UAS Filsafat Ilmu [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

Ujian Semester Akhir Mata Kuliah : FILSAFAT ILMU DOSEN PENGUJI: 1. Prof. DR. Sudjarwo, M.S 2. DR. Supomo Kandar, M.S Nama Mhs: Gusnetty Jayasinga NPM: 1323031012



SOAL: 1. Jelaskan perbedaan orang yang tahu dengan orang yang tidak tahu mengenai sesuatu hal. Berikan contoh (contoh tidak boleh sama). 2. Tuliskan pengertian filsafat dan cabang-cabang filsafat yang saudara ketahui. 3. Tuliskan dan jelaskan tiga aspek penting dalam filsafat ilmu yang saudara ketahui. 4. Jelaskan secara sistematik upaya manusia dalam mencari pengetahuan ilmiah. 5. Tuliskan syarat pengetahuan dapat dikatakan ilmiah: pertama; sesuai versi yang dikemukakan dalam bukunya POEDJAWIATNA, dan kedua; versi seperti yang dikemukakan dalam bukunya YUYUN SURIA SUMANTRI. 6. Tuliskan beberapa sarana dalam upaya pengetahuan ilmiah dan beberapa khasanah pengetahuan ilmiah. 7. Menurut saudara bagaimana sebaiknya ilmu dikembangkan? Apakah ilmu dikembangkan bebas nilai ataukah ilmu dikembangkan terikat dengan nilai? Kemukakan argumentasi saudara. Jawab: 1. Orang yang tahu disebut orang yang memiliki pengetahuan, karena tahu menghasilkan pengetahuan. Orang yang tahu adalah orang yang sadar, sehingga dapat mengadakan keputusan. Orang yang tidak tahu tidak dapat mengadakan keputusan, sebab kekuatan putusan terletak pada kepastian. Orang yang tidak sadar adalah orang yang tidak tahu. Tidak sadar akan dirinya sama dengan tidak tahu akan dirinya. Contohnya orang yang tidak tahu: orang yang sedang tidur, sedang pingsan atau lagi mabuk. 2. a. Pengertian FILSAFAT: Filsafat adalah pandangan hidup seseorang atau sekelompok orang yang merupakan konsep dasar mcngenai kehidupan yang dicita-citakan. Filsafat juga diartikan sebagai suatu sikap seseorang yang sadar dan dewasa dalam memikirkan segala sesuatu secara mendalam dan ingin melihat dari segi yang luas dan menyeluruh dengan segala hubungan. b. Cabang-cabang filsafat: logika, etika dan estetika 3. Tiga aspek penting dalam filsafat ilmu: a. Aspek Ontologi Ontologi berasal dari bahasa Yunani yang artinya ilmu tentang yang ada. Sedangkan, menurut istilah adalah ilmu yang membahas sesuatu yang telah ada, baik secara jasmani maupun secara rohani. b. Aspek Epistemologi Aspek estimologi merupakan aspek yang membahas tentang pengetahuan filsafat. Aspek ini membahas bagaimana cara kita mencari pengetahuan dan seperti apa pengetahuan tersebut.



c. Aspek Aksiologi Aspek aksiologi merupakan aspek yang membahas tentang untuk apa ilmu itu digunakan. 4. Sistematik upaya manusia dalam mencari pengetahuan ilmiah: Ilmu pengetahuan diperoleh melalui metode ilmiah yang terdiri dari perumusan masalah, penyusunan kerangka berfikir, perumusan hipotesis, pengumpulan data/ informasi dan penarikan kesimpulan melalui pengujian hipotesis. 5. pengetahuan dapat dikatakan ilmiah: a. versi yang dikemukakan dalam bukunya POEDJAWIATNA: Sifat ilmiah sebuah ilmu itu ialah dengan sadar menuntut kebenaran, bermetode, dan bersistem. b. versi seperti yang dikemukakan dalam bukunya YUYUN SURIA SUMANTRI: Pada hakikatnya pengetahuan ilmiah mempunyai tiga fungsi yakni menjelaskan, merencanakan dan mengontrol. 6. a. Sarana dalam upaya pengetahuan ilmiah: 1. Bahasa, yaitu alat komunikasi untuk menyampaikan jalan pikiran kepada orang lain. 2. Logika adalah sarana berpikir ilmiah yang mengarahkan manusia untuk berpikir dengan benar sesuai dengan kaidah-kaidah berpikir yang sistematis dan dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya. 3. Matematika, yaitu alat atau cara berfikir sebagai proses untuk pengambilan kesimpulan yang didasarkan pada perhitungan yang kebenarannya telah ditentukan. 4. Statistika merupakan pengetahuan untuk melakukan penarikan kesimpulan secara induktif dan secara lebih seksama. b. Beberapa khasanah pengetahuan ilmiah: diktat-diktat atau jurnal ilmiah, artikel ilmiah 7. Menurut saya sebaiknya ilmu itu dikembangkan secara bebas nilai, karena agar ilmu pengetahuan dikembangkan hanya demi ilmu pengetahuan, oleh karena itu ilmu pengetahuan tidak boleh dikembangkan dengan didasarkan pada pertimbangan lain di luar ilmu pengetahuan. Ilmu pengetahuan harus dikembangkan hanya semata-mata berdasarkan pertimbangan ilmiah murni. Dan agar ilmu pengetahuan tidak tunduk pada pertimbangan lain di luar ilmu pengetahuan. Asumsinya, selama ilmu pengetahuan, dalam seluruh prosesnya, tunduk kepada pertimbangan lain di luar ilmu pengetahuan, baik itu pertimbangan politik, religius, maupun moral, ilmu pengetahuan tidak bisa berkembang secara otonom. Itu berarti, ilmu pengetahuan tunduk kepada otoritas lain di luar ilmu pengetahuan. Dengan kata lain, ilmu pengetahuan kalah terhadap pertimbangan lain dan dengan demikian ilmu pengetahuan menjadi tidak murni sama sekali.