7 0 572 KB
TUGAS TEKNOLOGI BAHAN JALAN
Disusun oleh : Nama : Yunita Dara Maulina NIM
: 1822302030
Kelas : 2C
KEMENTRIAN RISET TEKNOLOGI & PENDIDIKAN TINGGI PROGRAM STUDI TERAPAN TEKNOLOGI REKAYASA KONSTRUKSI JALAN DAN JEMBATAN JURUSAN TEKNIK SIPIL POLITEKNIK NEGERI LHOKSEUMAWE TAHUN 2020
LAPISAN PONDASI BAWAH Lapisan pondasi bawah (subbase) adalah lapisan perkerasan yang letaknya di atas lapisan tanah dasar (subgrade) dan di bawah lapis pondasi atas (base). Setiap lapisan jalan akan meneruskan/melimpahkan beban ke lapisan yang di bawahnya, seperti lapisan bawah yang melimpahkan beban ke lapisan tanah dasar. Material yang biasanya digunakan di lapisan pondasi bawah harus dengan nilai CBR > 20% dan IP < 10%. Umumnya lapisan pondasi bawah menggunakan agregat kelas B. Lapisan pondasi bawah memiliki fungsi berbeda sesuai dengan kelompok struktur jalan yang digunakan. Pada dasarnya kelompok struktur jalan ada dua, yaitu:
Gambar 1 Perbedaan penerimaan beban pada jalan lentur dan jalan kaku
1. Kelompok Struktur Jalan Lentur
Gambar 2 Struktur Jalan Lentur
1
Jalan lentur menggunakan bahan campuran aspal sebagai lapis permukaan dan bahan berbutir/agregat sebagai lapisan di bawahnya. Sehingga lapisan perkerasan
tersebut
mempunyai
flexibilitas/kelenturan
dan
memberikan
kenyamanan kendaraan yang melintas di atasnya. Pada struktur jalan lentur, lapisan pondasi bawah memiliki fungsi sebagai berikut: a. Bagian dari konstruksi perkerasan untuk mendukung dan menyebar beban roda. b. Efesiensi penggunaan material pondasi bawah yang relatif murah dibandingkan dengan pondasi di atasnya. Sehingga lapisan di atasnya dapat dikurangi tebalnya (penghematan biaya konstruksi). c. Menjaga tanah dasar masuk ke dalam lapis pondasi. d. Lapis peresapan agar air tidak berkumpul di pondasi. e. Lapis pertama agar pelaksanaan dapat berjalan lancar. Tabel 1 Jenis Bahan Lapisan Pondasi Bawah Pada Jalan Lentur N O 1.
JENIS BAHAN
KETERANGAN
Pondasi bawah
a. Pondasi Telford
yang menggunakan
-
Batu berukuran 15/25 atau 25/30 cm
batu pecah dengan
-
Batu pengunci/pengisi ukuran 3/5 atau 5/7 cm
balas pasir
-
Balas berupa pasir
-
Agregat penutup berupa sirtu
b. Pondasi Makadam Basah -
Agregat kasar (AASHTO T96) : maks 40%
-
Agregat halus : IP (AASHTO T90) maks 12% LL (AASHTO T89) maks 35%
2
c. Pondasi Makadam Kering
2.
Pondasi bawah
Tebal Lapisan Padat Tipe Agregat Ukuran saringan 7-10 cm 5-8 cm % lewat saringan Agregat kasar 76,2 mm (#3) 100 60 mm (#2,5) 95-100 100 50 mm (#2) 35-70 100 37,5 mm (#1,5) 0-15 95-100 25 mm (#1) 0-5 35-70 19 mm (#3/4) 0-5 - Sirtu yang tidak mengandung lempung, aman dan
yang menggunakan
langsung digunakan sebagai lapisan pondasi bawah
sirtu yang
-
Sirtu yang hanya sedikit mengandung lempung
mengandung
-
Sirtu yang banyak mengandung lempung
sedikit tanah
3.
Pondasi bawah
-
yang menggunakan 4.
tanah pasir Pondasi bawah
Kadar lempung > 14% lakukan blending dengan
batu pengisi Pasir dengan gradasi baik (tidak bercampur bahan organik)
Pondasi bawah yang menggunakan
-
Aspal penetrasi 80/100 atau 60/70
material ATSB
-
Persyaratan untuk agregat dan aspal mengikuti buku
agregat
Ukuran Saringan
(Asphalt Treated 6.
Kadar lempung < 14% aman digunakan
Berat Lolos (%) Kelas A Kelas B 63 mm (#3) 100 100 37,5 mm (#1,5) 100 67-100 19 mm (#3/4) 65-81 40-100 9,5 mm (#3/8) 42-60 25-80 4,75 mm (no. 4) 27-45 16-66 2,36 mm (no. 10) 18-33 10-55 1,18 mm (no. 20) 11-25 6-45 0,425 mm (no. 40) 6-16 3-33 - Batu pecah atau sirtu pecah mesin
yang menggunakan
5.
Sub base) Pondasi bawah
petunjuk Laston No.04/PT/B/1983 -
Semen tanah
3
yang menggunakan
-
Semen agegat
bahan asli
-
Kapur tanah
stabilisasi dengan
-
Ca(OH)2 dan Ca(OH)2MgO
bahan kimia
-
Kapur tohor dengan hidrasi tinggi
-
Monohydated dolomitic lime atau CaO
-
Quicklime atau CaoMgO dan dolomitic quicklime
2. Kelompok Struktur Jalan Kaku
Gambar 3 Struktur Jalan Kaku Jalan kaku yang terdiri atas plat beton semen sebagai lapis pondasi dan lapis pondasi bawah di atas tanah dasar. Pada struktur jalan kaku, lapisan pondasi bawah memiliki fungsi sebagai berikut: a. Mengendalikan kembang dan susut yang terjadi pada tanah dasar. b. Menghindari terjadinya pumping, yaitu keluarnya butir- butiran halus tanah bersama air pada daerah sambungan, retakan atau pada bagian pinggir perkerasan, akibat lendutan atau gerakan vertikal plat beton karena beban lalu lintas, setelah adanya air bebas terakumulasi di bawah pelat c. Mengurangi kemungkinan terjadinya retak-retak pada plat beton. d. Menyediakan lantai kerja (working platform) untuk pekerjaan konstruksi. Tabel 2 Jenis Bahan Lapisan Pondasi Bawah Pada Jalan Kaku NO . 1.
JENIS BAHAN
KETERANGAN
Pondasi bawah yang -
Memenuhi persyaratan SNI03-6388-2000
menggunakan material
dengan gradasi agregat minimal kelas B
berbutir lepas berupa -
Tebal minimal 15 cm, CBR 5%
4
sirtu 2.
-
Derajat kepadatan LPB minimal 100%
(SNI 03-1743-1989) Pondasi bawah yang a. Bahan Stabilisasi menggunakan
bahan -
Semen
pengikat CSB
-
Kapur
-
Abu terbang (fly ash)
-
slag
b. Campuran beraspal bergradasi rapat c. Campuran beton kurus giling padat yang mempunyai kuat tekan karakteristik pada 3.
umur 28 hari minimal 2,5 Mpa (55 Kg/cm2) Pondasi bawah yang - Mempunyai kuat tekan karakteristik pada menggunakan
umur 28 hari dengan tebal minimal 10 cm:
campuran beton kurus (CBK) concrete
lean
mix
minimal 25 Mpa (50 kg/cm2) tanpa menggunakan abu terbang
minimal 7 Mpa (70 kg/cm2) menggunakan abu terbang
5
Gambar 4 Skema Pekerjaan Lapisan Pondasi Bawah
CTRSB (Cement Treated Recycling Sub Base) CTRSB merupakan teknik perbaikan kondisi perkerasan jalan dengan stabilisasi semen ke perkerasan lapis pondasi bawah. Pekerjaan daur ulang ini meliputi pemrosesan daur ulang recycling pada perkerasan jalan lama baik jalan kerikil agregat atau jalan aspal yang telah terlebih dahulu dipersiapkan. Pekerjaan daur ulang ini dilaksanakan pada jalan aspal agregat kerikil yang perlu distabilisasi atau ditingkatkan kemampuan daya dukungnya dengan menambahkan bahan tambah semen sebagai bahan lapis pondasi bawah. Jenis pekerjaan ini banyak dijumpai ketika design perbaikan jalan menghendaki pelebaran jalan (widening) atau penggantian/penambahan lapis pondasi baru. Perbaikan pada perkerasan lapis pondasi bawah (LPB) dengan cara konventional penambahan tebal perkerasan LPB 25 cm sedangkan stabilitas semen LPB di recycle dengan semen setebal 30 cm (tidak ada penambahan material).
Gambar 5 Typical Cross Section Desain Uji Coba Stabilisasi
6
Gambar 6. Skema Pelaksanaan Uji Coba Cement Treated Sub Base 1. Spreading, Penghamparan Semen sesuai mix desain (komposisi semen 7% dari berat material perkerasan eksisting). Persentase ini sedikit lebih kecil daripada yang digunakan oleh Evendri (2018) yaitu 7.5%. 2. Mixing, pencampuran semen dengan aggregate dan air menggunakan alat recycler (Wirtgen Recycler), 3.
Compaction, pemadatan dengan pemadat pad foot yang digetarkan diikuti dengan motor grader dan vibro roller compactor sebanyak 8 rit.
4. Curing, perawatan dilakukan untuk menjaga proses hidrasi semen dilakukan dengan pemberian lapisan seal, aspal emulsi atau penyiraman secara berkala. Pemeraman dilakukan selama 3 hari.
7