6 0 3 MB
BAB VI PENGGALIAN KONSTRUKSI DIBAWAH ELEVASI MUKA TANAH
A. Pokok Permasalahan Sebuah proyek penggalian didekat sungai, dimungkinkan adanya air tanah akan ditahan oleh dinding diaphragma sedalam 30 meter dan ditopang oleh strut dengan interval 1 meter pada samping galian. Untuk analisis dan desain model ini dapat dilakukan langkah – langkah sebagai berikut: Untuk memulai pengerjaan langkah awal yang harus dilkukan yaitu membuat model geometri struktur, langkah-langkahnya adalah sebagai berikut. 1. Input Data Plaxis 1. Buka program plaxis input
Gambar 6.1 Program Plaxis Input
2. Kemudian akan muncul kotak dialog, pilih New Project lalu oke.
Gambar 6.2 New project 3. Kemudian akan muncul kotak dialog “General Setting”. 4. Pada kolom title ditulis “Latihan 3 Mita” 5. Kemudian pada kolom model pilih “plane-strain”, pada kolom element kita pilih 6-Node. Lalu pilih Next.
Gambar 6.3 General Setting (Project) 6. Setelah klik next akan muncul kotak dialog seperti gambar dibawah. 7. Isikan pada kolom geometry dimensions Left=0 m, Right=45 m, Bottom=0 m, Top=40 m. Lalu oke.
Gambar 6.4 General Setting (Dimensions) 2. Geometry countour, layer dan structure I. Geometry countour 1. Lembar kerja akan terbuka sesuai dengan data input yang kita masukkan
sebelumnya.
klik
icon
untuk memulai
penggambaran lapisan tanah. 2. Kemudian klik titik pada (0;0) sebagai titik awal penggambaran. Lalu klik titik (45;0), kemudian klik titik (45;40), lalu klik titik (0;40), dan kembali ke titik (0;0) lalu klik kanan untuk mengakhiri penggambaran.
Gambar 6.5 Hasil Penggambaran Area 3. Setelah itu kita bagi lapisan menjadi 2 bagian.
4. Dengan menggunakan icon
, kita klik pada titik (0;20) lalu
tarik garis horizontal smpai titik (45;20). 5. Kemudian klik kanan untuk mengakhiri.
Gambar 6.6 Membagi 2 bagian dengan geometri line 6. Untuk membuat dinding diaphragma, klik icon . 7. Kemudian klik pada titik (30;40) tarik garis vertical kebawah sedalam 30 m pada titik (30;10), klik kanan setelah selesai menggambar.
Gambar 6.7 Hasil Penggambaran Area 8. Klik icon lagi untuk menggambar tahap penggalian. 9. Klik pada titik (30;30) pada dinding dipharagma, tarik arah horizontal ke kanan pada titik (45;30).
Gambar 6.8 Hasil Penggambaran Galian 10.
Untuk menggambarkan hubungan antara tanah dengan struktur,
11.
klik icon interface . Klik pada titik (30;40), lalu klik titik (30;10) kemudian kembali lagi ke titik (30;40). Klik kanan setelah selesai.
Gambar 6.9 Hasil dari Interface 12. 13.
Klik icon Fixed-end anchor untuk penggambaran anchor. Klik pada titik (30;40) maka akan muncul kotak dialog seperti
14.
dibawah. Isikan 15m pada kolom Equivalent Length dan 0o pada kolom
15.
angle. Kemudian OK.
Gambar 6.10 Fixed end anchor
Gambar 6.11 Result fixed end anchor B. Boundary condition 1. Kemudian untuk mengatur kondisi batas pilih icon standart fixities
utuk memberi kekakuan pada tanah.
Gambar 6.12 Standar fixities C. Menentukan Material Untuk menentukan data material tanah pasir, lempung, dinding diaprahgma, dan strut adapun langkah – langkah yang dilakukan :
1. Klik tombol Material set . 2. Setelah itu akan muncul kotak dialog “material sets”.
Gambar 6.13 Material Sets 3. Klik new maka akan mucul dialog Mohr-coulumb . Isikan “Lempung” pada kolom identification, pilih Drained pada kolom Material type. 4. Isikanᵞd = 16 kN/m3 , ᵞw = 18 kN/m3, kx = ky = 0.001 m/day. Lalu klik Next.
Gambar 6.14 General material lempung 5. Pada tab parameters, isikan E = 10000 kN/m2 ; v = 0,35 ; C =5kN/m2; φ= 25º ; Ψ = 0º. Lalu klik next.
Gambar 6.15 Parameter material lempung 6. Kemudian pada interfaces, pilih manual pada strength. Lalu kolom permeability dipilih impermeable, Pada Kolom Rinter kita isikan = 0,5. 7. Lalu oke. Kemudian akan muncul kembali kotak dialog material sets.
Gambar 6.16 Interface material lempung 8. Klik new lagi untuk membuat material ‘‘Pasir’’. Isikan nama lapisan “Pasir” pada kolom identification. 9. Isikan ᵞd = 17 kN/m3 , ᵞw = 20 kN/m3, kx = ky = 1 m/day. Lalu klik Next.
Gambar 6.17 General Material Pasir 10. Pada tab parameters, isikan E = 40000 kN/m2 ; v = 0,3 ; C = 1kN/m2 ;φ =32º; Ψ = 0º. Lalu klik next.
Gambar 6.18 Parameter Material Pasir 11. Kemudian pada interfaces, pilih manual pada strength. Lalu kolom permeability dipilih impermeable, pada kolom Rinter kita isikan = 0,67
Gambar 6.19 Interface Material Pasir 12. Lalu oke. Kemudian akan muncul kembali kotak dialog material sets. 13. Kemudian pilih beam pada bagian project data base , kemudian klik new untuk membuat ‘’Diapraghma’’. Nilai EA = 7500000 kN/m , EI = 1000000 kN/m2, d = 1265 m , w = 10 kN/m/m, v = 0. Material typenya Elastic
Gambar 6.20 Dinding (beam) 14. Kemudian buat material untuk anchor, pilih Anchors pada set type. Kemudian klik oke. 15. Pada kolom identification isikan strut, pada kolom properties EA = 2000000 kN, Lspacing = 5m. Lalu klik oke.
Gambar 6.21 Anchor (Strut) 16. Kemudian kita drag material Pasir untuk bagian bawah, Lempung untuk bagian atas. Untuk Diapragma drag pada bagian yang berwarna biru dan Strut pada bagian yang berwarna hitam.
Gambar 6.22 Drag Material D. Mesh Generation Setelah input data kemudian dilakukan meshing yaitu membagi elemen dengan cara : 1. Klik icon Generate Mesh . 2. Kemudian akan muncul jendela baru, lalu klik update.
Gambar 6.23 General mesh E. Initial Condition Sebelum melakukan calculation, kondisi areal terlebih dahulu kita definisikan, kondisi awal terdiri dari : ground water, geometrid dan tegangan efektif. 1. Klik initial condition . 2. Maka akan muncul kotak dialog. Lalu pilih oke.
Gambar 6.24 Water weight 3. Kemudian pilih icon untuk penggambaran muka air tanah. 4. Klik pada titik (0;39) dan tarik horizontal ke itik (45;39). klik kanan untuk mengakhiri.
Gambar 6.25 Muka air tanah 5. Kemudian klik icon
. Pilih phreatic line pada kotak dialog. Lalu
oke. 6. Kemudian akan muncul jendela baru, lalu klik update.
Gambar 6.26 Water pressure generation
Gambar 6.27 Active pore presure 7. Ubah keadaan tanah menjadi tanah pasir kering dengan cara klik
sebelah kanan pada icon . 8. Setelah itu non-aktifkan dinding diaphragm, anchor, dan tanah lempung. 9. Klik icon generate
, lalu akan muncul kotak dialog seperti gambar
dibawah, kemudian pilih oke.
Gambar 6.28 KO procedure 10. Kemudian akan muncul jendela baru, lalu pilih update.
11. Kemudian klik calculate
. Setelah itu akan muncul dialog
save as. Pilih lokasi penyimpanan dan klik OK.
Gambar 6.29 Plaxis 7.2 Input
Gambar 6.30 Save As 12. Setelah itu akan muncul dialog Plaxis calculation.
Gambar 6.31 Calculate F. Plaxis calculation Plaxis calculation berisi phase untuk mengeksekusi kalkulasi, yang digunakan untuk mensimulasikan penurunan pada fondasi telapak. Penurunan yang telah ditentukan tadi berfungsi untuk mengidentifikasi
fondasi telapak. Adapun langkah – langkah untuk mendefinisikan kalkulasi : 1. Langsung pilih Parameters. 2. Pada kolom loading input pilih stage construction. 3. Kemudian klik define, setelah itu aktifkan kembali dinding diaphragm, anchor dan galian tahap pertama sampai ke ketiga dengan cara diklik.
Gambar 6.32 Phase 1
Gambar 6.33 Phase 1 galian
Gambar 6.34 Phase 2
Gambar 6.35 Phase 2 galian 4. Setelah itu klik select point
sebagai sampel untuk menganalisa
sebelum melakukan kalkulasi. a. Setelah itu akan muncul jendela baru, lalu berikan titik yang akan ditinjau. Lalu pilih update.
Gambar 6.36 Conectivity b. Lalu masuk kalkulasi, klik icon calculate
. Kalkulasi
sukses dilakukan apabila tidak ada peringatan atau no error pada
jendela info kalkulasi nilai force y menunjukkan dari penurunan yang bekerja.
Gambar 6.37 Calculations G. Output calculation 1. Klik pada fase hitungan yang terakhir 2. Lalu klik tombol output
Gambar 6.38 Output Deformed mesh 3. Pilih pada toolbar stresses/effective stresses
Gambar 6.39 Efective stresses