Tugas Tutorial III [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

TUGAS TUTORIAL III Nama NIM Program Studi Kode Mata Kuliah Nama Mata Kuliah



: Kurnia Rahmadian : 835044027 : PGSD : PDGK4505 : Pembaharuan dalam Pembelajaran di SD



1. Istilah pembelajaran terpadu, banyak istilah yang digunakan untuk memadukan materi yang spesifik misalnya keterampilan menulis atau berpikir di antra kurikulum. Dengan pendektan terpadu, kurikulum dirancang dapat mengakomodasi kebutuhan siswa, mengatasi masalah sosial di antara para siswa di kelas, dan juga memantapkan penguasaan materi pelajaran. Uraikan latar belakang atau alasan penggunaan pembelajaran terpadu! 2. Pembelajaran terpadu merupakan suatu pendekatan dalam pembelajaran yang secara sengaja mengaitkan beberapa aspek baik dalam intra mata pelajaran maupun antar mata pelajaran. Dengan adanya pemaduan itu siswa akan memeroleh pengetahuan dan keterampilan secara utuh sehingga pembelajaran menjadi bermakna bagi siswa. Uraikan hal yang terkait dengan kelebihan dan kelemahan dari pembelajaran terpadu! 3. Pembelajaran kelas rangkap adalah penggabungan sekelompok siswa yang mempunyai perbedaan usia, kemampuan, minat, dan tingkatan kelas di mana dikelola oleh seorang guru atau beberapa guru yang dalam pembelajarannya difokuskan pada kemajuan individual para siswa. Pembelajaran kelas rangkap memiliki korelasi dengan teori belajar yang dikemukakan oleh beberapa tokoh. Uraikan korelasi atau keterkaitan teori belajar dan pembelajaran kelas rangkap menurut beberapa tokoh! 4. Karakteristik anak-anak menuntut guru SD untuk melaksanakan kegiatan pendidikan yang bermuatan permainan, terutama untuk kelas rendah. Guru SD diharap merancang model pembelajaran yang memungkinkan adanya unsur permainan di dalamnya. Sesuai dengan tumbuh kembang anak sekolah dasar, maka guru harus memberikan pengalaman pada aktivitas fisiknya. Uraikan dan jelaskan aktivitas bermain yang cocok buat anak sekolah dasar! 5. Menurut penelitian Howard Gardner, di dalam diri setiap anak tersimpan sembilan jenis kecerdasan yang siap berkembang. Ia memetakan lingkup kemampuan manusia yang luas tersebut menjadi sembilan kategori yang komprehensif atau sembilan macam kecerdasan dasar pada anak-anak. Uraikan sembilan macam kecerdasan dasar tersebut! Jawaban : 1. Latar belakang atau alasan penggunaan pembelajaran terpadu adalah sebagai berikut: Pada saat munculnya pergerakan pendidikan berubah progresif pada tahun 1930-an, di mana pandangan pendidikan berubah mengarah kepada siswa sebagai pusat pembelajaran maka konsep pendidikan yang menggunakan pendekatan terpadu mulai menguat dengan menggunakan nama kurikulum ini. Dengan dukungan dari berbagai studi perbandingan yang dilakukan untuk melihat sejauh mana efektivitas pendekatan terpadu ini maka dari tahun ke tahun konsep kurikulum terpadu makin kuat dan tepat diterima oleh banyak kalangan pendidikan. Dengan pendekatan terpadu, kurikulum yang dirancang dapat mengakomodasi kebutuhan siswa, memantapkan penguasaan materi pelajaran (Vars, 1991) Banyaj praktis pendidikan yang sangat mendorong penggunaan pembelajaran terpadu di kelas dengan mengemukakan berbagai alasan, meskipun ada pula di kalangan pendidik yang menganut paham tradisional melihat bahwa pembelajaran terpadu tidak banyak memberikan manfaat pembelajaran. Alasan-alasan yang mendasari penggunaan pembelajaran terpadu karena berdasarkan berbagai studi, menunjukkan bahwa pembelajaran terpadu: a. Sesuai dengan cara pandang siswa dalam memperhatikan atau mempelajari aspek kehidupan; b. Pembelajaran terpadu memungkinkan untuk melihat keterkaitan dan hubungan dari setiap mata pelajaran yang bisa jadi memang berdektan;



c. Dapat memfasilitasi irama proses belajar siswa sehingga gaya dan tingkatan proses belajar siswa tidak selalu dihambat dengan adanya mata pelajaran yang secara konstan selalu berganti; d. Siswa mendapat kesempatan untuk mengikuti lingkaran proses belajar mereka sendiri. Dengan demikian, suatu pendekatan pengajaran dengan menggunakan pembelajaran terpadu dapat membuka cakrawala guru-guru yang inovatif, produktif, dan demokratis serta dapat mengatasi kepasifan siswa yang kurang bergairah dalam kegiatan belajar mengajar di sekolah. Dengan pembelajaran terpadu siswa terlibat secara aktif dalam kegiatan pembelajaran inkuiri, bekerja, berpikir, merefleksi, bertanya, dan merasakan. Hal ini sejalan dengan prinsip hand on activity yaitu kegiatan pembelajaran sebagai bagian yang menyatu dengan berbuat dan bermain, terutama bagi anak usia dini (learning by doing and learning by playing). Aktifitas belajar yang semacam ini dapat menghindarkan antusiasme siswa yang tinggi. Selain itu, pembelajaran terpadu dapat memberikan dampak langsung (intrucsional effects) melalui pencapaian tujuan pembelajaran khusus dan dampak tidak langsung atau dampak pengiring (nurturan effects) sebagai akibat dari keterlibatan siswa dalam berbagai ragam kegiatan belajar yang khas dirancang oleh guru (Joni, 1996:28). 2. Hal yang terkait dengan kelebihan dan kelemahan dari pembelajaran terpadu sebagai berikut: Pembelajaran terpadu memiliki kelebihan antara lain adalah sebagai berikut. a. Pengalaman dan kegiatan belajar peserta didik akan selalu relevan dengan tingkat perkembangan anak. b. Kegiatan yang dipilih dapat disesuaikan dengan minat dan kebutuhan peserta didik. c. Seluruh kegiatan belajar lebih bermakna bagi peserta didik sehingga hasil belajar akan dapat bertahan lebih lama. d. Pembelajaran terpadu menumbuhkembangkan keterampilan berpikir dan sosial peserta didik. e. Pembelajaran terpadu menyajikan kegiatan yang bersifat pragmatis dengan permasalahan yang sering ditemui dalam kehidupan/lingkungan riil peserta didik. f. Jika pembelajaran terpadu dirancang bersama, dapat meningkatkan kerja sama antar guru bidang kajian terkait, guru dengan peserta didik, peserta didik dengan peserta didik, peserta didik/guru dengan narasumber. sehingga belajar lebih menyenangkan, belajar dalam situasi nyata, dan dalam konteks yang lebih bermakna. Beberapa kelemahan pembelajaran terpadu antara lain dapat ditinjau dari beberapa aspek, yaitu sebagai berikut: a. Aspek Guru. Guru harus berwawasan luas, memiliki kreativitas tinggi, keterampilan metodologis yang handal, rasa percaya diri yang tinggi dan berani mengemas dan mengembangkan materi. Secara akademik, guru dituntut untuk terus menggali informasi ilmu pengetahuan yang berkaitan dengan materi yang akan diajarkan dan banyak membaca buku agar penguasaan bahan ajar tidak terfokus pada bidang kajian tertentu saja. b. Aspek Peserta Didik. Pembelajaran terpadu memerlukan bahan bacaan atau sumber informasi yang cukup banyak dan bervariasi, mungkin juga fasilitas internet. Semua ini akan menunjang, memperkaya, dan mempermudah pengembangan wawasan. Bila sarana ini tidak dipenuhi, maka penerapan pembelajaran terpadu juga akan terlambat. c. Aspek Kurikulum. Kurikulum harus luwes, berorientasi pada pencapaian ketuntasan pemahaman peserta didik (bukan pada pencapaian target penyampaian materi). Guru perlu diberi kewenangan dalam mengembangkan materi, metode, penilaian keberhasilan pembelajaran peserta didik. d. Aspek Penilaian. Pembelajaran terpadu memerlukan cara penilaian yang menyeluruh (komprehensif), yaitu menetapkan keberhasilan belajar peserta didik dari beberapa bidang kajian terkait yang dipadukan. e. Aspek Suasana Pembelajaran. Pembelajaran terpadu berkecenderungan mengutamakan salah satu bidang kajian dan ‘tenggelam’nya bidang kajian lain. Dengan kata lain, pada saat mengerjakan sebuah tema, maka guru berkecenderungan menekankan atau mengutamakan substansi gabungan tersebut sesuai dengan pemahaman, selera, dan latar belakang pendidikan guru itu sendiri. 3. Korelasi atau keterkaitan teori belajar dan pembelajaran kelas rangkap menurut beberapa tokoh yaitu, sebagai berikut:  Yates (2000) mengemukakan bahwa dengan pembelajaran kelas rangkap, di mana para siswa bisa tinggal dikelas dengan satu guru dalam lebih dari satu tahun, membuat hubungan antara para siswa,







 











guru, dan orang tua menjadi dekat. Mereka mempunyai rasa percaya, rasa aman, dan enak satu dengan yang lain sehingga proses pembelajaran dapat dilakukan dengan nyaman. Menurut Suryan (2000) ternyata pendekatan pembelajaran kelas rangkap bisa digunakan untuk kelas tradisional, dimana hanya terdapat pembelajaran satu tingkatan kelas saja. Hal ini disadari bahwa sebenarnya pada kelas tradisional, juga berisikan para siswa yang mempunyai berbagai tingkatan kemampuan dan mungkin usia sehingga esensi pembelajaran kelas rangkap tetap dapat digunakan untuk kelas tradisional sehingga prinsip-prinsip pembelajaran kelas rangkap bisa diterapkan. Djalil dan Wardani (1997) menguraikan dalam modulnya bahwa pembelajaran kelas rangkap diperlukan karena alasan geografis, demografis, kurangnya guru, terbatasanya ruang kelas, dan adanya ketidakhadiran guru di kelasnya karena sakit atau keperluan lainnya. Jones mengemukakan bahwa pada sebelum tahun 1990-an atau malahan bagi negara-negara seperti Indonesia, Mexico, India, bahkan Australia, masih banyak dijumpai sekolah yang hanya mempunyai satu atau dua kelas saja yang digunakan bersama-sama oleh para siswa dari berbagai tingkatan kelas. Hal ini disebabkan tempat tinggal siswa yang berjauhan sehingga demi efesiensi, pemerintah tidak mungkin mendirikan sekolah yang hanya melayani beberapa siswa saja, Untuk itu, didirikannya sekolah di suatu tempat dan siswa yang berjauhan datang ke sekolah itu, dengan guru yang bisa melayani sejumlah kecil siswa dari berbagai tingkatan kelas. Alasan lainnya karena memang kesulitan mencari tenaga guru (tenaga guru kurang) sehingga pemerintah tidak bisa memenuhi kebutuhan para siswa di suatu daerah tertentu dengan rasio jumlah guru yang seimbang. Alasanalasan yang dipaparkan ini mulai tidak dipakai lagi untuk mengelola pembelajaran kelas rangkap (terutama di negara Barat, sedangkan beberapa negara di Asia, Amerika Latin, dan Indonesia hingga kini masih menggunakan alasan tersebut untuk adanya pembelajaran kelas rangkap) Ridgway dan Lawton (1969) mencatat bahwa, aspek utama dari manfaat penggunaan pembelajaran kelas rangkap ini adalah terbangunnya iklim kekeluargaan dalam kelas. Merekan menemukan dengan pembelajaran kelas rangkap, para siswa bisa lebih merasa nyaman dan mudah menerima perubahan kegiatan dan pengalaman yang diberikan guru. Anderson dan Pavan (1993) dasar lainnya yang digunakan dalam pembelajaran kelas rangkap bahwa filosofis dasar dari pembelajaran kelas rangkap adalah terakomodasinya kebutuhan individu siswa sebagai seorang yang unik dan membutuhkan perlakuan yang berbeda satu dengan lainnya untuk bisa mencapai perkembangan yang maksimum.



4. Aktivitas bermain yang cocok buat anak sekolah dasar adalah sebagai berikut: Pada usia sekolah dasar, pendidikan olahraga diarahkan bagi peningkatan kemampuan multilateral, artinya peningkatan seluruh komponen kebugaran motorik anak harus seoptimal mungkin. Sedangkan untuk anak sekolah dasar pada kelas yang lebih tinggi aktivitas yang diberikan adalah dalam bentuk penugasan keterampilan seperti: bermain bola dengan berbagai ukuran, dengan melempar, menendang atau memukul dengan alat. Bermain dalam situasi berlomba atau bertanding seperti: melompat, merayap, menerobos dan berlari cepat, sedangkan aktivitas untuk pengujian diri dan menggunakan peralatan misalnya: memanjat tiang, meniti balok, menggantung pada palang tunggal atau pohon-pohonan, melompati peti atau ban-ban bekas. Anak pada kelas tinggi juga sudah diberikan latihan gerak untuk pengembangan misalnya: berbagai teknik menyepak bola, memasukkan bola ke dalam basket dengan cara yang efesien. Olahraga yang teratur dapat meningkatkan enzim-enzim oksidatif dalam mitokondria dan akan menyebabkan meningkatnya transpor glukosa ke dalam sel serta meningkatnya sintesa glikogen (Athur, 1990). Artinya melalui pembelajaran pendidikan jasmani melalui bermain tersebut diharapkan tingkat kebugaran jasmani akan meningkat, terutama kesehatan pada sistem metabolik seperti: kadar gula darah, sistem kardiovaskuler, dan kemamouan tubuh untuk menggunakan oksigen dalam memetabolisme energi ke seluruh jaringan tubuh. Dengan demikian kesehatan tubuh dan kebugaran dapat dipertahakan kondisinya sampai usia lanjut. Contoh permainan lain yang dapat mengembangkan kebugaran jasmani anak melalui aktivitas di luar kelas adalah permainan pindah bintang. Pindah bintang merupakan permainan kejar-kejaran yang dapat dimainkan oleh sekelompok anak pada halaman yang tidak terlalu luas. Permainan ini dapat meningkatkan kualitas gerak anak karena selama bermain anak harus bergerak pindah dari satu tiang ke tiang yang lain. Permainan ini dapat meningkatkan daya tahan jantung pembuluh darah dan pernafasan anak. Permainan ini dapat divariasikan dengan satu kaki atau sambil menggendong temannya, disamping meningkatkan daya tahan kardiovasekuler juga dapat meningkatkan kekuatan dan daya otot kaki dan otot tangan. Permainan ini tidak memerlukan jumlah anak yang banyak dan tidak memerlukan lapangan yang luas serta peraturannya tidak rumit, sehingga setiap anak dapat



memainkan permainan ini saat mereka berada di lingkungan rumahnya, dengan demikian kekurangan jam belajar penjas dapat digantikan di luar jam sekolah. 5. Prof. Dr. Howard Gardner adalah seorang psikolog dan ahli pendidikan dari Universitas Harvard AS yang merumuskan teorinya Multiple Intelligences ( kecerdasan ganda / majemuk ). Menurut penelitian Howard Gardner, di dalam diri setiap anak tersimpan sembilan jenis kecerdasan yang siap berkembang. Ia memetakan lingkup kemampuan manusia yang luas tersebut menjadi sembilan kategori yang komprehensif atau sembilan macam kecerdasan dasar. a. Kecerdasan linguistik (Linguistic intelligence) Kemampuan untuk menggunakan dan mengolah kata–kata secara efektif baik secara oral maupun secara tertulis contohnya pencipta puisi, editor, jurnalis, dramawan, sastrawan, orator. b. Kecerdasan matematis-logis (Logical – mthematical intelligence) Kemampuan ini berkaitan dengan penggunaan bilangan dan logika . Jalan pikiran bernalar dengan mudah mengembangkan pola sebab akibat. c. Kecerdasan ruang(Spatial intelligence) Kemampuan untuk menangkap dunia ruang visual secara tepat dan kemampuan untuk mengenal bentuk dan benda secara tepat serta mempunyai daya imaginasi secara tepat. contohnya pemburu, arsitek, dekorator. d. Kecerdasan kinestetic-badani (bodily- kinesthetic intelligence) Kemampuan menggunakan tubuh atau gerak tubuh untuk mengekspresikan gagasan dan perasaan . contohnya aktor, atlet, penari ahli bedah. e. Kecerdasan musikal (Musical intelligence) Kemampuan untuk mengembangkan , mengekspresikan dan menikmati bentuk – bentuk musik dan suara, peka terhadap ritme, melodi, dan intonasi serta kemampuan memainkan alat musik. contohnya komponis . f. Kecerdasan interpersonal (Interpersonal intelligence) Kemampuan untuk mengerti dan menjadi peka terhadap perasaan , intensi, motivasi, watak, temperamen orang lain. Kemampuan yang menonjol dalam berelasi dan berkomunikasi dengan berbagai orang. g. Kecerdasan intrapersonal (Intrapersonal intelligence) Kemampuan berkaitan dengan pengetahuan akan diri sendiri dan kemampuan untuk bertindak secara adaptif berdasar pengalaman diri serta mampu berefleksi dan keseimbangan diri, kesadaran tinggi akan gagasan – gagasan . Mereka mudah berkonsentrasi dengan baik, suka bekerja sendiri dan cenderung pendiam h. Kecerdasan lingkungan/aturalis (Naturalist intlligence) Kemampuan untuk mengerti flora dan fauna dengan baik, menikmati alam, mengenal tanaman dan binatang dengan baik. i. Kecerdasan eksistensial (Exixtential intlligence) Kemampuan menyangkut kepekaan dan kemampuan seseorang untuk menjawab persoalan – persoalan terdalam keberadaan atau eksistensi manusia, contohnya persoalan mengapa ada, apa makna hidup ini.



Sumber: BMP PDGK 4505 Pembaruan Dalam Pembelajaran di SD https://bagawanabiyasa.wordpress.com/2013/05/09/pembelajaran-terpadu/ https://triatra.wordpress.com/2012/11/07/9-macam-kecerdasan-menurut-howard-gardner/