10 0 129 KB
WARIGA PRAKTIS
W
ariga adalah sistem kalender ala Bali yang dibawa dari kebudayaan Hindu di Jawa pada masa penyebaran Hindu ke Bali. Sistem penanggalan ini unik dan sangat ramah
dengan alam. Ia berisi hari-hari yang baik untuk melakukan berbagai kegiatan, tidak saja untuk hubungan manusia dengan Tuhan, dengan sesama manusia dan dengan alam semesta. Simak saja hari-hari baik untuk upacara piodalan, pernikahan, kegiatan menanam padi, menebang bambu dan lainnya. Konsep pelaksanaan Panca Yadnya di Bali sangat berkaitan dengan sistem penanggalan ini. Orang-orang tua dulu, terutama para Ibu sangat akrab dengan sistem ini. Kegiatan keseharian yang berhubungan dengan upacara yadnya membuat mereka tidak pernah lupa dengan hari-hari dalam sistem ini. Meski kebanyakan buta huruf, namun pengalaman dan pengamalan telah mengajari dan melatih mereka. Bercermin dari sini, tentu tidak layak bahwa generasi penerus seperti kita yang begitu banyak menghabiskan waktu di sekolah dan internet, tidak mengetahui hal-hal yang bahkan diketahui oleh para orang tua kita yang buta huruf. Maka di sejumlah lembaran berikut ini akan disajikan beberapa dasar-dasar dari perhitungan Wariga yang penting untuk diketahui berkaitan dengan hari-hari khusus Panca Yadnya terutama otonan, hari raya, hari piodalan dan sebagainya. 1 | Gåhasta Àúrama
Konsep hari-hari penting dalam penanggalan di Bali ini merupakan sebuah gabungan antara Wewaran dan Wariga. Wewaran sendiri terdiri dari 10 pembagian, dan Wariga meliputi 30 pembagian. Pembagian Wewaran meliputi:. 1
Eka Wara
Luang
2
Dwi Wara
Menge, Pepet
3
Tri Wara
Pasah, Beteng, Kajeng
4
Catur Wara
Sri, Laba, Jaya, Mandala
5
Panca Wara
Umanis, Pahing, Pon, Wage, Kliwon
6
Sad Wara
Tungleh, Aryang, Urukung, Paniron, Was, Maulu
7
Sapta Wara
Redite, Soma, Anggara, Buda, Wraspati, Sukra, Saniscara.
8
Asta Wara
Sri, Indra, Guru, Yama, Rudra, Brahma, Kala, Uma
9
Sanga Wara
Dangu, Jangur, Gigis, Nohan, Ogan, Erangan, Urungan, Tulus, Dadi
10
Dasa Wara
Pandita, Pati, Suka, Duka, Sri, Manu, Manusa, Raja, Dewa, Raksasa
Note: Bagian yang di-highlight adalah wewaran yang paling sering dipakai untuk kalangan umum.
Dalam sistem penulisan hari baik atau rahina untuk upacara, tiga bagian Wewaran yang penting untuk diingat adalah Tri Wara, Panca Wara dan Sapta Wara. Tri Wara terutama untuk mengetahui hari-hari dimana kegiatan yang berkaitan dengan Dewa Yadnya sering dihindari yakni pada saat bertepatan dengan Pasah. Untuk kegiatan Buta Yadnya biasanya dipilih hari dengan Tri Wara: Kajeng yang bertepatan Kliwon dari Panca Wara. 2 | Gåhasta Àúrama
Gabungan antara Panca Wara dan Sapta Wara menghasilkan sejumlah rerahinan. Misalnya ketika Rabu/Buda (Sapta Wara) bertemu dengan Kliwon (Panca Wara) menjadi Buda Kliwon. Buda bertemu Umanis menjadi Buda Manis. Buda bertemu Wage menjadi Buda Cemeng. Anggara bertemu Kliwon menjadi Anggara Kasih. Saniscara bertemu Kliwon disebut Tumpek. Sementara itu pembagian Wariga meliputi: Ibu Jari
Telunjuk
Jari Tengah
Jari Manis
Kelingking
1 Shinta
2 Landep
3 Ukir
4 Kulantir
5 Tolu
6 Gumbreg
7 Wariga
8 Warigadean
9 Julungwangi
10 Sungsang
11 Dungulan
12 Kuningan
13 Langkir
14 Medangsia
15 Pujut
16 Pahang
17 Krulut
18 Merakih
19 Tambir
20 Medangkungan
21 Matal
22 Uye
23 Menail
24 Prangbakat
25 Bala
26 Ugu
27 Wayang
28 Klawu
29 Dukut
30 Watugunung
Buda Kliwon
Tumpek
Buda Cemeng
Anggar Kasih dan Buda Umanis
Dari tabel diatas dapat dihafal ke-30 Wariga dengan menggunakan kelima jari tangan kiri. Gabungan Panca Wara, Sapta Wara dan Wariga yang membentuk hari suci atau rerahinan Buda Kliwon akan jatuh pada hitungan jari I (Ibu Jari). Dengan demikian akan muncul rerahinan Buda Kliwon Shinta, Buda Kliwon Gumbreg, dan seterusnya. 3 | Gåhasta Àúrama
Rerahinan Tumpek (Sabtu/Saniscara Kliwon) akan jatuh pada Wariga di jari telunjuk sehingga menjadi Tumpek Landep, Tumpek Wariga (Bubuh), Tumpek Kuningan, Tumpek Krulut dan seterusnya. Rerahinan Buda Wage atau Buda Cemeng jatuh pada Wariga di jari tengah, seperti Buda Cemeng Ukir, Buda Cemeng Warigadean, dan seterusnya. Selanjutnya rerahinan Anggara Kliwon/Anggar Kasih dan Buda Umanis jatuh pada semua Wariga yang ada di jari manis seperti Anggar Kasih Kulanitr, Julungwangi, dan seterusnya. Model ilustrasi
lain yang dapat
mempermudah
kita
menghitung kalender Wariga secara sederhana untuk mengetahui piodalan, otonan dan lainnya dapat diperhatikan pada gambar di halaman berikutnya. Demikianlah sistem Wariga dasar yang patut dipahami oleh pemula untuk sekedar mengetahui rerahinan yang berlaku dalam kehidupan sehari-hari sebagai masyarakat Hindu di Bali. Bila berminat mengetahui lebih jauh, tentu layak membaca buku-buku khusus tentang sistem Wariga. Sistem penanggalan suku Maya kuno di Amerika telah mampu mengguncang perhatian dunia dengan ramalan hari kiamatnya. Seperti kalender suku Maya tersebut, kalender Wariga adalah sebuah warisan budaya adiluhung yang kelak mungkin juga akan mengguncang dunia karena kearifannya terhadap alam semesta. Maka layaklah sistem penanggalan Hindu ini dijaga dan dirawat dalam kebanggaan kita sebagai pewarisnya.
4 | Gåhasta Àúrama