Tujuan Wawancara [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

Tujuan Wawancara Tujuan wawancara secara umum adalah untuk mendapatkan informasi yang akurat dari narasumber dengan menyampaikan beberapa pertanyaan tertentu kepada narasumber. Secara khusus, berikut ini adalah beberapa tujuan wawancara: 1. Untuk menggali dan mendapatkan informasi atau data dari orang pertama (primer). 2. Untuk melengkapi informasi/ data yang dikumpulkan dari teknik pengumpula data lainnya 3. Untuk mendapatkan konfirmasi dengan menguji hasil pengumpulan data lainnya ☆ Secara garis besarnya pencatatan data wawancara dapat dilakukan deangan 5 cara, yaitu pencatatan langsung, pencatatan ingatan, pencatatan dengan alat recording, pencatatan dengan field ratting, dan pencatatan dengan field coding. 1) Pencatatan Langsung Maksudnya pewawancara dengan langsung mencatat jawaban-jawaban dari interviewee, sehingga alatalat dan pedoman penelitian erviewer harus selalu siap di tangan. Memang hal ini ada keuntungannya, bahwa interviewer belum lupa tentang jawaban-jawaban atau data yang diperoleh. Tetapi kerugiannya, hubungan antara pewawancara dengan responden menjadi kaku dan tidak bebas/sehingga rapport dapat terganggu. 2) Pencatatan dari Ingatan Dalam jenis pencatatan ini, pencatatan dilakukan setelah wawancara selesai seluruhnya. Jadi dalam wawancara ini tidak memegang apa-apa, sehingga hubungan antara kedua belah pihak tidak terganggu, dan rapport mudah tercipta. Tetapi cara ini mempunyai beberapa kelelahan, antara lain : a) Banyak data/jawaban yang hilang karena terlupakan. b) Bnyak data yang terdesak oleh keterangan-keterangan lain yang oleh informan diceritakan secara menonjol dan dramatis. c) Data yang dicatat dari ingatan, terutama dalam waktu yang agak lama akan mengandung banyak kesalahan. d) Sering juga data yang dicatat dari ingatan kehilangan sarinya. Beberapa ahii mencatat bahwa rata-rata 25% dari data yang dari ingatan mengandung kesalahan (sosiolog Payne). Penelitian (Symonas dan Dietrich) memperhitungkan bahwa rata-rata hanya 39% cari data wawancara yang dapat dicatat dengan ingatan, kalau dilakukan segera pada hari wawancara itu juga. Tetapi bila dilakukan 2 hari sesudahnya hanya 30%, dan hanya 23% bila pencatatan dilakukan seminggu sesudah wawancara.



3) Pencatatan dengan Alat Recording Pencatan dengan alat recording ini sangat memudahkan pewawancara, karena dapat mencatat jawaban secara tepat dan detail. pada saat ini banyak alat-alat elektronik semacam ini yang berukuran mini yang mudah di bawa ke mana-mana dan tanpa memerlukan persiapan yang berarti serta tidak rerlalu mencolok. Tetapi kelemahan pencatatan dengan alat ini ialah, memerlukan kerja dua kali. Sebab interviewer harus menyalin atau menulis dari alat recording tersebut. Di samping itu pencatatan semacam ini sangat mahal harganya. 4) Pencatatan dengan Field Rating (dengan Angka) Sebelum mengadakan pencatatan dengan sendirinya interviewer mempersiapkan lebih dulu formulir isian atau kuesioner mengenai data yang akan dikumpulkan, dan sekaligus memperhitungkan jawaban yang digolongkan ke dalam beberapa kategori. Tiap-tiap kategori diberi nilai atau “kata nilai”. Misalnya kita ingin mengukur tanggapan dan penilaian terhadap Program Keluarga Berencana, maka jawaban yang kita sediakan: a) Sangat setuju sekali atau dengan angka 5 b) Sangat setuju. dengan angka 4 c) Setuju, dengan angka 3 d) Tidak setuju, denan angka 2 e) Sangat tidak setuju, dengan angka 1 f) Tak ada tanggapan, dengan angka 0 5) Pencatatan Data Wawancara dengart Kode (Field Coding) Seoerri pada field ranting, jawaban responden tidak dinilai dengan angka “kata angka”. melainkan hanya dengan tanda atau kode saja. Biasanya kode tersebur berupa huruf atau tanda-tanda lain yang mengkiaskan jawaban-jawabannya. Misalnya degan huruf A, B, C, D dan sebagainya. Atau dengan tanda positif )+) atau tanda negatif ( – ) untuk jawaban “ya” atau “tidak”. Untuk mendapatkan sebuah informasi, ada beberapa metode yang digunakan oleh pewawancara ketika mengadakan sebuah wawancara. yaitu sebagi berikut : 1. Mencatat



Para pewawancara biasanya menyiapkan sebuah buku dan pulpen untuk mencatat sebuah jawaban – jawaban dari narasumber. Ketika dalam mencatat jawaban tersebut, pewawancara akan menulisnya dengan sangat cepat dengan cara hanya menuliskan point – pointnya saja. Karena kalau tidak, mereka tidak akan mendapat sebuah informasi yang telah diungkapkan oleh narasumbernya. Setelah mendapatkan sebuah catatan hasil wawancara, barulah catatan itu dikembangkan dengan menggunakan suatu tulisan yang baik dan informative. 2. Merekam / Recording Pewawancara akan membutuhkan sebuah alat yang berupa perekam suara. Alat ini digunakan untuk merekam sebuah jawaban – jawaban yang diberikan dari narasumber, sehingga mereka tidak akan kehilangan sebuah informasi sedikitpun. Setelah mendapatkan sebuah rekaman, pewawancara akan menulis transkip tanya jawab tersebut dan menjadikannya sebuah tulisan berita.



Alat-alat wawancara yaitu buku catatan, tape recorder, kamera. Hasil wawancara segera harus dicatat setelah selesai melakukan wawancara agar tidak lupa bahkan hilang. Peralatan yang Digunakan Ø Alat perekam suara yaitu handphone interviewer digunakan untuk merekam pembicaraan interviewer dan interviewee selama wawancara.Ø Alat tulis yaitu pulpen atau pensil dan kertas yang digunakan untuk mencatat informasi-informasi penting selama wawancara.