Ujian Akhir Semester (UAS) Antropologi Agama [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

Nama



: Aprillia Salsabella



NIM



: 190104010133



Lokal



: KPI-B



Mata Kuliah



: Antropologi Agama



Dosen Pengasuh



: Drs. Fasih Wibowo, M.Si



SOAL UJIAN AKHIR SEMESTER GENAP



1. Apa yang saudara ketahui tentang Masyarakat, Kebudayaan dan Agama 2. Ada beberapa perspektif dalam melihat agama satu diantaranya adalah perspektif antropologi. Pertanyaannya jelaskan dengan singkat tapi jelas agama dalam perspektif antropologi. 3. Antropologi agama menggunakan 4 metodologi dalam mempelajari agama yaitu Historis, Normatif, Diskriptif dan Empiris uraikan metode tersebut 4. Sistem Religi merupakan 5 komponen yang selalu berkaitan. Sebutkan lima komponen tersebut jelaskan masing-masing. Jawaban : 1. Masyarakat, Kebudayaan dan Agama ● Masyarakat dapat diartikan sebaga suatu satuan kehidupan sosial manusia yang menempati suatu wilayah tertentu yang keteraturan dalam kehidupan sosial tersebut telah dimungkinkan karena adanya seperangkat pranatapranata (aturan) sosial yang telah menjadi tradisi dan kebudayaan yang mereka miliki bersama. ● Kebudayaan dipahami berada pada tataran ide atau tata kelakuan, bukan pada kelakuan kelakuan atau pada benda, karena kelakuan dan benda yang dihasilkan manusia pada dasarnya merupakan hasil pemikiran manusia. kebudayaan berisi aturan dan sanksi untuk menentukan bagaimana seseorang berperilaku ditengah masyarakatnya. ● Agama dikatakan sebagai seperangkat aturan yang mengatur hubungan manusia dengan Tuhannya, mengatur hubungan antar sesama manusia dan hubungan manusia dengan lingkungannya. Aturan tersebut bersumber pada



etos dan pandangan hidup serta menjadikannya sebagai salah satu pranata dalam masyarakat. aturan- aturan yang ada dalam agama lebih menekankan kepada hal-hal normatif. Ketiga hal ini menjadi satu kesatuan tidak bisa terpisahkan. Masyarakat pasti memiliki agama dan kebudayaan. kebudayaan dan agama pun saling berkaitan, namun jikalau keduanya dinilai sebagai pranata maka agama memiliki aturan yang lebih memperkuat terhadap kebudayaan. 2. Agama dalam perspektif antropologi Agama dalam perspektif antropologi ialah dinilai sebagai sebuah pranata. namun agama sebagai pranatan tidak sama dengan agama yang dinilai sebagai sebuah keyakinan yang menjadi milik anggota masyarakat. pranata disini diartikan sebagai suatu aturan yang digunakan



untuk



mengatur



manusia



dalam



rangka



pemenuhan



kebutuhan



psikologis(ketenangan jiwa dan hal yang berhubungan dengan keyakinan) yang mana tidak dapat dijelaskan secara rasional atau oleh akal manusia. 3. 4 metodologi dalam mempelajari agama : ● Normatif Dengan metode ini, mempelajari agama melalui norma- norma agama maupun yang merupakan perilaku adat kebiasaan yang tradisional yang berlaku, baik dalam hubungan manusia dengan alam gaib maupun hubungan antara manusia yang bersumber dan berdasarkan ajaran agama masing-masing. ● Historis Dengan metode ini berarti menelusuri pikiran dan perilaku manusia tentang ahamanya yang berlatar belakang sejarah, yaitu sejarah perkembangan “ budaya agama” sejak masyarakat masih sederhana budayanya sampai budaya agamanya sudah maju. ● Diskriptif dengan metode ini berusaha menguraikan tentang buah pikiran sikap tindakan dan perilaku manusia yang menyangkut agama dalam kenyataan implisit. titik perhatian utama ditujukan terhadap fakta- fakta dari berbagai peristiwa yang nampak sesungguhnya yang berlaku dalam kehidupan masyarakat ● Empiris



dengan metode ini yang dipelajari adalah pikiran dan perilaku agama manusia yang di temukan dari pengalaman dan kenyataan di lapangan. yang berarti yang sesungguhnya berlaku dalam kehidupan masyarakat sehari-hari dengan menitikberatkan perhatian terhadap kasus-kasus kejadian tertentu(metode kasus). dalam hal ini si peneliti dituntut langsung atau tidak langsung melibatkan dirinya dalam peristiwa yang terjadi. 4. Lima komponen dalam sistem religi : ● Emosi keagamaan/ getaran jiwa adalah suatu getaran yang menggerakkan jiwa manusia untuk bersikap religius dan melakukan kegiatan yang bersifat religius ● Sistem kepercayaan/ keyakinan ​.Pada dasarnya, sistem keyakinan adalah kumpulan konsepsi manusia mengenai dunia gaib dan dunia spiritual yang mengelilinginya. Konsepsi-konsepsi tersebut termasuk tentang dewa-dewa, makhluk halus, kekuatan sakti, dan kesusastraan suci. ● Sistem ritus dan upacara. Sistem ritus dan upacara keagamaan, mengatur beberapa



kelakuan



keagamaan



dalam



pelaksanaan



religi.



Menurut



Koentjaraningrat (1992, 252), upacara keagamaan terdiri dari empat komponen, antara lain: (1) tempat upacara, (2) momen pada saat upacara, (3) benda-benda dan alat upacara, dan (4) orang-orang yang melakukan upacara ● Peralatan dan perlengkapan upacara​. b​erupa alat-alat utama yang dipakai pada ritus dan upacara serta menjadi simbol dari konsep religi yang dilambangkannya. ● Kelompok keagamaan/ umat beragama​. Kebanyakan umat beragama mereka menjadi pelaku dari ritual keagamaan. Umat beragama menjalankan ritual keagamaan berdasarkan kepercayaan dari agama masing-masing.