Uptd Puskesmas Selo: Kerangka Acuan Kegiatan Pengendalian Pes [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

PEMERINTAH KABUPATEN BOYOLALI DINAS KESEHATAN



UPTD PUSKESMAS SELO Jl. Ki Hajar Saloka KM. 01 Selo, Telp. (0276) 326010



KERANGKA ACUAN KEGIATAN PENGENDALIAN PES A. PENDAHULUAN Penyakit zoonosis, salah satunya pes merupakan penyakit karantina yang sampai saat ini masih merupakan masalah kesehatan masyarakat dan merupakan penyakit yang terabaikan oleh karena itu perlu diprioritaskan dalam pengendalian zoonosis di Indonesia. Penyakit ini disebabkan oleh bakteri Yersinia pestis yang terdapat pada binatang pengerat/rodensia seperti tikus/bajing dan dapat menular antar binatang pengerat melalui gigitan pinjal dan ke manusia melalui gigitan pinjal. Pada tahun 1968 Dinas Kesehatan Kabupaten Boyolali melaporkan adanya 42 kematian dari 101 kasus di Kecamatan Selo dan 43 kematian dari 102 kasus di Kecamatan Cepogo. Usaha-usaha pemberantasan segera dilakukan oleh Dinas Kesehatan bersama-sama dengan Direktorat Jenderal P4M dan tim US-NAMRU-2. Kejadian Pes di kecamatan yang sama terjadi pada tahun 1970 dengan ditemukan 10 penderita, 2 diantaranya meninggal dunia. Pada tanggal 3 November 1986 terdapat 8 kasus kematian dengan gejala demam tidak jelas penyebabnya Desa Sulorowo, Kecamatan Nongkojajar, Kabupaten Pasuruan, Propinsi Jawa Timur. Pada tanggal 13 Februari 1987 secara kumulatif ditemukan 20 kematian dari 24 penderita demam tinggi tanpa sebab yang jelas,batuk dan sesak yang diduga sebagai suspek Pes dengan Case Fatality Rate 83,3%. Dari bulan Februari hingga April 1987 setelah dilakukan surveilans aktif ditemukan 224 kasus suspek Pes dengan 1 orang kematian. Sejak terjadinya wabah sampai sekarang tetap dilakukan pengamatan secara intensif dan tidak terjadi lagi kematian oleh Pes. Pes termasuk salah satu penyakit yang tercantum dalam daftar penyakit karantina Internasional, maka keberadaan Pes di Indonesia perlu untuk tetap diwaspadai, dengan tetap mengadakan pengamatan Pes baik di daerah fokus maupun di luar fokus baik di pelabuhan laut dan udara, tempat keluar masuknya barang hasil pertanian, bahan-bahan lain dari dan ke daerah endemis dan yang bukan endemis Pes B. LATAR BELAKANG Penyakit Pes atau sampar merupakan penyakit karantina internasional yang pertama kali masuk Indonesia pada tahun 1910 melalui Tanjung Perak, Surabaya kemudian tahun 1916 melalui pelabuhan Tanjung Mas, Semarang, tahun 1923 melalui pelabuhan Cirebon dan pada tahun 1927 melalui



pelabuhan Tegal. Angka kematian tertinggi terjadi pada tahun 1934, yaitu 23.275 orang Di Indonesia terdapat tiga kabupaten kawasan endemik penyakit pes , yakni Kabupaten Pasuruan (Jatim), Kabupaten Boyolali (Jateng), dan Kabupaten Sleman (DIY). Epidemi pertama diketahui di Prop. Jatim, kemudian meluas ke Jateng, Tahun. 1968 terjadi out break pes di Kab. Boyolali Jateng dengan jumlah kasus 101 orang meninggal 42 orang (CFR 43 %) dan pada tahun 1970 ditemukan lagi 11 orang, 3 diantaranya meninggal (CFR 27,3 %). Akibat kejadian itu sampai sekarang Boyolali ditetapkan sebagai salah satu daerah Fokus pes. Daerah fokus pes di Kabupaten Boyolali ada 3 desa di 2 kecamatan, Desa Samiran dan Selo di Kecamatan selo dan Desa Kembang kuning di Kecamatan Cepogo. Sesuai dengan buku pedoman pemberantasan penyakit karantina, untuk daerah fokus wajib melaksanakan pengamatan penyakit sepanjang tahun setiap bulannya selama status fokus pes belum dicabut dari Kemenkes melalui penangkapan tikus dan pemeriksaan darah manusia / human. C. TUJUAN 1. Membebaskan daerah Pes di Indonesia, 2. Mempertahankan agar tetap tidak ada kematian kasus karena Pes, 3. Menurunkan angka kesakitan Pes, 4. Mencegah penularan Pes dari daerah fokus ke daerah lain, D. KEGIATAN POKOK DAN RINCIAN KEGIATAN 1. Diseminasi program pes 2. Pemasangan perangkap tikus / trapping (pengamatan penyakit pada hewan/rodent) 3. Pengamatan pes pada manusia (surveilans human pes) E. CARA MELAKSANAKAN KEGIATAN 1. Diseminasi program pes Bentuk diseminasi ialah sosialisasi pengamatan pes dengan lintas sektoral dan masyarakat. 2. Pemasangan perangkap tikus / trapping (pengamatan penyakit pada hewan/rodent) a. Survei pada Binatang Pengerat (rodensia) i. Untuk daerah fokus :



Survei dilakukan sepanjang tahun, 1 x (satu kali) sebulan selama 5 hari berturut-turut setiap survei. Bila ditemukan titer positif atau Yersinia pestis pada manusia perlu dilakukan trapping ulang selama 5 hari berturut-urut, setiap 2 minggu sekali. Trapping dilakukan sampai 2 periode berikutnya berturut-turut tidak ditemukan lagi kasus atau spesimen positif pada manusia. ii. Untuk daerah terancam : Survei dilakukan secara periodik 4 x (empat kali) dalam satu tahun selama 5 hari berturut-turut atau 2 minggu sekali bila ada kasus/transmisi Pes sampai 2 periode berikutnya berturut-turut tidak ada kasus.



iii. Untuk daerah bekas fokus Pes Pengamatan dilakukan 1 (satu) tahun sekali atau 2 (dua) tahun sekali selama 5 hari berturut-turut atau bila ditemukan tikus mati bukan dibunuh (rat fall) dan dilakukan secara spot survei. b. Teknik Penangkapan Binatang Pengerat/Traping (Tikus) Kegiatan pengamatan terhadap binatang pengerat dan pinjalnya, yakni dilakukan trapping dengan perangkap tikus hidup dari metal (metal live trap) untuk menangkap tikus-tikus di dalam maupun di luar rumah (di kebun/ladang) selama 5 hari berturut-turut sebanyak 1.000 buah trap sekali pemasangan. Pemasangan perangkap yang telah diberi umpan (kelapa bakar, ikan bakar, kacang dll) dilakukan pada sore hari dan dikumpulkan kembali pada keesokan harinya. Untuk dusun yang mempunyai hutan pemasangan trap dilakukan di dalam rumah (30%), di kebun/ladang (30%) dan di hutan (40%), Sedangkan dusun tanpa hutan trap dipasang di dalam rumah (40%) dan di kebun/ladang (60%), Penempatan trap di dalam rumah diletakkan di atas/pogo/ plafon 1 buah dan di bawah/lantai 1 buah, Tikus-tikus yang tertangkap hidup dimasukkan ke dalam kantong kain dan dibawa ke laboratorium untuk proses pengambilan dan pemeriksaan spesimen. Tikus yang kedapatan mati dimasukkan ke dalam kantong plastik dan diberi label (tanggal dan lokasi diketemukan) kemudian dikirim ke Laboratorium untuk pemeriksaan mikroskopis dan Disamping melakukan trapping selama 5 hari berturut-turut, petugas lapangan juga mencari tikus yang mati tanpa sebab yang jelas (rat fall), serta tetap memperhatikan keadaan perubahan lingkungan tertentu yang erat hubungannya dengan terganggunya habitat tikus. Jika ditemukan rat fall, maka petugas tersebut harus mencari kemungkinan adanya tikus mati lainnya pada radius 200 meter, karena rat fall sangat erat hubungannya dengan situasi epizootik. 3. Pengamatan pes pada manusia (surveilans human pes) Tersedianya data dan informasi epidemiologi sebagai dasar manajemen kesehatan untuk pengambilan keputusan dalam perencanaan, pelaksanaan, pemantauan, evaluasi program kesehatan dan peningkatan kewaspadaan serta respon kejadian luar biasa yang cepat dan tepat. Secara khusus tujuan surveilans Pes: a. Memantau kecenderungan Pes menurut waktu, tempat dan orang, b. Mengetahui angka fatalitas kasus, c. Mendeteksi dan memprediksi terjadinya KLB Pes, d. Menindaklanjuti laporan kasus Pes, e. Memantau kemajuan program pengendalian Pes, f. Menyediakan informasi untuk perencanaan pengendalian Pes,



F. SASARAN 1. Desa fokus pes perbulan selama setahun 2. Desa terancam pes 4 kali setahun G. TARGET Desa fokus dan terancam pes dilaksanakan pengamatan. H. BIAYA Pembiayaan yang timbul dari kegiatan ini dibebankan pada APBD Kabupaten Boyolali dan BOK (Bantuan Operasional Kesehatan) I. JADWAL PELAKSANAAN KEGIATAN Jadwal Pelaksanaan disesuaikan dengan masing masing sumber dana, menyesuaikan rencana kerja masing2 instansi dan khusus untuk BOK sesuai program BOK. J. EVALUASI PELAKSANAAN KEGIATAN DAN PELAPORAN Evaluasi pelaksanaan kegiatan dilaksanakan akhir kegiatan K. PENCATATAN, PELAPORAN DAN EVALUASI KEGIATAN Hasil kegiatan dicatat dalam laporan hasil kegiatan pengamatan penyakit pes dan dilaporkan ke Dinas Kesehatan Kabupaten Boyolali.



Mengetahui



Selo,.............................2016



Kepala UPTD Puskesmas Selo



Petugas Kesehatan Lingkungan



dr. S. Ali Ma’shum



ARIS PRASETYO



NIP. 19720430 04 200604 1 001



NIP. 19810426 200701 1 002



PEMERINTAH KABUPATEN BOYOLALI DINAS KESEHATAN



UPTD PUSKESMAS SELO Alamat: Jl.Ki hajar Saloka Km.01 Telp.(0276) 326010



KERANGKA ACUAN KEGIATAN SOSIALISASI TUJUAN, TAHAPAN, JADWAL PELAKSANAAN KEGIATAN UPAYA KESEHATAN MASYARAKAT (UKM) A. PENDAHULUAN Demi tercapainya tujuan program, pencapaian kinerja program, serta tanggung jawab dari penanggung jawab program, maka dibutuhkan komunikasi dan koordinasi yang efektif antara penanggung jawab program dengan pelaksana program.Penanggung jawab mempunyai kewajiban serta menampung masukkan dari lintas sektoral terkait untuk memberikan arahan dan dukungan bagi pelaksana program dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawab.



B. LATAR BELAKANG



Efektifitas pekerjaan berjalan apabila ada dukungan dan peran serta lintas sektoral, sehingga program UKM esensial mendapatkan hasil maksimal, diantaranya program KIA KB tentang pelaksanaan kelas bumil, program gizi tentang promosi ASI eksklusif, program Promkes tentang pelaksanaan SMD MMD, Program kesehatan lingkungan tentang STBM, pencegahan dan pengendalian penyakit tentang TB paru, AIDS dan pes



C. TUJUAN UMUM DAN TUJUAN KHUSUS Tujuan Umum : Mewujudkan masyarakat yang mandiri dan berperilaku Hidup Sehat. Tujuan Khusus : Meningkatkan komunikasi dan koordinasi yang efektif serta mendapat masukkan untuk mencapai keberhasilan pencapaian kinerja program. D. KEGIATAN POKOK DAN RINCIAN KEGIATAN 1. Kepala puskesmas menjelaskan program esensial dan pengembangan puskesmas. 2. Penanggung jawab UKM mensosialisasikan program UKM kepada para peserta (pelaksana UKM dan Linsek) 3. Tanya jawab dan masukkan dari linsek



E. CARA MELAKSANAKAN KEGIATAN Cara atau metode dilaksanakan pada lokakarya mini puskesmas tribulanan.



F. SASARAN 1. Pelaksana UKM 2. Lintas sektoral



G. TARGET Pemahaman program UKM dan mendapat masukkan program.



H. JADWAL PELAKSANAAN KEGIATAN Kegiatan ini dilaksanakan setiap tribulan pada lokakarya mini puskesmas



I. EVALUASI PELAKSANAAN KEGIATAN DAN PELAPORAN Evaluasi pelaksanaan kegiatan dilaksanakan 2 Kali setahun dan dilaporkan ke Dinas Kesehatan Kabupaten Boyolali.



J. PENCATATAN, PELAPORAN DAN EVALUASI KEGIATAN Hasil kegiatan dicatat dalam laporan hasil kegiatan dan dievaluasi setiap semester dan dilaporkan ke Dinas Kesehatan Kabupaten Boyolali.



PEMERINTAH KABUPATEN BOYOLALI DINAS KESEHATAN



UPTD PUSKESMAS SELO Alamat: Jl.Ki hajar Saloka Km.01 Telp.(0276) 326010



KERANGKA ACUAN KEGIATAN PERAN LINTAS PROGRAM DAN LINTAS SEKTORAL DALAM PELAKSANAAN KEGIATAN UPAYA KESEHATAN MASYARAKAT (UKM) A. PENDAHULUAN Tujuan program, pencapaian kinerja program, serta tanggung jawab dari penanggung jawab program harus didukung bersama dengan dukungan lintas sektor lainnya. maka dibutuhkan peran dan fungsi untuk mendukung pelaksanaan UKM.



B. LATAR BELAKANG



Visi misi puskesmas ialah untuk mewujudkan masyarakat yang mandiri dan berperilaku sehat, tentunya harus dicapai dengan berbagai program dan peran stakeholder untuk mencapainya. C. TUJUAN UMUM DAN TUJUAN KHUSUS Tujuan Umum : Mewujudkan masyarakat yang mandiri dan berperilaku Hidup Sehat melalui upaya kerjasama pelaksana program dan lintas sektoral. Tujuan Khusus : 1. Pelaksana UKM puskesmas memahami peran dan tanggung jawabnya. 2. Lintas sektoral memahami peran dan tanggung jawabnya D. KEGIATAN POKOK DAN RINCIAN KEGIATAN 1. Peran dan tanggung jawab pelaksana UKM a. Pengelola program KIA KB -



Menyusun



rencana



kegiatan



dengan



mempertimbangkan



masukan dari masyarakat dan lintas sektoral -



Menetapkan target capaian sesuai SPM Kabupaten Boyolali.



-



Melaksanakan kegiatan sesuai dengan POA yang telah dibuat



-



Mensosialisasikan program kepada lintas sektoral



-



Mencatat semua hasil kegiatan dan dilaporkan kepada Kepala Puskesmas



b. Pengelola program Promosi Kesehatan -



Menyusun



rencana



kegiatan



dengan



mempertimbangkan



masukan dari masyarakat dan lintas sektoral -



Menetapkan target capaian sesuai SPM Kabupaten Boyolali.



-



Melaksanakan kegiatan sesuai dengan POA yang telah dibuat



-



Mensosialisasikan program kepada lintas sektoral



-



Mencatat semua hasil kegiatan dan dilaporkan kepada Kepala Puskesmas



c. Pengelola program Gizi -



Menyusun



rencana



kegiatan



dengan



mempertimbangkan



masukan dari masyarakat dan lintas sektoral -



Menetapkan target capaian sesuai SPM Kabupaten Boyolali.



-



Melaksanakan kegiatan sesuai dengan POA yang telah dibuat



-



Mensosialisasikan program kepada lintas sektoral



-



Mencatat semua hasil kegiatan dan dilaporkan kepada Kepala Puskesmas



d. Pengelola program kesehatan lingkungan -



Menyusun



rencana



kegiatan



dengan



mempertimbangkan



masukan dari masyarakat dan lintas sektoral -



Menetapkan target capaian sesuai SPM Kabupaten Boyolali.



-



Melaksanakan kegiatan sesuai dengan POA yang telah dibuat



-



Mensosialisasikan program kepada lintas sektoral



-



Mencatat semua hasil kegiatan dan dilaporkan kepada Kepala Puskesmas



e. Pengelola program pencegahan dan pengendalian penyakit -



Menyusun



rencana



kegiatan



dengan



mempertimbangkan



masukan dari masyarakat dan lintas sektoral -



Menetapkan target capaian sesuai SPM Kabupaten Boyolali.



-



Melaksanakan kegiatan sesuai dengan POA yang telah dibuat



-



Mensosialisasikan program kepada lintas sektoral



-



Mencatat semua hasil kegiatan dan dilaporkan kepada Kepala Puskesmas



2. Peran dan tanggung jawab Lintas sektoral a. Camat -



Memberikan arahan dan kebijakan program



b. Kepala KUA - Mendapatkan informasi program UKM - Memberi Masukan program kepada pelaksana UKM Penanggung jawab UKM mensosialisasikan program UKM kepada para peserta (pelaksana UKM dan Linsek) 3. Tanya jawab dan masukkan dari linsek



E. CARA MELAKSANAKAN KEGIATAN Cara atau metode dilaksanakan pada lokakarya mini puskesmas tribulanan.



F. SASARAN



3. Pelaksana UKM 4. Lintas sektoral



G. TARGET Pemahaman program UKM dan mendapat masukkan program.



H. JADWAL PELAKSANAAN KEGIATAN Kegiatan ini dilaksanakan setiap tribulan pada lokakarya mini puskesmas



I. EVALUASI PELAKSANAAN KEGIATAN DAN PELAPORAN Evaluasi pelaksanaan kegiatan dilaksanakan 2 Kali setahun dan dilaporkan ke Dinas Kesehatan Kabupaten Boyolali.



J. PENCATATAN, PELAPORAN DAN EVALUASI KEGIATAN Hasil kegiatan dicatat dalam laporan hasil kegiatan dan dievaluasi setiap semester dan dilaporkan ke Dinas Kesehatan Kabupaten Boyolali.



Mengetahui



Selo,.............................2016



Kepala UPTD Puskesmas Selo



Tim survei puskesmas



dr. S. Ali Ma’shum



Elvi arumdati



NIP. 19720430 04 200604 1 001



NIP. 19731023 200604 2 010