Tumor Jinak Serviks [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

TUMOR JINAK SERVIKS 



Tumor Kistik Serviks o Kista Nabothi (Kista Retensi) 



Gambaran Umum Epitel kelenjar endoserviks tersusun dari jenis kolumner tinggi yang sangat rentan terhadap infeksi atau epidermisasi skuamosa. Gangguan lanjut infeksi atau proses restrukturisasi endoserviks menyebabkan metaplasia skuamosa maka muara kelenjar endoserviks akan tertutup. Penutupan muara duktus kelenjar menyebabkan sekret tertahan dan berkembang menjadi kantong kista. Kista ini dapat berukuran mikro hingga makro dan dapat dilihat secara langsung oleh pemeriksa.







Gambaran Klinik Kista Nabothi tidak menimbulkan gangguan hingga penderita juga tidak pernah mengeluhkan sesuatu terkait dengan adanya kista ini. Pada pemeriksaan inspekulo kista Nabothi terlihat sebagai penonjolan kistik di area endoserviks dengan batas yang relatif tegas dan berwarna lebih muda dari jaringan di sekitarnya. Hal ini disebabkan oleh timbunan cairan musin yang terperangkap di dalam duktus sekretorius kelenjar endoserviks. Pada beberapa keadaan, pembuluh darah di mukosa endoserviks (di atas kista) menjadi terlihat lebih nyata karena pembuluh darah berwarna merah menjadi kontras di atas dasar yang berwarna putih kekuningan. Kista Nabothi yang berada pada pars vaginalis endoserviks menunjukkan adanya epitel kolumner yang ektopik dan kemudian mengalami metaplasia skuamosa. Semakin jauh keberadaan kista Nabothi menunjukkan semakin luasnya zona transisional ekto dan endoserviks.







Terapi Tidak diperlukan terapi khusus untuk kista Nabothi.







Tumor Padat Serviks o Polip Serviks 



Gambaran umum Polip merupakan lesi atau tumor padat serviks yang paling sering dijumpai. Tumor ini merupakan penjuluran dari bagian endoserviks atau intramukosal serviks dengan variasi eksternal atau regio vaginal serviks. Dari sekitar 25000 spesimen ginekologik dengan 4% polip serviks, Farrar, dan Nedoss hanya menemukan sedikit sekali polip yang berasal dari ektoserviks (pars vaginalis).







Gambaran klinik



Polip serviks bervariasi dari tunggal hingga multipel, berwarna merah terang, rapuh, dan strukturnya menyerupai spons. Kebanyakan polip ditemukan berupa penjuluran berwarna merah terang yang terjepit keluar dari ostium serviks. Walaupun sebagian besar polip berdiameter kecil tetapi pertumbuhannya mungkin saja mencapai ukuran beberapa sentimeter. Panjang tangkai polip juga bervariasi dari ukuran di bawah 1 cm (protusi melalui ostiun serviks) hingga mencapai beberapa sentimeter sehingga memungkinkan ujung distal polip mencapai atau keluar dari introitus vagina. Bila polip serviks berasal dari ektoserviks maka warna polip menjadi lebih pucat dan strukturnya lebih kenyal dari polip endoserviks. Ukuran polip ektoserviks dapat mencapai diameter beberapa sentimeter dan tangkainya dapat mencapai ukuran yang sama dengan jari kelingking. Gambaran histopatologis polip adalah sama dengan jaringan asalnya. Umumnya, permukaan polip tersusun dari selapis epitel kolumner yang tinggi (seperti halnya endoserviks), epitel kelenjar serviks, dan stroma jaringan ikat longgar yang diinfiltrasi oleh sel bulat dan edema. Tidak jarang, ujung polip mengalami nekrotik atau ulserasi sehingga dapat menimbulkan perdarahan terutama sekali pascasenggama. Epitel endoserviks pada polip seringkali mengalami metaplasia skuamosa dan serbukan sel radang sehingga menyerupai degenerasi ganas. 



Terapi Karena pada umumnya polip bertangkai dan dasarnya mudah terlihat, maka dapat diekstirpasi dengan mudah. Setelah melakukan pemutaran tangkai, biasanya juga dilakukan pembersihan dasar tungkai dengan kuret atau kerokan. Untuk menimimalisir jumlah perdarahan dapat dilakukan pemutusan tangkai polip dengan kauter unipolar/bipolar. Apabila jumlah polip lebih dari satu dan dasar polip menjadi sulit untuk dilihat secara langsung, sebaiknya dilakukan tindakan dilatasi serviks sebelum tindakan ekstirpasi atau kauterisasi.



o Papiloma serviks 



Gambaran Umum Papiloma serviks tergolong sebagai neoplasma jinak serviks yang terutama tumbuh pada pars vaginalis serviks. Papiloma terdiri atas 2 jenis, yaitu projeksi papilaris eksoserviks dimana bagian tegah terdiri atas jaringan ikat fibrosa di bagian tengah yang dilapisi oleh lapisan epitel skuamosa. Jenis pertama merupakan pertumbuhan neoplastik jinak murni. Jenis kedua adalah kondiloma serviks yang bermanifestasi sebagai tumor dalam



kisaran beragam, mulai dari tonjolan minor yang rata hingga gambaran papilomatosa seperti kondiloma akuminata. Penonjolan ini terjadi akibat iritasi atau rangsangan kronis human papilloma virus (hPV). Pada posisi normal, insidens kondiloma akuminata adalah 1% - 2% dan proporsinya sangat meningkat di lokalisasi Praktisi Seks Komersial (PSK) atau klinik Penyakit Menular Seksual (PMS). 



Gambaran klinik Tidak dijumpai adanya gejala khusus pada penderita papiloma serviks. Pada hampir semua kasus, papiloma ditemukan saat melakukan pemeriksaan rutin atau program penapisan massal (mass screening) dengan pemeriksaan apus Papanicolaou atau kolposkopi. Pencegahan penularan kondiloma akuminata (hPV) dilakukan dengan melakukan seks aman atau menggunakan kondom.







Terapi Papiloma soliter dapat ditanggulangi dengan eksisi dengan tindakan bedah knvensional atau kateurisasi unipolar/bipolar. Kondiloma akuminata dapat dihilangkan dengan menggunakan jepit biopsi (bila berukuran kecil), tetapi



bila



mencakup



permukaan



yang



luas,



dianjurkan



untuk



menggunakan desikasi elektrik, krioterapi, eksisi dengan kateurisasi atau vaporisasi dengan laser. Pemberian 5-fluorourasil secara topikal, juga memberikan hasil yang baik tetapi pengobatan mandiri sulit dilakukan karena rendahnya tingkat kepatuhan pasien untuk dapat menyelesaikan terapi secara penuh. Hal tersebut terkait dengan banyaknya keluhan rasa tidak nyaman. o Mioma Serviks 



Gambaran Umum Kurangnya jumlah serabut otot polos di daerah serviks menyebabkan kejadian mioma di tempat ini termasuk sangat jarang. Perbandingan insidens mioma korpus dan serviks uteri adalah 12:1. Mioma di korpus uteri pada umumnya tumbuh di beberapa tempat tetapi di serviks uteri hanya tumbuh di satu tempat atau soliter, mioma di serviks uteri dapat tumbuh ekstensif mencapai ukuran yang besar sehingga dapat memenuhi seluruh rongga pelvis dan menekan kandung kemih, rektum, dan ureter.







Gambaran klinik Seperti halnya tumor yang tumbuh di organ berongga, mioma serviks ukuran kecil hampir tidak pernah menimbulkan keluhan. Penderita mulai mengeluh apabila telah terjadi obstruksi atau desakan mekanik seperti dispareunia, disuria, desakan ke rektum, dan obstruksi darah menstruasi.



Obstruksi saluran kemih umumnya terjadi di muara uretra (penekanan orifisium uretra). Bila terjadi hematometra, hal ini disebabkan oleh obstruksi ostium serviks oleh mioma yang berukuran besar. 



Terapi Mioma serviks yang soliter sebaiknya diobservasi secara berkala karena apabila pertumbuhannya relatif cepat, hal itu merupakan indikasi untuk dilakukan pengangkatan. Apabila ukuran mioma serviks tidak terlalu besar,



upaya



pengangkatan



dapat



dilakukan



secara



pervaginam.



Pertimbangan khusus harus dilakukan pada mioma uteri yang multipel dan untuk menghindarkan operasi berulang kali maka diagnosis mioma korpus uteri harus dapat ditegakkan sebelum pengangkatan mioma serviks. Dengan kata lain, tindakan pengangkatan mioma serviks dapat berupa ekstirpasi, eksisi, enukleasi, atau histerektomi.



Prawirohardjo, Sarwono. 2011. Ilmu Kandungan Edisi Ketiga. Jakarta: PT Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo