UNIT 8 Karakteristik JFET [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

Karakteristik JFET



Muhajirin Heri Setiawan, Lilis Yuliana, Ita Purnamasari Fisika 2012 Abstrak Telah dilakukan praktikum tentang karakteristik JFET yang bertujuan memahami karakteristik dasar dan prinsip kerja JFET channel-N serta menentukan transkonduktansi dan tegangan penjepitan JFET channel-N. Dalam percobaan ini dilakukan pengukuran terhadap Arus drain (I D) dengan memanipulasi tegangan antara drain dan source (VDS) yang dipengaruhi oleh VGS. Ada dua macam



grafik yang dianalisis dalam praktikum ini yaitu hubungan IDD-VDS dan hubungan ID-VGS Berdasarkan analisis grafik semakin kecil nilai VGS nya maka nilai ID nya pun ikut semakin kecil. Begitupun untuk nilai VDS nya, semakin besar nilai VDS nya semakin besar pula nilai ID nya. Adapun untuk nilai transkonduktansi dilihat dari kemiringan garis dari grafiknya yaitu perbandingan IDS dengan VP. Sedangkan utnuk tegangan penjepitan ditentukan pada saat ID = 0 dan pada saat VGS bernilai minimum. Dari hasil analisis tersebut semakin besar frekuensi sumber dan hambatan yang digunakan maka nilai kualitas frekuensi semakin kecil dan lengkung resonansi semakin melebar.



1. Metode Dasar Transistor efek medan , atau FET



p atau tipe –n yang dikelilingi olehbahan dengan kutub berlawanan. Ujung-ujung



(Field Effect Transistor), adalah suatu



saluran dimana



transistor yang prinsip kerjanya berdasar



membentukelektroda-elektroda



atas pengaturan arus (keluaran) oleh



dikenal dengan sebagai sumber (Source)



tegangan (masukan). FET juga dinamakan



dan penguras (Drain). Lebar efektif dari



transistor kutub tunggal (unipolar), karena



saluran dikendalikan oleh potensial yang



yang berperan sebagai pembawa muatan



diberikan pada elektroda ketiga sebagai



hanya satu macam, yaitu pembawa muatan



gerbang (Gate) (Bakri A. Haris dkk: 2008).



mayoritas (hole atau elektron). Ada dua



Dalam pengoperasian FET saluran



jenis FET, yaitu JFET (Junction Field



n, drain disambungkan positif terhadap



Effect Transistor) dan MOSFET (Metal



source, sehingga elektron akan masuk



Oxyde Semikonduktor FET). Pada JFET



ke dalam saluran dari source dan ke



medan listrik pengatur arus terjadi pada



luar drain. Gate disambungkan dengan



sambungan pn, sedang pada MOSFET



voltase



medan listrik terjadi pada dua lapisan



sehingga sambungan pn antara gate dan



(semikonduktor dan metal) yang disekat



saluran



dengan suatu oksida (Oxyde) (Purwadi B.



sambungan pn tersebut dibias balik,



dan Abdulrahman Fadeli: 2001 ).



lebar



Transistor efek medan atau FET terbentuk dari kanal (saluran) bahan tipe –



konduksi



negatif



n



daerah



bertambah.



berlangsung



terhadap



dibias



balik.



yang



source



Ketika



pengosongan



akan



Lebarnya



akan



tergantungdari voltase antara daerah



p+



semikonduktor semikonduktor voltase,



n.



dan



daerah



Semakin



besar



lebar



daerah



semakin



pengosongan.



Karena



drain



positif



drain



dan



source



(VDS)



kenaikannya 0.5 Volt. b. Variabel



respon;



Arus



drain



merupakan besarnya arus yang



terhadap source, maka voltase antara



berasal dari rangkaian



semikonduktor



terbaca pada Amperemeter akibat



sambungan



n



dekat



drainakan



dengan



lebih



besar



Amperemeter



yang



dirangkai



seri



daripada voltase yang dekat dengan



dengan drain dan source dengan



sambungan source. Maka dekat dengan



satuan mA.



drain daerah pengosongan akan lebih lebar daripada dekat dengan source.



c. Variabel kontrol; 1)



Tegangan sumber merupakan



Karena daerah pengosongan melebar



besarnya tegangan masukan



sesuai dengan bertambahnya voltase



yang



gate-source, maka lebar dari saluran n



rangkaian hingga 10 Volt.



akan berkurang sehingga resistivitas



2)



dialirkan



kedalam



Tegangan get source (VGS)



saluran n bertambah besar (Blocher,



merupakan



Richard: 2003).



tegangan yang terdapat di



2. Operasional Variabel a. Variabel



manipulasi:



besarnya



antara get dan source yang Tegangan



terbaca pada Voltmeter yang



drain source (VDS) dan tegangan



dirangkai parallel dengan get



gate source (VGS)



dan



b. Variabel Respon: Arus drain c. Variabel



perubahan



Kontrol:



Tegangan



dan



resistansi



sumber



akibat



dari



potensiometer



yang satuannya adalah Volt. Dimana tegangan get dan



potensiometer.



source (VDS)



3. Definisi Operasional Variabel a. Variabel



source



manipulasi:Tegangan



drain source (VDS) merupakan



kenaikannya 1



Volt. 4. Alat dan Bahan



besarnya tegangan yang terdapat di



a. Multimeter Digital, 2 buah



antara drain dan source yang



b. JFET Channel –N, 1 buah



terbaca



c. Potensiometer, 5 k dan 10 k



pada



Voltmeter



yang



dirangkai parallel dengan drain



d. Power supply dc, 2 buah



dan source akibat dari perubahan



e. Kabel penghubung.



potensiometer



yang



satuannya



adalah Volt. Dimana tegangan



5. Prosedur Kerja



7



3



3.44



1.89



0.7



0.02



0



8



3.5



3.56



1.95



0.71



0.02



0



b. Memastikan tegangan VGG tidak



9



4



3.66



2



0.73



0.02



0



melebihi 10 V dan VDD 10 V.



10



4.5



3.75



2.04



0.74



0.02



0



11



5



3.82



2.08



0.75



0.02



0



12



5.5



3.9



2.11



0.76



0.02



0



13



6



3.96



2.14



0.77



0.02



0



14



6.5



4.02



2.18



0.78



0.02



0



15



7



4.08



2.21



0.79



0.02



0



sehingga nilai VDS naik menjadi 1



16



7.5



4.13



2.23



0.8



0.02



0



volt dan membaca nilai ID.



17



8



4.18



2.26



0.81



0.02



0



e. Mengulangi kegiatan (5) dengan



18



8.5



4.24



2.29



0.82



0.02



0



interval yang sama sampai nilai



19



9



4.29



2.31



0.82



0.02



0



VDS = VDD.



20



9.5



4.32



2.33



0.82



0.02



0



Memutar balik potensiometer VR2



21



10



4.37



2.35



0.83



0.02



0



a. Merangkai



dan



mempelajari



rangkaian uji FET kanal N



c. Memastikan setiap alat ukur yang digunakan



terpasang



dengan



polaritas yang benar mengacu pada polaritas masing-masing sumber tegangan. d. Memutar



f.



potensiometer



VR2



hingga VDS sama dengan nol. g. Memutar



potensiometer



VR1



sehingga nilai VGS naik menjadi 2 volt. h. Mengulangi kegiatan (5) sampai (8) dengan interval yang sama hingga VGS = VP atau (ID = 0). 6. Data dan Analisis Hasil Praktikum a. Hasil Praktikum VS1 = VS2 = 10 volt N



VD



ID (mA) Untuk Nilai VGS



o



S



0



-1



-2



-3



-4



1



0



0



0



0



0



0



2



0.5



1.15



0.78



0.41



0.01



0



3



1



2.03



1.31



0.56



0.01



0



4



1.5



2.68



1.59



0.62



0.01



0



5



2



3.06



1.73



0.65



0.02



0



6



2.5



3.28



1.82



0.68



0.02



0



b. Analisis Data



5 4.5



IA 3.8



4



IDD (mA)



3.5 3 2.5



IB 2.08



2 1.5



IC 0.75



1 0.5



IE 0



ID 0.02



0 0



1



Titik A (Vgs = 0 V)



2



3



4



Titik B (Vgs = -1 V)



Grafik 1. Hubungan antara VDSterhadap ID



5



6



VGS (V) Titik C (Vgs = -2 V)



7



8



Titik D (Vgs = -3 V)



9



10



Titik E (Vgs = -4 V)



11



b. Analisis Data



= -.639 mS



1). Secara Teori gmo



d. gm4 =



−2𝐼𝐷𝐷 𝑉𝑝



=



= (-2.185 – (-2.185)) mS



−2 4.37 𝑚𝐴 −4 𝑉



= 0 mS



= -2.185 mS a. gmA



= -gmo 1 −



= gmE – gmA



2). Secara Praktikum



𝑉𝐺𝑆 𝑉𝑃



a.



gm1



0𝑉



= -2.185 mS 1 − −4 𝑉



∆𝐼



= ∆𝑉 = 𝑉 =



= -2.185 mS b. gmB



= -gmo 1 −



b. gm2 −1 𝑉 −4 𝑉



= -2.185 mS x 0.75 = -1.638 mS c. gmC



= -gmo 1 −



𝑉𝐺𝑆 𝑉𝑃 −2 𝑉



c. gm3



= -2.185 mS x 0.5 = -1.092 mS = -gmo 1 −



𝑉𝐺𝑆 𝑉𝑃



= -2.185 mS 1 −



∆𝐼



= ∆𝑉 = 𝑉 =



(3.82−0.75)𝑚𝐴 0− −2 𝑣



=



3.07 𝑚𝐴 2𝑉



∆𝐼



= ∆𝑉 = 𝑉 =



(3.82−0.02)𝑚𝐴 0− −3 𝑣



=



3.8 𝑚𝐴 3



−3 𝑉 −4 𝑉



d. gm4



=



∆𝐼 ∆𝑉



=



(3.82−0)𝑚𝐴 0− −4 𝑣



=



3.82 4



= -0.546 mS = -gmo 1 −



𝑉𝐺𝑆 𝑉𝑃



= -2.185 mS 1 −



−4 𝑉 −4 𝑉



= -2.185 mS



a. %diff



= =



= gmB - gmA



=



= -0.547 mS = gmC - gmA



=



= (-1.093–(-2.185)) mS



= gmD - gmA = (-0.546–(-2.185)) mS



𝑔𝑚 1 𝑇 − 𝑔𝑚 1 𝑃 𝑔𝑚 1 𝑔𝑚 1 𝑇 − 𝑔𝑚 1 𝑃 𝑔𝑚 1 𝑇 + 𝑔𝑚 1 𝑃 2



0.547−1.74 0.547 +1.74 2



1.193 1.144



𝑥 100% 𝑥 100%



𝑥 100%



𝑥 100%



= 104%



= -1.092 mS c. gm3



𝐼𝐴 − 𝐼𝐸 𝑉 𝐺𝑆 (𝐴 ) − 𝑉𝐺𝑆 (𝐸)



3). Analisis Keslahan



= (-1.638 –(-2.185)) mS



b. gm2



=



= 0.955 mS



gm Selisih a. gm1



𝐼𝐴 − 𝐼𝐷 𝐺𝑆 (𝐴 ) − 𝑉𝐺𝑆 (𝐷 )



= 1.267 mS



= -2.185 mS x 0.25



e. gmE



𝐼𝐴 − 𝐼𝐶 𝐺𝑆 (𝐴 ) − 𝑉𝐺𝑆 (𝐶)



= 1.535 mS



= -2.185 mS 1 − −4 𝑉



d. gmD



(3.82−2.08)𝑚𝐴 0− −1 𝑣



= 1.74 mS



𝑉𝐺𝑆 𝑉𝑃



= -2.185 mS 1 −



𝐼𝐴 − 𝐼𝐵 𝐺𝑆 (𝐴 ) − 𝑉𝐺𝑆 (𝐵 )



b. %diff



=



𝑔𝑚 2 𝑇 − 𝑔𝑚 2 𝑃 𝑔𝑚 2



𝑥 100%



= = =



𝑔𝑚 2 𝑇 − 𝑔𝑚 2 𝑃 𝑔𝑚 2 𝑇 + 𝑔𝑚 2 𝑃 2



1.093 −1.535 1.093 +1.535 2



0.442 1.314



𝑥 100% 𝑥 100%



𝑥 100%



= 33.63% c. %diff



= = = =



𝑔𝑚 3 𝑇 − 𝑔𝑚 3 𝑃 𝑔𝑚 3 𝑔𝑚 3 𝑇 − 𝑔𝑚 3 𝑃 𝑔𝑚 3 𝑇 + 𝑔𝑚 3 𝑃 2



1.639 − 1.267 1.639 +1.267 2



0.372 1.453



x 100% x 100% 𝑥 100%



𝑥 100%



= 25.60% d. %diff



= = = =



𝑔𝑚 4 𝑇 − 𝑔𝑚 4 𝑃 𝑔𝑚 4 𝑔𝑚 4 𝑇 − 𝑔𝑚 4 𝑃 𝑔𝑚 4 𝑇 + 𝑔𝑚 4 𝑃 2



0 – 0.955 0 + 0.955 2



0.955 0.4775



= 200%



𝑥 100 x 100%



𝑥 100%



𝑥 100%



5 4.5 4.37 4



3.5 3



ID (mA)



2.35



2.5 2 1.5



0.83



1 0.5



0.02



0



0 -4.5



-4



-3.5



-3



-2.5



-2



VGS (V)



Grafik 2. Hubungan antara Tegangan Drain terhadap Tegangan Gate Source



-1.5



-1



-0.5



0 -0.5



Analisis grafik



pengamatan semakin kecil nilai VGS



gm =



∆𝐼𝐷𝐷 ∆𝑉𝐺𝑆



𝐼 −𝐼



gm =



4.37 𝑚𝐴 −2.35 𝑚𝐴 −1 𝑉−(0 𝑉 )



gm =



2.02 𝑚𝐴 −1 𝑉



nya maka nilai ID nya pun semakin



= 𝑉1 −𝑉2 1



2



kecil. Begitupun untuk nilai VDS nya, semakin besar nilai VDS nya semakin besar pula nilai ID nya. Adapun untuk nilai



gm = -2.02 mS



transkonduktansi



dilihat



dari



kemiringan garis yang dilihat dari



7. Pembahasan Pada praktikum kali ini yaitu



grafiknya yaitu perbandingan IDS



yang



dengan VP. Sedangkan untuk tegangan



merupakan divais pengendali tegangan



penjepitan ditentukan saat VP antara



yang berarti karakteristik keluaran



gate dan source dihubung singkat



mengenai



karakteristik



JFT



dikendalikan oleh tegangan msukan.



Adapun karakteristik drain source



Namun yang akan ditentukan pada



merupakan suatu kurva untuk nilai VGS



praktikum ini yaitu transkonduktor



yang bervariasi dari 0 V sampai



dengan tegangan penjepitan JFET



maksimum (dalam arah minus atau



channel-N karena Channel-N yang



balik) dan tegangan VGS maksimum ini



digunakan pada praktikum ini, Selain



selanjutnya disebut sebagai tegangan



itu transistor JFET memiliki 3 kaki



penjepitan Vp, dimana tidak ada lagi



yang befungsi Source (S), Gate (G),



arus drain (ID = 0). 8. Kesimpulan



dan drain (D). Data yang diperoleh secara teori



Dari hasil praktikum ini dapat



yaitu gm1 = 0.547 mS, gm2 = 1.093



disimpulkan bahwa:



mS, gm3 = 0.089 mS, gm4 = 0,



a. JFET



merupakan



transistor



praktikum



unipolar dengan pembawa muatan



diperoleh gm1 = 1.74 mS, gm2 =



mayoritasnya hanya satu yaitu



1.535 mS, gm3 = 1.267 mS dan gm4 =



elektron jika tipe N dan hole jika



0.955 mS. Dari perbandingan ini pun



tipe P.



sedangkan



berdasarkan



terlihat besarnya perbedaan antara teori



dengan



praktikum.



Hal



ini



b. Cara menentukan transkonduktansi dilihat dari kemiringan garis yang



disebabkan karena praktikum juga



terdapat pada grafik hubungan



tidak mengetahui dari mana penyebab



perbandingan antara IDS dan VP,



besarnya kesalahan dari persen diff



sedangkan



yang diperoleh. Untuk kurva grafik



penjepitannya



kedua besar gm yang diperoleh yaitu



saat



2.02



Tegangan



mS.



Berdasarkan



Hasil



VGS



tegangan ditentukan



bernilai



pada



minimum.



penjepitannya



ditentukan pada saat ID = 0 dan



Fadeli. (2001). Elektronika 1. Jakarta:



pada saat VGS bernilai minimum.



Departemen



A.



Haris.



dan



Kebudayaan DIRJEN DIKTI.



9. Daftar Pustaka Bakri,



Pendidikan



dkk.



(2008).



Tim



Elektronika



Dasar.



(2013).



Elektronika Dasar.Makassar: UNM.



Penuntun Praktikum Elektronika Dasar



Blocher Richard. 2003. Elektronika



1.



Dasar. Yogyakarta: Andi



Elektronika dan Instrumentasi Fisika



Purwandi, Bambang dan Abdurrahman



FMIPA UNM



Makassar:



Laboratorium



Unit