UAS ASTL - Raafika Puteri Wulan Sari - 21501289001 [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

Nama



: Raafika Puteri Wulan Sari



Nim



: 21501289001



Mata Kuliah : Analisis Sistem Tenaga Listrik



1) Pada instalasi arus bolak-balik dengan panjang 35 meter diberikan beban 15 Lampu masingmasing 65 watt, tegangan 220 volt. Rugi tegangan maksimum 3%. Hitung penampang kabel instalasi minimum yang dibutuhkan. Jawab : Diketahui : L = 35 meter N = Nilai total beban ( 15 x 65 ) = 975 E = 220 Volt p=3% Ξ΅ = 56 Ditanya



: Hitung penampang kabel instalasi minimum yang dibutuhkan ( q ) ?



Jawab



: π‘ž=



𝐿 π‘₯ 𝑁 π‘₯ 200 𝐸π‘₯𝐸π‘₯𝑝π‘₯πœ€



π‘ž=



35 π‘₯ 975 π‘₯ 200 220 π‘₯ 220 π‘₯ 3 π‘₯ 56



π‘ž = 0, 84 π‘šπ‘š2 ( kawat tembaga ) Jadi , minimum luas penampang kabel instalasi yang dibutuhkan adalah kabel tembaga (Cu ) 0,84 mm2 untuk itu dapat menggunakan kabel tembaga (Cu) 1 mm2



2) Diketahui seperti gambar dibawah ini, Bila MVAb= 150; KVb = 100kV, coba tentukan besara nilai Arus Dasar (ib), Impedansi dasar (Zb), serta impedansi jaringan dalam per unit.



Jawab : MVAb = 150 KVb = 100 Kv Arus Dasar : 𝐼𝑏 = 𝐼𝑏 =



1000 π‘₯ 𝑀𝑉𝐴𝑏 πΎπ‘‰π‘βˆš3 1000 π‘₯ 150 100√3



= 1.237 𝐴



Impedansi Dasar : 𝐾𝑉𝑏 2 𝑍𝑏 = 𝑀𝑉𝐴𝑏



𝑍𝑏 =



1002 = 6,6 Ξ© 150



Dalam sistem 70 KV : 𝐼𝑏 =



1000 π‘₯ 150 70√3



= 1.237, 18 𝐴



702 𝑍𝑏 = = 32,6 Ξ© 150 Dalam sistem 20 KV : 𝐼𝑏 = 𝑍𝑏 =



1000 π‘₯ 150 20√3



= 4.330,12 𝐴



202 = 2,6 Ξ© 150



Impedasi dalam PU : 150 = 𝑗0,66 𝑝𝑒 50 150 = 𝑗0,10 π‘₯ = 𝑗0,30 𝑝𝑒 50



𝑋 𝐺 = 𝑗0,22 π‘₯ 𝑋 𝑇1



𝑍 𝐴𝐡 =



15 + 𝑗40 = 46 + 𝑗1,23 𝑝𝑒 32,6



𝑋 𝑇2 = 𝑗0,10 π‘₯



150 = 𝑗 6 𝑝𝑒 2,5



𝑍 𝐢𝐷 =



6,79 + 𝑗8,8 = 2,61 + 𝑗3,39 𝑝𝑒 2,6



3) Sebutkan dan Jelaskan macam-macam sistem pentanahan menurut anda! Jawab : Macam tipe pentanahan berdasarkan standar IEEE adalah : 1. TN (Terre Neutral ) a. TN-S (Terre Neutral - Separate) Dalam sistem ini semua sistem mempunyai dua saluran N ( Netral ) dan saluran PE ( Pengaman ) secara tersendiri (separated). Jenis ini sangat bagus dipakai pakai untuk instalasi yang dekat dengan sumber energi listrik



b. TN-C-S (Terre Neutral - Combined - Separate) Dalam sistem ini saluran N ( netral ) dan saluran PE ( pengaman ) digabungkan menjadi satu dalam sebagian sistem. Konduktor netral disini berfungsi untuk mengembalikan arus gangguan pentanahan yang mungkin timbul di konsumen (instlasi) dan kembali kesumber listrik



c. TN-C (Terre Neutral - Combined) Dalam sistem ini saluran N ( netral ) dan saluran PE ( pengaman ) digabungkan menjadi satu secara keseluruhan sistem.



2. TT (Double Terre) Dalam sistem ini titik netralnya langsung disambungkan ke tanah tetapi bagian instalasi konduktifnya disambungkan ke elektroda.



3. IT (Isolated Terre) Dalam sistem ini rangkaian tidak terhubung langsung ketanah melainkan melalui suatu impedansi, dan bagian instalasi yang konduktif dihubung langsung ke elektroda pentanahan secara terpisah.



4) Sebutkan dan jelaskan relay proteksi pada masing-masing: a) Generator b) Saluran Transmisi



c) Gardu Induk Jawab : a) Generator β–ͺ



Relay jarak (distance relay) Untuk mendeteksi gangguan 2 fasa atau 3 fasa di muka generator



β–ͺ



Relay periksa sinkron Untuk mendeteksi persaratan sinkronisasi (parallel).



β–ͺ



Relay tegangan kurang (under voltage relay ) Untuk mendeteksi turunnya tegangan sampai dibawah harga yang di kehendaki



β–ͺ



Relay daya balik (reverse power relay) Untuk mendeteksi daya balik, mencegah generator bekerja sebagai motor.



β–ͺ



Relay kehilangan medan penguat Untuk mendeteksi kehilangan medan penguat generator.



β–ͺ



Relay fasa urutan negatif Untuk mendeteksi arus urutan negatif yang disebabkan oleh beban tidak seimbang pada batas-batas yang tidak diizinkan



β–ͺ



Relay arus lebih seketika (over current relay instanteneous) Untuk mendeteksi besaran arus yang melebihi batas yang ditentukan dalam waktu seketika.



β–ͺ



Relay arus lebih dengan waktu tunda (time over current relay) Untuk mendeteksi besaran arus yang melebihi batas dalam waktu yang dikehendaki.



β–ͺ



Relay penguat lebih (over excitation relay) Untuk mendeteksi penguat lebih pada generator.



β–ͺ



Relay tegangan lebih Bila di pasang di titik netral generator atau trafo tegangan yang di hubungkan segitiga terbuka untuk mendeteksi gangguan stator hubungan tanah. Bila di pasang pada terminal generator untuk mendeteksi tegangan lebih.



β–ͺ



Relay keseimbangan tegangan (voltage balanced relay) Untuk mendeteksi hilangnya tegangan dari trafo tegangan pengatur tegtangan otomatis (AVR dan relay).



β–ͺ



Relay waktu (time delay) Untuk memperlambat waktu.



β–ͺ



Relay stator gangguan tanah (stator ground fault relay)



Untuk mendeteksi kondisi a sinkron pada generator yang sudah paralel dengan sistem. β–ͺ



Relay kehilangan sinkronisasi (out of step relay) Untuk mendeteksi kondisi a sinkron pada generator yang sudah paralel dengan sistem.



β–ͺ



Relay pengunci (lock out relay) Untuk menerima signal trip dari relay-relay proteksi dan kemudian meneruskan signal trip ke PMT, alarm dan peralatan lain serta mengunci.



β–ͺ



Relay frekuensi (frekuensi relay) Mendeteksi besaran frekuensi rendah/lebih di luar harga yang diizinkan.



β–ͺ



Relay diferensial (diferensial relay) Untuk mendeteksi gangguan hubungan singkat pada daerah yang diamankan.



b) Saluran Transmisi β€’ Relay Arus Lebih 1.



Relay Waktu Seketika (Instantaneous relay) Relay yang bekerja seketika (tanpa waktu tunda) relay yang bekerja dalam waktu sekejap (10 – 20 ms) ketika arus yang mengalir melebihi nilai settingnya. Umumnya dikombinasikan dengan relay arus lebih.



2.



Relay arus lebih waktu tertentu (definite time relay) Relay yang memberikan perintah pada PMT pada saat terjadi gangguan hubung singkat dan besarnya arus gangguan melampaui settingnya (Is), dan jangka waktu kerja relay mulai pick up sampai kerja relay diperpanjang dengan waktu tertentu.



3.



Relay arus lebih waktu terbalik Relay ini akan bekerja dengan waktu tunda yang tergantung dari besarnya arus secara terbalik (inverse time), makin besar arus makin kecil waktu tundanya.



β€’ Relay Hubung Tanah Relay hubung tanah bertugas untuk mendeteksi arus urutan nol, karena setiap gangguan hubung tanah menghasilkan arus urutan nol. β€’ Relay Diferensial Relay yang bekerja berdasarkan keseimbangan (balance) yaitu perbandingan arus yang mengalir pada kedua sisi trafo daya melalui suatu perantara yaitu trafo arus (CT).



β€’ Relay Jarak Rele jarak disebut juga rele impedansi karena rele jarak mengukur tegangan pada titik rele dan arus gangguan yang dirasakan oleh rele. Dengan membagi besaran tegangan dan arus, maka impedansi sampai titik terjadinya gangguan dapat ditentukan. impedansi yang dilihat oleh rele lebih kecil dari impedansi settingnya β€’ Kawat Tanah Overhead groundwire yang berfungsi untuk melindungi saluran tenaga listrik, diletakkan pada ujung teratas saluran dan terbentang sejajar dengan kawat phasa. c) Gardu Induk Sistem proteksi jaringan (SUTT dan SUTET) terdiri dari Proteksi Utama dan Proteksi Cadangan. Relai untuk proteksi utama yang dikenal saat ini : 1



Distance Relay β–ͺ Basic atau Step β–ͺ PUTT β–ͺ POTT β–ͺ Blocking



2



Differential Relay β–ͺ Pilot β–ͺ Current β–ͺ Phase



3



Directional Comparison Relay β–ͺ Impedance β–ͺ Current β–ͺ SuperImposed



Proteksi Cadangan adalah sebagai berikut : β–ͺ



Sistem proteksi cadangan lokal : OCR & GFR



β–ͺ



Sistem proteksi cadangan jauh : Zone 2 GI remote



5) Dari gambah dibawah ini, ; β€’



Buatlah matrik admitansi jaringan tersebut, nyatakan dalam pu dengan dasar 100MVA, 150 kV.



β€’



Dengan menganggap bus 1 sebagai referensi dan menggunakan Y bus metoda Gauss sedel hitunglah tegangan pada masing- masing tegangan pada bus.



β€’



Dengan factor percepatan 1.6 hitunglah tegangan pada masing-masing bus.



β€’



Bila dikehendaki toleransi maksimum tegangan 0.0001 hitunglah besarnya tegangan pada bus.



Jawab : Impedasi Seri 0.1 + j0.7 Ohm/ Km , Admitasi shunt j 3,5 Mikroohm / Km 1 - 2 100 Km 1 - 4 150 Km 2 - 4 100 Km 3 - 4 120 Km 3 - 1 125 Km Matriks Admitansi Kode Bus



Impedansi Jaringan



Admitansi Shunt Ypq = 1/ Zpq



1-2



10 + j 70



0,1 + j 0,014



1-4



15 + j 105



0,06 + j 0,009



2-4



10 + j 70



0,1 + j 0,014



3-4



12 + j 84



0,083 + j 0,012



3-1



12,5 + j 87,5



0,08 + j 0,011



Tabel Admitansi Shunt Admitansi Shunt Ysh(p) = Ξ£ ypq / 2 j 0,35 j 0,525 j 0,35 j 0,42 j 0,4375



Metode gauss seidel 1. Memilih bus penadah dan membangun persamaan tegangan. Sebagai bus penadah dipilih bus 1 2. Menghitung matriks admitansi bus Bilama tidak terdapat kopling antara masing masing elemen pembentukan matriks bus dapat dicari dengan cepat dimana : Ypq = 1/ Zpq ; Ysh(p) = Ξ£ ypq / 2 3. Menghitung parameter bus ( KLp )dan parameter jaringan (YLpq ) KLk = ( Pk – j Qk) L k dan Ykn Lk = YLkn 4. Menghitung tegangan masing masing bus Untuk bus 1 ( sebagai penadah tidak dihitung ) Untuk bus 2 dan seterusnya :



5. Pengecekan Konvergensi 6. Perhitungan aliran daya Perhitungan aliran daya pada masing masing cabang dengan persamaan :



7. Menghitung daya bus penadah :



6) Apa yang perlu diperhitungkan atau dipertimbangkan untuk menghitung rugi-rugi daya pada sistem tenaga listrik? Jawab : Yang perlu dipertimbangkan dalam perhitungan rugi rugi daya pada sistem tenaga listrik : a. Pemilihan Jenis Kabel Pemilihan jenkis kabel sangat berpengaruh untuk meminimalkan rugi rugi daya dengan memilih mana kabel yang tepat dan mempuyai resistansi yang kecil b. Tahanan Saluran Tahanan saluran dan rugi rugi daya ber banding lurus artinya jika tahanan saluran semakin kecil maka rugi rugi daya akan semakin kecil pula c. Luas Penampang Jika luas penampang semakin besar maka akan mengurangi nilai resistansi saluran d. Besarnya Arus Yang Disalurkan Besar arus yang disalurkan dan rugi rugi daya berbanding lurus artinya jika nilai arus yang disalurkan semakin kecil maka rugi rugi dayanya akan semakin kecil pula



7) Coba anda jelaskan secara teori dan matematis gambar diagram fasor tegangan dan arus berikut:



Jawab : Jatuh tegangan adalah selisih tegangan pada ujung kirim dan tegangan pada ujung terima dengan persamaannya yaitu : βˆ†V = VS - VR



[ Volt ]



Dimana : βˆ†V = Besar tegangan (Volt ) VS = Besar teganagan ujung kirim ( Volt ) VR = Besar tegangan ujung penerima ( Volt )



( Pers 1 )



Pada gambar diagram fasor diatas berlaku persamaan : OD = OC = OA + AB + BC



( Pers 2 )



Keterangan : OD = VS OA = VR AB = IR cos ΞΈ BC = IX sin ΞΈ Dengan mensubsitusikan keterangan OD , OA , AB ,BC ke dalam Persamaan 2 maka didapat : VS = VR + IR cos ΞΈ + IX sin ΞΈ



( Pers 3 )



VS - VR = IR cos ΞΈ + IX sin ΞΈ



( Pers 4 )



βˆ†V = I ( R cos ΞΈ + X sin ΞΈ )



( Pers 5 )



Arus per fasa yang dibebani saluran distribusi mempunyai persamaan : 𝐼=𝑉



𝑆1 πœ™



[ ampere ]



π‘†πΏβˆ’π‘



( Pers 6 )



Persamaan 6 disubstitusikan ke persamaan 5 dengan R = r . L dan X = x . L maka persamaan jatuh tegangan perfasa menjadi : Ξ”V =



𝑆 ( π‘Ÿ cos πœƒ+ sin πœƒ ) 𝐿 𝑉𝑆



[ Volt ]



( Pers 7 )



Besar tegangan jatuh dalam presentase : Ξ”V [ % ] =



( 𝑉𝑆 βˆ’ 𝑉𝑅 ) 𝑉𝑆



π‘₯ 100 %



( Pers 8 )



Persamaan 8 disubstitusikan ke persamaan 7 dengan menggunakan tegangan konstan ( tegangan sumber ) VS maka persamaan akhirnya menjadi : Ξ”V [ % ] =



100 ( π‘Ÿ cos πœƒ+ sin πœƒ ) 𝑉𝑆 2



π‘₯ βˆ‘π‘›π‘–=1 𝑆𝑖 𝐿𝑖



Ξ”V [ % ] = Besar jatuh tegangan dalam presentase ( % ) 𝑆𝑖



= Besar beban total pada bus ke-i ( VA )



𝑉𝑆



= Besar tegangan ujung kirim ( Volt )



𝑅



= Resistansi total saluran ( Ohm )



𝑋



= Reaktansi total saluran ( Ohm )



π‘Ÿ



= Resistansi saluran ( Ohm )



π‘₯



= Reaktansi saluran ( Ohm )



𝐿𝑖



= Panjang saluran pada bus ke-i ( km )



( Pers 9 )



8) Coba jelaskan Kestabilan pada Sistem Tenaga Listrik menurut pemahaman anda, kenapa perlu menganalisis kestabilan pada sistem tenaga listrik? Jawab : Stabilitas sistem tenaga lisitrik adalah kemampuan untuk mesin bergerak stabil / seimbang pada operasi normal dan dapat kembali dalam keadaan seimbang setelah terjadi gangguan. Permasalahan stabilitas sistem tenaga listrik menyangkut kestabilan sudut rotor (Rotor Angle Stability) dan kestabilan tegangan (Voltage Stability). Alasan kenapa analisis kestabilan perlu, karena jika analisis kestabilan tidak dilakukan maka akan menyebabkan keseimbangan daya antara kebutuhan beban dengan pembangkitan generator dalam suatau sistem terganggu dan efisiensi efektifitas pengoperasian sistem menurun menyebabkan kinerja sistem memburuk. 9) Coba sebutkan minimal 4 macam Relay yang anda ketahui, dan jelaskan! Jawab : a. Relay tipe Single Pole Single Throw (SPST) Memiliki 4 kaki terminal, 2 kaki sebagai kontak point (saklar) dan 2 kaki untuk kumparan elektromagnet. Dua kaki terminal yang digunakan sebagai kontak point satu sebagai pole dan satu lagi sebagai throw b. Relay tipe Single Pole Double Throw (SPDT) Memiliki 5 kaki terminal, 3 kaki sebagai kontak point (saklar) dan 2 kaki digunakan sebagai kumparan elektromagnet. Tiga terminal yang digunakan sebagai kontak point satu sebagai pole dan dua sebagai throw c. Relay tipe Double Pole Single Throw (DPST) Memiliki memiliki 6 kaki terminal, 4 kaki sebagai terminal kontak point (saklar) dan 2 kaki sebagai kumparan elektromagnet. Empat terminal yang digunakan sebagai kontak point yang terdiri dari dua pasang saklar single pole double throw. d. Relay tipe Double Pole Double Throw (DPDT) Memiliki 8 kaki terminal, 6 kaki sebagai kontak point (saklar) dan 2 kaki sebagai kumparan elektromagnet. Enam terminal yang digunakan sebagai kontak point yang terdiri dari dua pasang saklar single pole double throw. e. Rele Arus Lebih (Over Current Relay) Rele pengaman yang mendeteksi terhadap kenaikan nilai arus yang melebihi nilai yang telah ditetapkan f. Rele Tegangan Kurang (Under Voltage relay)



Rele akan bekerja jika mendeteksi adanya penurunan tegangan melampaui batas nilai tegangan yang telah ditetapkan g. Rele jarak (Distance Relay) Rele yang bekerja untuk mengukur pembagian besaran tegangan dan arus, maka impedansi sampai titik terjadinya gangguan dapat di ketahui h. Rele Arah (Directional Relay) Rele yang digunakan untuk membedakan arah arus gangguan ke depan atau arah arus ke belakang. Rele ini merupakan pengaman cadangan dan digunakan saat ada perintah trip i. Rele Hubung Tanah (GFR) Berfungsi untuk mengamankan peralatan listrik akibat adanya gangguan hubung singkat fasa ke tanah. j. Rele Arus Hubung Tanah Terbatas (REF) Rele yang bekerja untuk mengamankan transformator bila ada gangguan 1 fasa ketanah di dekat titik netral transformator yang tidak dirasakan oleh rele differensial. k. Rele Diferensial (Differential Relay) Adalah rele yang bekerja berdasarkan Hukum Kirchof, dimana arus yang masuk pada suatu titik sama dengan arus yang keluar dari titik tersebut.



10) Coba jelaskan masing-masing contoh kasus dari : a. Rugi-Rugi Daya Listrik b. Analisis Aliran Daya Listrik c. Proteksi Sistem Tenaga Listrik d. Stabilitas Sistem Tenaga Listrik Jawab : a. Rugi-Rugi Daya Listrik Perhitungan Penyulang Tulip antara GH sampai P.40 Jenis konduktor AAAC 70 mm2



Hasil perhitungan pada penyulang tulip



Hasil setelah dikonversi



Dat dilihat dalam tabel penyulang Angrek memiliki kerugian daya paling besar, mencapai 2.027 kVA per tahun. Agar kerugian daya dapat terminimalkan maka mengunakan cara mengubah panjang konduktor. Konduktor AAAC 70 mm2 diganti dengan AAAC 150 mm2 Perbandingan besar jatuh tegangan AAAC 70 mm2 dan AAAC 150 mm2 β€’



AAAC 70 mm2



β€’



AAAC 150 mm2



Dengan perhitungan serupa pada penyulang anggrek jika perhitungan digunakan pada penyulang tulip maka akan didapat mengurangi jatuh tegangan 5,81% dari total jatuh tegangan 25,46% pada penyulang Tulip. Jika dihitung dalam bntuk rupiah:



b. Analisis Aliran Daya Listrik



Bus-1 adalah bus-generator tanpa beban langsung. Bus-2 adalah bus-beban.



Hal pertama yang harus dilakukan adalah mengumpulkan data jaringan; kemudian data jaringan ini kita nyatakan dalam per unit dengan memilih suatu nilai basis tertentu. Data jaringan adalah



Besaran-besaran dinyatakan dalam per-unit setelah ditetapkan nilai basis.



Perubah dan daya yang ditetapkan di bus adalah:



Matriks Y-bus. Dari perhitungan di atas kita peroleh matriks Ybus sebagai berikut ;



Persamaan Aliran Daya Jacobian. Secara umum, persamaan aliran daya di bus-i adalah



Untuk bus 2 persamaannya menjadi :



Daya nyata maupun reaktif didalam bus-2, dituliskan menggukan huruf kecil karena belum pasti dan akan dirubah ke nilai yang telah ditetapkan ( P2 dan Q2 ) Nilai yang sudah tetap, yaitu V1 = 1 dan Ξ¨1 = 0 di slack bus, dan elemen-elemen dalam matriks Ybus Di kasus ini ada 2 persamaan aliran daya yaitu persamaan p dan q dengan dua peubah yaitu V2 dan Ξ¨2 , maka matriks jacobian adalah :



Dengan :



Membuat Dugaan Awal dan Iterasi. Buat dugaan awal yaitu nilai awal daya pada bus-2.



Kita masukkan dugaan awal ini ke persamaan aliran daya maka didapatkan corrective force:



Corrective force digunakan untuk menentukan besar koreksi



Perhitungan jacobian inversi pada secara umum dilakukan dengan eliminasi GaussJordan. Berikut ini ditulis lagi data Ybus , persamaan aliran daya, kemudian diberikan hasil perhitungan dalam tabel



Profil Tegangan Sistem dan Daya Pada Bus-Generator. Pada Iterasi terakhir kita peroleh profil tegangan sistem dua bus ini sebagai berikut :



Dalam contoh ini tegangan jatuh di saluran cukup besar, dan sudut daya di saluran, yang diperlihatkan oleh selisih P1 dan P2 cukup besar pula yaitu Psal = 1,12-1 β‰ˆ 0,12 pu β‰ˆ 12%.



c. Proteksi Sistem Tenaga Listrik Suatu sistem radial 11 kV ditunjukkan dalam Gambar 13.20. Impedansi-impedansi urutan-positif dan urutan-nol dari saluran 1-2 masing-masing adalah 0.8 Ω dan 2.5 Ω. Impedansi-impedansi saluran 2-3 adalah 3 kali lebih besar. Impedansi-impedansi urutanpositif dan urutan-nol dari masing-masing kedua transformator berturut-turut adalah j2.0 Ω dan j3.5 Ω. Dalam keadaan darurat sistem boleh dioperasikan dengan satu transformatornya tidak dihubungkan. Tentukanlah perbandingan-perbandingan CT, nilainilai pick-up, dan setelan-setelan skala-waktu untuk Rele IFC-53 yang dirancang untuk memberikan perlindungan terhadap gangguan tunggal dari-saluran-ke tanah untuk sistem ini. Misalkan bahwa rel tegangan-tinggi adalah suatu rel tak-terhingga yang tegangannya akan memberikan 11 kV pada rel tegangan-rendah dalam keadaan tanpa beban.



Gangguan pada Rel 3, Satu Transformator : Z1 = Z2 = j 2.0 + j 0.8 + j 2.4 = j 5.2 Ξ© Z0



= j 3.5 + j 2.5 + j 7.5 = j 13.5 Ξ©



Gangguan pada Rel 2, Dua Transformator : Z1 = Z2 = ( j 2.0/2 ) + j 0.8 = j 1.8 Ξ© = ( j 3.5/2 ) + j 2.5 = j 4.25 Ξ©



Z0



Arus gangguan minimum yang terlihat oleh Relay R 2 :



Arus gangguan maksimum yang dekat oleh Relay R 2 :



Setelan-setelan untuk Relay R 2: β€’



1/3 x 797.2 A = 265.7 A



β€’



Untuk perbandingan CT 250/5 265.7 x 5/250 = 5.31 A



β€’



Pergunakan pengaturan pick-up 5 A dan pengaturan dial-waktu = Β½ . untuk 2427 A



β€’



| If | / | Ip | = 2427 x 5/250 x 1/5 = 9.7 dan Relay R 2 akan bekerja pada 0.098 detik.



Setelan-setelan untuk Relay R 1: β€’



Relay R 1 akan mempunyai perbandingan CT dan setelan pick-up yang sama seperti Relay R 2 dan harus bekerja dalam 0.098 + 0.3 = 0.398 detik



β€’



Untuk | If | / | Ip | = 9.7



d. Stabilitas Sistem Tenaga Listrik Pada frekuensi 60 Hz, generator sinkron dengan konstanta inersia H = 9,94 MJ/MVA dan reaktans transient Xdβ€Ÿ= 0,3 pu, terhubung pada bus tak hingga dengan tegangan V = 1,0 pu. Generator memberikan daya aktif P = 0,6 pu pada faktor daya 0,8 lagging. Asumsi bahwa



koefisien



redaman



D



=



0,138.



Tentukan



kestabilan



sistem



pada



E'



X t = 0 .2



X d' = 0.3



Keterangan:



Daya semu per unit adalah



Arus,



Tegangan eksitasinya adalah



Frekuensi damping sudut osilasi adalah



Frekuensi osilasi damped (teredam),



X



12



= 0 .3



X



12



= 0 .3



V =1.0



30.0 25.0



Ξ΄



o



20.0



15.0 10.0



0



0.5



1.0



1.5



2.0



2.5



3.0



60.2 60.1



f, Hz



60.0 59.9 59.8



0



0.5



1.0



1.5



2.0



2.5



3.0



t, sec



Gambar Respon alamiah dari susdut rotor dan frekuensi mesin untuk contoh soal



Referensi : Arnawan Hasibuan. Analisis Stabilitas Sistem Tenaga Listrik Single Mesin Menggunakan Metode Runge Kutta Orde 4 . Jurnal Program Studi Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Malikussalaeh http://sistimlistrikaliranatas.blogspot.com/2016/03/kumpulan-soal-dan-jawabananalisis.html https://direktorilistrik.blogspot.com/2017/03/jenis-jenis-pentanahan-sistem-groundinglengkap.html?m=1 https://hasancell.com/Relay-1/ https://rikikhomarudin09.wordpress.com/2018/02/08/rele-proteksi-pada-saluran-transmisidan-gardu-induk/ https://serviceacjogja.pro/fungsi-relay-jenis-dan-cara-kerjanya/ https://www.scribd.com/doc/276835277/Relay-Pengaman-pada-Generator https://www.scribd.com/document/256875070/PROTEKSI-GARDU-INDUK Sudirham,Sudaryanto.2012.Analisis Sistem Tenaga. Bandung : Darpublic,Kanayakan D-30