Uas TP Ariella Na  [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini, kita hidup di tekno industri maju atau masyarakat yang berteknologi tinggi. Ilmu pengetahuan dan teknologi secara harfiah mendorong perekonomian industri modern dan lebih jauh lagi telah menyebar ke setiap bidang kehidupan sosial dan politik. Yang pasti, kemajuan perkembangan teknologi telah membawa lebih



banyak dari apa yang kita terima oleh



masyarakat modern. Artefak



teknologi telah menjadi begitu banyak bagian dari kehidupan sehari-hari yang dibawa oleh mereka untuk diberikan. Dalam hal ini keyakinan di kemajuan teknologi sendiri telah menjadi salah satu pandangan dunia modern dasar, ideologi memotong seluruh kategori tradisional baik kapitalisme maupun sosialisme (Fischer 1990). Banyak penggemar sangat bersemangat pada ideologi ini, terutama yang disebut teori pasca-industri, melihat keyakinan menjadi alasan untuk pendakian dari elit teknokrat baru yang ditakdirkan untuk membimbing politik dan sistem ekonomi kita (Bell 2973; Brzezinski 1976). Penulis-penulis ini melihat kebutuhan untuk memperluas ilmu sepenuhnya ke ranah pengambilan keputusan politik (Platt 1969). Fungsi dari elit teknokratis akan menggantikan demokrasi proses keputusan



politik



(berdasarkan kepentingan



yang bertentangan)



dengan



pembahasan yang lebih teknis informasi (berdasarkan teknik pengambilan keputusan



ilmiah).



Dalam proses ini, isu-isu politik akan semakin diubah



menjadi akhir yang didefinisikan secara teknis dan dapat ditempuh melalui caracara administrasi (Stanley 1978). Meskipun elit teknokratis masih tetap resmi di bawah elit politik dan ekonomi, pandangan dunia dan keputusan teknik sekarang menjadi peran utama dalam tata kelola lembaga perusahaan-birokrasi modern, struktur kekuasaan dominan masyarakat modern (Galbraith 1976). Salah satu metodologi teknokratis adalah penilaian risiko. Sebelum beralih ke metodologi, ada hal yang penting adalah :



Page 1



Pertama, menguraikan konteks politik yang diterapkan yaitu meningkatnya kekhawatiran akan bahaya teknologi dan dampaknya terhadap lingkungan. Untuk itu, setelah pertama memeriksa pentingnya pusat kemajuan teknologi dan krisis fundamental, diskusi mengembangkan konsep "risiko yang dapat diterima" sebagai respon terhadap techno-industri untuk situasi saat ini. Karakter teknokratis dari metodologi penilaian risiko kemudian dikritik dalam konteks perspektif sosiologis yang lebih luas. Hasilnya adalah sebuah proposal untuk meneliti kemungkinan penilaian risiko restrukturisasi untuk memasukkan lebih luas peserta. Hal itu akan ditutup dengan panggilan untuk inovasi metodologi partisipatif yang secara singkat membahas tentang beberapa implikasi kelembagaan dan politik dari pendekatan semacam itu untuk keahlian lebih umum. 1.2 Tujuan dan Sasaran 1.2.1 Tujuan Tujuan dari studi ini adalah “Mengkaji Risiko dan Krisis Lingkungan yang Terjadi”. 1.2.2 Sasaran Sasaran yang akan dicapai pada studi ini adalah : 1) Identifikasi risiko yang dapat diterima 2) Identifikasi krisis lingkungan yang dihasilkan 3) Identifikasi dampak sosial yang terjadi di masyarakat 1.3 Review Chapter 27 (Penilaian Risiko dan Krisis Lingkungan: Menuju Integrasi Sains dan Partisipasi) 1.3.1 Kemajuan Teknologi dan Krisis Lingkungan •



Teknologi semakin maju dan canggih







Teknologi canggih membawa bahaya



Page 2







Mengakibatkan krisis lingkungan



Harga yang dibayar untuk kemajuan teknologi adalah Kesadaran Risiko. Saat ini hidup beresiko meningkat signifikan, Teknologi modern terlihat memberikan ancaman baru bagi sistem pendukung kehidupan bumi . 1.3.2 Respon dari Tekno-Industri : Risiko Diterima •



Terjadi kekhawatiran terhadap risiko yang diterima







Para pendukung kemajuan teknologi skala besar, pemimpin perusahaan dan pemerintah pada khususnya, untuk memperhatikan lebih besar regulasi teknologi canggih







Kekhawatiran ini sering mencerminkan pengalaman yang sangat konkret, industri energi nuklir menjadi contoh bagian dari keunggulan



Intinya, risiko mengangkat isu-isu mendasar bagi masa depan masyarakat industri barat dan telah diantar dalam perjuangan politik yang mendalam untuk membentuk cara kita saat berbicara tentang hal itu. Masyarakat perlu diberi informasi tentang tingkat risiko itu sendiri. 1.3.3 Penilaian Risiko Sebagai Metodologi Teknokratik Penilaian risiko adalah respon teknokratis modern untuk teknologi kontemporer dan krisis lingkungan Ini adalah metodologi yang dirancang untuk menyediakan dasar teknis yang rasional untuk pengambilan peraturan terpusat dalam membuat praktek muncul untuk menangani dua jenis risiko. Ada 2 jenis risiko, yaitu : 1. Risiko geologi berkaitan dengan probabilitas gempa bumi dan mereka yang rusak 2. Masalah risiko teknologi berhadapan dengan program luar angkasa AS yang banyak



Page 3







Sebagai model ilmiah pengambilan keputusan rasional, penilaian risiko mencerminkan campuran dari metodologi manajerial dan rekayasa.







Tujuan dari analisis risiko adalah untuk memberikan informasi kuantitatif obyektif standar tentang keandalan kinerja teknologi ini (Coppock 1984: 53146).







Untuk itu, ia mendefinisikan risiko dalam hal sifat fisik dari teknologi dan lingkungannya.



1.3.4 Kritik Metodologis: Membawa dalam Dimensi Sosial Meskipun menghasilkan banyak data kuantitatif, tapi sama sekali gagal untuk meyakinkan publik. Memang, dalam banyak hal, ini hanya memperburuk situasi. Dalam hal ini ada 2 masalah : •



Secara resmi didasarkan pada pertimbangan teknis, yang lainnya di realitas politik.







Ada pendapat disini, hasil dari susunan teknokratis berasal dari masalah risiko.



Penilaian risiko telah berusaha untuk menghadapi masalah ini melalui identifikasi empiris untuk menentukan risiko yang dapat diterima (Slovic et al. 1982). Masalah risiko ternyata sebanyak pertanyaan sosial yang berkaitan dengan masalah teknis. Kenyataannya adalah bahwa kurangnya kredibilitas dalam lembaga dan kepemimpinan. 1.3.5 Restrukturisasi Penilaian Risiko : Menuju Pendekatan Partisipatif •



Dengan mencari cara untuk mengintegrasi data sosial dan teknis secara komprehensif, melalui penyelidikan analitis dan diskusi publik







Solusinya adalah dengan mendirikan forum kelembagaan dan pendekatan metodologis yang mampu untuk membuka penilaian resiko ke non ahli







Sehingga perbincangan sosial dapat dimasukkan ke proses ilmiah



Page 4



1.3.6 Inovasi Kelembagaan Salah satu upaya untuk inovasi di Amerika adalah : •



City of Cambridge’s Experimental Review Board – untuk menghitung resiko dalam penelitian bioteknologi di Harvard dan MIT yang dinilai sukses







Metodologi untuk memasukkan perbincangan sosial pun terus dicari, salah satunya dari teknik mediasi perselisihan. Yaitu melalui mediator, dibuat negosiasi tatap muka informal untuk membangun konsensus.







Namun ada kelemahannya, yaitu bias pada mediator yang memilih partisipan memiliki kekuatan lebih, sehingga akses tidak benar-benar terbuka ke semua orang. Oleh sebab itu, orientasi menjadi lebih adil.



1.3.7 Keahlian Partisipatif Dikembangkan metodologi baru yaitu penelitian partisipatif, yaitu : •



Tugasnya membantu masyarakat untuk mengetahui kepentingan dan membuat keputusan mereka sendiri. Fasilitator selain menyediakan data juga harus membantu dalam analisis teknis dengan bahasa sehari-hari. Sehingga tantangannya lebih ada di sosial dan interpersonal daripada ilmiah







Manfaatnya yaitu dapat memunculkan



masalah yang tidak terlihat dalam



perhitungan resiko teknokratik. Selain itu juga untuk meningkatkan kredibilitas dan penerimaan dalam penemuan penelitian. •



Penelitian Partisipatif ini akan dikritik tidak efisien, mahal, memakan waktu lama, dan tidak ilmiah. Namun dengan kegagalan pendekatan teknokratik, penelitian partisipatif dapat menjadi solusi yang sukses.



Page 5



1.4 Studi Kasus Dampak Sosial dan Lingkungan Akibat Pembangunan Jalan Layang Kelok Sambilan di Sumatra Barat Jalan “Kelok Sambilan” sebagai hasil karya kolonial Belanda terletak di ruas jalan yang menghubungi Sumatera Barat - Pekanbaru. Keberadaannya sangat berarti hingga saat ini bahkan merupakan jalan strategis dan vital penghubung antara kedua provinsi tesebut. Setiap kendaraan yang menempuh rute Pekanbaru – Padang akan melewati Kelok Sambilan karena jalur ini merupakan jalur yang paling dekat untuk menghubungi kedua kota yang berjarak ± 350 km. Sebagai jalan vital penghubung antara dua provinsi ini, ruas jalan Kelok Sambilan ini cukup ditakuti oleh para sopir yang melewati jalur tersebut karena dinilai berbahaya. Ruas jalan Kelok Sembilan terbilang sempit dengan lebar jalan ± 6 m memiliki kemiringan



dan tanjakan yang cukup tajam, hal ini dinilai sangat



berbahaya bagi kendaraan yang melewati jalur ini. Resiko yang dihasilkan sangat fatal yaitu kendaraan bisa masuk jurang dan terjatuh ke belokan berikutnya di jalan beraspal yang kedalamannya mencapai 40 m. Oleh sebab itu, setiap kendaraan yang melewati ruas jalan ini tidak bisa melaju begitu saja, melainkan harus pelan-pelan dan ekstra hati-hari terutama setiap berada di belokan yang menanjak tajam. Ruas jalan yang sempit membuat para sopir harus waspada ketika berpapasan dengan kendaraan dari arah yang berlainan, kendaraan yang datang dari atas harus berhenti untuk memberikan kesempatan kendaraan yang menanjak untuk melewatinya. Meskipun kondisi jalan Kelok Sambilan cukup beresiko untuk dilewati kendaraan, namun kuantitas kendaraan yang hilir mudik melewati ruas jalan ini cukup ramai. Hal ini terjadi karena ruas jalan Kelok Sambilan merupakan jalur alternatif utama bagi setiap kendaraan dalam rute Sumatera Barat – Pekanbaru. Makanya tidak heran setiap harinya tidak kurang 7.000 unit kendaraan yang melewatinya. Apalagi pada hari libur jumlahnya bisa menjadi dua kali lipat atau lebih. Kondisi jalan yang sempit dan berkelok-kelok berpotensi akan sering menimbulkan kemacetan apalagi banyaknya kendaraan yang lewat. Maka tidak heran pada saat-saat tertentu seperti musim mudik lebaran pasti akan terjadi



Page 6



kemacetan lalu lintas di sekitar ruas jalan kelok sambilan hingga membuat kendaraan harus menunggu berjam-jam. Untuk mengatasi masalah itu serta posisi Kelok Sambilan yang berfungsi sebagai faktor penentu lancarnya hubungan lalu lintas darat Sumatera Barat–Riau maka Pemerintah Sumatera Barat memandang perlu untuk membangun sebuah jembatan layang terutama mengatasi masalah kemacetan. Pembangunan jalan tol tersebut dituangkan dalam Surat Keputusan Menteri PU No. 631/KPTS/M/2009 tanggal 31 Desember 2009. Surat keputusan tersebut diterima Dinas Kimpraswil dan Tarkim. Jalan layang ini merupakan urat nadi antara kedua provinsi yang saling membutuhkan. Selain itu, keberadaan jalan layang ini nantinya akan memperlancar arus di sekitar itu. Pembangunan jalan dan jembatan layang Kelok Sambilan menghubungkan perbatasan Provinsi Sumatra Barat dan Riau menghabiskan dana Rp252,99 miliar. Jalan layang yang dibangun sepanjang 4,5 kilometer itu bakal bisa dilewati dengan kecepatan 80 kilometer per jam. Jadi kendaraan tidak perlu lagi beringsut-ingsut di ruas jalan Kelok Sembilan yang sempit tersebut. Namun, meskipun telah dibangun jalan layang, bukan berarti fungsi Kelok Sembilan akan dihilangkan. Ruas jalan Kelok sembilan tetap dihidupkan, terutama bagi para wisatawan. Sebab bagaimanapun historis dan keelokkan Kelok Sembilan tidak bisa diabaikan begitu saja. Makanya kekhawatiran sebagian orang bahwa Kelok Sembilan akan tinggal nama, tidak akan terjadi. Malahan dengan adanya jalan layang tersebut, kelestarian Kelok Sembilan akan bisa terus terjadi. Sebab nantinya Kelok Sembilan tidak lagi terlalu berat menerima beban yang makin meningkat akibat semakin padatnya arus lalu lintas.



Page 7



ANALISIS 2.1 Risiko yang Harus Diterima Individu Untuk menganalisa hal ini, penulis melihat dampak psikis yang dialami individu yang mengendarai kendaraan yang melewati ruas jalan ini. Awalnya persepsi yang tertanam dalam pemikiran individu yang melewati jalan Kelok Sambilan ini merupakan jalan dengan resiko kecelakaan tinggi seperti masuk jurang ataupun jatuh ke pengelokan dibawahnya dan secara psikologis cukup ditakuti oleh para sopir yang melewati jalur ini. Jalan yang sempit serta memiliki kemiringan dan tanjakan yang cukup tajam telah menggeronggoti psikis sopir yang melewati ruas jalan Kelok Sambilan. Jalan yang disebut-sebut sebagai urat nadi antara Sumatera Barat-Riau tentunya akan ramai dilewati oleh kendaraan yang hilir-mudik terutama rute Padang-Pakanbaru sehingga dengan kondisi jalan sempit dan miring ditambah lagi intensitas kendaraan yang tinggi akan membuat jalur ini sering macet. Kemacetan akan membuat psikis baik sopir ataupun penumpang menjadi bosan, menimbulkan emosi yang meledak-ledak karena ketidaksabaran



atau bahkan



menimbulkan stress karena terjebak berjam-jam dalam kemacetan apalagi adanya keperluan-keperluan penting. Pemikiran dan psikis ketakutan individu yang melewati ruas jalan Kelok Sambilan akan terobati dengan pembangunan jalan layang Kelok Sambilan yang lebih memiliki safety yang bagus dan resiko kecelakaan seperti masuk jurang akan dapat diminimalisir. Secara psiskis, jalan layang Kelok Sambilan akan memberikan perasaan aman bagi individu yang melewatinya baik sopir atapun penumpang. Selain itu rasa bosan, emosi yang meledak-ledak bahkan stress karena macet yang berjam-jam ataupun waktu yang lama melewati jalur ini akan dapat terobati, karena jalan layang Kelok Sambilan ini akan memberikan kemudahaan bagi pengendara, serta mempelancar aktivitas transportasi, yang biasanya kendaraan tidak bisa melaju alias “marangkak”, dengan adanya jalan layang ini kendaraan akan dapat melewatinya dengan kecepatan 80 km/jam.



Page 8



2.2 Risiko yang Harus Diterima Lingkungan Pembangunan jalan layang kelok sambilan tentunya akan membuka lahan baru sehingga menyebabkan perubahan-perubahan lingkungan di sekitar daerah tersebut, terutama pembukaan hutan ataupun penggusuran terhadap lahan-lahan milik individu Pembukaan hutan akan mengakibatkan kondisi Hutan Konservasi (HSAW) dan Hutan Lindung (HL) disekitar daerah Kelok Sambilan akan rusak dan terancam berkurang karena kegiatan pembangunan jalan layang Kelok Sambilan ini sehingga dapat menggangu kenyamanan dan kesejukan bagi individu yang berdiam di daerah tersebut (tidak terlalu berpengaruh). Untuk penggusuran rumah penduduk ataupun ganti rugi lahan milik warga dirasa tidak ada karena wilayah pembangunan jalan layang Kelok Sambilan merupakan kawasan Hutan Konservasi dan Hutan Lindung. Dampak yang ditimbulkan mungkin sebaliknya, individu/ penduduk akan membuka permukiman baru di daerah sekitar jalan layang Kelok Sambilan sebagai suatu akses keramaian.



Dampak Lingkungan yang Terjadi Jika Dibangun Jalan Layang : 



Pencemaran udara akibat dari aktivitas transportasi







Pencemaran air karena kegiatan pembangunan







Kondisi Hutan Konservasi (HSAW) dan Hutan Lindung (HL) disekitar daerah Kelok Sambilan akan rusak dan terancam berkurang.







Kawasan hilir mengalami banjir di musim hujan dan kekurangan air pada musim kemarau







Memungkinkan terjadinya longsor dan erosi







Terganggunya habitat fauna yang hidup dikawasan areal jalan layang sebagai akibat kebisingan aktivitas transportasi dan pembukaan hutan







Migrasi Fauna



Page 9







Pencemaran lingkungan oleh sampah/ Limbah sampah, sebagai akibat mobilitas manusia yang melewati jalan layang.



PENUTUP 3.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil kajian analisis mengenai dampak sosial dan lingkungan maka diperoleh : 1. Lancarnya aktivitas transportasi atau kemudahan akses yang kemudian dapat menggerakkan perekonomian, pariwisata dan jasa sehingga dapat menyinergikan pembangunan daerah Sumbar dengan pertumbuhan yang pesat di daerah timur Sumatera. 2. Meningkatkan aktivitas perekonomian Sumatera Barat ke daerah Riau sebagai daerah dengan pertumbuhan dan pembangunan yang pesat, yang berdampak pada peningkatan kesejahteraan masyarakat. 3. Pembangunan jalan layang kelok sambilan tentunya akan membuka lahan baru sehingga menyebabkan perubahan-perubahan lingkungan di sekitar daerah



tersebut,



terutama



pembukaan



hutan



dalam



rangka



pembangunannya. Hal ini akan mengakibatkan kondisi Hutan Konservasi (HSAW) dan Hutan Lindung (HL) disekitar daerah Kelok Sambilan akan rusak dan terancam berkurang kemudian juga berakibat pada terganggunya habitat fauna dan ekosistem flora 4. Pencemara udara karena aktivitas transportsi dan pencamaran air karena aktivitas pembangunan 5. Untuk pengendalian dampak lingkungan dapat ditempuh dengan pengandalian yang bersifat fisik dan pengendalian yang bersifat regulatif.



Page 10



3.2 Saran Penulis menyarankan agar mempertimbangkan kajian AMDAL terhadap keberadaan jalan layang kelok sembilan sebagai dampak yang terjadi akibat pembangunan. Meminimalisir risiko yang harus diterima baik oleh masyarakat maupun flora dan fauna yang membentang sepanjang jalan. Sebagai perencana, juga harus mengkaji ulang krisis lingkungan yang terjadi dan membuat rencana baru yang lebih menguntungkan untuk segi lingkungan dan sosialnya.



Sumber : Ch. 27 in Reading of Theory Planning by Campbell and Fainstein DocsTemplate.net-Analsis



Dampak



Sosial



Pembangunan Jalan Layang Kelok Sambilan



Page 11



Dan



Dampak



Lingkungan