Wirausaha Budidaya Ikan Lele [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

TUGAS KELOMPOK WIRAUSAHA BUDIDAYA IKAN LELE Makalah ini dibuat untuk Memenuhi Tugas Kelompok Mata Kuliah Bahasa Indonesia



Dosen Pembimbing : Anisatul Fauziah. S.Pd, M.Pd.



Disusun oleh : Endah Suhartim (218123173) Khanci Dewi Lukmana (218123063



PROGRAM STUDI MANAJEMEN SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI WIDYA GAMA LUMAJANG Jalan Gatot Subroto No.4 Lumajang 67352 Jawa Timur – Indonesia Telp. (0334) 881924 Email: [email protected] 2019



1



KATA PENGANTAR Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, karena berkat rahmat dan karunia-Nyalah kami dapat menyelesaikan tugas ini. Tidak lupa shalawat serta salam semoga senantiasa dilimpahkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW. Tugas ini merupakan materi tentang kewirausahaan dan apa yang harus dipersiapkan ketika berwirausaha terutama dalam bidang budidaya ikan lele. Kami mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah membantu kami dalam membuat makalah ini, baik berupa bantuan moril maupun materil. Dalam menyusun dan penulisan tugas ini kami sadar akan segala kekurangan dan keterbatasannya. Untuk itu kami mengharapkan masukan, kritik dan saran yang membangun dan konstruktif agar penyusunan tugas ini lebih sempurna dimasa yang akan datang. Kami berharap makalah ini dapat bermanfaat dan memberikan wawasan bagi kami khususnya dan bagi pembaca umumnya.



Lumajang, 31 Maret 2019



Penyusun



2



DAFTAR ISI Kata pengantar..........................................................................................................................1 Daftar Isi.................................................................................................................................. 2 BAB I



PENDAHULUAN.......................................................................................... 4 1.1. Latar Belakang............................................................................................5 1.2. Rumusan Masalah.......................................................................................5 1.3.Tujuan..........................................................................................................5



BAB II



PEMBAHASAN............................................................................................. 6 2.1.Kewirausahaan .......................................................................................... 6 2.1.1Pengertian Wirausaha........................................................................ 6 2.1.2. Karateristik Wirausaha.................................................................... 6 2.1.3.Tujuan dan Manfaat Wirausaha ....................................................... 8 2.1.4.Keuntungan Wirausaha ................................................................... 8 2.2 Manajemen................................................................................................. 9 2.2.1 Pengertian Manajemen..................................................................... 9 2.2.2. Perencaan........................................................................................ 11 2.2.3. Pengorganisasian ........................................................................... 11 2.2.4 Pelaksanaan..................................................................................... 12 2.2.5 Studi Kasus..................................................................................... 12 2.3 Keuangan.................................................................................................. 17 2.3.1 Pengertian Laporan Keuangan ....................................................... 17 2.3.2. Manfaat Laporan Keuangan ......................................................... 17 2.3.3. Studi Kasus .................................................................................. 19 3



2.4 Strategi Pemasaran................................................................................... 20 2.4.1 Pengertian Pemasaran.................................................................... 20 2.4.2. Pengertian Strategi Pemasaran..................................................... 20 2.4.3.Strategi Harga............................................................................... 21 2.4.4 Strategi Tempat dan Distribusi..................................................... 21 2.4.5 Strategi Promosi............................................................................ 22 2.4.6 Studi Kasus................................................................................... 22 BAB III



PENUTUP....................................................................................... A. Kesimpulan.................................................................................... B. Saran...........................................................................................



Daftar Pustaka........................................................................................................



4



BAB I PENDAHULUAN 1.1



Latar Belakang Pada saat ini, persaingan untuk mendapatkan pekerjaan di Indonesia semakin sulit.



Kesulitan ini tidak hanya dirasakan oleh masyarakat dengan pendidikan yang rendah, akan tetapi pendidikan tinggi pun sulit untuk mendapatkan suatu pekerjaan. Salah satu cara untuk mendapatkan pekerjaan di era saat ini adalah dengan berwirausaha. Wirausahawan adalah orang yang berjiwa berani mengambil resiko untuk membuka usaha dalam berbagai kesempatan. Berjiwa berani mengambil risiko artinya bermental mandiri dan berani memulai usaha, tanpa diliputi rasa takut atau cemas sekalipun dalam kondisi tidak pasti (Kasmir, 2016: hal19). Salah satu bentuk usaha yang dilakukan pada saat ini adalah berwirausaha dalah bidang perikanan. Salah satu bentuknya yaitu budidaya ikan lele. Budidaya ikan lele merupakan usaha yang mudah dijalankan. Ikan lele merupakan ikan air tawar yang sangat mudah untuk dijalankan, dikarenakan ada beberapa hal yang membuat budidaya ikan lele tersebut menjadi mudah untuk dijalankan yaitu 1) dapat dilakukan dimana saja, termasuk lahan sempit, 2) cara pembudidayaannya sangat mudah dilakukan, termasuk oleh masyarakat umum, 3) pemasarannya relatif mudah, dan 4) biaya untuk melakukan budidaya tersebut masih terjangkau untuk masyarakat umum. Peluang budidaya ikan lele merupakan salah satu peluang usaa yang cukup diperhitungkan saat ini. Ternak ikan lele relatif lebih mudah apabila dibandingkan dengan ikan tawar lainnya seperti ikan mas atau ikan mujair. Dalam usaha ternak atau budidaya ikan lele semakin menginspirasi banyak orang untuk ikut terjun & berharap meraih kesuksesan dalam usaha ini. Salah satu contoh budidaya ikan lele dalam hal ini adalah budidaya ikan lele yang ada di daerah Gading Sari. Kami berencana mengetahui bagaimana cara budidaya ikan lele kebetulan tetangga salah satu teman kami yaitu Endah. Dalam hal ini kami ingin mengetahui cara budidaya ikan lele tersebut mulai dari bibit sampai panen dengan menggunakan lahan seadanya. Dengan menggunakan lahan seadanya tersebut membuat kami tertarik untuk mengulik lebih lanjut.



5



1.2



Rumusan Masalah



1. Bagaimana cara melakukan budidaya ikan lele yang baik? 2. Bagaimana cara memasarkan ikan lele? 3. Bagaimana cara kita agar mampu bersaing dengan para pembisnis budidaya ikan lele?



1.3



Tujuan



a. Untuk mengkaji & menganalisis bagaimana proses budidaya ikan lele pada kolam beton. b. Sebagai sarana peningkatan wawasan dan juga ilmu bagi penulis sendiri khususya tentang budidaya ikan lele serta bagaimana cara pemasarannya.



6



BAB II PEMBAHASAN 2.1



Kewirausahaan



2.1.1 Pengertian wirausaha Secara sederhana arti wirausahawan (entrepenuer) adalah orang yang berjiawa berani mengambil resiko untuk membuka usaha dalam berbagai kesempatan. Berjiwa berani mengambil risiko artinya bermental mandiri dan berani memulai usaha, tanpa diliputi rasa takut atau cemas sekalipun dalam kondisi tidak pasti. Kegiatan wirausaha dapat dilakukan seorang diri atau berkelompok. Kegiatan wirausaha dapat dikelola sendiri atau dikelola orang lain. Dikelola sendiri artinya si pengusaha memiliki modal uang dan kemampuan langsung terjun mengelola usahannya. Sementara itu, jika dikelola orang lain, adalah si pengusaha cukup menyetor sejumlah uang dan pengelolaan usahannya diserahkan kepada pihak itu, Wirausaha dapat dijalankan seseorang atau sekelompok orang. Dengan kata lain, seseorang baik secara pribadi maupun bergabung dengan orang lain dapat menjalankan kegiatan usaha atau membuka usaha. Secara pribadi artinya membuka perusahaan dengan inisiatif dan modal seorang diri. Sementara itu, berkelompok adalah secara bersama-sama dua orang atau lebih dengan cara masing-masing menyetor modal dalam bentuk uang atau keahliannya. (Kasmir, 2016: hal 19) 2.1.2 Karateristik wirausaha Ada beberapa literatur yang untuk mengidentifikasi berwirausaha, yaitu kombinasi beberapa faktor-faktor : a. Motivasi untuk pencapaian (achivement) seerta kemandirian (independence), pengendali dan penentu, pengambilan resiko dan kreativitas (caird, 1988),



yang



merupakan ketika kita memulai berwirausaha untuk mencapai tujuan tertentu dengan kemandirian, pengedalian serta penentu kita juga harus mengembangkan inovasi maupun kreativitas untuk siap menghadapi pesaing dan siap mengambil resiko tertentu untuk memajuka usaha tersebut. b. Yakin atas kemampuannya, ketidaknyamanan dan menyepakati risiko, serta fokus pada capaian (miljkovic krecar, 2010), maksud tersebut yaitu kita harus yakin pada



7



kemapuan kita serta siap menerima keadaan bagaimanapun serta resiko apapun dan harus tetap fokus pada tujuan agar pencapaan maksimal. c. Kesadaran (awarnesess), memerlukan proges, oportunismu serta kreativitas (ahmetoglu



dan



chamorro-premuzic,



2010),



dalam



berwirausaha



semuanya



memelukan progres tidak ada yang instan, dalam progres tersebut kita harus berkreativitas guna menemukan inovasi terbaru.s Dari kajian ini, maka dapat dirumuskan bahwa karakteristik berwirausaha merupakan kombinasi dari kemandirian dan kemampuan, kesadaran pribadi, penggerak organisasional, berorientasi pada capaian hasil serta bersifat berani mengambil resiko dan kreatif. Beberapa karakteristik berwirausaha tersebut selaras dengan kasmir (2009) yang mengartikan bahwa berwirausaha (entepreneur) adalah orang-orang yang berjiwa berani mengambil resiko untuk membuka usaha dalam berbagai kesempatan.



Menurut Peter F Drucker, bahwa



kewirausahaan merupakan kemampuan dalam menciptakan sesuatu yang baru dan beda. Menurut Zimmer, bahwa kewirausahaan sebagai suatu proses penerapan kreativitas dan inovasi dalam memecahkan persoalan dan menemukan peluang untuk memperbaiki kehidupan bisnis. Beran mengambil resiko atau risk taker merupakan ciri khas atau karakter seseorang wirausahawan. Pada dasarnya setiap keputusan individual mengandung resiko, namun seseorang employer (karyawan), gambler (penjudi), dan entepeneur (wirausahawan) tatarannya masing-masing berbeda. Seorang karyawan berani mengambil resiko karena potensi resiko akan berada pada “pundak atasannya” kegagalan seorang karyawan dapat ditutupi oleh kelompok organisasionalnya yaitu yang terburuk adalah kehilangan jabatan. Seorang gambler berani mengambil resiko karena menyadarkanpada sebuah keberuntungan atau sifat probabilitas keberhasilannya sangat kecil, sifat keputusan gambler cenderung tidak adil dan mengacaukan organisasionalnya. Seorang entepreneur berani mengambil resiko berdasarkan rasionalitas dan reabilitas bisnis serta kemampuan individual yang terkandung dalam performa dan pola pikir pribadinya. Untuk itu karakteristik wirausahawan tidak dihantui ketakutan gagal, orientasinya justru bagaikan “sang penantang”. (Trihatmoko dan Harsono, 2017: hal 27)



8



2.1.3 Tujuan dan manfaat wirausaha Pada dasarnya, kewirausahaan mempunyai beberapa tujuan tertentu, di antaranya adalah : 



Meningkatkan Jumlah wirausaha yang berkualitas







Menyadarkan masyarakat atau memberikan kesadaran berwirausaha yang tangguh dan kuat terhadap masyarakat







Menghasilkan kemajuan dan kesejahteraan masyarakat







Membudayakan semangat, sikap, perilaku dan kemampuan kewirausahaan di kalangan masyarakat



Adapun manfaat yang bisa diperoleh dari kegiatan tersebut, di antaranya adalah : 



Menambah daya tampung tenaga kerja







Sebagai generator pembangunan lingkungan, pribadi, distribusi, pemeliharaan lingkungan dan kesejahteraan







Memberi contoh bagaimana bekerja keras, tekun dan memeiliki pribadi unggul yang patu diteladai







Mendidik karyawan jadi orang mandiri, disiplin tekun, jujur dalam menghadapi pekerjaan







Mendidik masyarakat hidup efisien dan sederhana. (Kasmir, 2016: hal 26)



2.1.4 Keuntungan menjadi wirausaha 1. Keuntungan usaha menjadi milik sendiri Sebagai seorang wirausahawan dapat memiliki posisi ganda, yaitu sebagai pemilik perusahaan dan sebagai direktur perusahaan tersebut. Sehubungan dengan itu maka pendapatan secara finansial akan memperoleh dua sumber juga, yaitu baik keuntungan perusahan maupun gaji sebagai direktur yang bertanggungjawab atas semua aktivitas usaha dan kesinambungan perusahaan. 2. Memperoleh Status dan Kepuasan Status sebagai seorang pemilik perusahaan tertentu akan memberikan kebanggaan tersendiri yang tidak dirasakan jika dia bekerja kepada orang lain sebagai karyawan. Motivasi 9



kuat akan memunculkan berbagai ide baru dan strategi jitu. Kesuksesan pada akhirnya meningkatkan rasa puas kepada pengusaha tersebut. Kepuasan akan menjadi pemicu pemilik dan direktur perusahaan untuk mencapai kesuksesan lainnya yang lebih tinggi. 3. Tidak diperintah Orang Lain Sehubungan dengan posisi sebagai pemilik sekaligus direktur perusahaan, maka tidak ada orang lain yang akan memerintahnya. 4. Berhak Mengambil Keputusan Wirausahawan dapat meminta pendapat atau pertimbangan dari konsultan sebelum mengambil keputusan penting. Itu semata-mata dilakukan bukan karena keharusan tapi agar keputusan yang ditetapkan merupakan keputusan yang paling baik. Semua masukan dari pihak lain merupakan bahan pertimbangan yang pada akhirnya wirausahawan sendiri yang berhak mengambil keputusan. 5. Dapat memilih jenis usaha Seorang wirausahawan mempunyai wewenang untuk memilih jenis usaha. Pertimbangan untuk memilih jenis usaha muncul baik dari luar maupun dari dalam diri wirausahawan tersebut. (Suparyanto, 2016: hal 13) 2.2 Manajemen 2.2.1 Pengertian manajemen Manajemen bukanlah ilmu pengetahuan yang baru dikenal oleh para pelaku ekonomi , karena para ilmuwan dibidang manajemen telah hadir sejak beberapa abad yang silam . Sacatan sejara oleh Wren (1994) mengidentifikasi bahwa pioner manajemen yaitu Robet Owen (1771-1858)pada masa revolusi industri , setelah era Adam Smith (1723-1790). Hingga dalam perkembangan manajemen tokoh berikutnya , antara lain yaitu Charles Babbage (1772-1871), Andre Ure (1778-1857), Baron Charles Dupin (1784-1873), Daniel Craig McCalum (1815-1878) , Henry Varnum Poor (1812-1905) , dan Andre Carnegie (183519191) . Selanjutnya pada era kemajuan ilmu manajemen lahir tokoh-tokoh manajemen seperti Frederick Winslow Tayor (1856-1915) , Henry Laurence Gantt (1861-1919) , Hugo Munsterberg (1863-1916) , Henri Fayol (1841-1925) , dan Abraham H. Maslow (1909-1970) , serta lainnya yaitu Mary Parker Follet (1928) , Chair E. Turner (1934) , Elton Mayo (1945).



10



Henri fayol (1841-1925) adalah



tokoh yang memunculkan teori manajemen teori



manajemen dan organisasi . Teori Fayol’s mengidentifikasi elemen manajemen yaitu planning dan organizing serta command , coordination , dan control ( Wren , 1994) . Simplikasi dari elemen manajemen Fayol’s kini populer disebut POAC , yaitu : perencanaan (P:Planning) , pengorganisasian (O:Organizing) , Pelaksanaan (A:Actuating) , Pengendalian (C:Controlling). Di dalam menjalankan ataupun memulai sebuah unit bisnis , maka semua elemen-elemen fungsional manajemen tersebut perlu diimplementasikan . Titik tolak pelaksaan fungsi manajemen berpijak pada fungsi perencanaan . Manajemen perencaan akan mencakup rencana pengorganisasian , pelaksaan , dan pengendaliannya. Didalam praktiknya implementasi POAC sangan dinamis sesuai dengan dengan kondisi atau strategi masing-masing unit , kelompok , dan organisasinya . Untuk memberikan gambaran pada gambar dibawah ini ditampilkan bagan skematik alur fungsi manajemen sebagai landasan manajemen. (Trihatmoko dan Harsono, 2017: hal 133)



PENGORGANISAIAN (O)



PERENCAAN



PELAKSAAN



(P)



(A)



PENGENDALIAN (C)



Gambar Dasar-dasar Manajemen



11



2.2.2 Perencanaan Manajemen perencaan adalah berupa penjabaran dari berbagai aktivitas yang akan dilakukan melalui proses pengorganisasian dan pengendalian untuk terlaksankannya sebuah projek . Sebuah perencaan memiliki dukungan dari berbagai identifikasi sumber daya yang terkait dengan pengorganisasian pelaksaan prjek . Sebuah perencaan yang baik tentang sebuah unit bisnis baru akan mampu mengorganisir pelaksaan unit bisnis . Dasar-dasar perencaan yang baik dapat digali sejak dari membangun minat hingga ditetapkannya pilihan sebuah unit bisnis . Oleh karena itu , analisis dala studi kelayakan merupakan pondasi penyusunan perencaan yang bersifat peramalan atau prakiraan . Kombinasi fungsi perencaan dengan prakiraan (forecasting) dapat bersifat universal dalam penerapannya dan papan fundamental bangunan bagi semua organisasi (Wren , 1994) . Gambar diatas menujukkan bahwa sentra fungsi manajemen terletak pada fungsing pelakasaan . Manajemen perencaan membuat rancang-bangun (kontruksi) .pengorganisasian dan pengendalian terhadap pelaksaan sebuah projek unit bisnis baru . Pelaksaan kemungkinan dapat menyimpang dari sebuah rencana awal yang disebabkan oleh terjadinya kekeliruan atau suatu pembaruan dan pengebangan faktor tertentu . Untuk itu manakala terjadi penyimpangan , maka sebuah perencanaa baru perlu disusun kembali sebagai perbaikan. (Trihatmoko dan Harsono, 2017: hal 134) 2.2.3 Pengorganisasian Manajemen pengorganisaian adalah berupa penjabaran di dalam mengatur berbagi sumberdaya yang dioperasikan berdasarkan rencana kerja dan berbgai ketetap organisasi . Di dalam pengorganisasian unit bisnis memiliki beberapa elemen utama , yaitu sumberdaya : (1) Manusia brupa personal dalam struktur organisasi ; (2) Barang-barang kebutuhan unit bisnis ; (3) Peralatan dan perlengkapan untuk operaional usaha . Perorganisasian merupakan aktifitas individual dan kelompok organisasi didalam sebuah unit bisnis sebagai penggerak semua elemen sumber daya sesuai dengan fungsinya . Dalam mengorganisir bisnis diartikan oleh Fayol yaitu supaya menyiapkan segalanya menyiapkan segalanya yang digunakan untuk memfungsikan bahan baku , peralatan , modal , personal , yang kemudian merupakan tugas manajemen , dalam hal melihat bahwa manusian dan materi organisasi konsisten dengan tujuan dan sumberdaya (Wren , 1994) . Untuk itu pengorganisasian sasarannya adalah untuk memastikan efektivitas dan efensiensi pelaksaan unit bisnis berdasarkan pada perencaan yang telah disusun. Sekelompok organisasi dibentuk oleh seseorang yang memiliki tujuan bersama 12



dan secara aktraktif didalam kelompoknya , dalam hal untuk memperoleh kepuasan sesuain yang mereka inginkan (Wren , 1994). Oleh karena itu peranan setiap individu didalam organisasi yang dibentuk pemilik usaha harus memiliki orientasi kepentingan yang sama yaitu memajukan unit bisnis yang akan dibangun , serta kesejahteraan pada semua pelaku organisasionalnya. (Trihatmoko dan Harsono, 2017: hal 135) 2.2.4 Pelaksanaan Manajemen pelaksaan adalah berupa bentuk realisasi dari operasionalisasi berbagai sumber daya yang telah terorganisir . Untuk itu ketepatan dan kelancaran atau efesiensi dan efektivitas pelaksaan sebuah proyek unit bisnis baru akan sangat tergantung pada proses perorganisasiannya . Pelaksaan sebuah unit bisnis baru selayaknya tetap mengacu kepada perencaan awal dan diorganisir dengan baik . Tingkay efisiensi dan evektivitas pelaksaan sebuah proyek usaha baru juga tergantung kepada manajemen pengendalian . Hal ini selaras dengan Fayol , bahwa manajemen pelaksaan mencakup tiga unsur yaitu fungsi komando , koordinasi , kontrol (Wren , 1994). Gambar diatas menunjukan bahwa didalam pelaksaan unuit bisnis dapat melalukan perubahan perencanaan pada periode berikutnya. Misalnya , merancang kembali untuk segera memberdayakan unit bisnis pendukung, meningkatkan kapasitas produksi, menambah investasi, dan lain sebagainya. (Trihatmoko dan Harsono, 2017: hal 136) 2.2.5 Studi Kasus Sebelum memulai budidaya ikan lele awal mulai berdiri memerlukan perencanan dalam hal mementukan budidaya ika lele dengan lahan seadanya, ada berbagai macam tipe kolam yang bisa digunakan untuk tempat budidaya ikan lele. Setiap kolam memiliki keunggulan dan kelemahan masing-masing bila ditinjau dari segi usaha budidaya. Untuk memutuskan kolam apa yang cocok, harap dipertimbangkan kondisi lingkugan dan ketersediaan tenaga kerja dan seumber dana yang ada. Dikarenakan menggunakan lahan seadanya budidaya ikan lele ini memakai teknik kolam beton. Pada budidaya ikan lele yang dilakukan Ibu Siti Maryam sebagai petani budidaya ikan lele yang berada gadingsari ada beberapa tahapan yang dilakukan oleh pemilik kolam budidaya tersebut yaitu :



13



a) Penyediaan kolam Usaha budidaya ikan lele ini dikerjakan sendiri oleh pemilik dalam pembangunan kolam dengan menggunakan lahan seadanya yang berada disebelah rumah. Luas lahan –+ 13meterx6meter dibangun 4 kolam yang masing-masing ukurannya yaitu 1 kolam ukuran 3mx3m dan 3 kolam yang lain 2mx3m.



b) Persiapan kolam Ikan lele tidak membutuhkan air yang bening atau bersih untuk hidup, faktor air bagi lele dalam kolam cukup penting dalam air pengisian kolam pembesara bibit ukuran 6-7cm keadalam air yang dperlukan yaitu 30cm dengan berjalannya waktu setiap 2 minggu sekali bertambah naik kedalam air menurut usia ikan lele. Dalam sekali pembibitan ikan lele perkolam normalnya yatu 2000 ikan jika sistem tebar padat bisa lebih dan berkali lipat.



c) Cara memperoleh benih Petani ikan lele memperoleh benih dengan cara membeli benih di tempat pembudidayaan yang lebih besar yang menjual benih ikan lele. Harga benih lele dibeli dengan kisaran harga 80.000/1000 ekor, dengan ukuran benih 6-7cm.



14



d) Cara pemindahan Dalam sekali tebar ikan lele yang ditebar yaitu 10.000 ikan setelah 2 bulan pertumbuhan ikan kemudian disortir sesuai berat ikan dan panjang ikan. Cara pemindahan yaitu : 1. Mengurangi air di sarang pemijahan sampai tinggu 10-20cm. 2. Menyipakan kolam yang akan dipakai untuk tempat penampungan dan menyiapkan air dengan tinggi -+30cm. 3. Memindakan benih sesuai ukuran ikan yaitu, 6-7cm, 7-9cm dan 9-12cm dengan kedalaman air yang berbeda sesuai kebutuhan dan besar ikan. Kebersihan air juga diperhatikan , minimal 1 minggu sekali air diganti tapi tidak seluruhanya namun dengan cara mengurangi air sampai tinggi ¼ dari ¾ air yang ada di kolam kemudian di isi dengan air yang baru. Kolam ikan untuk ikan ukuran 6-7cm.



Kolam ikan untuk ikan ukuran 7-9cm.



Kolam ikan untuk ikan ukuran 9-12cm.



15



e) Pemanenan Ikan lele bisa dipanen setelah mencapai ukuran 9-12 ekor per kg. Ukuran sebesar itu bisa dicapai dalam tempo 2,5-3,5 bulan dari benih berukuran 5-7 cm. Satu hari (24 jam) sebelum panen, sebaiknya ikan lele tidak diberi pakan agar tidak buang kotoran saat diangkut. Pada saat ikan lele dipanen lakukan sortasi untuk misahkan lele berdasarkan ukurannya. Pemisahan ukuran berdampak pada harga. Ikan lele yang sudah disortasi berdasarkan ukuran akan meningkatkan pendapatan bagi peternak.



f) Manajemen pengelolahan air Kualitas air menurut memegang peranan penting terutama dalam kegiatan budidaya. Penurunan mutu air dapat mengakibatkan kematian, pertumbuhan terhambat, timbulnya hama penyakit, dan pengurangan rasio konversi pakan. Untuk itu petani melakukan pengurasan tanpa menunggu sampai air bau atau terlihat kotor tetapi memang rutin setiap seminggu sekali air diganti tapi tidak seluruhanya namun dengan cara mengurangi air sampai tinggi ¼ dari ¾ air yang ada di kolam kemudian di isi dengan air yang baru. Dengan pengurasan air ini guna mngurangi timbulnya penyakit pada ikan lele tersebut serta mengurangi timbulnya bau tidak sedap yang menyengat pada kolam supaya tetangga yang berada disekitar kolam tidak terganggu.



Proses mengganti air g) Manajemen pengelolahan pakan Pakan merupakan suatu kebutuhan penting bagi ikan yang harus selalu disediakan oleh para petani ikan dalam melaksanakan kegiatan budidaya ikan lele. Ikan membutuhkan pakan sebagai zat gizi tertentu untuk kehidupannya, yaitu untuk menghasilkan tenaga, menggantikan sel-sel yang rusak dan untuk tumbuh. Macam-macam pakan yang dibutuhkan yaitu : 16



1. Ikan lele ukuran 3-5cm, pakan yang digunakan adalah pelet profit 781-2 2. Ikan lele ukuran 5cm keatas, pakan yang digunakan adalah pelet profit 781-3 3. Ikan lele ukuran 15cm mendekati masa panen, pakan yang digunakan adalah pelet profit 781-4 Mengingat harga pakan kini semakin naik untuk itu, harus membuat pakan sendiri guna menghemat biaya operasional pembelian pakan. Pakan alternatif yang dibuat sendiri berupa usus, ayam tiren, kol, bekicot yang dicincang kecil-kecil. Pakan alternatif diberikan pada waktu siang hari sedangkan pagi hari diberi pakan pelet. Dengan demikian biaya operasional pembelian dapat terkontrol.



Pelet ikan lele h) Manajemen kesehatan ikan Penyakit ikan merupakan salah satu penyebab timbulnya penyakit pada usaha budidaya ikan. Penyakit ikan merupakan salah satu masalatr yang perlu mendapat perhatian yang serius pada budidaya ikan. Kerugran yang diderita akibat wabah penyakit ini biasanya cukup besar. Selain kematian ikan, kerugian yang lain adalah berupa penurunan kualitas ikan. Hal ini tentu saja akan mengakibatkan pada harga jual ikan itu sendiri menjadi rendah Maka dari itu untuk menjaga kesehatan ikan perlu adanya persediaan obat yang bisa digunakan setiap hari maupun obat yang hanya digunakan untuk ikan sedang sakit. Obat-obat yang digunakan yaitu : 1. Boster : Gunanya untuk penanggulangan kalau ada ikan lele yang sakit serta bisa sebagai pembesar dan penggemuk ikan. 2. EM4 (Effective Microorganisms 4) : untuk menyehatkan kolam ikan,cara pengguna EM4 ini yaitu dicampur dengan pelet kemdian di fermentasikan. 17



Selain obat diatas petani ikan lele tersebut juga menggunakan obat herbal untuk lele yaitu dengan daun pepaya yang dicampur dengan buah kudu. Meskipun dengan herbal tetapi manfaatnya sama dengan obat modern. 2.3 Keuangan 2.3.1 Pengertian laporan keuangan Setiap perusahaan pada sautu waktu (periode) memiliki kewajiban untuk melaporkan semua kegiatan keuangannya. Laporan ini berisi jumlah aktivitas yang berhubungan dengan uang masuk (pendapatan) dan uang ke luar (biaya-biaya), sehingga terlihat besaran angkaangka yang mampu menjelaskan keuangan perusahaan dalam suatu periode. Laporan keuangan ini bertujuan untuk memberikan informasi keuangan suatu perusahaan secara lengkap baik kepada pemilik, manajemen, maupun pihak luar yang berkepentingan dengan laporan tersebut. Dalam laporan keuangan termuat informasi mengenai jumlah kekayaan (assets) dan jenis-jenis kekayaan: kewajiban-kewajiban (utang), baik jangka panjang maupun jangka pendek. Serta ekuisitas (modal) yang dimiliki perusahaan tersebut. Informasi tersebut tergambar dalam neraca. (Kasmin, 2016: hal 206) 2.3.2 Manfaat laporan keuangan Dalam kegiatan berbisnis pasti berkaitan dengan keuangan dan memerlukan suatu laporan. Laporan tersebut berupa seluruh transaksi keuangan yang dilakukan oleh seorang pengusaha dalam menjalankan bisnis. Transaksi keuangan tersebut akan memberikan sebuah informasi terkait dengan asal-usul uang tersebut, serta pemasukan dan pengeluaran yang dilakukan. Dalam hal ini laporan tersebut disebut dengan laporan keuangan. 1. Sebagai bahan evaluasi bisnis Dalam seluruh kegiatan yang kita lakukan pada dasarnya membutuhkan sebuah evaluasi demi kemajuan yang lebik baik. Hal tersebut juga berlaku pada bisnis, yang mana dengan adanya laporan keuangan ini dapat menilai bisnis yang sedang dijalani, mengetahui kekurangan yang ada, dan ketepatan dalam bertindak khususnya dalam penggunaan dana. Sehingga ketika anda memiliki laporan keuangan yang baik maka akan memberikan pengaruh terhadap kelangsungan bisnis kedepannya menjadi lebih baik. Dimana anda dapat lebih berhati- hati dalam bertindak dan melakukan manajemen keuangan dengan lebih baik lagi. Selain itu, 18



dengan laporan keuangan dapat membantu anda dalam mengetahui perkembangan bisnis yang sedang dijalankan.



2. Sebagai bahan untuk berinovasi Adanya laporan keuangan dapat memberikan peluang bagi anda dan dapat memberikan suatu ide tersendiri. Mengingat ketika laporan keuangan dibuat dengan baik dan lengkap, maka secara tidak langsung akan membuat anda mengetahui apa yang harus dilakukan. Sehingga dalam menjalankan bisnis anda dengan mudah untuk melakukan inovasi atau trobosan untuk membawa bisnis anda semakin sukses dan bertahan ditengah persaingan bisnis yang ketat.



3. Sebagai pertanggung jawaban Pada dasarnya laporan keuangan dibuat untuk melakukan sebuah pertanggung jawaban atas seluruh transaksi keuangan yang dilakukan. Mengingat sebagai anda pelaku bisnis dalam membuat laporan keuangan ini sudah menjadi tanggung jawab. Dimana hal tersebut terkait dengan cara dan untuk apa dana tersebut.



4. Sebagai acuan pengambilan keputusan Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya bahwa laporan keuangan merupakan salah satu alat yang dapat digunakan sebagai acuan untuk mengambil sebuah keputusan. Terutama bagi anda yang menjadi pemimpin suatu perusahaan, yang mana dengan adanya laporan tersebut maka anda harus dengan segera mengambil sebuah keputusan terkait dengan keuangan.



5. Mendapatkan Pinjaman Modal



Laporan keuangan merupakan salah satu syarat untuk mengajukan pinjaman modal ke bank atau kreditur lain. Dengan laporan keuangan yang baik, kreditur akan lebih mudah memutuskan untuk memberikan pinjaman ke perusahaan tersebut.



19



6. Melihat Jumlah Keuntungan Dalam suatu bisnis tentunya akan ada fase di mana Anda memiliki pendapatan yang banyak atau sedikit. Melalui laporan inilah Anda bisa melihat dan menganalisa berapa jumlah keuntungan dari bisnis, apakah memiliki keuntungan yang tinggi atau malah mengalami kerugian? Melalui lajur debit dan kredit yang ada, Anda bisa melihat semuanya dengan transparan. (Takdir, Mahmudin dan Zaid 2015: hal 138)



2.3.3 Studi Kasus Rincian biaya dan keuntungan petani budidaya lele yang berada di Gadingsari selama satu tahun : Biaya variabel Bibit ikan lele 10.000 ekor Rp.800.000 (80.000/1000ekor) Pelet 781-2 Rp.310.000 (2sak)



Rp.620.000



Pelet 781-3 Rp.300.000 (2sak)



Rp.600.000



Pelet 781-4 Rp.290.000 (2sak)



Rp.580.000



EM4 Rp.27.000 (4liter)



Rp.108.000



BosterRp.25.000 (2botol)



Rp.50.000



Total biaya variabel



Rp. 2.758.000



Pendapatan kotor Panen



dalam



sekali



tebar Rp.12.000.000



menghasilkan 8 kwintal/800kg dalam 4bulan (15.000/kg harga pengkulak) Total Pendapatan dalam 1



Rp. 48.000.000



tahun (4x12juta) Laba 3xtebar ( 3xbiaya variabel)



Rp. 8.274.000



3xRp.2.758.000 Total laba



Rp. 39.726.000



20



Tabel diatas adalah rincian dari biaya variabel, pendapatan kotor serta laba budidaya ikan lele yang dilakukan di Gadingsari. Dari tabel datas dapat diketahui bahwasanya laba yang diperoleh dari budidaya ikan lele dalam satu tahun 3 kali tebar adalah Rp. 39.726.000. 2.4 Strategi Pemasaran 2.4.1 Pengertian Pemasaran Dalam dunia usaha pasar dan pemasaran merupakan dua sisi yang tidak dapat dipisahkan satu sama lainnya. Dengan kata lain, setiap ada kegiatan pasar selalu diikuti oleh pemasar dan setiap kegiatan pemasaran adalah untuk mencari atau menciptakan pasar. Menurut Philip Kotler, pemasaran adalah suatu proses sosial dan manajerial dengan mana individu dan kelompok memperoleh apa yang mereka butuhkan dan inginkan dengan cara meciptakan serta mempertukarkan produk dan nilai dengan pihak lain. Pemasaran berusaha menciptakan dan mempertukarkan produk baik barang atau jasa kepada koncumen di pasar. (Kasmin, 2016: hal 171) 2.4.2 Pengertian strategi pemasaran Strategi ini sangat penting mengingat sebaik apapun segmentasi, pasar sasaran, dan posisi pasar yang dilakukan tidak akan berjalan jika tidak diikuti dengan strategi yang tepat. Justru strategi pemasaran merupakan ujung tombak untuk meraih konsumen sebanyakbanyaknya. Di samping itu, tujuan strategi pemasaran juga digunakan untuk menjatuhkan melawan atau menghadapi serangan pesaing yang ada dan yang akan masuk. Strategi adalah langkah-langkah yang harus dijalankan oleh suatu perusahaan untuk mencapai tujuan. Kadang-kadang langkah yang harus dihadapi terjal dan berliku-liku, namu ada pula langkah yang relatif mudah. Untuk mencapai tujuan dalam sebuah perusahaan juga diperlukan langkah-langkah tertentu. Misalnya, perusahaan yang ingin menjual barang atau jasanya kepada pelanggan memerlukan langkah yang tepat. Di luar perusahaan tersebut sudah banyak pesaing yang menunggu, mulai dari pesaing kelas kecil sampai pesaing kelas kakap. Ukuran keberhasilan perusahaan dalam menerapkan strategi pemasarannya adalah mampu memberikan kepuasaan kepada pelanggan. Semakin banyak pelanggan yang menerima produk atau jasa yang ditawarkan, maka mereka semakin puas, dan ini berarti strategi yang dijalankan sudah cukup berhasil. Di samping pesaing yang ada, ancaman dari pesaing baru dengan strategi yang baru juga diantisipasi. Setiap waktu selalu datang pesaing 21



baru.



Dalam



menyusun



langkah-langkah



awal



untuk



menyerang



pesaing



perlu



dipertimbangkan beberapa hal, terutama dalam hal kekuatan dan kelemahan yang dimiliki. (Kasmin, 2016: hal 186) 2.4.3 Strategi harga Pengertian harga merupakan sejumlah nilai (dalam mata uang) yang harus dibayar konsumen untuk membeli atau menikmati barang atau atau jasa yang ditawarkan. Penentuan harga merupakan salah satu aspek penting dalam kegiatan marketing mix. Penentuan harga menjadi sangat penting untuk diperhatikan mengingat harga merupkan salah satu penyebab laku tidaknya produk dan jasa yang ditawarkan. Penentuan harga yang akan ditetapkan harus disesuaikan dengn tujuan perusahaan. Adapun tujuan penentuan harga oleh suatu perusahaan secara umum adalah sebagai berikut : 1. Untuk bertahan hidup. 2. Untuk memaksimulkan laba. 3. Untuk memperbesar market share. 4. Mutu produk. 5. Karena pesaing. (Kasmin, 2016: hal 191) 2.4.4 Strategi tempat dan distribusi Distribusi adalah cara perusahaan menyalurkan barangnya mulai dari perusahaan sampai ke tangan konsumen akhir. Strategi distribusi penting dalam upaya perusahaan melayani konsumen tepat waktu dan tepat sasaran. Dalam startegi salura distribusi terdapat beberapa tujuan yang hendak dicapai. Startegi yang dijalankan tersebut akan memberikan banyak manfaat dalam berbagai hal, seperti : 1. Melayani konsumen secapa cepat. 2. Menjamu mutu produk agar tetap stabil. 3. Menghemat biaya. 4. Menghindari pesaing. Strategi yang akan dijalankan perusahaan dipengaruhi oleh berbagai faktor yang perlu dipertimbangkan karena faktor-faktor tersebut memengaruhi berhasil tidaknya strategi yang dijalankan. (Kasmin, 2016: hal 195)



22



2.4.5 Strategi promosi Dalam strategi promosi setiap perusahaan berusaha mempromosikan seluruh produk jasa yang dimilikinnya, baik langsung maupun tidak langsung. Tanpa promosi pelanggan tidak dapat mengenal produk atau jasa yang ditawarkan. Oleh karena itu, promosi merupakan sarana yang paling ampuh untuk menarik dan mempertahankan konsumennya. Salah satu tujuan promosi perusahaan adalah menginformasikan segala jenis produk yang ditawarkan dan berusaha menarik calon konsumen yang baru. (Kasmin, 2016: hal 198) 2.4.6 Studi kasus Pemasaran ikan lele pada usaha budidaya ini menggunakan metode secara langsung dan juga menggunakan metode iklan atau pemasangan banner pada titik tertentu. Pemasaran secara langsung yaitu dengan memasarkan kepada tetangga dan juga ada pengkulak yang langsung datang ke kolam untuk pembelian dalam jumlah besar serta dijual kembali oleh pengkulak tersebut, biasanya pengkulak menjualnya ada yang dipasar ada juga yang keliling ke desa-desa untuk datan langsung ke konsumen. Untuk harga ada perbedaan jika pengkulak yang membeli yaitu hargannya 15.000/kg jika tetanga yang membeli 18.000/kg. Menurut pemilik usaha tersebut dalam pemasaran ikan lele ini sangat mudah dan cepat dikarenakan kolam berada disekitar pemungkiman warga yang sangat mudah dijangkau dan sewaktu-waktu membeli tidak usah jauh-jauh ke pasar. Selain mejual secara langsung pemilik usaha tersebut juga menjual melalui media sosial menjadi sangat mudah mencari konsumen apalagi sekarang masyarakat lebih sering menggunakan media sosial. Mungkin itu beberapa kelebihan budidaya ikan lele yang dilakukan Ibu Siti Maryam, menurut beliau banyak kelebihannya kalau ditanya kekurangan insyaallah tidak ada karena budidaya ikan lele sangat menjamin dan mudah dijalankan.



23



BAB III PENUTUP 3.1 Kesimpulan Setelah mengetahui pembudidayaan ikan lele, kini sampailah pada bab terakhir tentang analisis budidaya ikan lele. Ikan lele sudah banyak dibudidayakan oleh masyarakat Indonesia. Hal ini didorong oleh semakin banyaknya dibuka warung pecel lele. Semakin hari peminat pecel lele semakin meningkat, hal ini mungkin disebabkan karena rasa pecel lele yang sangat lezat. Padahal sebelum tahun 1990-an masyarakat menganggap bahwa ikan lele sebagai binatang yang menggelikan. Tetapi pada saat ini keadaan itu berubah. Pamor ikan lele menjadi meningkat, bahkan menurut Warta Pasar Ikan (2006) bahwa di Melbourne Australia masyarakat Indonesia sudah mulai memperkenalkan komoditas tersebut pada masyarakat tersebut. Budidaya ikan lele, baik dalam bentuk pembenihan maupun pembesaran mempunyai prospek yang cukup baik. Permintaan konsumen akan keberadaan ikan lele semakin meningkat. Dengan teknik pemeliharaan yang baik, maka akan diperoleh hasil budidaya yang memuaskan dan diminati konsumen. Oleh karena itu Pembudidayaan ikan Lele sangat baik untuk dilakukan mengingat output yang dihasilkan juga lumayan besar.



3.2



Saran Kami sebagai penyusun sangat menyadari bahwa penelitian ini masih sangat jauh dari



sempurna. Maka dari itu penyusun sangat mengharapkan adanya penelitian lebih lanjut tentang Budidaya Ikan Lele. Kami sangat berharap agar budidaya ikan lele bisa terus dilestarikan. Diharapkan dalam melakukan pembudidayaan ikan lele juga harus memperhatikan



faktor



fisik



kimia



yang



dapat



mempengaruhi



pertumbuhan



dan



perkembangan ikan lele pada kolam terkontrol agar menghasilkan produksi ikan lele yang lebih baik lagi dan maksimal.



24



DAFTAR PUSTAKA



Kasmir 2016. Kewirausahaan Edisi Revisi. Jakarta : Rajawali Pers Trihatmoko, Agus dan Harsono, Mugi. 2017. Kewirausahaan Membentuk dan Mengembangkan Unit Bisnis Handal dan Mapan. Yogyakarta : UPP STIM YKPN Suparyanto, R.W. 2016. Kewirausahan Konsep dan Realita pada Usaha Kecil. Bandung : Alfabeta



25