus pada



-



Komunikasi



pelanggan



-



Berfikir



-



Kreatif & Kritis



-



Kepemimpinan



-



Pengambilan



- Keterampilan



Keputusan



komunikasi - Upaya peningkatan kinerja - Belajar



-



Memecahkan masalah



-



Disiplin



berkelanjutan - Kerjasama - Motivasi dan ketekunan Kerja - Disiplin kerja - Hasil kerja



Gambar 2.1 Kerangka teori Setyaningsih (2013) ; Azwar (2013) ; Mandagi (2015) ; Buheli (2012) ;Kambunya (2016) ; Finarti (2016) ; Natasia (2014).



2.2 Pentingnya Softskill Keperawatan



Pada jaman ini banyak persaingan di dunia kerja, bahkan persaingan tersebut tidak meliputi kemampuan hardskill tetapi softskill sangat berperan penting disini. Dukungan sikap kerja ditunjukan melalui kemampuan perawat melakukan suatu interaksi yang positif dengan pasien, keluarga pasien maupun dengan anggota tim kesehatan lainnya. Sikap kerja ini disebutkan sebagai soft skill. Soft Skill merupakan keterampilan diluar keterampilan teknis dan akademis, dan lebih mengutamakan keterampilan intra dan inter personal. Keterampilan intra personal mencakup kesadaran diri (kepercayaan diri, penilaian diri, sifat dan preferensi, serta kesadaran emosi) dan keterampilan diri (peningkatan diri, pengendalian diri, manajemen sumber daya, perilaku pro aktif). Sedangkan keterampilan inter personal mencakup kesadaran sosial (kesadaran politik, memanfaatkan keberagaman, berorientasi pelayanan) dan keterampilan sosial (kepemimpinan, pengaruh positif, komunikasi, kooperatif, kerja sama tim dan sinergi). Soft Skill mutlak harus dimiliki oleh manusia sebagai modal untuk mengarungi berbagai bidang kehidupan seperti pekerjaan, rumah tangga, organisasi masyarakat dan lainlain. Dalam domain penilaian /uji kompetensim perawat, kemampuan soft skill masuk kategori pengetahuan afektif (konatif) menggambarkan bagaimana cara seseorang bersikap yang melibatkan emosi dan kemampuan empati untuk mengaplikasikan nilai-nilai profesional dalam praktik keperawatan. Meskipun presentasi penilaian domain pengetahuan afektif berkisar 5-10%, akan sangat berdampak terhadap kualitas asuhan keperawatan dan berpengaruh kuat dalam kinerja pelayanan dalam tim. Ketika dalam praktek asuhan keperawatan seorang perawat mampu menunjukan kemampuan soft skill yang baik akan menciptakan pengalaman positif bagi pasien dan mendukung proses penyembuhan lebih optimal. Kemampuan Soft Skill yang dibutuhkan dalam praktik pelayanan keperawatan antara lain : 1. Tanggung jawab (dalam kegiatan bekerja), 2. Disiplin dalam bekerja (tepat waktu) 3. Inisiatif kerja (mengambil tindakan untuk mencapai tujuan bersama sebelum diminta), 4. Beretika dengan menghargai orang lain yang sedang berbicara, 5. Peduli/ peka terhadap kebutuhan pasien/ tim kerja 6. Bekerjasama dalam suatu tim dengan cara melakukan suatu tugas bersama-sama untuk mencapai tujuan bersama



7. Menghindari perilaku yang tidak jujur (memiliki integritas) 8. Untuk seorang leader keperawatan kemampuan soft skill yang dibutuhkan 9. Kemampuan manajerial (mengelola organisasi, kelompok) 10. Kemampuan mengelola atau memimpin untuk membuat keputusan dengan berpegang pada visi dan misi rumah sakit, 11. Planing dan organizing dengan cara merencanakan dan melaksanakan (tidak menunda pekerjaan), 12. Keuletan untuk tidak mudah menyerah serta berani menanggung resiko dan tantangan, 13. Salesmanship dengan cara komunikasi baik antara klien serta mau menerima kritikan dengan berbagai customer yang bervariasi, 14. Stress tolerance (mampu menghadapi stress). 15. Kemampuan interaksi sosial.



2.3 Manfaat Softskill Keperawatan Softskill adalah istilah sosiologis yang berkaitan dengan seseorang “EQ” (Emotional Intelligence Quotient), kumpulan karakter kepribadian, rahmat sosial, komunikasi, bahasa, kebiasaan pribadi, keramahan, dan optimisme yang menjadi ciri hubungan dengan orang lain. Dengan Softskill kita dapat berkreasi dan terampil. Berikut adalah beberapa manfaat softskill yang di ketahui: 1. sebagai atribut kualitas jasa 2. Dapat bersifat mandiri 3. Softskill dapat membangun karakter 4. Membangun kepribadian yang berkualitas 5. Menumbuhkan rasa percaya diri 6. Dapat bersosialisai dalam team 7. Menumbuhkan kepekaan wawasan pemikiran dan kepribadian kita 8. Juga dapat membentuk jiwa yang kritis di dalam diri kita



2.4 Cara Melatih Softskill Keperawatan



Banyak di antara kita tahu bahwa sostskill seseorang di tentukan dengan tolak ukur seseorang itu dalam mengembangkan sofskillnya. Namun disini saya juga ingin memberi



tahu bahwa softskill itu sendiri tidak akan berjalan sempurna apabila tidak di iringi dengan Hard Skill, begitu pun sebaliknya. Softskill itu sendiri akan nampak apabila seseorang telah menemukan jati dirinya. Namun ada juga yang tidak akan mendapatkan softskill dari dirinya sendiri apabila dia tidak ada keinginan untuk berubah yang besar dalam hidupnya dari pola hidup yang buruk ke pola hidup yang lebih baik dari sebelumnya. Karena Soft skill itu sendiri akan lahir apabila seseorang memiliki motivasi yang besar untuk berubah lebih baik dari sebelumnya. Softskill sendiri sangat berkaitan dengan suatu ketrampilan yang harus seimbang. Istilah keterampilan softskill ialah istilah yang mengacu pada kepribadian seseorang yang di asah dari dalam lalu di lengkapi pula dengan keterampilan Hard Skill. Sehingga softskill itu mempunyai atribut, dengan demikian meliputi nilai yang dianut, motivasi, perilaku, karakter, kebiasaan, dan sikap. Atribut atribut ini dimiliki oleh setiap orang yang tentunya tidak sama satu dengan yang lainnya, yang biasanya juga dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya : 1. Kebiasaan 2. Berfikir 3. Berkata 4. Bersikap 5. Bertindak Namun pengaruh – pengaruh ini dapat berubah jika seseorang itu mau merubahnya dengan cara membiasakan diri denagn hal-hal yang baru tentunya. softskil juga bisa dikatakan sebagai suatu kemampuan yang memengaruhi kita untuk bagaimana berinteraksi dengan orang lain, softskill juga memuat beberapa komponen ,yaitu komuniukasi yang efektif, berfikir yang kreatif dan kritis. Bagaimana masing-masing orang saja yang mempunyai pikiran hal-hal yang memuat dari softskill itu sendiri. Softskill juga melatih diri seseorang untuk dapat bagaimana berinteraksi dengan masyarakat yang baik, karena komunikasi yang baik itu sangat diperlukan oleh seseorang. Karena berinteraksi yang baik itu juga dapat mencerminkan diri seseorang. Biasanya kalau orang dapat berinteraksi yang baik tentunya dapat cepat beradaptasi dengan orang lain. Dan juga sebaliknya kalau orang itu kurang baik dalam berinteraksi tentunya sangat agak lambat dalam berinteraksi. Softskill juga bukan hanya sekedar dari suatu hal yang tidak mempunyai tujuan, tetapi softskill juga mempunyai tujuan. Tujuan softskill adalah dapat memberikan kesempatan kepada individu untuk bisa mempelajari perilaku yang baru bagi dirinya dan juga meningkatkan hubungan antar pribadi



dan orang lain. Softskill juga dapat memberikan intervensi yaitu dengan cara pelatihan atau pembinaan secara intensif. untuk dapat meningkatkan nilai-nilai dan moral dapat dilakukan dengan cara fokus terhadap diri sendiri.



2.5 Pengaruh Softskill Keperawatan Keterampilan



sangat



mempengaruhi



tingkat



kesuksesan



seseorang.



Dengan



keterampilan yang ada seseorang dapat menciptakan kehidupan yang lebih baik untuk dirinya maupun lingkungan sekitarnya. Sebagai contoh, di dunia kerja dalam proses perekrutan karyawan baru, Soft skill dievaluasi berdasarkan psikotest dan wawancara mendalam. Hasil dari psikotest tersebut akan digunakan perusahaan untuk menempatkan karyawan di posisi yang tepat. keberhasilan seseorang dalam bekerja biasanya lebih ditentukan oleh soft skill yang lebih baik. Perlu untuk diketahui bahwa soft skill bukanlah sesuatu yang stagnan. Keterampilan ini dapat diasah dan ditingkatkan seiring dengan bertambahnya pengalaman seseorang. Ada banyak cara yang dapat dilakukan untuk meningkatkan soft skill, yang paling terkenal adalah learning by doing. Mengikuti berbagai pelatihan dan seminar juga dapat meningkatkan soft skill. Namun, diluar itu semua, ada satu cara yang paling ampuh untuk meningkatkan soft skill yaitu dengan lebih sering berinteraksi dan beraktifitas dengan orang lain. Mengingat pentingnya soft skill dalam kehidupan kita, maka marilah kita tingkatkan soft skill demi kehidupan yang lebih baik.



BAB III PENUTUP



3.1 Kesimpulan



Banyak ditemukan hasil penelitian yang menunjukkan kesuksesan individu dalam bekerja dipengaruhi oleh karakteristik kepribadian individu. Dari banyak teori kepribadian, teori kepribadian lima faktor (five factors personality) banyak dipakai untuk meninjau kesuksesan dalam bekerja. Lima faktor kepribadian tersebut merupakan gambaran mengenai karakteristik khas individu yang unik dan relatif stabil. Lima faktor tersebut antara lain : 1. Ketahanan Pribadi (conscientiousness). 2. Ekstraversi (extraversion). 3. Keramahan (agreableness). 4. Emosi Stabil (emotion stability). 5. Keterbukan terhadap pengalaman (openess).



Soft skills memiliki banyak variasi yang di dalamnya termuat elemen-elemen. Berikut ini akan dijelaskan beberapa jenis soft skills yang terkait dengan kesuksesan dalam dunia kerja berdasarkan dari hasil-hasil penelitian. 1. Kecerdasan Emosi. 2. Gaya Hidup Sehat. 3. Komunikasi Efektif



3.2 Saran



Kesuksesan mahasiswa pada umumnya, tidak hanya ditentukan oleh hard skills seperti prestasi belajar, keterampilan teknik, dan potensi akademik umum tetapi juga dipengaruhi oleh soft skills, social skills, dan emotional skills. Perpaduan antara hard skills dan soft skills yang proporsional dalam lingkungan belajar mahasiswa akan membuat seseorang yang berprestasi tinggi dan disukai banyak orang. sebagai mahasiswa tidak hanya berhadapan dengan benda mati, melainkan berinteraksi dengan manusia yang dapat



merasakan, menilai dan memberi penghargaan. Keterampilan soft dapat mendukung kompetensi professional dosen semakin meningkat.



DAFTAR PUSTAKA



Hartiti, T. (2013), Peningkatan Softskill perawat melalui kepemimpinan transformasional kepala ruang pada RS swasta di Semarang. Jurnal Managemen Keperawatan. Puspita, M.P. (2013) Strategi Pengembangan Softskills pada Dokter dan Perawat dalam Rangka Peningkatan Kinerja di RSUD Karangseng Bali. Jurnal Unair. Elfindri, Elmiasana, Mitayani, dkk. 2009. Soft Skills Panduan bagi Bidan dan Perawat. Baduaose Media : Padang. http//www.google.co.id.softskill