Uts Mata Kuliah Belajar Dan Pembelajaran [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

UTS MATA KULIAH BELAJAR DAN PEMBELAJARAN Dosen Pengampu : Dr. Dadi setiadi



Disusun Oleh : Nama : Dea Nirmala Fitri NIM : E1A020014 Kelas : Pendidikan Biologi IIA



PRODI PENDIDIKAN BIOLOGI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PEGETAHUAN UNIVERSITAS MATARAM TAHUN 2021



1. Berikan penjelasan komprehensif tentang konsep Pengetahuan dan Keterampilan Belajar hubungannya dengan tugas guru dan dukungan terhadap keberhasilan belajar peserta didik



Jawab : A. Konsep pengetahuan A. Pengertian pengetahuan Pengetahuan adalah merupakan hasil “tahu” dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan terjadi melalui panca indra manusia, yakni indera penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba menurut Bachtiar yang dikutip dari Notoatmodjo (2012). Secara sederhana, pengetahuan adalah segala sesuatu yang diketahui manusia tentang benda, sifat, keadaan, dan harapan-harapan (Ensiklopedia bebas berbahasa (2011), Budaya .www. Wikipedia. Co.Id). Pengetahuan adalah informasi atau maklumat yang diketahui atau disadari oleh seseorang. Dalam pengertian lain, pengetahuan adalah berbagai gejala yang ditemui dan diperoleh manusia melalui pengamatan inderawi. Pengetahuan muncul ketika seseorang menggunakan indera atau akal budinya untuk mengenali benda atau kejadian tertentu yang belum pernah dilihat atau dirasakan sebelumnya (Ensiklopedia bebas berbahasa (2011), Pengetahuan .www. Wikipedia. Co.Id). Pengetahuan sangat erat hubungannya dengan pendidikan, dimana diharapkan bahwa dengan pendidikan yang tinggi maka orang tersebut akan semakin luas pula pengetahuannya. B. Tingkat Pengetahuan Pengetahuan seseorang terhadap suatu objek mempunyai intensitas atau tingkatan yang berbeda. menurut Notoatmodjo (2003) Secara garis besar dibagi menjadi 6 tingkat pengetahuan yakni : a) Tahu (Know), Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang dipelajari sebelumnya. Contoh, dapat menyebutkan tanda-tanda kekurangan kalori dan protein pada anak balita.



b) Memahami (comprehension), Memahami diartikan sebagai sesuatu kemampuan menjelaskan



secara



menginterpretasi



benar



materi



tentang



tersebut



objek



secara



yang



benar.



diketahui, Contoh,



dan



dapat



menyimpulkan



meramalkan, dan sebagainya terhadap obyek yang dipelajari. c) Aplikasi



(Application),



Aplikasi



diartikan



sebagai



kemampuan



untuk



menggunakan materi yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi riil (sebenarnya). d) Analisis (Analysis),



Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan



materi atau suatu obyek ke dalam komponen-komponen, tetapi masih di dalam suatu struktur organisasi tersebut, dan masih ada kaitannya satu sama lain. Kemampuan analisis ini dapat dilihat dari penggunaan kata-kata kerja dapat menggambarkan



(membuat



bagan),



membedakan,



memisahkan,



mengelompokkan, dan sebagainya. e) Sintesis (synthesis), Sintesis menunjuk kepada suatu kemampuan untuk meletakkan atau menghubungkan bagian-bagian di dalam suatu bentuk keseluruhan yang baru. Misalnya: dapat menyusun, dapat merencanakan, dapat meringkaskan, dapat menyesuaikan, dan sebagainya terhadap suatu teori atau rumusan-rumusan yang telah ada. f) Evaluasi (evaluation), Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan justifikasi atau penilaian terhadap suatu materi atau objek.evaluasi dilakukan dengan menggunakan kriteria sendiri atau kriteria yang telah ada. C. Kriteria Pengetahuan Penilaian-penilaian didasarkan pada suatu kriteria yang di tentukan sendiri atau



menggunakan



kriteria-kriteria



yang



telah



ada.



Misalnya,



dapat



membandingkan antara anak yang cukup gizi dengan anak yang kekurangan gizi. Menurut Nursalam 2008 kriteria untuk menilai dari tingkatan pengetahuan menggunakan nilai: 



Tingkat pengetahuan baik bila skor atau nilai 76-100%







Tingkat pengetahuan cukup bila skor atau nilai 56-75%







Tingkat pengetahuan kurang bila skor atau nilai ≤ 56% (Nursalam, 2008).



 Cara Memperoleh Pengetahuan: 



Cara tradisional: Cara coba-salah (trial and error), Cara kekuasaan atau otoritas, Berdasarkan pengalaman pribadi, Melalui jalan pikiran







Cara modern: Metode berfikir induktif, Metode berfikir deduktif (Notoatmodjo, 2005) .



D. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pengetahuan :  Faktor Internal menurut Notoatmodjo (2003) : Pendidikan, Minat, Pengalaman, Usia.  Faktor External menurut Notoatmodjo (2003), antara lain : Ekonomi, Informasi, Kebudayaan/Lingkungan B. Keterampilan Belajar Keterampilan belajar merupakan keahlian yang didapatkan (acquired skills) oleh seorang individu melalui proses latihan yang berkesinambungan dan mencakup aspek optimalisasi cara-cara belajar baik dalam domain kognitif, afektif ataupun psikomotorik. Namun demikian komponen utama latihan keterampilan belajar dalam konsepsi learning how to learn difokuskan pada individu itu sendiri sebagai learner, sehingga setiap individu dilatih untuk mengembangkanaya dan karakteristik belajarnya sendiri dan bukan ‘dipaksa’ untuk mengikuti gaya belajar yang one size fits for all (satu cara yang sama untuk semua orang). Secara umum keterampilan belajar menitikberatkan pada strategi pembelajaran untuk membantu peserta didik menjadi lebih baik dan lebih mandiri dalam belajar. Peserta didik akan belajar bagaimana mengembangkan dan menerapkan belajar, keterampilan manajemen pribadi, dan interpersonal dan keterampilan kerja sama tim untuk meningkatkan pembelajaran dan prestasi di sekolah. Program pembelajaran ini membantu siswa untuk membangun kepercayaan diri dan motivasi untuk mengejar peluang untuk sukses di sekolah menengah dan jenjang pendidikan selanjutnya. Merujuk pada pengertian keterampilan belajar itu, maka dapat disimpulkan bahwa hakikat keterampilan belajar meliputi empat unsur utama yaitu: a) Transformasi persepsi belajar, dalam berbagai hal guna meningkatkan keahlian belajar dalam basic skills (membaca, menulis dan mendengar) ataupun dalam



menangani rasa takut dan kecemasan. Transformasi ini tidak hanya melatih kemampuan kognitif saja akan tetapi juga meliputi domain afektif dan psikomotorik dari setiap orang. Sehingga mampu menunjukkan pemahaman tentang keterampilan dan strategi belajar yang diperlukan untuk sukses di sekolah. b) Keterampilan



manajemen



pribadi,



Kemampuan



menerapkan



pengetahuan



keterampilan belajar dan kekuatan (potensi) belajar yang dimilikinya untuk mengembangkan strategi guna memaksimalkan dan meningkatkan pembelajaran sehingga dapat meraih kesuksesan belajar di sekolah menengah. c) Interpersonal dan keterampilan kerjasama tim, Kemampuan mengidentifikasi dan menjelaskan pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan untuk sukses dalam hubungan interpersonal dan kerjasama tim. Selain itu, juga menunjukkan kemampuan yang tepat untuk menerapkan keterampilan interpersonal dan kerjasama tim dalam berbagai lingkungan belajar. d) Kesempatan Eksplorasi, Mengembangkan portofolio dokumen yang terkait dengan penilaian diri,penelitian, dan ekplorasi karir yang diperlukan untuk merencanakan jalur untuk keberhasilan sekolah menengah. Dalam proses pembelajaran keterampilan belajar keempat unsur itu diharapkan dapat muncul, sehingga peserta didik dapat mengalami proses internalisasi keterampilan belajar di dalam sikap belajarnya secara utuh dan sempurna sehingga dapat mengurangi kemungkinan kebuntuan dalam belajar (learning shutdown).  Tujuan pembelajaran keterampilan belajar adalah sebagai berikut: 



Meningkatkan efisiensi dan efektivitas pembelajaran







Menumbuhkan minat dan motivasi belajar







Membentuk peserta didik yang mandiri dalam belajar



C. Hubungan Konsep Belajar dan Keterampilan Belajar Dengan Tugas Guru dan Dukungan Terhadap Keberhasilan Belajar Peserta Didik Salah satu ciri dari mutu pendidikan yang baik adalah terciptanya proses pembelajaran yang baik dan dukungan terhadap keberhasilan belajar peserta didik (mulai dari perencanaan, pelaksanaan maupun evaluasi). Sebagai dampaknya, guru yang merupakan peran sentral dalam proses pembelajaran sudah sewajarnya dituntut



untuk lebih profesional dalam menjalankan fungsinya terhadap keberhasilan belajar peserta didik. Selain hal tersebut, perubahan dan perkembangan masyarakat yang semakin maju juga menuntut profesi guru menyesuaikan diri dengan perubahan dan kebutuhan masyarakat. Guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah. Guru adalah salah satu di antara faktor pendidikan yang memiliki peranan yang paling strategis, sebab gurulah yang seyogyanya paling menentukan terjadinya kegiatan belajar mengajar. Berdasarkan uraian di atas, pengetahuan dan keterampilan belajar mengajar tentu sangat dibutuhkan sebagai modal guru dalam mengerjakan tugas profesionalnya. Apabila seorang guru mengerjakan tugasnya berdasarkan pengetahuan, tindakan, dan keterampilan yang dimiliki tersebut dengan sangat baik maka guru tersebut akan dapat mengembangkan kemampuannya terhadap keberhasilan belajar peserta didik. Refrensi : "8 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teori 1. Konsep ...." http://eprints.poltekkesjogja.ac.id/822/5/Chapter2.doc.pdf. Diakses pada 18 Apr. 2021. "KONSEP PENGETAHUAN - dr. Suparyanto, M.Kes." 17 Feb. 2019, http://drsuparyanto.blogspot.com/2012/02/konsep-pengetahuan.html. Diakses pada 18 Apr. 2021. "(PDF) HUBUNGAN PENGETAHUAN PEDAGOGIK ... - ResearchGate." 23 Mar. 2019, https://www.researchgate.net/publication/331965462_HUBUNGAN_PENGETA HUAN_PEDAGOGIK_DENGAN_KOMPETENSI_PEDAGOGIK_SERTA_PE RBEDAANNYA_DI_SEKOLAH_NEGERI_DAN_SEKOLAH_SWASTA. Diakses pada 18 Apr. 2021.



2. Anda diminta melakukan kajian bersifat evaluatif terkait dengan sejumlah teoriteori



belajar dan sampaikan



hasil kajian dan simpulan dari hasil tersebut



didukung sumber pustaka.



Jawab : A. Teori Belajar Behavioristik Teori belajar behavioristik menekankan bahwa hasil belajar terbentuk dari adanya stimulus dan respon. Hasil belajar dapat dilihat dari perilaku yang nampak. Respon atau perilaku tertentu dengan menggunakan metode pelatihan atau pembiasaan semata. Berikut merupakan kelebihan dan kekurangan dari teori ini:  Kelebihan 



Membiasakan guru untuk bersikap jeli dan peka pada situasi dan kondisi belajar.







Metode behavioristik ini sangat cocok untuk memperoleh kemampuan yang menbutuhkan praktek dan pembiasaan yang mengandung unsur-unsur seperti: kecepatan, spontanitas, kelenturan, refleksi, daya tahan, dan sebagainya.







Guru tidak banyak memberikan ceramah sehingga murid dibiasakan belajar mandiri. Jika menemukan kesulitan baru ditanyakan kepada guru yang bersangkutan.







Teori ini cocok diterapkan



untuk melatih



anak-anak yang masih



membutuhkan dominansi peran orang dewasa, suka mengulangi dan harus dibiasakan, suka meniru dan senang dengan bentuk-bentuk penghargaan langsung seperti diberi permen atau pujian.  Kelemahan 



Proses belajar dipandang sebagai kegiatan yang diamati langsung, padahal belajar adalah kegiatan yang ada dalam system syaraf manusia yang tidak terlihat kecuali melalui gejalanya.







Proses belajar dipandang bersifat otomatis-mekanis sehingga terkesan seperti mesin atau robot, padahal manusia mempunyai kemampuan self regulation



dan self control yang bersifat kignitif. Sehingga dengan kemampuan ini, manusia bias menolak kebiasaan yang tidak sesuai dengan dirinya.Proses belajar manusia yang dianalogikan dengan hewan sangat sulit diterima, mengingat ada perbedaan yang cukup mencolok antara hewan dan manusia. B. Teori Belajar Humanistik Menurut teori humanistik, proses belajar harus dimulai dan ditujukan untuk kepentingan memanusiakan manusia itu sendiri. Oleh sebab itu, teori belajar humanistik sifatnya lebih abstrak dan lebih mendekati bidang kajian filsafat, teori kepribadian, dan psikoterapi, dari pada bidang kajian psikologi belajar. Teori humanistik sangat mementingkan isi yang dipelajari dari pada proses belajar itu sendiri serta lebih banyak berbicara tentang konsep-konsep pendidikan untuk membentuk manusia yang dicita-citakan, serta tentang proses belajar dalam bentuk yang paling ideal. Berikut kelemahan dan kelebihan dalam teori ini adalah sebagai berikut :  Kelebihan 



Kelebihan pertama yang dapat diperoleh dari ilmu psikologi humanistis adalah prinsipnya yang selalu mengedepankan sifat sifat dan aturan yang berakitan dengan demokratis, partisipasif dialogis, dan humanis sehingga sangat mengesankan menghargai seseorang dengan baik. Teori humanistik menjadi lebih baik dibandingkan teori belajar kognitif.







Kelebihan selanjutnya dari teori pembelajaran humanistik adalah dapat membuat suasana jadi semakin menghargai satu sama lain, Munculnya kebebasan untuk berpendapat tanpa dibatasi, dan kebebasan mengungkapkan batasan. Dengan begitu maka peserta didik dapat menjadi lebih kreatif. Ada banyak contoh penerapan psikologi humanistik dalam pembelajaran yang berhasil dilakukan dalam suasana saling menghargai.







Sebagai teori untuk memberikan pembelajaran yang baik berkaitan dengan kelebihan dan kekurangan teori humanitis, pendekatan demokratis, humanis seperti yang disebutkan sebelumnya dapat menjadikan pembelajaran lebih mendapatkan peran aktif dari peserta didik. Selain peran aktif, antar individu



juga dapat hidup bersama meskipun memiliki berbagai macam pertimbangan masing masing yang memicu perbedaan.  Kelemahan 



Kekurangan atau kelemahan yang pertama dalam teori belajar humanistik untuk mempelajari ilmu psikologi adalah pengujiannya yang dirasa tidak mudah atau dapat dikatakan cukup sulit. Bahkan kerap kali ditemukan kecurangan kecurangan yang menjadi sebuah tradisi.







Hal lainnya yang juga menjadi salah satu kekurangan dari teori humanistik dalam pembelajaran ilmu psikologis adalah adanya beberapa konsep yang masih dikatakan buram dan subjektif karena guru tidak dapat memberikan informasi yang jelas. Konsep yang masih buram tersebut dapat menjadi penghambat pembelajaran.







Kelemahan lain dari teori humanistik atau kreatifitas yang semakin bebas dan tanpa batas, kerap kali sering disalahgunakan untuk tujuan yang tidak sesuai dengan arah pendidikan. Kondisi ini terjadi ketika ada individu yang tidak bertanggung jawab ditengah tengah kelompo







Pembelajaran teori humanistik dapat menyebabkan adanya pemikiran yang tidak terpusat pada pokok permasalahan karena tiap individu diberikan kebebasan untuk dapat mengali potenisnya masing masing untuk menjawab persoalan yang diberikan.



C. Teori Belajar Kognitif Teori kognitif lebih mementingkan proses belajar dari pada hasil belajarnya. Teori ini mengatakan bahwa belajar tidak sekedar melibatkan hubungan antara stimulus dan respon, melainkan tingkah laku seseorang ditentukan oleh persepsi serta pemahamannya tentang situasi yang berhubungan dengan tujuan belajarnya. Teori kognitif juga menekankan bahwa bagian-bagian dari suatu situasi saling berhubungan dengan seluruh konteks situasi tersebut. Teori ini berpandangan bahwa belajar merupakan suatu proses internal yang mencakup ingatan, pengolahan informasi, emosi, dan aspek-aspek kejiwaan lainnya. Belajar merupakan aktivitas yang melibatkan proses berpikir yang sangat kompleks.



Berikut kelebihan dan kekurangan dari teori ini :  Kelebihan  Sebagian besar dalam kurikulum pendidikan negara Indonesia lebih menekankan pada teori kognitif yang mengutamakan pada pengembangan pengetahuan yang dimiliki pada setiap individu.  Pada metode pembelajaran kognitif pendidik hanya perlu memeberikan dasardasar dari materi yang diajarkan unruk pengembangan dan kelanjutannya deserahkan pada peserta didik, dan pendidik hanya perlu memantau, dan menjelaskan dari alur pengembangan materi yang telah diberikan.  Dengan menerapkan teori kognitif ini maka pendidik dapat memaksimalkan ingatan yang dimiliki oleh peserta didik untuk mengingat semua materi-materi yang diberikan karena pada pembelajaran kognitif salah satunya menekankan pada daya ingat peserta didik untuk selalu mengingat akan materi-materi yang telah diberikan.  Menurut para ahli kognitif itu sama artinya dengan kreasi atau pembuatan satu hal baru atau membuat suatu yang baru dari hal yang sudah ada, maka dari itu dalam metode belajar kognitif peserta didik harus lebih bisa mengkreasikan halhal baru yang belum ada atau menginovasi hal yang yang sudah ada menjadi lebih baik lagi.  Metode kognitif ini mudah untuk diterapkan dan juga telah banyak diterapkan pada pendidikan di Indonesia dalam segala tingkatan  Kelemahan 



Pada dasarnya teori kognitif ini lebih menekankan pada kemampuan ingatan peserta didik, dan kemampuan ingatan masing-masing peserta didik, sehingga kelemahan yang terjadi di sini adalah selalu menganggap semua peserta didik itu mempunyai kemampuan daya ingat yang sama dan tidak dibeda-bedakan.







Adakalanya juga dalam metode ini tidak memperhatikan cara peserta didik dalam mengeksplorasi atau mengembangkan pengetahuan dan cara-cara peserta didiknya dalam mencarinya, karena pada dasarnya masing-masing peserta didik memiliki cara yang berbeda-beda.







Apabila dalam pengajaran hanya menggunakan metode kognitif, maka dipastikan peserta didik tidak akan mengerti sepenuhnya materi yang diberikan







Jika dalam sekolah kejuruan hanya menggunakan metode kognitif tanpa adanya metode pembelajaran lain maka peserta didik akan kesulitan dalam praktek kegiatan atau materi.







Dalam



menerapkan



metode



pembelajran



kognitif



perlu



diperhatikan



kemampuan peserta didik untuk mengembangkan suatu materi yang telah diterimanya. D. Teori Belajar Kontruktivisme Teori konstruktivisme adalah metode pembelajaran yang lebih menekankan pada proses dan kebebasan dalam menggali pengetahuan serta upaya dalam mengkonstruksi pengalaman atau dengan kata lain teori ini memberikan keaktifan terhadap siswa untuk belajar menemukan sendiri kompetensi, pengetahuan atau teknologi, dan hal lain yang diperlukan guna mengembangkan dirinya sendiri. Dalam proses belajarnya pun, memberi kesempatan kepada siswa untuk mengemukakan gagasannya dengan bahasa sendiri, untuk berpikir tentang pengalamannya, sehingga siswa menjadi lebih kreatif dan imajinatif serta dapat menciptakan lingkungan belajar yang kondusi. Berikut adalah kelebihan dan kekurangan dari teori ini :  Kelebihan 



Berfikir artinya, Dalam proses membina pengetahuan baru murid diajarkan berfikir untuk menyelesaikan masalah atau sebuah studi kasus dan dapat mengembangkanya menjadi sebuah ide atau membuat keputusan.







Faham artinya, Dalam proses pembelajaran murid harus terlibat langsung dalam mengembangkan sebuah pengetahuan baru, sehingga peserta didik akan lebih faham dan boleh mengaplikasikanya dalam sebuah situasi.







Daya ingat artintya, pada dasarnya dalam proses belajar murid harus terlibat secara langsung dengan aktif, sehingga mereka akan ingat lebih lama semua konsep yang ada yakni dengan cara murid melakukan pendekatan membina



sendi kehafaman mereka. Dengan cara itu mereka akan yakin dalam menghadapi dan menyelesaikan masalah dalam situasi baru. 



Kemahiran sosial artinya, dalam proses belajar kemahiran sosial diperoleh apabila seorang murid berinteraksi dengan guru dan rekan dalam membina pengetahuan baru.



 Kelemahan 



Kadang guru itu tidak memperhatikan muridnya secara keseluruhan misalkan guru tidak pernah memberi kesempatan pada peserta didiknya untuk menyelesaikan suatu masalah atau berdiskusi sehingga peserta didik hanya mendapat pembelajaran yang itu-itu saja, jadi pola pikir peserta didik tidak berkembang.







Tidak semua guru atau pendidik itu mempunyai karakter atau sifat yang sama, pada dasarnya guru hanya memberi penjelasan saja saat pembelajaran sehingga peserta didik dituntut untuk hanya memahami saja tanpa terlibar secara langsung dalam mengaplikasikan sebuah situasi baru.







Membahas tentang sifat seorang guru, guru seharusnya tidak berperan sebagai orang yang kaku dan harus ditakuti, guru seharusnya berperan sebagai teman bagi peserta didiknya sehingga peserta didik dapat beriteraksi dengan baik dalam membina pengetahuan baru.







Pada dasarnya guru itu dijadikan sebuah panutan bagi peserta didiknya maka dari itu guru tidak diwajibkan memberi contoh yang negativ kepada peserta didiknya, kadang ada guru yang memiliki sifat yang buruk yaitu sering berkata kotor atau kasar di depan peserta didiknya, itu sangat dilarang dalam aturan etika seorang guru, karena apabila itu dihadapkan pada anak usia sekolah dasar sangat tidak pantas untuk dilakukan.







Apabila peserta didik tidak dilibatkan dalam pembelajaran praktik maka daya ingat dan pengetahuan peserta didik tidak akan berkembang dengan baik, dan apabila diberi materi baru pasti materi sebelumnya akan dilupakan. Dari teori-teori belajar yang telah diuraikan di atas, keberhasilan sekolah



dalam pencapaian tujuan pendidikan juga ditentukan oleh seberapa besar sekolah



mampu menyerap per- tumbuhan teknologi yang berkembang sesuai dengan kapasitasnya seperti yang diuraikan dalam teori konstruktivisme. Penggunaan teori-teori belajar dan hubungannya dengan teknologi adalah adanya penggunaan media pembelajaran dalam meningkatkan tujuan pembelajaran serta kerangka berpikir



dalam kelas atau



disebut



KBM. Hal



ini



juga



merupakan strategi



pembelajaran yang dapat menarik minat siswa untuk berpartisipasi aktif dalam kelas. Refrensi : "Teori Pembelajaran (Pengertian, Kelebihan, Kelemahan, dan Peran ...." 22 Des.2018,http://evielvi.blogspot.com/2014/12/teori-pembelajaranpengertian-kelebihan.html. Diakses pada 17 Apr. 2021. "(PDF) HUBUNGAN PENGETAHUAN PEDAGOGIK ... - ResearchGate." 23 Mar.2019,https://www.researchgate.net/publication/331965462_HUBUNG AN_PENGETAHUAN_PEDAGOGIK_. Diakses pada 21 Apr. 2021 "Kelebihan Dan Kekurangan Teori Humanistik ... - Dosen Psikologi." 18 Jul. 2019,https://dosenpsikologi.com/kelebihan-dan-kekurangan-teorihumanistik. Diakses pada 17 Apr. 2021. 3. Anda diminta menyampaian hasil kajian teoritis tentang Hakekat Belajar dan kaitannya dengan anda sebagai calon guru biologi dan kebermanfaatanya bagi calon guru tersebut.



Jawab : 1. Hakikat Belajar  Pengertian belajar Belajar pada hakikatnya adalah proses interaksi terhadap semua situasi yang ada di sekitar individu. Pada dasarnya, dalam pengertian yang umum dan sederhana, belajar seringkali diartikan sebagai akitivitas untuk memperoleh pengetahuan.



Belajar dalam pengertian lain yakni proses perubahan perilaku seseorang. Seperti James (Djamarah, Syaiful, Psikologi Belajar, Rineka Cipta,(1999, hlm.6) yang menuliskan belajar adalah proses dimana tingkah laku ditimbulkan atau diubah melalui latihan atau pengalaman. Akan tetapi, dari pengertian belajar tersebut, tidak semua proses dalam hidup manusia yang mengalami perubahan dapat dikatakan belajar, seperti halnya pertumbuhan fisik seseorang yang mengalami perubahan tidak termasuk dlam kategori belajar. Belajar merupakan proses manusia untuk mencapai berbagai macam kompetensi, keterampilan, dan sikap. Usaha untuk mencapai kepandaian atau ilmu merupakan usaha manusia untuk memenuhi kebutuhannya, mendapatkan ilmu atau kepandaian yang belum dipunyai sebelumnya. Slameto (2003:13) menyatakan “belajar merupakan suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya”.  Prinsip Belajar Menurut Dimyati dan Mudjiono (2006, hlm. 42) prinsip belajar yang dapat dikembangkan dalam proses belajar, diantaranya: a) Perhatian dan motivasi, Perhatian mempunyai peranan yang penting dalam kegiatan belajar. dari kajian teori belajar pengolahan informasi terungkap bahwa tanpa adanya perhatian tak mungkin terjadi belajar (Gagedan Berlin, 1984, hlm.335) Motivasi mempunyai kaitan yang erat dengan minat. Siswa yang memiliki minat terhadap sesuatu bidang studi tertentu cenderung tertarik perhatiannya dan dengan demikian timbul motivasinya untuk mempelajari bidang tersebut. Motivasi juga dipengaruhi oleh nilai-nilai yang dianggap penting dalam kehidupannya. b) Keaktifan, Thorndike mengemukakan keaktifan siswa dalam belajar dengan hukum “law of exercise”-nya yang menyatakan bahwa belajar memerlukan adanya latihanlatihan. c) Keterlibatan Langsung/ Berpengalaman, Edgar Dale dalam penggolongan pengalaman belajar yang dituangkan dalam kerucut pengalamannya mengemukakan bahwa belajar yang paling baik adalah belajar melalui pengalaman langsung.



d) Pengulangan, Dengan mengadakan pengulangan maka daya tersebut akan berkembang. e) Tantangan, bertujuan agar pada anak timbul motif yang kuat untuk mengatasi hambatan dengan baik maka bahan belajar haruslah menantang. Tantangan yang dihapadi dalam bahan belajar membuat siswa bergairah untuk mengatasinya. f) Balikan dan Penguatan, Siswa akan belajar lebih bersemangat apabila mengalami dan mendapatkan hasil yang baik. hasil, apalagi hasil yang baik, akan merupakan balikan yang menyenangkan dan berpengaruh baik bagi usaha belajar selanjutnya. g) Perbedaan Individual, perbedaan individu perlu diperhatikan oleh guru dalam upaya pembelajaran karena setiap peserta didik memiliki individual yang berbeda-beda. Dari beberapa prinsip yang ada maka dapat disimpulkan bahwa dalam pelaksanaanya belajar tidak bisa dilakukan dengan sembarang atau tanpa tujuan dan arah yang baik, agar aktivitas belajar yang dilakukan dalam proses belajar pada upaya perubahan dapat dilakukan dan berjalan dengan baik, diperlukan prinsipprinsip yang dapat dijadikan sebagai acuan dalam belajar. Prinsip-prinsip ditujukan pada hal-hal penting yang harus dilakukan guru agar terjadi proses belajar yang baik. prinsip belajar juga memberikan arah tentang apa saja yang sebaiknya dilakukan oleh para guru agar para siswa dapat berperan aktif dalam proses pembelajaran.  Tujuan Belajar Tujuan belajar merupakan usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif dapat mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, dan akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara. 2. Hubungan antara hakikat belajar dengan calon guru serta manfaatnya. Sebagai calo guru tentunya sangat penting ntuk mengetahui dan mempelajari apa itu hakikat belajar, karena belajar pada dasarnya adalah aktifitas mental atau psikis yang terjadi karena adanya interaksi aktif antara individu dengan lingkungannya yang menghasilkan perubahan-perubahan dan menghasilkan perubahan-perubahan dalam pengatahuan, pemahaman, ketrampilan, sikap dan kebiasaan yang bersifat



relatif tetap dalam aspek-aspek berupa kognitif, psikomotor dan afektif yang disebabkan oleh pengalaman. Perubahan tersebut dapat berubah sesuatu yang sama sekali baru atau penyempurnaan atau dengan kata lain dari hasil belajar yang telah di peroleh sebelumnya. Dengan memahami konsep dari hakikat belajar, maka calon guru dapat mengetahui bagaimana pengetahuan, keterampilan, kebiasaan, nilai, sikap, tingkah laku dan kepribadian dari peserta didiknya nanti. Refrensi : "BAB II KAJIAN TEORITIS A. Kajian Teori 1. Hakikat ... - repo unpas." http://repository.unpas.ac.id/12961/4/BAB%202.pdf. Diakses pada 18 Apr. 2021. "BAB II KAJIAN TEORI A. Hakikat Belajar 1. Pengertian ... - eprints." http://eprints.umk.ac.id/1794/3/BAB_II.pdf. Diakses pada 18 Apr. 2021. 4. Berikan penjelasan menyeluruh hasil kajian secara filosofis tentang Hakekat Pembelajaran KHUSUSNYA PEMBELAJARAN SAINS dan kaitannya dengan anda sebagai calon guru biologi serta kebermanfaatanya bagi calon guru tersebut. Jawab :  Hakikat Pembelajaran IPA Guru sains mengajak siswa secara efektif dalam mempelajari sejarah, filosofi dan praktik sains. Guru-guru sains memberi peluang siswauntuk membedakan sains dari non-sains, memahami evolusi dan praktik sains sebagai usaha manusia, dan secara kritis menganalisis tuntutan yang dibuat dalam memahami sains. Upaya untuk mewujudkannya, maka siswa disiapkan untuk diberi hakikat sains dengan demikian guru-guru sains harus menunjukkan bahwa mereka: 



Memahami sejarah dan budaya perkembangan sains dan evolusi pengetahuan beserta disiplinnya,







Memahami secara filosofis prinsip-prinsip, asumsi-asumsi, tujuantujuan dan nilainilai yang membedakan sains dari teknologi dan dari cara-cara lain dalam memahami dunia,







Mengajak siswa-siswa secara berhasil dalam belajar hakikat sains yang terkait, menganalisis secara kritis kesalahan atau keragu-raguan tuntutan yang dibuat dalam menamai sains.(NSTA, 2003: 16) sebagai calon guru atau bukan calon guru, harus memiliki pengetahuan tentang hakikat sains, karena merupakan suatu aspek standar dan untuk mahasiswa calon guru harus memiliki keterampilan-keterampilan yang diperlukan untuk mengajak siswa-siswa secara kritis menganalisis keputusan ilmiah atau semi ilmiah dalam cara yang tepat. Calon guru sains harus melipat gandakan kesempatan untuk mempelajari dan menganalisis literatur yang berhubungan dengan sejarah dan hakikat sains. Calon guru sains perlu menganalisis, mendiskusikan dan berdebat tentang topiktopik dan laporan-laporan dalam media yang berhubungan dengan hakikat sains dan pengetahuan ilmiah dalam pembelajaran dan seminar-seminar yang bertema tidak hanya dalam konteks pendidikan. Refrensi : "BAB



II



KAJIAN



PUSTAKA



A.



Deskripsi



Teori



1.



Hakikat



...."



http://eprints.uny.ac.id/47578/3/BAB%20II%20Kajian%20Pustaka.pdf. Diakses pada 21 Apr. 2021. 5. Berikan penjelasan bentuk kajian terkait dengan Hakekat belajar dan pembelajaran daring dan bauran secara menyeluruh.



Jawab : A. Daring Daring merupakan singkatan dari “dalam jaringan” sebagai pengganti kata online yang sering kita gunakan dalam kaitannya dengan teknologi internet. Daring adalah terjemahan dari istilah online yang bermakna tersambung ke dalam jaringan internet. Pembelajaran daring artinya adalah pembelajaran yang dilakukan secara online, menggunakan aplikasi pembelajaran maupun jejaring sosial. Pembelajaran daring merupakan pembelajaran yang dilakukan tanpa melakukan tatap muka, tetapi melalui platform yang telah tersedia. Segala bentuk materi pelajaran didistribusikan secara online, komunikasi juga dilakukan secara online,



dan tes juga dilaksanakan secara online. Sistem pembelajaran melalui daring ini dibantu dengan beberapa aplikasi, seperti Google Classroom, Google Meet, Edmudo dan Zoom. Kendati demikian, seiring perjalanan waktu sudah muncul banyak permasalahan. Di antaranya tugas guru yang terlalu banyak sampai keluhan soal kuota dan jaringan internet. Untuk itu keberhasilan pembelajaran daring tersebut



perlu adanya



kerjasama sinergis antara guru, sekolah, orang tua, dan peserta didik. Sekolah perlu menaruh kepedulian kepada orang tua peserta didik yang tidak mampu membeli kuota atau tidak memiliki ponsel memadai dengan memfasilitasi, agar pembelajaran daring bisa berjalan optimal.  Prinsip Pembelajaran Daring Secara proses, sebenarnya model pembelajaran secara Daring ini sudah diatur dalam Permendikbud no. 22 tahun 2016 tentang Standar Proses dengan prinsip sebagai berikut: 1) Dari peserta didik diberi tahu menuju peserta didik mencari tahu 2) Dari guru sebagai satu-satunya sumber belajar menjadi belajar berbasis aneka sumber belajar 3) Dari pendekatan tekstual menuju proses sebagai penguatan penggunaan pendekatan ilmiah 4) Dari pembelajaran berbasis konten menuju pembelajaran berbasis kompetensi 5) Dari pembelajaran parsial menuju pembelajaran terpadu 6) Dari pembelajaran yang menekankan jawaban tunggal menuju pembelajaran dengan jawaban yang kebenarannya multi dimensi 7) Dari pembelajaran verbalisme menuju keterampilan aplikatif 8) Peningkatan dan keseimbangan antara keterampilan fisikal (hardskills) dan keterampilan mental (softskills) 9) Pembelajaran yang mengutamakan pembudayaan dan pemberdayaan peserta didik sebagai pembelajar sepanjang hayat 10) Pembelajaran yang menerapkan nilai-nilai dengan memberi keteladanan (ing ngarso sung tulodo), membangun kemauan (ing madyo mangun karso), dan



mengembangkan kreativitas peserta didik dalam proses pembelajaran (tut wuri handayani) 11) Pembelajaran yang berlangsung di rumah di sekolah, dan di masyarakat 12) Pembelajaran yang menerapkan prinsip bahwa siapa saja adalah guru, siapa saja adalah peserta didik, dan di mana saja adalah kelas 13) Pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas pembelajaran 14) Pengakuan atas perbedaan individual dan latar belakang budaya peserta didik. Apabila prinsip pembelajaran di atas diselaraskan dengan 4 pilar pendidikan yang disusun oleh UNESCO, yaitu : 



Learning to Know (belajar untuk mengetahui)







Learning to Do (belajar untuk melakukan sesuatu)







Learning to Be (belajar untuk menjadi sesuatu), dan







Learning to Live Together (belajar untuk hidup bersama) Maka saat ini adalah kesempatan paling tepat untuk mengatur ulang arah



dunia pendidikan kita yang selama sudah tersesat jauh dari tujuan.Jika para pendidik dan orangtua memahami bahwa keterampilan-keterampilan tersebut yang dibutuhkan untuk dikembangkan dalam diri para peserta didik dalam menghadapi tantangan di abad ke-21 ini, maka model pembelajaran dapat diarahkan agar bermuara ke sana. Salah satu tujuan pembelajaran termasuk daring ini adalah pencapaian kompetensi peserta didik yang dikenal dengan 4 C, yaitu: 



Critical thinking (berpikir kritis) yang mengarahkan peserta didik untuk untuk dapat menyelesaikan masalah (problem solving).







Creativity thinking (berpikir kreatif) dapat dimaknai guru dapat mendampingi peserta didik yang memiliki kreativitas tinggi mampu berpikir dan melihat suatu masalah dari berbagai sisi atau perspektif.







Collaboration (bekerja sama atau berkolaborasi). Aktivitas ini penting diterapkan dalam proses pembelajaran agar peserta didik mampu dan siap untuk bekerja sama dengan siapa saja dalam kehidupannya mendatang.







Communication (berkomunikasi) dapat dimaknai sebagai kemampuan peserta didik dalam menyampaikan ide dan pikirannya secara cepat, jelas, dan efektif (Direktorat PSMK, 2019). Untuk itu keberhasilan pembelajaran daring tersebut perlu adanya kerjasama



sinergis antara guru, sekolah, orang tua, dan peserta didik. Sekolah perlu menaruh kepedulian kepada orang tua peserta didik yang tidak mampu membeli kuota atau tidak memiliki ponsel memadai dengan memfasilitasi, agar pembelajaran daring bisa berjalan optimal. Di samping itu, kesuksesan pembelajaran daring ini tergantung pada kedisiplinan semua pihak. Oleh karena itu, pihak sekolah di sini perlu membuat skema dengan menyusun manajemen yang baik dalam mengatur sistem pembelajaran daring. Hal ini dapat dilakukan dengan membuat jadwal yang sistematis, terstruktur dan simpel untuk memudahkan komunikasi orang tua dengan sekolah agar putra-putrinya yang belajar di rumah dapat terpantau secara efektif. B. Bauran (Blended Learning) Blended



Learning



merupakan



keterampilan



memadukan



keunggulan



pembelajaran tatap muka di kelas dan e-learning online ataupun offline. Penggabungan



berbagai keunggulan pembelajaran berbasis internet (e-learning



online), berbasis multimedia (e-learning offline) dan pemanfaatan



teknologi



mobile (mobile learning) dengan pembelajaran tatap muka (face-to-face) pada akhirnya diharapkan meningkatkan kreativitas peserta didik. Kreativitas menjadi sangat penting, oleh karena itu misi lembaga pendidikan adalah mendidik generasi bangsa kelak menjadi manusia-manusia kreatif dan inovatif yang berkarakter. Menurut Jared A. Carman, (2005), ada lima kunci untuk melaksanakan pembelajaran dengan menggunakan blended learning a) Live Event, pembelajaran langsung atau tatap muka (instructor-led instruction) secara sinkronous dalam waktu dan tempat yang sama (classroom) ataupun waktu



sama tapi tempat berbeda (seperti virtual classroom). Bagi beberapa orang tertentu, pola pembelajaran langsung seperti ini masih menjadi pola utama. Namun demikian, pola pembelajaran langsung inipun perlu didesain sedemikian rupa untuk



mencapai



tujuan



sesuai



kebutuhan.



Pola



ini,



juga



bisa



saja



mengkombinasikanteori behaviorisme, kognitivism dan konstructivism sehingga terjadi pembelajaran yang bermakna. b) Self-Paced Learning, yaitu mengkombinasikan dengan pembelajaran mandiri (selfpaced learning) yang memungkinkan peserta belajar belajar kapan saja, dimana saja dengan menggunakan berbagai konten (bahan belajar) yang dirancang khusus untuk belajar mandiri baik yang bersifat text-based maupun multimedia-based (video, animasi, simulasi, gambar, audio, atau kombinasi dari kesemuanya). Bahan belajar tersebut, dalam konteks saat ini dapat didelivered secara online (via web maupun via mobile device dalam bentuk: streaming audio,streaming video, ebook, dll) maupun offline (dalam bentuk CD, cetak, dll). c) Collaboration, mengkombinasikan kolaborasi, baik kolaborasi pengajar, maupun kolaborasi antar peserta belajar yang kedua-duanya bisa lintas sekolah/kampus. Dengan demikian, perancang blended learning harus meramu bentuk-bentuk kolaborasi, baik kolaborasi antar teman sejawat atau kolaborasi antar peserta belajar dan pengajar melalui tool-tool komunikasi yang memungkinkan seperti chatroom, forum diskusi, email, website/webblog, listserv, mobile phone. Tentu saja kolaborasi diarahkan untuk terjadinya konstruksi pengetahuan dan keterampilan melalui proses sosial atau interaksi sosial dengan orang lain, bisa untuk pendalaman materi, problem solving, project-based learning, dll d) Assessment, dalam blended learning perancang harus mampu meramu kombinasi jenis assessmen baik yang bersifat tes maupun non-tes, atau tes yang lebih bersifat otentik (authentic assessment/portfolio) dalam bentuk project, produk dll. Disamping itu, juga pelru mempertimbangkan ramuan antara bentuk-bentuk assessmen online dan assessmen offline. Sehingga memberikan kemudahan dan fleksibilitas peserta belajar mengikuti atau melakukan assessmen tersebut.



e) Performance Support Materials, jika kita ingin mengkombinasikan antara pembelajaran tatap muka dalam kelas dan tatap muka virtual, pastikan sumber daya untuk mendukung hal tersebut siap atau tidak, ada atau tidak. Bahan belajar disiapkan dalam bentuk digital, apakah bahan belajar tersebut dapat diakses oleh peserta belajar baik secara offline (dalam bentuk CD, MP3, DVD, dll) maupun secara online. Atau, jika pembelajaran online dibantu dengan suatu Learning / Content Management System (LCMS), pastikan juga bahwa aplikasi sistem ini telah terinstal dengan baik, mudah diakses, dan lain sebagainya.  Apa bila saja blended learning ini dapat dilaksanakan dengan baik dan benar, maka paling tidak ada tiga manfaat yang dapat diperoleh, yaitu : 



Meningkatkan hasil pembelajaran melalui pendidikan jarak jauh







Meningkatkan kemudahan belajar sehingga siswa menjadi puas dalam belajar melalui pendidikan jarak jauh, dan







Mengurangi biaya pembelajaran.



 Kelebihan blended learning adalah sebagai berikut : 



Pembelajaran terjadi secara mandiri dan konvensional, yang keduanya memiliki kelebihan yang dapat saling melengkapi.







Pembelajaran lebih efektif dan efisien.







Meningkatkan aksesbiltas. Dengan adanya blended learning maka peserta belajar semakin mudah dalam mengakses materi pembelajaran.







Proses belajar mengajar tidak hanya tatap muka, namun menambah waktu pembelajaran dengan memanfaatkan teknologi dunia maya.







Mempermudah dan mempercepat proses komunikasi non-stop antara pengajar dan siswa.



 Kekurangan blended learning adalah sebagai berikut : 



Media yang dibutuhkan sangat beragam, sehingga sulit diterapkan apabila sarana dan prasarana tidak



mendukung. Kurangnya pengetahuan



masyarakat terhadap penggunaan teknologi. 



Blended learning masih sulit digunakan dalam mata pelajaran eksakta.







Tidak meratanya fasilitas yang dimiliki pelajar, seperti komputer dan akses internet



Refrensi : "Efektifitas Pembelajaran Daring Dalam Kegiatan Belajar Dan ...." 12 Agu. 2020,



https://bdkjakarta.kemenag.go.id/berita/efektifitas-pembelajaran-



daring-dalam-kegiatan-belajar-dan-mengajar-untuk-mencapai-tujuanketerampilan-abad-21. Diakses pada 21 Apr. 2021. "BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Tinjauan Tentang Model-Model ...." http://repo.iain-tulungagung.ac.id/12147/5/BAB%20II.pdf. Diakses pada 21 Apr. 2021. "PENERAPAN SISTEM PEMBELAJARAN DARING DAN LURING DI ...." 23



Agu.



2020,



https://www.stit-alkifayahriau.ac.id/penerapan-sistem-



pembelajaran-daring-dan-luring-di-tengah-pandemi-covid-19/.



Diakses



pada 21 Apr. 2021. 6. Bagaimanakah kondisi pembelajaran yang harus dikreasi oleh seorang guru biologi terkait tagihan pengetahuan, sikap dan keterampilan di abad 21, revolusi industry 4.0 yang harus dikembangkan guru melalui proses pembelajaran. Jawab : Revolusi industri kini telah memasuki babak baru. Yakni telah berada pada revolusi industri 4.0. Di mana industri adalah proses produksi yang terjadi di seluruh dunia dengan mengombinasikan tiga unsur penting, yakni manusia, mesin/robot, dan big data.Kombinasi tiga unsur ini, akan menggerakkan seluruh produksi menjadi lebih efektif serta lebih cepat dan masif. Tak terkecuali, lembaga pendidikan saat ini juga menghadapi tantangan yang tak ringan, Menghadapi tantangan yang besar ini, maka pendidikan, dalam hal ini SMK harus dituntut untuk berubah. Untuk itu, salah satu cara dalam menghadapi revolusi industri 4.0 adalah adanya kesadaran pelajar dalam menguasai keahlian atau skill untuk melahirkan tenaga kerja yang profesional,Dalam rangka menghasilkan generasi hebat sebagai modal sebagai



antisipasi revolusi industri 4.0 inilah, maka menjadi sangat wajar kalau kemudian dunia pendidikan menerapkan pembelajaran abad 21. Dalam rangka menghasilkan generasi hebat sebagai modal sebagai antisipasi revolusi industri 4.0 inilah, maka menjadi sangat wajar kalau kemudian dunia pendidikan menerapkan pembelajaran abad 21. Diterapkannya pembelajaran abad 21, diharapkan menghasilkan lulusan dari generasi produktif yang memiliki kualitas dan skill hebat. Guna menghadapi tantangan revolusi industri 4.0. Refrensi : "Pembelajaran Abad 21 sebagai Solusi Menghadapi Revolusi ...." 2 Agu. 2019, https://radarkudus.jawapos.com/read/2019/08/02/149209/pembelajaran-abad-21sebagai-solusi-menghadapi-revolusi-industri-40. Diakses pada 21 Apr. 2021. 7. Anda diminta mengkaji bersifat analisis tentang tingkatan hasil Belajar kognitif (dimensi kognitif dan pengetahuan) menurut Anderson dihubungkan dengan kondisi peserta didik di tingkat SMA. Jawab :  Tipe Hasil Belajar bidang Kognitif 



Tipe hasil belajar pegetahuan hafalan (Knowledge), Tipe hasil belajar ini temasuk tipe hasil belajar tingkat rendah jika dibandingkan dengan tipe hasil belajar lainnya. Namun tipe hasi belajar ini penting sebagai prasyarat untuk menguasai dan mempelajari tipe hasil belajar lainnya.







Tipe Hasil Belajar Pemahaman (Comprehention), Tipe hasil belajar pemahaman lebih tinggi satu tingkat dari tipe hasil belajar pengetahuan hafalan. Pemahaman memerlukan kemampuan menangkap makna dari suatu konsep. Untuk itu diperlukan adanya hubungan atau tautan antara konsep dengan makna yang ada dalam konsep tersebut.







Tipe Hasil Belajar Penerapan (aplikasi) Tipe hasil belajar ini memerlukan kesanggupan menerapkan, dan mengabstraksi suatu konsep, ide, rumus, hukum dalam situasi baru.







Tipe Hasil Belajar Analisis, Analisis merupakan tipe hasil belajar yang kompleks, yang memanfaatkan unsur tipe hasil belajar sebelumnya, yakni pengetahuan, pemahaman, dan aplikasi.







Tipe Hasil Belajar Sintesis Sintesis adalah lawan dari analisis. Analisis ditekankan pada kesanggupan menguraikan suatu integritas menjadi bagian yang bermakna sedangkan sintesis merupakan kesanggupan meyatuhkan unsur atau bagian menjadi satu integritas. Tipe hasil sintesis memerlukan kemampuan hafalan, pemahaman, aplikasi, dan analisis.







Tipe Hasil Belajar Evaluasi, Evaluasi merupakan kesanggupan memberikan keputusan tentang nilai sesuatu berdasarkan judgment yang dimilikinya, dan kriteria yang dipakainya. Tipe hasil belajar ini dikategorikan paling tinggi, karena diperlukan kemampuan yang mendahuluinya, yakni kemampuan hafalan, pemahanan, aplikasi, analisis, sintesis.



 Tujuan kognitif berorientasi kepada kemampuan “berfikir”, mencakup kemampuan intelektual yang lebih sederhana, yaitu “mengingat”, sampai dengan kemampuan untuk memecahkan suatu masalah (problem solving) jika dihubungkan dengan kondisi peserta didik di tingkat SMA maka kemampuan kognitif ini dapat menuntut peserta didik untuk memecahkan masalah tersebut. Sebagaimana disebutkan sebelumnya tujuan kognitif ini paling sering digunakan dalam proses instruksional. Refrensi : "BAB II KAJIAN TEORI A. Hakikat Hasil Belajar 1. Hasil Belajar Mc ...." http://digilib.uinsby.ac.id/3967/5/Bab%202.pdf. Diakses pada 21 Apr. 2021. 8. Anda diminta mengkaji bersifat evgaluatif tentang tingkatan hasil sikap dihubungkan dengan kondisi peserta didik di tingkat SMA. Jawab :  Definisi Sikap Sikap adalah keadaan mental dan saraf dari kesiapan yang diatur melalui pengalaman yang memberikan pengaruh dinamik atau terarah terhadap respon



individu pada semua objek dan situasi yang berkaitan dengannya (Widayatun, 1999). Menurut Notoatmodjo (2003) sikap merupakan reaksi atau respon yang masih tertutup dari seseorang terhadap suatu stimulus atau objek. Manifestasi sikap itu tidak dapat langsung dilihat, tetapi hanya dapat ditafsirkan terlebih dahulu dari perilaku yang tertutup. Sikap merupakan kesiapan untuk bereaksi terhadap objek di lingkungan tertentu sebagai suatu penghayatan terhadap objek.  Tingkatan sikap menurut Notoatmodjo (2003) adalah sebagai berikut : 



Menerima (receiving), Menerima dapat diartikan bahwa orang (subjek) mau dan mempertahankan stimulus yang diberikan (objek)







Merespon (responding), Memberikan jawaban apabila ditanya, mengerjakan dan menyelesaikan tugas yang diberikan adalah suatu indikasi dari sikap. Karena dengan suatu usaha untuk menjawab pertanyaan atau mengerjakan tugas yang diberikan, terlepas dari pekerjaan itu benar atau salah, adalah berarti orang menerima ide tersebut.







Menghargai (valuing) Indikasi sikap ketiga adalah mengajak orang lain untuk mengerjakan atau mendiskusikan suatu masalah.







Bertanggung jawab (responsible) Sikap yang paling tinggi adalah bertanggung jawab atas segala sesuatu yang telah dipilihnya dengan segala resiko.



 Pengukuran sikap dapat dilakukan secara langsung atau tidak langsung.Secara langsung dapat ditanyakan bagaimana pendapat atau pernyataan responden terhadap suatu objek. Sedangkan secara tidak langsung dapat dilakukan dengan pertanyaan-pertanyaan hipotesis, kemudian ditanyakan pendapat responden. Dan biasanya jawaban berada dalam rentang antara sangat setuju sampai sangat tidak setuju. 9. Anda diminta mengkaji bersifat evaluatif tentang tingkatan hasil Belajar keterampilan dihubungkan dengan kondisi peserta didik di tingkat SMA. Jawab : Hasil belajar merupakan kemampuan yang diperoleh anak setelah melalui kegiatan pembelajaran. Dalam kegiatan belajar mengajar guru menetapkan beberapa tujuan pembelajaran. Siswa yang berhasil dalam belajar adalah berhasil mencapai tujuan –



tujuan pembelajaran atau tujuan intruksional jika dihubungkan dengan kondisi peserta didik di tingkat SMA hasil belajar ini sangat berpengaruh penting agar nantinya siswa dapat mengetahui sampai mana kemapuannya. Refrensi : "BAB II KAJIAN TEORI A. Hakikat Hasil Belajar 1. Hasil Belajar Mc ...." http://digilib.uinsby.ac.id/3967/5/Bab%202.pdf. Diakses pada 21 Apr. 2021. 10. Jawaban :  Level 1: Retrieval Melibatkan pengakuan sederhana, recall, atau pelaksanaan pengetahuan. Tidak ada harapan bahwa siswa akan mengetahui pengetahuan secara mendalam, dapat mengidentifikasi struktur dasar pengetahuan (atau elemen versus yang tidak beragamnya), atau menggunakannya untuk mencapai tujuan kompleks. Ini semua adalah harapan untuk tingkat taksonomi baru yang lebih tinggi.  Level 2: Pemahaman Proses pemahaman memerlukan lebih dari siswa daripada melakukan proses pengambilan pengetahuan. Dimana pengambilan pengetahuan melibatkan pengakuan, recall, atau pelaksanaan pengetahuan seperti yang dipelajari, pemahaman melibatkan integrasi dan representasi simbolis yang lebih penting versus aspek yang kurang penting dari pengetahuan itu.  Level 3: Analisis Proses analisis melibatkan pengetahuan yang memeriksa dengan rincian halus dan, sebagai hasilnya, menghasilkan kesimpulan baru. Ada lima proses analisis: (1) Pencocokan, (2) mengklasifikasikan, (3) menganalisis kesalahan, (4) Generalisasi, dan (5) menentukan.  Level 4: Pemanfaatan Pengetahuan Bila menggunakan pengetahuan tekanan barometrik untuk membantu membuat keputusan (proses pemanfaatan pengetahuan) tentang apakah akan melakukan pesta di dalam rumah atau di luar ruangan, fokusnya adalah pada partai yang bertentangan dengan tekanan barometrik per se. Ada empat proses aplikasi pengetahuan: (1)



pengambilan keputusan, (2) pemecahan masalah, (3) bereksperimen, dan (4) menyelidiki.  Level 5: Metakognisi Ada empat kategori proses metakognitif: (1) menentukan tujuan, (2) pemantauan proses, (3) penyertaan, dan (4) akurasi pemantauan.  Level 6: Pemikiran diri sendiri Pemikiran sistem self-probling melibatkan empat aspek: (1) Memeriksa kepentingan, (2) Memeriksa khasiat, (3) memeriksa respons emosional, dan (4) memeriksa motivasi. Refrensi : (Marzano dan Kendall Dalam Buku The New Taxonomy Of Educationonal Objectives).



Surat pernyataan bahwa saya Nama : Dea Nirmala Fitri NIM : E1A020014 Dalam ujian ini tidak mencontek, apabila mencontek saya siap menanggung dosanya.