Makalah Mangrove [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

BAB I PENDAHULUAN



A.LATAR BELAKANG Indonesia merupakan negara kepulauan dengan jumlah pulau



sekitar



17.508



pulau



dan



panjang



pantai



kurang



lebih 81.000 km (Soegiarto, 1984), memiliki sumberdaya pesisir yang sangat besar, baik hayati maupun nonhayati. Salah



satu



sumberdaya



yang



sangat



penting



adalah



mangrove. Mangrove merupakan komponen ekosistem pesisir memegang



peranan



yang



sangat



penting,



baik



di



dalam



memelihara produktivitas perairan pesisir maupun di dalam menunjang kehidupan penduduk di wilayah tersebut. Bagi wilayah



pesisir,



sebagai



jalur



sangatlah fungsi



hijau



penting



ekologis



mencegah



keberadaan



intrusi



di



sepanjang



terutama



yaitu air



hutan



mangrove,



pantai/muara



karena



sebagai laut,



terutama



mangrove



pelindung



habitat



mempunyai



garis



(tempat



sungai pantai,



tinggal),



tempat mencari makan (feeding ground), tempat asuhan dan pembesaran (nursery ground), tempat pemijahan (spawning ground) bagi aneka biota perairan, serta sebagai pengatur iklim mikro. Selain itu, mangrove juga mempunyai fungsi ekonomis antara lain : penghasil keperluan rumah tangga, penghasil keperluan industri, dan penghasil bibit. Luas



kawasan, hutan mangrove Indonesia merupakan hutan



mangrove terluas di dunia (FAO, 1982). Namun, kondisi



1



hutan mangrove di Indonesia terus menurun dari tahun ke tahun. Fenomena ini, jelas akan mengakibatkan kerusakan kualitas dan kuantitas potensi sumberdaaya ekosistem pesisir,



di



mana



hutan



mangrove



itu



berada



serta



menurunnya, bahkan hilangnya fungsi lindung lingkungan dari hutan mangrove tersebut. Oleh karena itu, untuk mengembalikan fungsi dan manfaat hutan mangrove yang rusak



harus



dilakukan



kegiatan



rehabilitasi



dengan



terlebih dahulu mengetahui kondisi kerusakannya.



Wilayah pesisir merupakan daerah darat



dan



laut,dengan



batas



pertemuan antara



kearah



darat



meliputi



bagian daratan, baik kering maupun terendam air yang masih mendapat pengaruh sifat-sifat laut seperti angin laut, pasang surut, perembesan air laut (intrusi) yang dicirikan oleh vegetasinya yang khas, sedangkan batas wilayah pesisir ke arah laut mencakup bagian atau batas terluar



daripada



daerah



paparan



benua



(continental



shelf), dimana ciri-ciri perairan ini masih dipengaruhi oleh



proses



alami



yang



terjadi



di



darat



seperti



sedimentasi dan aliran air tawar, maupun proses yang disebabkan



oleh



kegiatan



manusia



di



darat



seperti



penggundulan hutan dan pencemaran (Bengen, 2002). 2



Berdasarkan batasan tersebut di atas, beberapa ekosistem wilayah pesisir yang khas seperti estuaria, delta,



laguna,



terumbu



karang



(coral



reef),



padang



lamun(sea gras s ), hutan mangrove, hutan rawa, dan bukit pasir (sand dune) tercakup dalam wilayah ini. Luas



suatu



wilayah



pesisir



sangat



tergantung



pada



struktur geologi yang dicirikan oleh topografi dari wilayah



yang



membentuk



tipe-tipe



wilayah



pesisir



tersebut. Wilayah pesisir yang berhubungan dengan tepi benua yang meluas (trailing edge) mempunyai konfigurasi yang landai dan luas. Ke arah darat dari garis pantai terbentang ekosistem payau yang landai dan ke arah laut terdapat paparan benua yang luas. Bagi wilayah pesisir yang



berhubungan



dengan



tepi



benua



patahan



atau



tubrukan (collision edge), dataran pesisirnya sempit, curam dan berbukit-bukit, sementara jangkauan paparan benuanya ke arah laut juga sempit.



B.TUJUAN 1. Untuk mengetahui pengelolaan mangrove diwilayah pesisir. 2. Untuk mengetahui



tingkat



keragaman,pemanfatan



serta kerusakan yang terjdi di wilayah pasisir.



BAB II



TINJAUAN PUSTAKA



3



Menurut



Peraturan



No.



13062/465/BIR



tersebut



di



atas, hutan mangrove harus dibagi kedalam tiga wilayah manajemen, yaitu : (1)Hutan merupakan



produksi jenis



mangrove,



dominan.



dimana



Di



Rhizophora



areal



hutan



ini



diberlakukan sistem tebang habis dengan meninggalkan 60 sampai 100 pohon induk yang berdiameter > 20 cm per ha, (2)Hutan mangrove yang tidak layak untuk produksi kayu; dan (3)Hutan lindung sepanjang garis pantai dan pinggir sungai,



dimana



Avicennia



dan



asosiasinya



merupakan



jenis mangrove utama. Rokhmin Dahuri (2001) lebih menjelaskan mengenai definisi



dan



terpadu



dengan



(1)



“Proses



pengertian



Pengelolaan



menggunakan



Pengelolaan



beberapa



yang



wilayah



pesisir



pemahaman:



mempertimbangkan



Definsi hubungan



timbal balik antara kegiatan pembangunan (manusia) yang terdapat



diwilayah



(ekosistem)



yang



kegiatan-kegiatan



pesisir secara



dan



potensial



tersebut.



Definisi



lingkungan terkena ke



(2)



alam dampak “adalah



suatu proses penyusunan dan pengambilan keputusan secara rasional



tentang



pemanfaatan



wilayah



pesisir



beserta



segenap sumberdaya alam yang terkandung didalamnya secara berkelanjutan”. Definisi ke (3) “Suatu proses kontinu dan dinamis



dalam



penyusunan



tentang



pemanfaatan



beserta



segenap



dan



berkelanjutan sumberdaya



didalamnya”.



4



pengambilan dari alam



keputusan



wilayah yang



pesisir terdapat



Definisi ke (4) “Suatu proses kontinu dan dinamis yang mempersatukan/ berbagai



mengharmoniskan



stakeholders



kepentingan



(pemerintah,



swasta,



antara



masyarakat



lokal dan LSM); dan kepentingan ilmiah dengan pengelolaan pembangunan dalam menyusun dan mengimplementasikan suatu rencana



terpadu



untuk



membangun



(memanfaatkan)



dan



melindungi ekosistem pesisir beserta segenap sumberdaya alam



yang



terdapat



kemakmuran/kesejahteraan



didalamnya,



umat



manusia



bagi



secara



adil



dan



bekelanjutan.



BAB III A.PENGERTIAN Mangrove



berasal



dari



bahasa



melayu



manggi-



manggi yaitu nama yang diberikan kepada mangrove merah



(Rhizopora



spp).



Nama



mangrove



diberikan



kepada jenis tumbuh-tumbuhan yang tumbuh dipantai. Ekosistem mangrove didevinisikan sebagai mintakat pasut



dan



berlumpur



mintakat dan



rupra



teluk,goba



pasut



dan



dari



estuari



pantai yang



di



dominasi oleh halofita yakni tumbuh-tumbuhan yang hidup di air asin, berpokok dan beradaptasi tinggi yang



berkaitan



banjiran



dengan



bersama-sama



tumbunan dan hewan.



5



anak dengan



sungai



rawa



populasi



dan



tumbuh-



Kata



mangrove



berarti



tumbuhan



tropis



dan



komoditasnya yang tumbuh di daerah pasang surut. Daerah pasang surut adalah daerah yang mendapat pengaruh pasang surut dan terletak di sepanjang garis pantai, termasuk tepi laut, muara sungai dan tepi sungai (kitamura,s,dkk,1997). Soerianegara(1987)dalam



noor,Y.R,dkk,



(1999)mendefisinikan hutan mangrove sebagai hutan yang



terutama



yang



tumbuh



pada



tanah



lumpur



alluvial di daerah pantai dan muara sungai yang dipengaruhi pasang surut air laut.



Hutan



mangrove



adalah



hutan



yang



berada



di



daerah tepi pantai yang dipengaruhi oleh pasang surut air laut, sehingga lantai hutannya selalu tergenang



air.



Menurut



Steenis



(1978)



mangrove



adalah vegetasi hutan yang tumbuh diantara garis pasang surut. Nybakken (1988) bahwa hutan mangrove adalah



sebutan



umum



yang



digunakan



untuk



menggambarkan suatu komunitas pantai tropic yang didominasi oleh beberapa spesies pohon yang khas atau



semak-semak



tumbuh



dalam



yang



perairan



mempunyai asin.



kemampuan



Soerianegara



untuk (1990)



bahwa hutan mangrove adalah hutan yang tumbuh di daerah pantai, biasanya terdapat di daearah teluk dan di muara sungai yang dicirikan oleh: 1) tidak terpengaruh iklim; 2) dipengaruhi pasang surut; 3)



6



tanah tergenang air laut; 4) tanah rendah pantai; 5) hutan tidak mempunyai struktur tajuk. Hutan mangrove dibedakan dengan hutan pantai dan hutan rawa. Hutan pantai yaitu hutan yang tumbuh disepanjang pantai, tanahnya kering, tidak pernah mengalami



genangan



air



laut



ataupun



air



Ekosistem hutan pantai dapat terdapat



tawar.



disepanjang



pantai yang curam di atas garis pasang air laut. Kawasan



ekosistem



hutan



pantai



ini



tanahnya



berpasir dan mungkin berbatu-batu. Sedangkan hutan rawa adalah hutan yang tumbuh dalam kawasan yang selalu tergenang air tawar. Oleh karena itu, hutan rawa



terdapat



di



daerah



yang



landai,



biasanya



terletak di belakang hutan payau. Luasan hutan mangrove di dunia 27%-nya



atau



seluas



4,25



15,9 juta ha dan



juta



ha



terdapat



di



Indonesia (Arobaya dan Wanma, 2006). SeLuasan ini penyebarannya hampir di seluruh wilayah Indonesia dengan



penyebaran



Anonim



(1996)



terluas



bahwa



di



luas



Papua.



hutan



Menurut



mangrove



di



Indonesia sebesar 3,54 juta ha atau sekitar 18-24% hutan



mangrove



dunia,



merupakan



hutan



mangrove



terluas di dunia. Negara lain yang memilki hutan mangrove



yang



cukup



luas



adalah



Nigeria



seluas



3,25 juta ha, Tabel



1.



Luas



hutan



mangrove



di



Indonesia



(Supriharyono, 2000) No. Wilayah 1. Aceh



Luas (ha) 50.000 7



2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16



Sumatera Utara Riau Sumatera Selatan Sulawesi Selatan Sulawesi Tenggara Kalimantan Timur Kalimantan Selatan Kalimantan Tengah Kalimanta Barat Jawa Barat Jawa Tengah Jawa Timur Nusa Tenggara Maluku Irian Jaya Total



60.000 95.000 195.000 24.000 29.000 150.000 15.000 10.000 40.000 20.400 14.041 6.000 3.678 100.000 2.934.000 3.806.119



Tabel 2. Luas hutan mangrove di Indonesia Wilayah Bali Irian Jaya Jawa Jawa Tengah Jawa Barat Jawa Timur Kalimantan Kalimantan Barat Kalimantan Tengah Kalimantan Timur Kalimantan Selatan Maluku Nusa Tenggara Sulawesi Sumatera Indonesia



Luas (ha) 1.950 1.326.990 33.800 18.700 8.200 6.900 1.139.460 194.300 48.740 775.640 120.780 148.710 15.400 256.800 570.000 3.493.110



8



(FAO, 2002). Persen 0,1 38 1 0,5 0,2 0,2 32,6 5,6 1,4 22,2 3,5 4,3 0,4 7,4 16,3 100



B.PERANAN DAN FUNGSI MONGROVE Menurut Davis, Claridge dan Natarina (1995), hutan mangrove memiliki fungsi dan manfaat sebagai berikut : 1. Habitat Satwa Langkah Hutan bakau sering menjadi habitat jenis-jenis satwa. Lebih dari 100 jenis burung hidup disini, dan daratan lumpur



yang



luas



berbatasan



dengan



hutan



bakau



merupakan tempat mendaratnya ribuan burug pantai ringan migran,



termasuk



jenis



burung



langka



Blekok



Asia



(Limnodrumus semipalmatus) 2. Pelindung terhadap bencana alam Vegetasi hutan bakau dapat melindungi bangunan, tanaman pertanian atau vegetasi alami dari kerusakan akibat badai atau angin yang bermuatan garam melalui proses filtrasi. 3. Pengendapan lumpur Sifat fisik tanaman pada hutan bakau membantu proses pengendapan lumpur. Pengendapan lumpur berhubungan erat



9



dengan penghilangan racun dan unsur hara air, karena bahan-bahan tersebut seringkali terikat pada partikel lumpur. Dengan hutan bakau, kualitas air laut terjaga dari endapan lumpur erosi. 4. Penambah unsur hara Sifat fisik hutan bakau cenderung memperlambat aliran air



dan



terjadi



pengendapan.



Seiring



dengan



proses



pengendapan ini terjadi unsur hara yang berasal dari berbagai



sumber,



termasuk



pencucian



dari



areal



pertanian. 5. Penambat racun Banyak racun yang memasuki ekosistem perairan dalam keadaan terikat pada permukaan lumpur atau terdapat di antara kisi-kisi molekul partikel tanah air. Beberapa spesies



tertentu



dalam



hutan



bakau



bahkan



membantu



proses penambatan racun secara aktif 6. Sumber alam dalam kawasan (In-Situ) dan luar Kawasan (Ex-Situ) Hasil



alam



pertambangan



in-situ atau



mencakup mineral



semua yang



fauna



dapat



dan



hasil



dimanfaatkan



secara langsung di dalam kawasan. Sedangkan sumber alam ex-situ



meliputi



produk-produk



alamiah



di



hutan



mangrove dan terangkut/berpindah ke tempat lain yang kemudian digunakan oleh masyarakat di daerah tersebut, menjadi



sumber



makanan



bagi



organisme



lain



atau



menyediakan fungsi lain seperti menambah luas pantai karena pemindahan pasir dan lumpur.



10



7. Transportasi Pada beberapa hutan mangrove, transportasi melalui air merupakan cara yang paling efisien dan paling sesuai dengan lingkungan.



8. Sumber plasma nutfah Plasma



nutfah



dari



manfaatnya



baik



komersial



maupun



kehidupan



bagi



liar



perbaikan



untukmemelihara



sangat



besar



jenis-jenis



satwa



populasi



kehidupan



liar itu sendiri. 9. Rekreasi dan pariwisata Hutan bakau memiliki nilai estetika, baik dari faktor alamnya maupun dari kehidupan yang ada di dalamnya. 10.



Sarana pendidikan dan penelitian



Upaya



pengembangan



membutuhkan



ilmu



laboratorium



pengetahuan lapang



dan



yang



teknologi



baik



untuk



kegiatan penelitian dan pendidikan. 11.



Memelihara



proses-proses



dan



sistem



alami



Hutan bakau sangat tinggi peranannya dalam mendukung berlangsungnya



proses-proses



atau geologi di dalamnya. 12.



Penyerapan karbon



11



ekologi,



geomorfologi,



Proses



fotosentesis



mengubah



karbon



anorganik



(C02)



menjadi karbon organik dalam bentuk bahan vegetasi. Pada sebagian besar ekosistem, bahan ini membusuk dan melepaskan karbon kembali ke atmosfer sebagai (C02). Akan



tetapi



hutan



bakau



justru



mengandung



sejumlah



besar bahan organik yang tidak membusuk. Karena itu, hutan bakau lebih berfungsi sebagai penyerap karbon dibandingkan dengan sumber karbon.



13.



Memelihara iklim mikro



Evapotranspirasi hutan bakau mampu menjaga ketembaban dan curah hujan kawasan tersebut, sehingga keseimbangan iklim mikro terjaga. 14.



Mencegah



berkembangnya



tanah



sulfat



masam



Keberadaan hutan bakau dapat mencegah teroksidasinya lapisan



pirit



dan



menghalangi



berkembangnya



kondisi



alam. Fungsi dan Manfaat Hutan Mangrove Fungsi ekosistem mangrove



mencakup fungsi



fisik



(menjaga garis pantai agar tetap stabil, melindungi pantai



dari



mempercepat limbah), udang,



erosi



laut/abrasi,



perluasan



fungsi



tempat



lahan,



biologis



pemijahan



intrusi



air



laut,



mengolah



bahan



pembenihan



ikan,



dan



(tempat beberapa



biota



air,



tempat



bersarangnya burung, habitat alami bagi berbagai jenis biota)



dan



fungsi



ekonomi



12



(sumber



bahan



baker,



pertambakan,



tempat



pembuatan



garam,



bahan



bangunan



dll. (Naamin, 1990), makanan, obat-obatan & minuman, gula alcohol, asam cuka, perikanan, pertanian, pakan ternak, pupuk, produksi kertas & tannin dll. Menurut Wada



(1999)



tertangkap mempunyai



bahwa di



80%



dari



perairan



hubungan



ikan



lepas/dan



erat



dengan



komersial pantai



rantai



yang



ternyata



makanan



yang



terdapat dalam ekosistem mangrove. Hal ini membuktikan bahwa kawasan mangrove telah menjadi



kawasan tempat



breeding & nurturing bagi ikan-ikan dan beberapa biota laut lainnya. Hutan mangrove juga berfungsi sebagai habitat



satwa



liar,



penahan



angina



laut,



penahan



sediment yang terangkut dari bagian hulu dan sumber nutrisi biota laut. Kusmana



(1996)



menyatakan



bahwa



hutan



mangrove



berfungsi sebagai: 1) penghalang terhadap erosi pantai dan



gempuran



ombak



yang



kuat;



2)



pengolah



limbah



organic; 3) tempat mencari makan, memijah dan bertelur berbagai



biota



laut;



4)



habitat



berbagai



jenis



margasatwa; 5) penghasil kayu dan non kayu; 6) potensi ekoturisme. Gosalam et al. (2000) telah mengisolasi bakteri dari ekosistem hutan mangrove yang mampu mendegradasi residu



minyak



Pseudomonas



bumi



yaitu



pycianea,



Alcaligenes



faecalis,



Corynebacterium



pseudodiphtheriticum, Rothia sp., Bacillus coagulans, Bacillus brevis dan Flavobacterium sp. Hutan mangrove secara mencolok mengurangi dampak negative tsunami di pesisir pantai berbagai Negara di Asia (Anonim, 2005a). Ishyanto et al. (2003) menyatakan



13



bahwa Rhizophora memantulkan, meneruskan dan menyerap energi



gelombang



perubahan



tinggi



tsunami gelombang



yang



diwujudkan



tsunami



ketika



dalam



menjalar



melalui rumpun Rhizophora (bakau). Venkataramani (2004) menyatakan bahwa hutan mangrove yang lebat berfungsi seperti tembok alami. Dibuktikan di desa Moawo (Nias) penduduk selamat dari terjangan tsunami karena daerah ini terdapat hutan mangrove yang lebarnya 200-300m dan dengan



kerapatan



pohon



berdiameter



>



20



cm



sangat



lebat. Hutan mangrove mengurangi dampak tsunami melalui dua



cara,



yaitu:



kecepatan



air



berkurang



karena



pergesekan dengan hutan mangrove yang lebat, dan volume air



dari



gelombang



tsunami



yang



sampai



ke



daratan



menjadi sedikit karena air tersebar ke banyak saluran (kanal) yang terdapat di ekosistem mangrove.



c. FAKTOR PEMBATAS Faktor-faktor Pengaruh Pertumbuhan Mangrove Beberapa faktor lingkungan yang mempengaruhi pertumbuhan mangrove di suatu lokasi adalah : 1. Fisiografi pantai (topografi) 2. Pasang (lama, durasi, rentang) 3. Gelombang dan arus 4. Iklim (cahaya,curah hujan, suhu, angin)



14



5. Salinitas 6. Oksigen terlarut 7. Tanah 8. Hara Faktor-faktor



lingkungan



tersebut



diuraikan



sebagai



berikut : Fisiografi pantai Fisiografi



pantai



dapat



mempengaruhi



komposisi,



distribusi spesies dan lebar hutan mangrove. Pada pantai yang landai, komposisi ekosistem mangrove lebih beragam jika



dibandingkan



dengan



pantai



yang



terjal.



Hal



ini



disebabkan karena pantai landai menyediakan ruang yang lebih luas untuk tumbuhnya mangrove sehingga distribusi spesies menjadi semakin luas dan lebar. Pada pantai yang terjal



komposisi,



distribusi



dan



lebar



hutan



mangrove



lebih kecil karena kontur yang terjal menyulitkan pohon mangrove untuk tumbuh. Pasang Pasang yang terjadi di kawasan mangrove sangat menentukan zonasi



tumbuhan



dan



komunitas



hewan



yang



berasosiasi



dengan ekosistem mangrove. Secara rinci pengaruh pasang terhadap pertumbuhan mangrove dijelaskan sebagai berikut: 



Lama pasang :



15



1.



Lama



terjadinya



mempengaruhi akan



pasang



perubahan



meningkat



pada



di



kawasan



salinitas



saat



air



pasang



dan



mangrove



dimana



dapat



salinitas



sebaliknya



akan



menurun pada saat air laut surut 2. Perubahan salinitas yang terjadi sebagai akibat lama terjadinya



pasang



merupakan



faktor



pembatas



yang



mempengaruhi distribusi spesies secara horizontal. 3. Perpindahan massa air antara air tawar dengan air laut mempengaruhi distribusi vertikal organisme 



Durasi pasang :



1. Struktur dan kesuburan mangrove di suatu kawasan yang memiliki jenis pasang diurnal, semi diurnal, dan campuran akan berbeda. 2. Komposisi spesies dan distribusi areal yang digenangi berbeda



menurut



durasi



pasang



atau



frekuensi



penggenangan. Misalnya : penggenagan sepanjang waktu maka jenis yang dominan adalah Rhizophora mucronata dan jenis Bruguiera serta Xylocarpus kadang-kadang ada.  1.



Rentang pasang (tinggi pasang): Akar



tunjang



yang



dimiliki



Rhizophora



mucronata



menjadi lebih tinggi pada lokasi yang memiliki pasang yang tinggi dan sebaliknya 2. Pneumatophora Sonneratia sp menjadi lebih kuat dan panjang pada lokasi yang memiliki pasang yang tinggi.



16



Gelombang dan Arus 1. Gelombang dan arus dapat merubah struktur dan fungsi ekosistem



mangrove.



Pada



lokasi-lokasi



gelombang



dan



yang



cukup



mangrove



arus



mengalami



abrasi



besar



sehingga



yang



memiliki



biasanya



terjadi



hutan



pengurangan



luasan hutan. 2. Gelombang dan arus juga berpengaruh langsung terhadap distribusi spesies misalnya buah atau semai Rhizophora terbawa gelombang dan arus sampai menemukan substrat yang sesuai untuk menancap dan akhirnya tumbuh. 3. Gelombang dan arus berpengaruh tidak langsung terhadap sedimentasi pantai dan pembentukan padatan-padatan pasir di



muara



padatan



sungai.



pasir



Terjadinya



ini



merupakan



sedimentasi substrat



dan



yang



padatan-



baik



untuk



menunjang pertumbuhan mangrove 4. Gelombang dan arus mempengaruhi daya tahan organisme akuatik melalui transportasi nutrien-nutrien penting dari mangrove ke laut. Nutrien-nutrien yang berasal dari hasil dekomposisi



serasah



maupun



yang



berasal



dari



runoff



daratan dan terjebak di hutan mangrove akan terbawa oleh arus dan gelombang ke laut pada saat surut.



Iklim Mempengaruhi perkembangan tumbuhan dan perubahan faktor fisik



(substrat



dan



air).



17



Pengaruh



iklim



terhadap



pertimbuhan mangrove melalui cahaya, curah hujan, suhu, dan



angin.



Penjelasan



mengenai



faktor-faktor



tersebut



adalah sebagai berikut:



Cahaya 



Cahaya



berpengaruh



terhadap



proses



fotosintesis,



respirasi, fisiologi, dan struktur fisik mangrove 



Intensitas, kualitas, lama (mangrove adalah tumbuhan long day plants yang membutuhkan intensitas cahaya yang tinggi sehingga sesuai untuk hidup di daerah tropis)



pencahayaan



mempengaruhi



pertumbuhan



mangrove 



Laju



pertumbuhan



bawah



naungan



tahunan sinar



mangrove



matahari



yang



lebih



berada kecil



di dan



sedangkan laju kematian adalah sebaliknya 



Cahaya berpengaruh terhadap perbungaan dan germinasi dimana



tumbuhan



(gerombol)



akan



yang



berada



menghasilkan



di



luar



lebih



kelompok



banyak



bunga



karena mendapat sinar matahari lebih banyak daripada tumbuhan yang berada di dalam gerombol. Curah hujan 



Jumlah,



lama,



dan



distribusi



perkembangan tumbuhan mangrove



18



hujan



mempengaruhi







Curah hujan yang terjadi mempengaruhi kondisi udara, suhu air, salinitas air dan tanah







Curah hujan optimum pada suatu lokasi yang dapat mempengaruhi pertumbuhan mangrove adalah yang berada pada kisaran 1500-3000 mm/tahun



Suhu 



Suhu



berperan



penting



dalam



proses



fisiologis



(fotosintesis dan respirasi) 



Produksi



daun



baru



Avicennia



marina



terjadi



pada



suhu 18-20C dan jika suhu lebih tinggi maka produksi menjadi berkurang 



Rhizophora stylosa, Ceriops, Excocaria, Lumnitzera tumbuh optimal pada suhu 26-28C







Bruguiera



tumbuah



optimal



pada



suhu



27C,



dan



Xylocarpus tumbuh optimal pada suhu 21-26C Angin 



Angin mempengaruhi terjadinya gelombang dan arus







Angin merupakan agen polinasi dan diseminasi biji sehingga



membantu



terjadinya



tumbuhan mangrove Salinitas



19



proses



reproduksi



1.



Salinitas



optimum



yang



dibutuhkan



mangrove



untuk



tumbuh berkisar antara 10-30 ppt 2.



Salinitas



secara



langsung



dapat



mempengaruhi



laju



pertumbuhan dan zonasi mangrove, hal ini terkait dengan frekuensi penggenangan 3.



Salinitas



air



akan



meningkat



jika



pada



siang



hari



cuaca panas dan dalam keadaan pasang 4. Salinitas air tanah lebih rendah dari salinitas air



Oksigen Terlarut 1. Oksigen terlarut berperan penting dalam dekomposisi serasah karena bakteri dan fungsi yang bertindak sebagai dekomposer membutuhkan oksigen untuk kehidupannya. 2. Oksigen terlarut juga penting dalam proses respirasi dan



fotosintesis



3.



Oksigen



terlarut



berada



dalam



kondisi tertinggi pada siang hari dan kondisi terendah pada malam hari



Substrat 20



1.



Karakteristik



substrat



merupakan



faktor



pembatas



terhadap pertumbuhan mangrove 2. Rhizophora mucronata dapat tumbuh baik pada substrat yang dalam/tebal dan berlumpur 3. Avicennia marina dan Bruguiera hidup pada tanah lumpur berpasir 4. Tekstur dan konsentrasi ion mempunyai susunan jenis dan kerapatan tegakan Misalnya jika komposisi substrat lebih banyak liat (clay) dan debu (silt) maka tegakan menjadi lebih rapat 5.



Konsentrasi



kation



Na>Mg>Ca



atau



K



akan



konfigurasi



membentuk hutan



Avicennia/Sonneratia/Rhizophora/Bruguiera 6. Mg>Ca>Na atau K yang ada adalah Nipah 7. Ca>Mg, Na atau K yang ada adalah Melauleuca



Hara Unsur hara yang terdapat di ekosistem mangrove terdiri dari hara inorganik dan organik. 1. Inorganik : P,K,Ca,Mg,Na Organik :



Allochtonous



dan



Autochtonous



bakteri, alga)



21



(fitoplankton,



D.PENGELOLAAN PENGELOLAAN EKOSISTEM MANGROVE DI INDONESIA Pengelolaan



mangrove



di



Indonesia



didasarkan



atas



tiga topik utama (isu-isu) yaitu isu ekologi dan sosial ekonomi, kelembagaan dan perangkat hukum, serta strategi dan pelaksanaan rencana. Isu Ekologi dan Isu Sosial Ekonomi Isu manusia



ekologi



meliputi



terhadap



ekosistem



mangrove.



manusia



terhadap



ekosistem



kegiatan



dampak



ekologis



intervensi



Berbagai mangrove



dampak harus



diidentifikasi, baik yang telah terjadi maupun yang akan terjadi



di



mencakup sekitar



kemudian



aspek hutan



mangrove.



hari.



kebiasaan mangrove)



Begitu



pula



Adapun



manusia dalam



isu



sosial



ekonomi



(terutama



masyarakat



memanfaatkan



sumberdaya



kegiatan



industri,



tambak,



perikanan tangkap, pembuangan limbah, dan sebagainya di sekitar hutan mangrove harus diidentifikasi dengan baik. Isu Kelembagaan dan Perangkat Hukum Di



samping



lembaga-lembaga



lain,



Departemen



Pertanian dan Kehutanan, serta Departemen Kelautan dan Perikanan, dalam



merupakan



pengelolaan



lembaga mangrove.



yang



paling



Namun



berkompeten



koordinai



antar



instansi belum begitu baik. Aspek perangkat hukum adalah peraturan pengelolaan



dan



undang-undang



mangrove.



Sudah



yang



cukup



terkait



banyak



dengan



undang-undang



dan peraturan yang dibuat oleh pemerintah dan instansiinstansi yang terkait dalam pengelolaan mangrove namun



22



penegakan hukum atas pelanggaran terhadap aturan tersebut belum sepenuhnya terlaksana. Strategi dan Pelaksanaan Rencana Dalam kerangka pengelolaan dan pelestarian mangrove, terdapat dua konsep utama yang dapat diterapkan. Kedua kosep



tersebut



adalah



perlindungan



hutan



mangrove



dan



rehabilitasi hutan mangrove (Bengen, 2001). Salah satu cara



yang



dapat



dilakukan



dalam



rangka



perlindungan



terhadap keberadaan hutan mangrove adalah dengan menunjuk suatu



kawasan



hutan



mangrove



untuk



dijadikan



kawasan



konservasi, dan sebagai bentuk sabuk hijau di sepanjang pantai dan tepi sungai. Dalam



konteks



di



atas,



berdasarkan



karakteristik



lingkungan, manfaat dan fungsinya, status pengelolaan ekosistem mangrove dengan didasarkan data Tataguna Hutan Kesepakatan (Santoso, 2000) terdiri atas : a)



Kawasan Lindung (hutan, cagar alam, suaka margasatwa, taman



nasional,



taman



laut,



taman



hutan



raya,



cagar



biosfir). b) Kawasan



Budidaya



(hutan



produksi,



areal



penggunaan



pola



pengawasan



lain). Saat pengelolaan



ini



dikembangkan



ekosistem



suatu



mangrove



partisipatif



yang



melibatkan masyarakat. Ide ini dikembangkan atas dasar pemikiran bahwa masyarakat pesisir yang relatif miskin harus dilibatkan dalam pengelolaan mangrove dengan cara diberdayakan, baik kemampuannya (ilmu) maupun ekonominya. Pola



pengawasan



pengelolaan



ekosistem



mangrove



yang



dikembangkan adalah pola partisipatif meliputi : komponen



23



yang



diawasi,



sosialisasi



dan



transparansi



kebijakan,



institusi formal yang mengawasi, para pihak yang terlibat dalam



pengawasan,



mekanisme



pengawasan,



serta



insentif



dan sanksi (Santoso, 2000).



E.PERMASALAHAN Faktor Penyebab Rusaknya Hutan mangrove 1.



Pemanfaatan ketergantungan



yang



tidak



terkontrol,



karena



yang



menempati



wilayah



mangrove



untuk



masyarakat



pesisir sangat tinggi. 2.



Konversi



hutan



berbagai



kepentingan (perkebunan, tambak, pemukiman, kawasan industri,



wisata



kelestarian



dll.)



dan



tanpa



fungsinya



mempertimbangkan



terhadap



lingkungan



sekitar.



Akibat Rusaknya Hutan Mangrove 1. Instrusi air laut Instrusi merembesnya



air air



laut laut



adalah kea



masuknya



rah



daratan



atau sampai



mengakibatkan air tawar sumur/sungai menurun mutunya, bahkan



menjadi



payau



atau



asin



(Harianto,



1999).



Dampak instrusi air laut ini sangat penting, karena air



tawar



yang



tercemar



intrusi



air



menyebabkan keracunan bila diminum dan



24



laut



akan



dapat merusak



akar



tanaman.



dihampir



Instrusi



sebagian



air



besar



laut



wilayah



telah



pantai



terjadi Bengkulu.



Dibeberapa tempat bahkan mencapai lebih dari 1 km. 2. Turunnya kemampuan ekosistem mendegradasi sampah organic, minyak



bumi dll.



3.Penurunan keanekaragamanhayati di wilayah pesisir 4.Peningkatan abrasi pantai 5. Turunnya sumber makanan, tempat pemijah & bertelur biota



laut.



Akibatnya



produksi



tangkapan



ikan



menurun.



6. Turunnya kemampuan ekosistem dalam menahan tiupan angin, gelombang air laut dlll. 7. Peningkatan pencemaran pantai. Pemecahan Masalah Rusaknya Mangrove Untuk konservasi hutan mangrove dan sempadan pantai, Pemerintah R I telah menerbitkan Keppres No. 32 tahun 1990. Sempadan pantai adalah kawasan tertentu sepanjang pantai



yang



mempertahankan



mempunyai



manfaat



kelestarian



fungsi



kawasan hutan mangrove adalah kawasan merupakan



habitat



hutan



memberikan



perlindungan



mangrove



kepada



25



penting pantai,



untuk



sedangkan



pesisir laut yang yang



kehidupan



berfungsi pantai



dan



lautan. Sempadan pantai berupa jalur hijau adalah selebar 100 m dari pasang tertinggi kea rah daratan. Upaya-upaya yang dapat dilakukan untuk memperbaiki dan melestarikan hutan mangrove antara lain: 1. Penanaman kembali mangrove Penanaman



mangrove



sebaiknya



melibatkan



Modelnya



dapat



masyarakat



terlibat



penanaman



dan



pemeliharaan



serta



mangrove



berbasis



keuntungan peluang



kepada



kerja



konservasi. masyarakat



sehingga



terjadi



kembali



tata



dalam



masyarakat. pembibitan,



pemanfaatan



hutan



Model



ini



memberikan



antara



lain



terbukanya



peningkatan



pendapatan



masyarakat.



2.



Pengaturan



pemukiman,



vegetasi,



dll.



ruang



Wilayah



wilayah



pantai



pesisir:



dapat



diatur



menjadi kota ekologi sekaligus dapat dimanfaatkan sebagai wisata pantai (ekoturisme) berupa wisata alam atau bentuk lainnya. 3. Peningkatan motivasi dan kesadaran masyarakat untuk menjaga



dan



memanfaatkan



mangrove



secara



bertanggungjawab. 4. Ijin usaha dan lainnya hendaknya memperhatikan aspek konservasi. 5. Peningkatan pengetahuan dan penerapan kearifan local tentang konservasi 6. Peningkatan pendapatan masyarakat pesisir 7. Program komunikasi konservasi hutan mangrove 8. Penegakan hukum



26



9. Perbaikkan ekosistem wilayah pesisir secara terpadu dan



berbasis



ekosistem



masyarakat.



wilayah



pesisir



dilibatkan



yang



kesejahteraan



masyarakat



mengandung (kearifan



tentang



dalam



masyarakat



kemudian



pengertian lokal)



Artinya



sangat



dapat



pesisir. bahwa



memperbaiki penting



meningkatkan



Selain



itu



konsep-konsep



ekosistem



dan



juga lokal



pelestariannya



perlu ditumbuh-kembangkan kembali sejauh dapat mendukung program ini UPAYA REHABILITASI KAWASAN MANGROVE Kegiatan manusia baik sengaja maupun tidak sengaja telah



menimbulkan



Dampak



dari



dampak



aktivitas



terhadap



ekosistem



mangrove.



manusia



terhadap



ekosistem



mangrove, menyebabkan luasan hutan mangrove turun cukup menghawatirkan. Luas hutan mangrove di Indonesia turun dari 5,21 juta hektar antara tahun 1982 – 1987, menjadi 3,24 hektar, dan makin menyusut menjadi 2,5 juta hektar pada tahun 1993 (Widigdo, 2000). Hal ini tentu sangat berbahaya bagi kelestarian ekosistem mangrove. Ekosistem mangrove yang telah rusak dapat dipulihkan dengan jalan rehabilitasi. Rehabilitasi diartikan sebagai upaya untuk mengembalikan kondisi alam dari kondisi yang terganggu



menjadi



kondisi



semula



(baik)



secara



alami.



Rehabilitasi dapat dipertimbangkan jika suatu ekosistem telah terlalu banyak berubah sehingga tidak mampu lagi memperbaiki diusahakan



diri



secara



sekecil



alami.



mungkin



Campur



sehingga



tangan



dalam



manusia



praktiknya



rehabilitasi mengandung m,akna member kesempatan kepada alam untuk memulihkan dirinya sendiri. Peranana manusia



27



adalah sebagai pembuka jal;an dan peluang agar pemulihan terjadi lebih cepat. Kusmana



(2005)



menyatakan



bahwa



eksosistem



bakau



dapat memperbaiki diri dalam waktu 15-20 tahun jika (1) kondisi



normal



ketersediaan



hidrologi



biji



dan



tidak



bibit



terganggu



serta



dan



jaraknya



(2) tidak



terganggu atau terhalangi. Jika kondisi hidrologi normal namun



biji



bakau



tidak



dapat



mendekati



daerah



rehabilitasi, maka diperlukan penanaman. Oleh karena itu, untuk



memastikan



rehabilitasi



tanpa



penanaman



maka



diperlukan tinjauan potensi air laut yang terhalangi atau factor lain yang menghambat perkembangan tanaman bakau.



F.JENIS-JENIS MONGROVE 1. Rkizophora 2. Bruguiera 3. Ceiiops 4. XylocarpuSf Sonnemtia 5. Avicennia 6. Heritiera littoralis 7. Xylocarpus granatum 8. Rhizophora apiculata (bakau minyak) 9. Rhizophora mucronata (bakau kurap) 10.Rhizophora stylosa (bakau kecil)



28



Cirri-ciri Anggota dari marga Rkizophora 



ditunjang oleh akar udara (prop atau akar jangkung) yang melengkung dari batang pokok dan juga



berasal dari cabang bawah. cirri-ciri Bruguiera dan Ceiiops 



biasanya tumbuh dalam tanah keras maka mempunyai sistem perakaran samping bawah tanah yang menuju



(muncul) ke atas permukaan tanah yang sering disebut akar lutut.



Cirri-ciri



XylocarpuSf Sonnemtia dan Avicennia



1. mempunyai sistem perakaran yang meluas dari akar-akar samping yang dangkal. 2.



Akar-akar



udara



(pneumatophora)



ini



berbentuk



kerucut yang bulai dan muncul melalui permukaan tanah. 3. Pneuma;ophora ini merupakan organ khusus untuk mensuplai udara pada akar-akar dalam tanah.



Cirri-ciri Heritiera littoralis dan Xylocarpus granatum 



mempunyai sistem perakaran penyokong yang berkelokkelok. Akar in melekat ke dasar pneumatophora yang berguna untuk penyediaan aerasi akar bawah tanah



29



Ciri-ciri Rizophoraceae   



berupa akar tunjang yang besar dan berkayu, pucuk yang tertutup daun penumpu yang meruncing, serta buah yang berkecambah serta berakar ketika masih di pohon (vivipar). Ciri ciri Rhizophora apiculata (bakau minyak)







warna kemerahan pada tangkai daun dan sisi bawah







daun. Bunga



 



mahkota gundul dan kekuningan. Buah kecil, coklat, panjangnya 2 – 3,5 cm. Hipokotil dengan warna kemerahan atau jingga, dan







merah pada leher kotiledon bila sudah matang. Panjang hipokotil sekitar 18 – 38 cm.



biasanya



berkelompok



dua-dua,



dengan



daun



Ciri-ciri Rhizophora mucronata (bakau kurap)    



Bunga berkelompok, 4-8 kuntum. Daun mahkota putih, berambut panjang hingga 9 mm. Buah bentuk telur, hijau kecoklatan, 5 – 7 cm. Hipokotil besar, kasar dan berbintil, panjang 36 –







70 cm. Leher kotiledon kuning jika matang. Ciri-ciri Rhizophora stylosa (bakau kecil)







Bunga



 



kecil. Daun mahkota putih, berambut panjang hingga 8 mm. Buah coklat kecil, panjang s/d 4 cm.



dalam



kelompok



besar,



30



8-16



kuntum,



kecil-







Hipokotil berbintil agak halus, 20-35 cm (terkadang







50 cm) leher kotiledon kuning kehijauan ketika matang.



Gambar sonneratia



31



32



33



34



Gambar xylocarpus



35



36



37



38



Gambar ceriops



Gambar exoecaria



39



Gambar rhizophora spp



40



Gambar api2



41



42



BAB IV PENUTUP A. KESIMPULAN a) Ekosistem mangrove merupakan salah satu ekosistem pesisir yang unik dan khas yang bernilai ekologis dan ekonomis. b) Mengingat aktivitas



manusia



dalam



pemanfaatan



hutan mangrove, maka diperlukan pengelolaan mangrove yang meliputi aspek perlindungan dan konservasi yang melibatkan masyarakat. c) Ekosistem mangrove



yang



telah



rusak



dapat



dipulihkan dengan jalan rehabilitasi. d) Rehabilitasi dapat terjadi secara



alami



waktu



(1)



dalam



normal



waktu



15-20



hidrologi



ketersediaan



biji



tahun



tidak dan



jika



terganggu



bibit



serta



dalam



kondisi



dan



(2)



jaraknya



tidak



terganggu atau terhalangi.



B. SARAN 1. Kita sebagai perairan tidak



harus



terjadi



mahasiswa/I menjaga kerusakan



manejemen



kelestarian yang



kerusakan lingkungan. 2. Kita sebagai mahasiswa/I



bisa



sumberdaya



mangrove



agar



mengakibatkan



manajemen



sumberdaya



perairan juga harus membuat suatu kegiatan penanaman mangrove



yang



rusak



agar



terjaga.



43



mangrove



dapat



tetap



DAFTAR PUSTAKA jchkumaat.files.wordpress.com/.../pengertian-pengelolaanbahan-kuliah-pengelolaan-pesisir-geog.doc - Mirip http://www.acehpedia.org/Faktor_Yang_Mempengaruhi_Pertumb uhan_Mangrove http://uripsantoso.wordpress.com/2008/04/03/hutanmangrove-permasalahan-dan-solusinya/ https://anekaplanta.wordpress.com/2009/01/27/peranan-danfungsi-hutan-bakau-mangrove-dalam-ekosistem-pesisir/ http://ardisaverhino43.blogspot.com/2010/06/upayakonservasi-dan-rehabilitasi.html http://www.coremap.or.id/downloads/1909.pdf http://id.wikipedia.org/wiki/Bakau



44



45