15 0 1 MB
Menganalisis dan Menghitung stuktur komunitas Vegetasi Mangrove yang terdapat di Tanjung Batu Kelurahan Pantai Amal Lama, Kecamatan Tarakan Timur, Kota Tarakan A. Dasar Teori Kata mangrove adalah kombinasi antara bahasa Portugis, Mangue dan bahasa Inggris, Grove. Adapun dalam bahasa Inggris kata Mangrove digunakan untuk menunjuk komunitas tumbuhan yang tumbuh di daerah jangkauan pasangsurut maupun untuk individu – individu spesies tumbuhan yang menyusun komunitas tersebut. Sedangkan dalam bahasa Portugis kata Mangrove digunakan untuk menyatakan individu spesies tumbuhan tersebut. Hutan mangrove adalah hutan yang tumbuh di muara sungai, daerah pasang surut atau tepi laut. Tumbuhan manggrove bersifat unik karena merupakan gabungan dari ciri-ciri tumbuhan yang hidup di darat dan di laut. Umumnya mangrove mempunyai sistem perakaran yang menonjol yang disebut akar nafas (pneumatofor). Sistem perakaran ini merupakan suatu cara adaptasi terhadap keadaan tanah yang miskin oksigen atau bahkan anaerob. Mangrove memiliki karakteristik yang dipengaruhi oleh topografi pantai baik estuari atau muara sungai, dan daerah delta yang terlindung. Daerah tropis dan sub tropis mangrove merupakan ekosistem yang terdapat di antara daratan dan lautan. Pada kondisi yang sesuai mangrove akan membentuk hutan yang ekstensif dan produktif. Secara karakteristik hutan mangrove mempunyai habitat dekat pantai. Sebagaimana menurut FAO (1982)
bahwa
hutan
mangrove
merupakan jenis
maupun
tumbuhan yang tumbuh di daerah pasang surut. Mangrove kecenderungan
membentuk
yang berperan
sebagai
kerapatan
perangkap
dan
endapan
komunitas mempunyai
keragaman struktur tegakan dan
perlindungan terhadap
erosi pantai. Sedimen dan biomassa tumbuhan mempunyai kaitan erat dalam laut
memelihara
efisiensi
dan
berperan
sebagai
penyangga
antara
dan daratan. Disamping itu memiliki kapasitasnya sebagai penyerap
energi gelombang dan menghambat intrusi air laut ke daratan. Lugo
dan
Snedaker
(1974)
1
mengidentifkasi
mangrove
dalam
enam
jenis kelompok (komunitas) berdasar pada bentuk hutan, proses
geologi dan hidrologi dengan karakteristik yang di tentukan oleh kondisi lingkungan
yaitu
kedalaman, kisaran kadar garam serta frekuwensi
penggenangan dengan produksi primer, dekomposisi
serasah
dan
ekspor
karbon dengan perbedaan dalam tingkat daur ulang nutrien, dan komponen penyusun kelompok organisme, yang menjadikannya sebagai ekosistem yang kompleks dan sangat berperan baik secara biologi maupun ekologi. Dusun Wael merupakan salah satu daerah pesisir di kabupaten seram bagian barat yang memiliki komunitas hutan mangrove dengan tingkat keanekaragaman yang cukup tinggi hal ini menyebabkan daerah ini dijadikan sebagai tempat untuk mencari nafkah bagi masyarakat pesisir dusun
wael, dengan
memanfaatkan berbagai potensi flora dan fauna yang
terdapat ekosistem mangrove. Olehnya itu untuk menjaga mangrove
di
daerah
ini
maka
dirasakan
kelestarian
hutan
perlu untuk diketahui
tentang Karakteristik dari setiap jenis mangrove serta biota yang hidup sehingga
memungkinkan
memanfaatkan
potensi
masyarakat
fauna
dapat
hutan mangove
dengan
mudah
dengan
tidak
untuk merusak
habitat maupun ekosistem yang ada atau dengan kata lain pemanfaatan berbagai sumber daya alam yang ada secara mudah dan teukur dengan demikian hutan mangrove dapat dilestarikan keberadaannya. Kondisi
salinitas
sangat
mempengaruhi komposisi
mangrove.
Berbagai jenis mangrove mengatasi kadar salinitas dengan cara yang berbedabeda. Beberapa diantaranya secara selektif mampu menghindari penyerapan garam dari media tumbuhnya, sementara beberapa jenis yang lainnya mampu mengeluarkan garam dari kelenjar khusus pada daunnya. Avicennia merupakan marga yang memiliki kemampuan toleransi terhadap kisaran salinitas yang luas dibandingkan dengan marga lainnya. A. marina mampu tumbuh dengan baik pada salinitas yang mendekati tawar sampai dengan 90 o/oo (MacNae, 1966;1968). Pada salinitas ekstrim, pohon tumbuh kerdil dan kemampuan menghasilkan buah hilang. Jenis-jenis Sonneratia umumnya ditemui hidup di daerah dengan salinitas tanah mendekati salinitas air laut, kecuali S. caseolaris yang tumbuh pada salinitas kurang dari 10 o/oo. Beberapa jenis lain juga dapat
2
tumbuh pada salinitas tinggi seperti Aegiceras corniculatum pada salinitas 20 – 40 o/oo, Rhizopora mucronata dan R. Stylosa pada salinitas 55 o/oo, Ceriops tagal pada salinitas 60 o/oo dan pada kondisi ekstrim ini tumbuh kerdil, bahkan Lumnitzera racemosa dapat tumbuh sampai salinitas 90 o/oo (Chapman, 1976a). Jenis-jenis Bruguiera umumnya tumbuh pada daerah dengan salinitas di bawah 25 o/oo. MacNae (1968) menyebutkan bahwa kadar salinitas optimum untuk B. parviflora adalah 20 o/oo, sementara B. gymnorrhiza adalah 10 – 25 o/oo. Zona vegetasi mangrove nampaknya berkaitan erat dengan pasang surut. Beberapa penulis melaporkan adanya korelasi antara zonasi mangrove dengan tinggi rendahnya pasang surut dan frekuensi banjir (van Steenis, 1958 & Chapman,1978a). Di Indonesia, areal yang selalu digenangi walaupun pada saat pasang rendah umumnya didominasi oleh Avicennia alba atau Sonneratia alba. Areal yang digenangi oleh pasang sedang didominasi oleh jenis-jenis Rhizophora. Adapun areal yang digenangi hanya pada saat pasang tinggi, yang mana areal ini lebih ke daratan, umumnya didominasi oleh jenisjenis Bruguiera dan Xylocarpus granatum, sedangkan areal yang digenangi hanya pada saat pasang tertinggi (hanya beberapa hari dalam sebulan) umumnya didominasi Lumnitzera
oleh
Bruguiera
sexangula
dan
littorea.
Pada umumnya, lebar zona mangrove jarang melebihi 4 kilometer, kecuali pada beberapa estuari serta teluk yang dangkal dan tertutup. Pada daerah seperti ini lebar zona mangrove dapat mencapai 18 kilometer seperti di Sungai Sembilang, Sumatera Selatan (Danielsen & Verheugt, 1990) atau bahkan lebih dari 30 kilometer seperti di Teluk Bintuni, Irian Jaya (Erftemeijer, dkk, 1989). Adapun pada daerah pantai yang tererosi dan curam, lebar zona mangrove jarang melebihi 50 meter. Untuk daerah di sepanjang sungai yang dipengaruhi oleh pasang surut, panjang hamparan mangrove kadang-kadang mencapai puluhan kilometer seperti di Sungai Barito, Kalimantan Selatan. Panjang hamparan ini bergantung pada intrusi air laut yang sangat dipengaruhi oleh tinggi rendahnya pasang surut, pemasukan dan pengeluaran material kedalam dan dari sungai, serta kecuramannya.
3
B. Rumusan Masalah 1. Bagaimana cara menganalisis vegetasi mangrove? 2. Bagaimana cara mengidentifikasi metode yang tepat untuk melakukan analisis vegetasi mengorve? 3. Bagaimana cara teknik pencuplikan sampel vegetasi mangrove dan menganalisis data dari vegetasi mangrove? C. Tujuan 1. Mahasiswa mampu menganalisis vegetasi mangrove melalui kegiatan praktikum. 2. Mahasiswa mampu mengidentifiksi metode yang tepat unutk melakukan analisis vegetasi mangrove melalui kegiatan praktikum. 3. Mahasiswa mampu menggunakan teknik pencuplikan sampel yang tepat dalam melakukan analisis vegetasi mangrove melalui kegiatan paraktikum. D. Alat dan bahan Alat : 1. Meteran 2. Tali raffia E. Prosedur Kerja Untuk menganalisis vegetasi mangrove di perlukan beberapa tahap pengamatan melalui serangkaian penelitian sebagai berikut: 1. Kami melakukan survie tempat penelitian di mana tempat yang akan kami lakukan. 2. Kami menentukan sebaran vegetasi mangrove yang akan di amati dan cara sampling yang akan di gunakan metode kombinasi transek dan plot. 3. meenentukan garis transek dan pemetaan kuadrat di lakukan sebagai berikut : a). membuat garis transek secara vertical dari batas pasang tertinggi sampai batas surut terendah yaitu sepanjang 100 m, kemudian jarak antar transek satu dengan yang lainnya adalah 20 m. b) Ukuran plot untuk mengambil sampel vegetasi mangrove adalah 10 X 10 m, pada setiap transek terdapat 10 plot dengan jarak antar plot satu dengan yang lainnya adalah seragam 10 m, dengan demikian pada setiap stasiun pengambilan data akan terdapat 100 plot. 4. mengumpulkan data dengan cara mencatat, menghitung dan
4
memfoto sampel vegetasi mangrove dan dapat mengidentifikasi secara langsung dengan menggunakan buku panduan identifikasi. 5. Setelah kami mengambil data penelitian dari sampel vegetasi mangrove kami membuat tabulasi data dengan menggunakan excel. 6. Dan kami menganalisis dan pengujian statistic interpretasi data 7. Pengambilan kesimpulan dengan membuat laporan. F. Data pengamatan PLOT 1 2 3
4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
21 22 23 24 25 26 27
JENIS Sonneratia alba Sonneratia alba Sonneratia caseolaris Sonneratia caseolaris Avicennia marina
Jumlah jenis 1 1 1 2 2
Jumlah keseluruhan 2 2 2 6 6
KOMPOSIS I JENIS 1 2 2 3 3
Sonneratia alba Sonneratia alba Avicennia lanata Sonneratia alba Sonneratia caseolaris Sonneratia alba
2 2 2 1 1 1
6 4 4 3 9 6
3 2 2 1 1 1
-
-
-
-
1 1
9 3
1 1
-
-
-
-
Sonneratia alba
1
7
1
Sonneratia alba bruguiera gymnorrhiza
-
-
-
-
Sonneratia alba
1 1 1 1 1 1 1
3 11 7 7 3 1 1
1 1 1 1 1 1 1
3 1 2 1 1 15 25 1 4
4 4 3 3 1 15 25 1 8
2 2 2 2 1 1 1 1 2
Sonneratia alba Sonneratia alba
Sonneratia alba Sonneratia alba Sonneratia alba Sonneratia caseolaris Aigiceras Corniculatum Avicenia Alba Avicennia Lanata Avicennia alba Lumnitzera Littorea Lumnitzera Littorea Lumnitzera Littorea Lumnitzera Littorea Avicennia alba
5
28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54 55 56 57 58 59 60 61 62 63
Lumnitzera Littorea Avicennia Alba Lumnitzera Littorea Lumnitzera Littorea Avicennia Alba Lumnitzera Littorea Aigiceras Corniculatum Avicennia alba Aigiceras Corniculatum Avicennia Alba Aigiceras Corniculatum Avicennia Alba Aigiceras Corniculatum Aigiceras Corniculatum Aigiceras Corniculatum Aigiceras Corniculatum Avicennia Alba Aigiceras Corniculatum Avicennia Alba Aigiceras Corniculatum sonneratia alba sonneratia alba sonneratia alba bruguiera gymnorrhiza sonneratia alba sonneratia alba sonneratia alba sonneratia alba sonneratia alba bruguiera gymnorrhiza bruguiera gymnorrhiza sonneratia alba sonneratia alba sonneratia alba -
4 2 11 2 3 2 2 4 2 2 1 1 4 2 2 3 4 3 3 2 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 2 1 -
6
8 13 13 2 5 5 6 6 4 4 2 2 4 2 2 7 7 3 5 5 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 2 1 -
2 2 2 1 2 2 2 2 2 2 2 2 1 1 1 2 2 1 2 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 -
64 65 66 67 68 69 70 71 72 73 74 75 76 77 78 79 80 81 82 83 84 85 86 87 88 89 90 91 92 93 94 95 96 97 98
-
-
-
-
1 1 1 1 1
1 2 3 3 3
1 1 1 1 1
-
-
-
Rhizopora mucronata Rhizopora apiculata Rhizopora mucronata Rhizopora Apiculata Rhizopora Stylosa Rhizopora stylosa Rhizopora mucronata Rhizopora Sylosa Rhizopora apiculata Rhizopora Stylosa Rhizopora mucronata Sonneratia caseolaris Avicennia alba Sonneratia caseolaris Avicennia alba Sonneratia caseolaris Sonneratia caseolaris
1 1 1 1 8 3 3 11 9 7 15 0 0 0 0 0 25 2 6 50 5 2
3 3 3 9 9 6 6 20 20 22 22 0 0 0 0 0 27 27 56 56 5 2
1 1 1 2 2 2 2 2 2 2 2 0 0 0 0 0 2 2 2 2 1 1
Sonneratia caseolaris Sonneratia alba Sonneratia caseolaris Pemphis acidula Avicennia alba Pemphis acidula Sonneratia caseolaris Sonneratia caseolaris Sonneratia caseolaris
4 2 1 3 2 1 1 1 1
6 6 1 5 5 2 2 1 1
2 2 1 2 2 2 2 1 1
Rhizopora apiculata Rhizopora apiculata Rhizopora apiculata Rhizopora apiculata Rhizopora apiculata
-
7
99 100
bruguiera gymnorrhiza Sonneratia alba
2 2
Juml ah
2 2
1 1
329
G. Pembahasan (Analisis data kualitatif dan data kuantitatif) Berdasarkan hasil penelitian yang kami dapat, kami dapat menganalisis data dengan menggunakan data kualitatif dan data kuantitatif. Di mana kata kualitatif ialah data yang berbentuk kata-kata bukan dalam bentuk angka. Data kualitatif diperoleh dengan berbagai macam teknik yaitu dengan cara observasi, wawancara atau dengan cara analisis dokumen. Bentuk lain dari data kualitatif ialah dengan cara mengambil objek secara langsung atau objek yang akan di teliti. Sedangkan dengan data kuantitaif yaitu data yang berupa angka atau bilangan. Data kuantitaif dapat di olah atau di analisis dengan cara menggunakan teknik perhitungan matematikan atau dengan statistik yang di olah dengan menggunakan excel. 1. Data kualitatif Pada data kualitatif kami menggunakan metode atau mencuplik dengan cara mengobservasi langsung dengan mengabil data atau dengan mengambil sampling yang terdapat di dalam plot yang telah kami buat, kami menganalisis dengan cara kami menghitung ada berapa tersebar vegetasi mangrove yang terdapat di dalam plot, data yang kami dapat dari 100 plot yang kami dapatkan jenis spesies dari vegetasi mangrove. Pada 100 data yang kami temukan ada 12 jenis spesies yang berbeda yang kami temukan di antaranya Avicennia Alba, Avicennia Lanata, Avicennia Marina, Aigiceras Corniculatum, Bruguiera gymnorrhiza, Lumnitzera Littorea, Phempis adicula, Rhizopora apiculata, Rhizopora mucronata, Rhizopora Stylosa, Sonneratia Alba dan Sonneratia Caseolaris. Dari jenis-jenis di atas kami dapat mendeskripsikan dari masing-masing jenis Mangrove dan mengklasifikasi
dimulai dari kingdom, Divisi, kelas,
Ordo, Famili, Genus dan Spesies. Berikut Deskripsi dari masing-masing jenis mangrove yang di temukan: 1. Avicennia Alba
8
Klasifikasi dari jenis Avicennia Alba: Kingdom: Plantae Subkingdom: Tracheobionta Super Divisi: Spermatophyta Divisi: Magnoliophyta Kelas: Magnoliopsida Sub Kelas: Asteridae Ordo: Scrophulariales Famili: Acanthaceae Genus: Avicennia Spesies: Avicennia alba Blume Deskripsi dari jenis ini Bentuk pohon tingginya mencapai 15 m, Akar berupa akar nafas, seperti pensil, Daun dari jenis ini susunannya tunggal, bersilang bentuk lanset hingga elips ujungnya runcing dan berukuran panjang 10-18 cm. Jenis ini juga memiliki cirri khusus daun ramping panjang buahnya seperti cabe tumbuhan ini hamper mirip serupa Avicennia marina, avicennia Lenata. 2. Avicennia lanata
9
Klasifikasi dari jenis Avicennia lanata Kingdom: Plantae Subkingdom: Tracheobionta Super Divisi: Spermatophyta Divisi: Magnoliophyta Kelas: Magnoliopsida Sub Kelas: Asteridae Ordo: Scrophulariales Famili: Acanthaceae Genus: Avicennia Spesies: Avicennia lanata Ridley Deskripsi dari jrnis tumbuhan ini bentuknya berupa pohon/perdu, tinggi mencapai 8 m, akarnya beruapa akar nafas seperti pensil, susunann daun tunggal bersilang berbentuk elips ujungnya membundar hingga runcing ukuran daun panjangnya 5-9 cm. Rangkaian berbunga dari jenis Avicennia Lanata berbunga 8-14, berduri rapat, panjang 1- cm berada di ujung atau di ketiak daun pada pucuk. tumbuhan ini mempunyai buah dengan lebar 1,5-2,0 cm dan panjang 1,5-2,5 cm bentuk dari buah tersebut melingkar atau memiliki sebuah paruh pendek. 3. Avicennia Marina
10
Klasifikasi Kingdom: Plantae (Tumbuhan) Subkingdom: Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh) Super Divisi: Spermatophyta (Menghasilkan biji) Divisi: Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga) Kelas: Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil) Sub Kelas: Asteridae Ordo: Scrophulariales Famili: Acanthaceae Genus: Avicennia Spesies: Avicennia marina (Forsk.) Vierh. Deskripsi dari tumbuhan ini hamper mirip dengan tumbuhan avicennia lainnya yaitu pohonnya berupa perdu, tinggi mencapai 12 m akarnya akar nafas seperti pensil, susunan daun tunggal bersilang berbentuk elips ujungnnya beruncing hingga membundar. Rangkaian bunga 8-14 berduri rapat panjang 1-2 cm tumbuhan ini berbunga umumnya juli-februari. 4. Aigiceras Corniculatum
Klasifikasi Kingdom: Plantae (Tumbuhan) Subkingdom: Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh) Super Divisi: Spermatophyta (Menghasilkan biji) Divisi: Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga) Kelas: Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil) Sub Kelas: Dilleniidae
11
Ordo: Primulales Famili: Myrsinaceae Genus: Aegiceras Spesies: Aegiceras corniculatum (L.) Deskripsi dari tumbuhan ini bentuk pohon/perdu tinggi mencapai 3 m, tidak memiliki akar udara, susunan daun tunggal bersilang bentk daun bulat telur sungsang sampai elips ujungnya membundar sampai berlekuk ukuran daun panjang 5-10 cm. tumbuhan ini mempunyai buah dengan ukuran diameter 0,7 cm panjang 4-5 cm warna buah hijau hingga kemerah-merahan saat masak permukaan halus. Buah berbentuk silinde(bukan hipokotil) mengandung membengkok tajam. 5.
Bruguiera gymnorrhiza
Klasifikasi Kingdom: Plantae (Tumbuhan) Subkingdom: Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh) Super Divisi: Spermatophyta (Menghasilkan biji) Divisi: Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga) Kelas: Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil) Sub Kelas: Rosidae Ordo: Myrtales Famili: Rhizophoraceae Genus: Bruguiera Spesies: Bruguiera gymnorrhiza (L.) Lamk
12
Deskripsi dari tumbuhan ini berbentuk pohon tinggi mencapai 20 m.Akar lutut dan banir kecil bersal dari bentukan seperti akar tunjang susunan daun tunggal bersilang bentuknya elips ujung meruncing ukuran panjang 8-15 cm. Bunga besar berwarna merah (kelopak), daun licin dan tebal, tida ada bintikbintik hitam di permukaan bawahnya tanpa ujung yang kasar dan ramping. 6. Lumnitzera Littorea
Klasifikasi Kingdom: Plantae (Tumbuhan) Subkingdom: Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh) Super Divisi: Spermatophyta (Menghasilkan biji) Divisi: Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga) Kelas: Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil) Sub Kelas: Rosidae Ordo: Myrtales Famili: Combretaceae Genus: Lumnitzera Spesies: Lumnitzera littorea (Jack) Voigt Deskripsi dari tumbuhan jenis ini berbentuk pohon tinggi mencapai 10 m akarnya akar nafas banir kecil kadang-kadang tidak tampak adanya akar udara. Susunan daun tunggal berseling bentuk bulat telur sungsang ujung membukat berukuran panjang 4-7 cm. bunga pada tumbhan jenis ini berwarna merah dan buah sangat unik berbentuk seperti vas bunga, bergabus, dapat mengapung, penyebaran melaui arus air.
13
7. Phempis adicula
Kingdom:
Plantae (Tumbuhan)
Subking
dom: Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
Super
Divisi: Spermatophyta
(Menghasilkan biji) Divisi: Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga) Kelas: Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil) Sub Kelas: Rosidae Ordo: Myrtales Famili: Lythraceae Genus: Pemphis Spesies: Pemphis acidula Forst. Deskripsi dari tumbuhan ini berbentuk phon/perdu tinggi mencapai 4 m tidak ada akar udara biasa di temukan di tempat yang berpasir daun bersusun tunggal bersilang bentuk elips sampai bentuk telur sungsang ujung membulat runcing tumpul panjang 1-3 cm. daunnya berdaging (tebal 0,3 cm). 8. Rhizopora apiculata
Klasifikasi Kingdom: Plantae (Tumbuhan) Subkingdom: Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
14
Super Divisi: Spermatophyta (Menghasilkan biji) Divisi: Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga) Kelas: Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil) Sub Kelas: Rosidae Ordo: Myrtales Famili: Rhizophoraceae Genus: Rhizophora Spesies: Rhizophora apiculata Bl. Deskripsi dari tumbuhan jenis rhizopora apiculata ialah pohon denga ketinggian 15 m akar tunjang susunan daun tunggal bersilang bentuk daun elips menyempit ujung tajam ukuran panjang 9.18 cm, permukaan bawah daun
hijau kekuning-
kuningan memiliki bintik-bintik hitam kecil yang menyebar di seluruh permukaan bawah daun. 9. Rhizopora mucronata
Klasifikasi Kingdom: Plantae (Tumbuhan) Subkingdom: Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh) Super Divisi: Spermatophyta (Menghasilkan biji) Divisi: Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga) Kelas: Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil) Sub Kelas: Rosidae Ordo: Myrtales Famili: Rhizophoraceae Genus: Rhizophora Spesies: Rhizophora mucronata Lamk
15
Deskripsi dari tumbuhan ini berbentuk pohon tinggi hingga mencapai 25 m mempunyai akar tunjang susunan daun tunggal berbentuk bentuk elips ujung daun meruncing (ujung memiliki bentukan seperti tonjolan gigi) berukuran panjang sekitar 15-20 cm. kulit kayu kasar abu-abu hingga hitam, beralur. Daun lebih besar dari pda Rhizopoda atylosa pada bagian tengah daun memiliki panjang yang maksimum benag sari pendek bentuk buah silindris (hipokotil), terlepas muylai dari bawah kotiledon, dapat mengampung, penyebaran melaui arus. 10. Rhizopora Stylosa
Klasifkasi Kingdom: Plantae (Tumbuhan) Subkingdom: Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh) Super Divisi: Spermatophyta (Menghasilkan biji) Divisi: Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga) Kelas: Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil) Sub Kelas: Rosidae Ordo: Myrtales Famili: Rhizophoraceae Genus: Rhizophora Spesies: Rhizophora stylosa Griff Deskripsi dari tumbuhan jenis rhizopora sylosa hamper mirip dengan tumbuhan jenis rhizopora apiculata dan mucronata, pohon dengan ketinggian mencapai 6 m akar tunjang susunan daun tunggal bersilang ujungnnya tajam (ujung memiliki bentukan 16
seperti tonjolan gigi) ukuran daun panjang 10-18 cm. daun lebih kecil dari pada Rhizopora mucronata, cenderung menyempit kea rah tangkai daun, rangkaian bunga lebih banyak dari pada rhizopoda mucronata benang sari panjang tipis, akar tunjang berkembang menjadi cabang-cabang 11. Sonneratia Alba
Klasifikasi Divisi Kelas Bangsa Suku Marga Jenis
:Magnoliophyta :Magnoliopsida :Magnoliales :Sonneratiaceae :Sonneratia :Sonneratia alba
Deskripsi tumbuhan jenis sonneratia alba bentuk pohon/perdu tinggi mencapai 16 m, akar nafas berbentuk kerucut. Susunan daun tunnggal bersilang bentyk oblong sampai bulat telur sungsang ujung membundar sampai berlekuk ukuran panjang 5-10 cm, tangkai daun pada bunga dewasa berwarna kuning helai kelopak menyebar atau sedikit melengkung kea rah buah. Kulit kayu halus, reak/celah searah longitudinal warna kulit krem sampai coklat. 12. Sonneratia Caseolaris
Klasifikasi
17
Kingdom: Plantae (Tumbuhan) Subkingdom: Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh) Super Divisi: Spermatophyta (Menghasilkan biji) Divisi: Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga) Kelas: Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil) Sub Kelas: Rosidae Ordo: Myrtales Famili: Lythraceae Genus: Sonneratia Spesies: Sonneratia caseolaris (L.) Eng Deskripsi tumbuhan jenis sonneratia caseolaris mirip dengan sonneratia alba, berbentuk phon dengan ketinggian mencapai 16 m, akar nafas berbentuk kerucut tinggi mencapai 1 m susunan daun tunggal bersilang bentuk jorong
sampai oblong membundar
dengan ujung membengkok tajam menonojol panjang 4-8 cm. bunga dewasa memiliki tangkai daun pendek dengan dasar berwarna kemerah-merahan, benang sari berwarna merah dan putih, akar nafas yang berkembang dengan baik dapat mencapai tinggi lebih dari 1 m. lebih tinggi dibandingkan Sonneratia Alba. 2. Data Kuantitatif Data pengamatan kami selanjutnya kami analisis dengan data kuantitatif diaman kami dapat menghitung stuktur komunitas yaitu dari kelimpahan, Keanekaragaman kemeraatan dan Dominasi dari jenis pohon yang kami dapat. Berikut rumus yang kami gunakan dalam menghitug stuktur komunitas vegetasi mangrove : a. Nilai kelimpahan relatif (KR) KR =
FR=
¿ N ¿ N
X 100%
INP= FR+KR
18
Keterangan : KR = Kelimpahan relatif FR = Frekuensi Relatif ni = jumlah individu suatu jenis N = jumlah individu seluruh jenis b. Indeks Dominansi Simpson D=
∑ Pi2
Keterangan : D = Indeks Dominansi Simpson ni = banyaknya spesies i N = jumlah seluruh individu i Pi = ni/ N (rasio antara spesies dan jumlah individu spesies i ) Nilai criteria indeks dominasi Adalah : 0 < D < 0,5
: Tidak ada jenis yang mendominasi
0,5 < D < 1
: Ada jenis yang mendominasi
c. Indeks Keanekaragaman Shannon-Wienner Keanekargaman spesies dapat di katakana sebagai keheterogen spesies dan merupakan cirri khas struktur komunitas. Rumus ini dapat di gunakan unutk menghitung keanekaragman adalah Shannon-Wienner (odum, 1993) yaitu : H’ = - ∑ pi ln pi, dengan pi = ni / N Keterangan : H’ = Indeks Dominansi Simpson ni = banyaknya spesies i N = jumlah seluruh individu i 19 Pi = ni/ N (rasio antara spesies dan jumlah individu spesies i )
Indeks keanekargaman mempunyai asumsi keanekaragaman penyebaran jumlah tiap individu dan kestabilan komunitas jika : H’ < 1
: Keanekaragaman rendah
1 < H’ < 3
: Keanekaragaman sedang
H’ > 3
: Keanekaragaman tinggi
d. Indeks Kemerataan H' ln s
E=
Keterangan : E = Indeks Kemerataan jenis H’ = Indeks Keanekaragaman jenis S = jumlah organisme yang di temukan
Nilai indeks keseragaman berkisar antara 0-1 jika 0 berarti jumlah individu tiap jenis cenderung berbeda, jika 1 berarti keseragaman pada suatu komunitas semakin tinggi atau jumlah individu tiap spesies relative sama. Dari rumus yang kami gunakan kami dapat mengaplikasi kannya dalam bentuk data yang kami olah dengan menggunakan dalam bentuk excel yaitu sebagai berikut:
a. Indeks Kelimpahan Jenis Spesies
Stasiun 1
FR
20
KR
INP
Sonneratia alba Sonneratia caseolaris Avicennia marina Avicennia lanata Bruguire gymnorrhiza
33 51 2 4 6
Aigiceras Corniculatum Avicenia Alba Lumnitzera Littorea Rhizopoda apiculata
24 79 61 16
Rhizopoda mucronata
20
Rhizopoda Stylosa
29
0.100303951 0.155015198 0.006079027 0.012158055 0.018237082 0.072948328 0.240121581 0.185410334 0.048632219
0.060790 274 0.045592 705 0.012158 055
4
Pemphis acidula
0.33 0.51 0.02 0.04 0.06 0.24 0.79 0.61 0.16
0.430303951 0.665015198 0.026079027 0.052158055 0.078237082 0.312948328 1.030121581 0.795410334 0.208632219
0.2
0.260790274
0.29
0.335592705
0.04
0.052158055
b. Indeks Dominasi Jenis Spesies Sonneratia alba Sonneratia caseolaris Avicennia marina Avicennia lanata bruguire gymnorrhiza
Aigiceras Corniculatum Avicenia Alba Lumnitzera Littorea Rhizopoda apiculata Rhizopoda mucronata Rhizopoda Stylosa Pemphis acidula
ni 33 51 2 4 6 24 79 61 16 20 29 4
ni - 1 32 50 1 3 5 23 78 60 15 19 28 3
N 329 329 329 329 329 329 329 329 329 329 329 329
N-1 328 328 328 328 328 328 328 328 328 328 328 328
ni(ni-1) 1056 2550 2 12 30 552 6162 3660 240 380 812 12
Jumlah
N(N-1) 107912 107912 107912 107912 107912 107912 107912 107912 107912 107912 107912 107912
D 0.009785751 0.023630365 1.85336E-05 0.000111202 0.000278004 0.005115279 0.057102083 0.033916525 0.002224034 0.003521388 0.00752465 0.000111202 0.143339017
Dari data hasil observasi yang diolah menggunakan formula Excel kami menyimpulkan Indeks Dominasi adalah 0,14. Sehingga dapat di ketahui bahwa 0 < D < 0,5. Maka dapat di simpulkan bahwa Dominasi termasuk dalam kategori Tidak ada jenis yang mendominasi
c. Indeks Keanekaragaman 21
Jenis Spesies Sonneratia alba Sonneratia caseolaris Avicennia marina Avicennia lanata bruguire gymnorrhiza
ni 33 51 2 4 6 24
Aigiceras Corniculatum Avicenia Alba
79
Lumnitzera Littorea
61
Rhizopoda apiculata
16
Rhizopoda mucronata
20
Rhizopoda Stylosa
29
Pemphis acidula
4
Pi 0.100303951 0.155015198 0.006079027 0.012158055 0.018237082 0.072948328
0.240121 581 0.185410 334 0.048632 219 0.060790 274 0.088145 897 0.012158 055
ln Pi -2.2995502 -1.8642321 -5.1029106 -4.4097634 -4.0042983 -2.6180039
Pi.ln Pi -0.23065397 -0.28898431 -0.031020733 -0.053614145 -0.073026716 -0.190979009
-1.4266099
-0.342559824
-1.6851839
-0.312450508
-3.023469
-0.147038007
-2.8003255
-0.170232552
-2.4287619
-0.214085397
-4.4097634
-0.053614145 -2.108259316
Jumlah
Dari data hasil observasi yang diolah menggunakan formula Excel kami menyimpulkan keanekaragmannya adalah 2.10, sehingga dapat di ketahui bahwa 1 < H’ < 3. Maka dapat di simpulkan bahwa keanekargaman termasuk dalam kategori sedang. d. Indeks Keemerataan Stasiun I
H'
lnS E 2.48490 0.8451 2.1 665 02
Dari hasil observasi yang di olah menggunakan excel, kami dapat menyimpulkan bahwa indeks keseragaman individu tiap jenis cenderung berbeda karena indeksnya 0.84
22
Kesimpulan Dari hasil penelitian yang kami lakukan di tanjung batu kelurahan pantai amal lama, kecamatan tarakan timur, kota tarakan. Kami menemukan jenis spesies vegetasi mangrove yang berbeda-beda ada 12 jenis spesies yang kami temukan di antaranya yaitu : Avicennia Alba, Avicennia Lanata, Avicennia Marina, Aigiceras Corniculatum, Bruguiera gymnorrhiza, Lumnitzera Littorea, Phempis adicula, Rhizopora apiculata, Rhizopora mucronata, Rhizopora Stylosa, Sonneratia Alba dan Sonneratia Caseolaris. Dari analisis data yang kami lakukan kami mengidentifikasi menggunakan buku kunci determinasi dan struktur komunitas vegetasi mangrove dengan rumus indeks kelimpahan, indeks keanekaragaman, Indeks dominasi dan indeks kemerataan, di mana dari indeks dominasi terdapat 0,14 jadi data secara keseluruhan tidak ada jenis yang mendominasi, pada indeks keanekaragaman termsuk dalam criteria kategori sedang, sedangkna pada indeks kemerataan atau indeks keseragaman dapat disimpulkan individu tiap jenis cenderung berbeda karena indeksnyam 0,84.
23