Uti [PDF]

  • Author / Uploaded
  • ilvan
  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

MAKALAH PJBL UTI (Urinary Tract Infectious)



Disusun oleh: M. Busyairi



145070200131009



Muslim Aditiya



145070200131010



Fajar Irwansyah



155070200111013



Ilvan Nur Azis



155070200111011



Kismatul Hasanah



155070201111013



Lailatul Mukaroma



155070200111025



PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA 2018



BAB I PENDAHULUAN LATAR BELAKANG Infeksi saluran kemih adalah suatu infeksi yang melibatkan ginjal, ureter, buli-buli, ataupun uretra. Infeksi saluran kemih (ISK) adalah istilah umum yang menunjukkan keberadaan mikroorganisme (MO) dalam urin (Sukandar, E., 2004). Infeksi terjadi ketika suatu agen eksogen masuk ke dalam tuan rumah dari lingkungan atau ketika suatu agen endogen mengalahkan imunitas bawaan tuan rumah dan menyebabkan penyakit (Mcphee & Ganong, 2010). Insiden infeksi saluran kemih pasca transplantasi bervariasi dari 35%79%. (Tolkof et al.,) melaporkan angka kejadian infeksi saluran kemih pasca transplantasi 30-40%. Kuman gram negatif merupakan penyebab utama infeksi saluran kemih (76 %) dan kuman gram negatif paling sering adalah E. coli 33 %. (Myh dan Manuputty, 2012). Data dari Departemen Kesehatan RI tahun 2014 menunjukkan bahwa jumlah penderita penyakit Infeksi Saluran Kemih (ISK) mencapai 90-100 kasus per 100.000 penduduk per tahun. Infeksi saluran kemih dapat mengenai baik laki–laki maupun perempuan dari semua umur baik pada anak, remaja, dewasa maupun pada umur lanjut akan tetapi dari kedua jenis kelamin, ternyata wanita lebih sering dari pria dengan angka populasi umum, kurang lebih 5–15%. Infeksi saluran kemih dinyatakan apabila ditemukan bakteri di dalam urin, mikroorganisme yang paling sering menyebabkan ISK adalah jenis aerob. Pada saluran kemih yang normal tidak dihuni oleh bakteri aerob atau mikroba yanglain, karena itu urin dalam ginjal dan buli– buli biasanya steril. Walaupun demikian uretra bagian bawah terutama pada wanita dapat dihuni oleh bakteri yang jumlahnya berkurang di bagian yang mendekati kandung kemih. Escherichia coli menduduki persentasi biakan paling tinggi yaitu sekitar 50–90%. Sangat penting bagi kita sebagai mahasiswa kesehatan utntuk mengetahui dan membahasa secara mendalam mengenai penyakit infeksi saluran kemih dari definisi hingga pencegahannya agar terhindar dari penyakit Urinary Tractus Infection (UTI).



RUMUSAN MASALAH 1. Apa pengertian/ definisi dari Urinary Tractus Infection (UTI)? 2. Bagaimana epidemiologi dari Urinary Tractus Infection (UTI)? 3. Apa saja klasifikasi dari Urinary Tractus Infection (UTI)?



4. Apa faktor resiko dari Urinary Tractus Infection (UTI)? 5. Apa etiologi dari Urinary Tractus Infection (UTI)? 6. Bagaimana patofisiologi dari Urinary Tractus Infection (UTI)? 7. Apa saja manifestasi klinis dari Urinary Tractus Infection (UTI)? 8. Bagaimana pemeriksaan diagnostik dari Urinary Tractus Infection (UTI)? 9. Bagaimana penatalaksanaan dari Urinary Tractus Infection (UTI)? 10. Apa komplikasi dari Urinary Tractus Infection (UTI)? 11. Apa pencegahan dari Urinary Tractus Infection (UTI)? MANFAAT 1. Mahasiswa dapat mengetahui pengertian/definisi dari Urinary Tractus Infection (UTI)



2. Mahasiswa dapat mengetahui epidemiologi dari Urinary Tractus Infection (UTI)



3. Mahasiswa dapat mengetahui klasifkasi dari Urinary Tractus Infection (UTI) 4. Mahasiswa dapat mengetahui faktor risiko dari Urinary Tractus Infection (UTI) 5. Mahasiswa dapat mengetahui etiologi dari Urinary Tractus Infection (UTI) 6. Mahasiswa dapat mengetahui patofisiologi dari Urinary Tractus Infection (UTI) 7. Mahasiswa dapat mengetahui manifestasi klinis dari Urinary Tractus Infection (UTI)



8. Mahasiswa dapat mengetahui pemeriksaan diagnotik dari Urinary Tractus Infection (UTI)



9. Mahasiswa dapat mengetahui penatalaksanaan dari Urinary Tractus Infection (UTI)



10. Mahasiswa dapat mengetahui komplikasi dari Urinary Tractus Infection (UTI) 11. Mahasiswa dapat mengetahui pencegahan dari Urinary Tractus Infection (UTI)



BAB II PEMBAHASAN 1. PENGERTIAN/ DEFINISI Infeksi saluran kemih adalah suatu infeksi yang melibatkan ginjal, ureter, buli-buli, ataupun uretra. Infeksi saluran kemih (ISK) adalah istilah umum yang menunjukkan keberadaan mikroorganisme (MO) dalam urin (Sukandar, E., 2004). Bakteriuria bermakna (significant bacteriuria): bakteriuria bermakna menunjukkan pertumbuhan mikroorganisme murni lebih dari 105 colony forming unit (cfu/ml) pada biakan urin. Bakteriuria bermakna mungkin tanpa disertai presentasi klinis ISK dinamakan bakteriuria asimtomatik (convert bacteriuria). Sebaliknya bakteriuria bermakna disertai persentasi klinis ISK dinamakan bakteriuria bermakna asimtomatik. Pada beberapa keadaan pasien dengan persentasi klinis tanpa bekteriuria bermakna. Piuria bermakna (significant pyuria), bila ditemukan netrofil >10 per lapangan pandang. (Sukandar, E., 2004)



2. EPIDEMIOLOGI Epidemiologi infeksi saluran kemih (ISK) cukup besar karena penyakit ini umum terjadi dan telah mengenai sekitar 150 juta orang di seluruh dunia. Di Amerika Serikat, lebih dari 7 juta orang dengan ISK berkunjung ke dokter setiap tahunnya. Sekitar 15% dari komunitas yang diresepkan antibiotik adalah penderita ISK. Di Singapura, 4% dari wanita usia muda mengalami ISK dan angka kejadian meningkat sampai 7% hingga usia 50 tahun.



Data statistik dari



Kementerian Kesehatan Singapura melaporkan total 4.144 pasien ISK dirawat di rumah sakit Singapura dalam 1 tahun, dengan rata-rata lama hari rawat sekitar 2-5 hari.



Epidemiologi Infeksi Saluran Kemih Wanita Tingkat kejadian ISK lebih tinggi pada wanita dibanding pria usia dewasa. Pada wanita post menopause, kejadian ISK terbilang tinggi diakibatkan prolapse uterus atau kandung kemih yang akan menyebabkan pengosongan kandung kemih tidak komplit, penyebab lain ialah kehilangan estrogen yang menyebabkan



perubahan flora vagina (hilangnya Lactobacilli) sehingga memudahkan kolonisasi bakteri aerob gram negatif seperti E. coli. Sebanyak 50-80% dari total populasi wanita secara umum pernah mengalami ISK setidaknya satu kali semasa hidupnya. Sekitar 20-30% dari wanita yang sudah pernah terkena ISK akan mengalami ISK berulang. Epidemiologi Infeksi Saluran Kemih Neonatus Pada neonatus, ISK lebih sering terjadi pada bayi laki – laki dikarenakan kecenderungan mengalami anomali kongenital pada saluran kemih lebih tinggi dibanding bayi perempuan, dan juga dikaitkan dengan bagian dari sindrom sepsis gram negatif. ISK pada neonatus yang disertai dengan adanya anomali kongenital saluran kemih dapat menyebabkan skar pada ginjal yang nantinya dapat menimbulkan komplikasi pada usia dewasa seperti hipertensi, proteinuria, kerusakan ginjal, dan bahkan gagal ginjal yang sampai memerlukan terapi dialisis. Epidemiologi Infeksi Saluran Kemih Usia Tua Pada usia tua (>50 tahun), kejadian hipertrofi prostat meningkat pada pria sehingga prevalensi ISK pada pria hampir sama tingginya dengan wanita 3. KLASIFIKASI Menurut guideline dari Europian Association of Urology (EAU) pada tahun 2015 secara tradisional, UTI diklasifikasikan berbasis pada gejala klinis, data laboratorium dan hasil temuan mikrobiologi. Secara praktis, UTI telah dibagi dalam UTI uncomplicated dan complicated, serta sepsis. Panduan ini memberikan sebuah ringkasan pendek sebuah sistem klasifikasi UTI yang akan lebih baik bila berbasis pada: Level infeksi anatomis 



Grade keparahan infeksi







Faktor resiko yang mendasari







Hasil temuan mikrobiologi Gejala, tanda-tanda dan hasil temuan laboratirum terfokus pada level



anatomis dan tingkatan keparahan infeksi. Analisa faktor resiko memberikan



kontribusi untuk mendefinisikan langkah terapeutik tambahan apapun yang diperlukan (misal., drainage). Level infeksi anatomis 



Uretra: urethritis (UR)







Kandung kemih urinary: cystitis (CY)







Ginjal: pyelonephritis (PN)







Aliran darah: sepsis (US)



Level keparahan (grade of severity) Tingkatan keparahan ditentukan dalam skala 1-6 yang dihubungkan pada resiko fatal outcome (Bagan 2.1). Bagan 2.1: Klasifikasi UTI sebagaimana yang diusulkan oleh EAU European Section of Infection in Urology (ESIU) Keparahan



Gradien keparahan



Gejala



Tidak ada gejala



Diagnosis



ABU



Gejala lokal



Gejala umum



Dysuria, frekuensi, urgensi, rasa sakit atau kelunakan kandung kemih



Demam, flank pain, mual, muntah



CY-1



PN2



Penyelidika Dipstick (MSU n Culture + S seperti yang diperlukan)



PN-3



Respon sistemsik SIRS



Kegagalan sirkulasi dan organ



Demam, menggigil



Disfungsi organ



Kegagalan sirkulasi



Kegagalan organ



US-4



US-5



US-6



Febrile UTI



Dipstick



Dipstick



MSU Culture +S



MSU Culture+S dan kultur darah



Renal US atau IV Pyelogram/ren



Renal US dan/atau Renal dan abdominal CT



al CT Faktor resiko



Assessment faktor resiko menurut ORENUC (Tabel 2.1)



Perawatan medis dan bedah



NO*



Uncomplicated UTI Empiris 3-5 hari



Complicated UTI Empiri s+terar ah 7-14 hari



Empiris+terarah 7-14 hari



Empiris+terar ah



10-14 hari Pertimbangkan mengkombinasika Kombinasikan n 2 antibiotik 2 antibiotik



*Dua pengecualian: selama kehamilan dan sebelum pembedahan / operasi urologi



Tabel 2.1 Faktor resiko inang dalam UTI Tipe



Kategori faktor resiko



Contoh faktor resiko



O



RF yang tidak diketahui/diasosiasikan



-



Wanita pramenopause yang sehat



R



RF recurrent UTI, tapi tidak ada resiko hasil yang parah



-



Perilaku seksual dan alat kontrasepsi Defisiensi hormonal dalam paska menopause Tipe secretory dari grup darah tertentu Diabetes mellitus terkontrol



-



E



Extra-urogenital RF, dengan resiko hasil yang lebih parah



-



N



Penyakit nephropathic, dengan resiko hasil yang lebih parah



-



Kehamilan Gender pria Diabetes mellitus yang terkontrol buruk Immunosuppression relevan Penyakit jaringan konektif Prematuritas, new-born Ketidakcukupan renal yang relevan Polycystic nephropathy



U



Urological RF, dengan resiko hasil yang lebih parah, yang bisa diselesaikan selama terapi



-



C



Permanent urinary catheter dan uriological RF tanpa penyelesaian, dengan resiko hasil yang lebih parah



-



Obstruksi ureteral (misal., batu, stricture) Kateter saluran urinary jangka pendek dan sementara Asymtomatic bacteriuria Disfungsi kandung kemih neurogenic terkontrol Bedah urologi Perawatan kateter saluran urinary jangka panjang Obstruksi urinary tak terpecahkan Kandung kemih neurogenic yang terkontrol buruk



RF=Faktor Resiko, *=tidak terdefinisikan dengan baik, **=biasanya berkombinasi dengan RF lain (misal., kehamilan, intervensi urologi) Patogen Kultur



urin



biasanya



mengidentifikasikan



patogen



kausatif



()



dan



pola



kerentanannya. Kedua karakteristik bisa diperkenalkan dalam klasifikasi akhir tahap klinis dari infeksi. Tingkatan kerentanan didefinisikan sebagai grade a (rentan) hingga c (resisten). Klasifikasi UTI Bagan 2.2 menunjukkan sebuah ringkasan parameter aditif yang membentuk sebuah kelas individual UTI. Bagan 2.2: Parameter aditif klasifikasi UTI dan assessment keparahan/severity Presentasi klinis



Tingkat



Faktor Resiko



keparahan



ORENUC



Patogen



UR: urethritis



1: rendah, cystitis O: tidak ada RF



Spesies



CY: cystitis



2: PN, sedang



Grade kerentanan



R: recurrent UTI



PN:



3: PN, parah,



pyenolephritis



berkembang



US: urosepsis



4: US: SIRS



RF E: extra urogenital RF



MA: male genital



5: US: disfungsi



N: nephropathic



glands



organ



RF



6: US: kegagalan



U: urological RF



organ







rentan







kerentanan tereduksi







multi-resisten



C: cathether RF



Dengan mengakumulasikan parameter yang berbeda, UTI dapat diklasifikasikan sebagai berikut: -



CY-1R: E.coli (a): cystisis sederhana tapi recurrent dengan kerentanan terhadap antibiotik standar



-



PN-3U: K pneumonia (b): pyelonephritis parah (dengan demam tinggi dan muntah), dengan penyakit urologi dasar (misal, batu atau obstruksi) karena Klebsiella sp, dengan profil resistensi antibiotik sedang/menengah.



-



US-5C: Enterococcus sp (a): urosepsis parah dengan sebuah Enterococcus sp sensitif-antibiotik dalam sebuah pasien yang memiliki kateter.



4. FAKTOR RESIKO I.



Faktor Predisposisi Pencetus ISK. Penelitian epidemiologi klinik mendukung hipotensi peranan status saluran kemih merupakan faktor risiko atau pencetus ISK. Jadi faktor bakteri dan status saluran kemih pasien mempunyai peranan penting untuk kolonisasi bakteri pada saluran kemih. Kolonisasi bacteria sering mengalami kambuh (eksasebasi) bila sudah terdapat kelainan struktur anatomi saluran kemih. Dilatasi saluran kemih termasuk pelvis ginjal tanpa obstruksi saluran kemih dapat menyebabkan gangguan proses klirens normal dan sangat peka terhadap infeksi. Endotoksin (lipid A) dapat menghambat peristaltik ureter. Refluks vesikoureter ini sifatnya sementara dan hilang sendiri bila mendapat terapi antibiotika. Proses pembentukan jaringan parenkim ginjal sangat berat bila refluks visikoureter terjadi sejak anak-anak. Pada usia dewasa



muda tidak jarang dijumpai di klinik gagal ginjal terminal (GGT) tipe kering, artinya tanpa edema dengan/tanpa hipertensi. (Sukandar, E., 2004) II. Status Imunologi Pasien (host). Penelitian laboratorium mengungkapkan bahwa golongan darah dan status sekretor mempunyai konstribusi untuk kepekaan terhadap ISK. Pada tabel di bawah dapat dilihat beberapa faktor yang dapat meningkatkan hubungan antara berbagai ISK (ISK rekuren) dan status secretor (sekresi antigen darah yang larut dalam air dan beberapa kelas immunoglobulin) sudah lama diketahui. Prevalensi ISK juga meningkat terkait dengan golongan darah AB, B dan PI (antigen terhadap tipe fimbriae bakteri) dan dengan fenotipe golongan darah Lewis. (Sukandar, E., 2004) Kepekaan terhadap ISK rekuren dari kelompok pasien dengan saluran kemih normal (ISK tipe sederhana) lebih besar pada kelompok antigen darah nonsekretorik dibandingkan kelompok sekretorik. Penelitian lain melaporkan sekresi IgA urin meningkat dan diduga mempunyai peranan penting untuk kepekaan terhadap ISK rekuren. (Sukandar, E., 2004)



5. ETIOLOGI Pada keadaan normal urin adalah steril. Umumnya UTI disebabkan oleh kuman gram negatif. Escherichia coli merupakan penyebab terbanyak baik pada yang simtomatik maupun yang asimtomatik yaitu 70 - 90%. Enterobakteria seperti Proteus mirabilis (30 % dari infeksi saluran kemih pada anak laki-laki tetapi kurang dari 5 % pada anak perempuan), Klebsiella pneumonia dan Pseudomonas aeruginosa dapat juga sebagai penyebab. Organisme gram positif seperti Streptococcus



faecalis



(enterokokus),



Staphylococcus



epidermidis



dan



Streptococcus viridans jarang ditemukan. Pada uropati obstruktif dan kelainan struktur saluran kemih pada anak laki-laki sering ditemukan Proteus species. Pada UTI nosokomial atau UTI kompleks lebih sering ditemukan kuman Proteus dan Pseudomonas. (Sukandar, E., 2004)



6. PATOFISIOLOGI (Terlampir)



7. MANIFESTASI KLINIS Gejala klinis yang ditimbulkan karena terjadinya infeksi saluran kemih tidaklah khas dan bahkan pada beberapa pasien tidak timbul gejala. Gejala yang paling sering timbul karena infeksi saluran kemih adalah disuria, polakisuria, dan terdesak kencing yang biasanya terjadi bersamaan (Tessy et al, 2001) Gejala klinis yang timbul sesuai dengan bagian saluran kemih yang terinfeksi, sebagai berikut: a. Infeksi saluran kemih bagian bawah biasanya ditunjukkan oleh disuria dan sering mengeluarkan urin yang volumenya sedikit. Hematuria nyata dapat ditemukan, dan mungkin terdapat nyeri atau rasa tidak nyaman di daerah suprapubik. Demam yang nyata sangat jarang terjadi pada infeksi saluran kemih bagian bawah. b. Infeksi saluran kemih bagian atas secara klasik ditunjukkan oleh demam, nyeri pinggang, dan gejala saluran kemih bagan bawah (disuria, kencing sedikit-sedikit dan sering). Pada beberapa pasien dapat mengalami nyeri perut atau nyeri kuadran kanan atas, dan sebagian terutama yang berusia lanjut mungkin tidak mengalami gejala sama sekali) (Smith et al, 2001) Setiap tipe dari infeksi saluran kemih memiliki tanda-tanda dan gejala yang spesifik, tergantung bagian saluran kemih yang terkena infeksi: 1. Pyelonephritis akut. Pada tipe ini, infeksi pada ginjal mungkin terjadi setelah meluasnya infeksi yang terjadi pada kandung kemih. Infeksi pada ginjal dapat menyebabkan rasa sakit pada punggung atas dan panggul, demam tinggi, gemetar akibat kedinginan, serta mual atau muntah. 2.



Cystitis. Inflamasi atau infeksi pada kandung kemih dapat menyebabkan rasa tertekan pada pelvis, ketidaknyamanan pada perut bagian bawah, rasa sakit pada saat urinasi, dan bau menyengat dari urin.



3. Uretritis. Inflamasi atau infeksi pada uretra menimbulkan rasa terbakar pada saat urinasi. Pada pria, uretritis dapat menyebabkan gangguan pada penis. Gejala infeksi saluran kemih pada anak-anak: 1. Diarrehea 2. Menangis tanpa henti yang tidak dapat dihentikan dengan usaha tertentu (misalnya: pemberian makan, dan menggendong)



3. Kehilangan nafsu makan 4. Demam 5. Mual dan muntah Untuk anak-anak yang lebih dewasa, gejala yang ditunjukkan berupa: 1. Rasa sakit pada panggul dan panggung bagian bawah (dengan infeksi pada ginjal) 2. Sering berkemih 3. Ketidakmampuan memproduksi urin dalam jumlah yang normal, dengan kata lain, urin berjumlah sedikit (oliguria) 4. Tidak dapat mengontrol pengeluaran kandung kemih dan isi perut 5. Rasa sakit pada perut dan daerah pelvis 6. Rasa sakit pada sat berkemih Gejala pada infeksi saluran kemih ringan (misalnya: cystitis, uretritis) pada orang dewasa meliputi: 1. Rasa sakit pada punggung 2. Adanya darah pada urin (hematuria) 3. Adanya protein pada urin (proteinuria) 4. Urin yang keruh 5. Ketidakmampuan berkemih meskipun tidak atau adanya urin yang keluar 6. Demam 7. Dorongan untuk berkemih pada malam hari (nokturia) 8. Tidak nafsu makan 9. Lemah dan lesu (malaise) 10. Rasa sakit pada saat berkemih (dysuria) 11. Rasa sakit diatas bagian daerah pubis (pada wanita) 12. Ras tidak nyaman pada daerah rectum (pada pria) Gejala yang mengindisikan infeksi saluran kemih lebih berat (misalnya pyelonephritis) pad orang dewasa, meliputi: 1. Kedinginan 2. Demam tinggi dan gemetar 3. Mual 4. Muntah (emesis)



5. Ras sakit di bawah rusuk 6. Rasa sakit pada daerah sekitar abdomen



8. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK Menurut Wong (2008), jenis-jenis pemeriksaan diagnostic pada infeksi saluran kemih yaitu: 1. Biopsi ginjal: Pengambilan jaringan ginjal dengan teknik terbuka atau perkutan untuk pemeriksaan dengan menggunakan pemeriksaaan mikroskop cahaya, electron, atau imunofluresen 2. Pemeriksaaaan USG ginjal atau kandung kemih: Transmisigelombang ultrasonic melalui parenkim ginjal, di sepanjang saluran ureter dan di daerah kandung kemih 3. Pemeriksaaan USG (skrotum): Tranmisi gelombang ultrasonic melewati isi skrotum dan testis 4. Computed tomography (CT): Pemeriksaan dengan sinar X pancaran sempit dan analisis computer akan menghasilkan rekonstruksi area yang tepat 5. Pemeriksaan kultur dan sensitivitas urine: Pengumpulan specimen steril 6. Pemeriksaan urinalisasi dapat ditemukan proteunaria, leukosituria, (Leukosit >5/LPB), Hematuria (eritrosit >5/LPB)



Pemeriksaan Laboratorium yang dilakukan pada infeksi saluran kemih menurut Mansjoer (2000) yaitu: a. Baiakan Urin: biakan urin aliran tengah dianggap positif infeksi saluran kemih apabila jumlah bakteri ≥ 100.000 bakteri/ml urin. Jumlah bakteri antara 10.000-