WIWIT COOLECTION sETENGAH jADI [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

LAPORAN OBSERVASI UKM “WIWIT COLLECTION”



DISUSUN OLEH: NURYANTO PURNAMA ANISSAH BALQIS ANGGRAINI RONA ROFI’A FITROTIN YOLA BERLIANA BHASWARA



(17080324022) (17080324046) (17080324052) (17080324062)



UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA FAKULTAS EKONOMI JURUSAN PENDIDIKAN EKONOMI PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TATA NIAGA 2019



DAFTAR ISI



BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Selama ini eceng gondok dianggap sebagai tanaman yang banyak memberikan kerugian dikarenakan eceng gondok mempunyai kecepatan berkembang biak vegetatif yang sangat cepat dan tidak terkendali, terutama di daerah tropis dan subtropis, sehingga banyak perairan, khususnya perairan air tawar menjadi tertutup oleh eceng gondok. Eceng gondok merupakan tumbuhan pengganggu (gulma) perairan. Tanaman ini berasal dari Brazilia dan pertama kali didatangkan ke Indonesia lewat Kebun Raya Bogor pada tahun 1894. Awalnya tanaman ini digunakan sebagai tanaman hias di kolam. Namun akibat pertumbuhannya yang sangat cepat, mebuat jumlah eceng gondok menjadi semakin banyak dan tidak terkendali. Hal itulah yang menyebabkan eceng gondok dianggap menjadi tanaman pengganggu. Salah satu lokasi tempat pertumbuhan eceng gondok yang sangat berlimpah yakni di daerah Kebraon, Karang Pilang, Surabaya. Salah satu upaya yang dilakukan untuk mengurangi keberadaan eceng gondok di Kebraon yakni dengan memanfaatkan eceng gondok tersebut sebagai bahan baku kerajinan tangan yang sangat menguntungkan. Melalui usahanya yang diberi nama “Wiwit Collection”, beliau memanfaatkan eceng gondok menjadi berbagai produk kerajinan tangan yang unik dan bagus meliputi tas, sandal, sepatu, keranjang, meja, karpet, dan sebagainya. Oleh karena itu, dilakukan observasi di UKM Wiwit Collection untuk mengetahui usaha kerajinan eceng gondok tersebut. 1.2 Rumusan Masalah 1. Bagaimana profil UKM Wiwit Collection? 2. Bagaimana penjabaran hasil observasi 10 Keputusan Manajemen Operasional? 1.3 Tujuan 1. Untuk mengetahui profil UKM Wiwit Collection 2. Untuk mengetahui penjabaran hasil observasi 10 Keputusan Manajemen Operasional



BAB II PEMBAHASAN 2.1 Profil UKM Wiwit Manfaati yang di kenal dengan panggilan Bu Wiwit adalah satu dari banyak pengusaha enceng gondok. Pengusaha kecil menengah (UKM) yang sukses memberikan added value pada tumbuhan berakar serabut tak bercabang itu. Beliau memberikan nama Wiwit Collection pada seluruh koleksi barang jadinya. Wiwit Collection dirintis dari tahun 2008. Tahun sebelumnya, Bu Wiwit adalah seorang ibu rumah tangga. Dan ketika di lingkungannya diadakan pelatihan, beliau mengikuti pelatihan tersebut. Beliaupun menekuni usaha kreasi enceng gondok. Dan kini, ribuan barang jadi telah dijual. Bahkan telah melewati batas benua. Produknya cukup banyak. Seperti tas, sandal, kursi, peralatan dapur, dan banyak inovasi barang dari enceng gondok yang beliau produksi. Bu Wiwit dan suaminya Supardi memulai Bengkel Witrove yang terletak di Jalan Kebraon Indah Permai C-46 Surabaya ini dengan tekad juga usaha yang gigih. Wiwit Collection ini menjadi salah satu UKM idaman Pemkot Surabaya. Pemkot secara tidak langsung mengenalkan produk Witrove pada mata dunia. Saat acara PrepCom 3 for Habitat III, Pemkot Surabaya memesan 5.000 tas untuk dijadikan souvenir. Praktis, witrove begitu terkenal di dunia, karena peserta UN Habitat datang dari berbagai negara. Supardi dan Wiwit juga didapuk menjadi pelatih kerajinan tangan di Dinas Tenaga Kerja (Disnaker) Surabaya, Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) Surabaya, Dinas Koperasi Surabaya. Selain itu, beberapa Lembaga Sosial Masyarakat (LSM) juga turut mengakui kreativitas mereka. 2.1 Penjabaran hasil observasi 10 Keputusan Manajemen Operasional 1. Perencanaan Produk Ide munculnya kerajinan ini berawal dari bu wiwit yang memiliki keinginan untuk memanfaatkan tanaman gulma menjadi barang yang dapat dijual. Produk utama adalah tas dan produk tambahan ada sandal, tudung saji, wadah buah, kursi, dll. Harga Produk utama berkisar mulai Rp 100.000,00 – Rp 2.000.000,00 harga tergantung dengan kerumitan sedangkan roduk tambahan ada yang dibandrol dengan harga mulai Rp 10.000,00. Ciri khas kerajinan ini ialah terbuat dari eceng gondok dan memliki motif yang sangat kreatif setiap produknya Bahan baku produk UKM Wiwit Collection ialah eceng gondok. Bahan baku utama dari “Wiwit Collection” sendiri adalah enceng gondok. Kenapa menggunakan enceng gondok tidak bahan yang lain?. Karena enceng gondok murah, tempatnya dekat, dan jika dibutuhkan berapun banyaknya pasti ada. Kriteria Enceng gondok yang digunakan dalam proses pembuatan harus memiliki beberapa kriteria yakni panjang enceng gondok minimal 30cm supaya dalam penganyaman tidak terlalu rumit. Untuk bahan penolong sendiri bervariasi karena “Wiwit Collection” tidak hanya membuat satu produk tetapi membuat beraneka ragam produk mulai dari tas, kursi, almari, tempat tissue, sandal, piring, tudung saji dan masih banyak lagi. Dari



sekian banyak produk yang dihasilkan tentunya bahan penolong yang digunakan juga banyak. Diantaranya untuk pembuatan tas dll dibutuhkan bahan penolong berupa : 























Tali tas : untuk tali tas sendiri “Wiwit Collection” tidak menggunakan bahan kulit asli melainkan menggunakan kulit sintetis yang memiliki kualitas premium di pasaran. Alasan kenapa tidak menggunakan bahan kulit asli karena jika menggunakan kulit asli maka akan memakan banyak biaya untuk bahan pembantu atau bahan penolongnya saja dan harganya juga akan semakin melambung. Furing tas : furing tas yang digunakan juga harus memiliki kualitas yang baik, kuat, tahan air dan tahan lama. Karena produk tas yang dihasilkan oleh “Wiwit Collection” adalah tas yang tahan air dan memiliki daya tahan pakai yang lama. Sehingga bahan – bahan baku utama dan penolong juga harus yang berkualitas baik supaya untuk menghasilkan produk yang baik pula. Kain perca : kain perca digunakan untuk menambah estetik keindahan pada tas yang dibuat. Tidak sembarang kain perca yang digunakan melaikan kain perca yang memiliki motif yang sesuai dengan tema yang telah ditentukan dan juga memiliki potongan kain yang bagus pula. Pernak pernik : banyak sekali variasi tas yang dihasilkan oleh “Wiwit Collection” tentunya dengan pernak – pernik yang beragam dan memiliki kualitas yang bagus akan menambah estetika keindahan pada produk tas yang dibuat Rajut : produk tas “Wiwit Collection” tidak hanya variasi dari kain perca dan juga perna pernik saja, melainkan juga variasi dengan rajut dengan pola pola tertentu yang telah ditentukan sebelumnya. Dalam hal ini kualitas bahan rajut juga sangat dipertimbangkan karena bahan yangbaik juag akan menghasilkan produk yang baik pula. Pelepah pisang : pelepah pisang digunakan untuk bahan tambahan untuk beberapa produk seperti tempat tisu dll. Pelepah pisang yang digunakan harus benar – benar kering dan juga pipih.



Cara UKM untuk memodifikasi produk agar peminat tidak bosan dan banyak yang tertarik dengan produk Wiwit Collection dengan memberikan motif rajutan yang kreatif pada produknya sehinnga tidak berkesan itu-itu saja. Perkembangan dalam segi jumlah yang daat dihasilkan tiap bulannya serta omzet yang didapat. Wiwit Collection memliki banyak dukungan dari pemerintah dari segi UKM yang termasuk unggulan kota Surabaya dll. UKM Wiwit Collection memanfaatkan tanaman gulma atau eceng gondok yang jika dibiarkan juga dapat merusak ekosistem sehingga pemerintah memiliki dukungan penuh dalam perkembangan UKM tersebut Mampu menciptakan lapangan kerja bagi pengangguran dan mengelola tanaman yang dianggap sebagai gulma menjadi barang yang layak jual guna meningkatkan perekonomian Indonesia 2. Proses Produksi



Alur proses produksi - Proses Pengolahan Bahan Baku Dalam proses pengolahan bahan baku ada beberapa tahap yang dilakukan agar mendapatkan bahan baku yang kualitas bagus dan awet, yakni:



( KASIH GAMBAR TAS JADI ) Penjelasan : a. Proses pembersihan eceng gondok Pada proses ini eceng gondok diambil langsung dari sungai kebraon kemudian, untuk bagian daun serta akar dipotong karena untuk menganyam yang diambil hanyalah bagian batang eceng gondok saja. b. Proses penjemuran Untuk menghilangkan kadar air dalam batang eceng gondok diperlukannya tahap penjemuran menggunakan sinar matahari langsung



c. Proses Pengasapan Pada proses inilah wiwit collection memiliki nilai lebih dari pada pegerajin anyaman lainnya. Proses pengasapan ini memiliki tujuan untuk mengeringkan batang eceng gondok serta untuk membunuh bakteri selain itu untuk memunculkan warna asli dari eceng gondok yakni putih bersih. d. Proses penjemuran kedua Dalam proses ini tidak dibutuhkan waktu lama, karena proses ini bertujuan hanya untuk menganginanginkan saja sehingga bahan baku eceng gondok bisa kering secara sempurna. e. Bahan baku eceng gondok siap anyam dirapikan terlebih dahulu dari bagianbagian yang tidak diperlukan saperti bagian ujung-ujung ada batang eceng gondok kering tersebut dan dipilah-pilah sesuai dengan ukuran agar ketika menganyam bisa terlihat seragam ukurannya. f. Setelah proses pemotongan dan pemilahan, eceng gondok harus diberi cipratan air supaya ketika saat proses menganyam eceng gondok tidak mudah patah dan selain itu agar eceng gondok dapat lebih fleksibel untuk dianyam menggunakan acuan kayu cetakkan. Dalam pembuatan produk anyaman lembaran, peneliti menggunakan alat pemipih agar mendapatkan eceng gondok yang tipis, dikarenakan dalam desain yang telah peneliti buat mengharuskan beberapa desain menggunakan bahan baku eceng gondok yang sudah terpipihkan dan tipis. g. Beberapa eceng gondok yang sudah siap kemudian dianyam sesuai dengan desain motif yang diinginkan. Berikut ini merupakan hasil anyaman yang telah dianyam oleh peneliti dan pengerajin yang kemudian diproses menjadi produk pengembangan. Proses selanjutnya adalah pembuatan produk sesuai desain yang telah dibuat. Lama waktu produksi Untuk waktu produksi rata-rata yang dibutuhkan wiwit collection ialah : Jenis produk Waktu produksi Tas Sandal Tudung saji Kursi Dll



7 hari 5 hari 5 hari 10 hari Tergantung kerumitan produk



Teknologi yang digunakan Dalam proses pembuatan kerajinan eceng gondok teknologi yang digunakan ialah mesin pres untuk memipihkan eceng gondok agar mudah untuk dianyam, selebihnya wiwit collection masih menggunakan sistem tradisional dalam membuat kerajinan eceng gondoknya. 3. Kapasitas



Kapasitas kerajinan eceng gondok perbulannya rata-rata 300 produk dengan bahan baku yang digunakan 2 ton eceng gondok. Akan tetapi hal ini pula tergantung dengan pemesanan yang diterima. Wiwit Collection juga pernah mampu membuat 1000 pcs tas dalam waktu sebulan karena merupakan pesanan dari wali kota Surabaya Kenaikan jumlah produksi ini karena merupakan tuntutan yang harus diselesaikan Wiwit Collection dalam satu bulan tergantung jumlah pesanan yang ia peroleh. Dengan cara yang masih tradisional Wiwit Collection mampu mengahsilkan jumlah produksi yang amat banyak dalam sebulan. 4. Lokasi



Letak kerajinan eceng gondok Wiwit Collection : Alamat: Jl. Kebraon Indah Permai No.C-46, Kebraon, Kec. Karang Pilang, Kota SBY, Jawa Timur 60222. Lokasi tempat produksi UKM tersebut terpisah dengan pemilik UKM, akan tetapi hanya beda gang saja sehingga masih terbilang dekat. Akses ke tempat produksi terbilang mudah karena terlatak di kota Surabaya yang jalan mudah untuk di akses siapapun. Letak UKM Wiwit Collection belum pernah pindah sejak didirikan, pemilik merasa cukup dengan lokasi usahanya karena mampu menampung semua kerajinan yang sudah dibuat. Sedangkan letak lokasi pembuatan per tahapan terletak terpisah yakni di rumah – rumah warga yang menjadi karyawan “Wiwit Collection” terpisah dari satu sama lain.



5. Layout Layout beriorentasi produk karena Layout ini disusun di sekeliling produk atau keluarga produk yang sama yang memiliki volume tinggi dan variasi rendah. Produksi yang berulang dan berkelanjutan. Asumsi yang digunakan adalah: 1. Volume yang ada mencukupi untuk pemanfaatan peralatan yang tinggi. 2. Permintaan produk stabil. 3. Produk distandarisasi atau mendekati fase siklus hidupnya. 4. Pasokan bahan baku dan komponen mencukupi dengan kualitas standar. Keuntungan layout ini adalah: 1. Biaya variabel per unit rendah yang biasanya dikaitkan dengan produk yangterstandardisasi dan bervolume tinggi. 2. Biaya penanganan bahan rendah. 3. Mengurangi persediaan barang setengah jadi. 4. Proses pelatihan dan pengawasan yang lebih mudah 5. Hasil output yang lebih cepat. Kelemahan layout ini adalah 1. Butuh volume tinggi karena modalnya besar. 2. Jika ada penghentian pada satu bagian akan berakibat pada seluruh operasi. 3. Fleksibilitas yang ada kurang saat menangani beragam produk atau tingkatproduksi berbeda. 6. Pemasok “Wiwit Collection” memperoleh bahan baku utama dengan memanfaatkan enceng gondok yang tumbuh liar di rawa dekat tempat tinggalnya. Karena pertumbuhan enceng gondok yang sangat pesat dan jumlah populasinya tak terkendali sehingga pemerintah kualahan untuk mengurangi jumlah gulma enceng gondok tersebut. “Wiwit Collection” memanfaatkan keadaan tersebut, enceng gondok yang mulanya menjadi permasalahan bagi pemerintah namun ditangan “Wiwit Collection” menjadi bahan yang bernilai tinggi. Untuk pengiriman bahan baku enceng gondok sendiri menggunakan truk pengangkut barang yang kemudian dikirimkan ke tempat produksi pengeringan enceng gondok. Untuk system pemesanaanya sendiri tidak ada karena enceng gondok tumbuh liar dan pemerintah juga berusaha keras untuk membasmi enceng gondok tersebut. Untuk bahan penolong sendiri “Wiwit Collection” sudah mempunyai langganan di toko tertentu dalam pembelian bahan penolong sehingga mendapat harga dibawah pasaran dan tidak menjadikan harga produk mahal. Untuk informasi dari mana bisa mendapatkan bahan baku dan bahan penolong. Untuk bahan baku “Wiwit Collection” mencari informasi di daerah mana saja yang ada rawa dimana gulma enceng gondok tumbuh pesat dan populasinya pun juga banyak tak terkendali. Untuk bahan penolongnya senidir “Wiwit Collection” mendapat informasi dari relasi sesama ukm nya. Jumlah pasokan bahan baku utama per bulan



Asal Pemasok Surabaya (Rawa/ Sungai di Kebraon)



Jumlah bahan baku 2 ton enceng gondok



Jumlah pasokan bahan penolong per bulan Nama barang Tali tas Furring tas Kain perca Pernak – pernik Rajut Pelepah pisang



Asal pemasok Surabaya (PGS) Surabaya (PGS) Surabaya (PGS) Surabaya (PGS) Surabaya (PGS) Surabaya (Lidah Kulon)



Jumlah pembelian 300 pcs 300 pcs 150 pcs 200 150 500kg



Harga Tidak disebutkan Tidak disebutkan Tidak disebutkan Tidak disebutkan Tidak disebutkan Tidak disebutkan



Jumlah pasokan bahan baku maupun bahan penolong perbulannya tidak menentu. Tergatung pada volume pemesanan dan juga volume penjualan. Jika volume pemesan membludak seperti waktu bu risma pesan 4000 tas dalam sebulan tentunya jumlah pasokan juga akan semakin banyak. 7. SDM dan Pembagian kerja “Wiwit Collection” mempunyai tenaga kerja lebih dari 100 orang. Karena disini sistem kerjanya adalah dengan per tahapan. Ada 8 tahapan dalam pembuatan produk yakni :  Pencarian enceng gondok di rawa atau waduk  Pengeringan enceng gondok  Pemberian pola  Penyulaman  Pemotongan furring dan juga kain  Penjahitan  Pasang pernak – pernik  Finishing Disetiap tahapan proses pembuatan tidak dalam satu tempat produksi melainkan di lain tempat. Tahap pertama pencaraian enceng gondok maka akan di salurkan ke tahap yang berikutnya yaitu tahahap pengeringan. Setelah tahap pengeringan selesai maka akan disetorkan ke tahap pemberian pola dan sterusnya sampai tahap finishing. Dari seriap tahapan pembuatan didalamnya terdapat lebih dari 10 tenaga kerja. Karena di “Wiwit Collection” sendiri tidak hanya sebagai tenaga kerja melainkan juga diberi pelatihan, diberi wawasan untuk berwirausaha atau dengan kata lain dibina yakni dengan tujuan menjadikan mereka karyawan mandiri yang hasil outputnya nanti mereka akan bisa mempunyai usaha sendiri. Tidak susah dalam mencari SDM karena “Wiwit Collection” memberdayakan masyarakat sekitar dan juga daerah lain. Bukan hanya memberdayakan warga sekitar rumah owner tapi sudah menyebar di lain daerah seperti Lidah kulon, Kebraon dll. Selain mendapatkan pekerjaan mereka juga mendapatkan ilmu dan wawasan sehingga menjadikan mereka bersemangat dalam



menjalankan tugasnya. “Wiwit Collection” tidak melakukan perekrutan ataupun seleksi khusus dalam mencari tenaga kerja. Karena sudah jelas pembagian tahapan dalam proses pembuatan. Ada beberapa yang harus mempunyai keahlian khusus seperti proses Pemberian pola, Penyulaman, Pemotongan futting dan juga kain, Penjahitan, Pasang pernak – pernik, Finishing. Dalam tiap tahapan yang harus memiliki kemampuan ataupun keahlian khusus tidak semua karyawan mempunyai kemampuan khusus. Cuma ada beberapa saja yang memiliki kemampuan khusus selanjutnya owner “Wiwit Collection” akan memberikan pelatihan khusus kepada karyawan proses pembuatan produk per tahapan yang telah ditentukan sebelumnya karena “Wiwit Collection” berbasis pembinaan. Untuk sistematika pemberian gaji/upah karyawan “Wiwit Collection” yaitu sesuai dengan bagiannya masing – masing per tahapan. Tergantung berapa banyak yang dihasilkan dan juga tingkat kesulitan pekerjaannya. Upah yang diberikan beragam mulai dari Rp 7.000, Rp 8.000, Rp 20.000 per picis barang yang dihasilkan. Jadi upah yang didaptkan karyawan berbeda antara satu sama lain tergantung berapa banyak picis barang yang dihasilkan dan juga tingkat kesulitan. 8. Kualitas Keunggulan yang dimiliki oleh “Wiwit Collection” adalah penggunaan bahan baku dari gulma yang akan disingkirkan oleh pemerintah namun ditangan “Wiwit Collection” enceng gondok disulap menjadi produk yang mempunyai nilai ekonomis yang tinggi. Bukan hanya itu produk – produk yang dihasilkan oleh “Wiwit Collection” adalh produk yang mempunyai kualitas tinggi, penuh inovasi. Salah satunya adalah tas, tas dari enceng gondok hanya dihiasi dengan pernak – pernik dan kain perca saja namun di “Wiwit Collection”mempunyai ciri yang khas yakni sulaman dengan motif yang khas dan juga memiliki arti disetiap motif sulamannya. Dalam proses pembuatan produk di “Wiwit Collection” tentunya pernah mengalami kegagalan produk tetapi dalam kegagalan produk yang dialami “Wiwit Collection” justru malah menciptakan produk baru. Seperti saat proses penganyaman produk, awalnya proses membuat tempat buah tapi saat proses penganyaman justru lekukannya tidak sesuai denga desain semula lebih cekung dari yang diharapkan akan tetapi owner “Wiwit Collection” tidak begitu saja membuang produk gagal tersebut justru owner memutar otak mau diapakan produk gagal ini dan timbulah pemikiran yang sangat kreatif yakni dengan menambah pegangan pada sisi atas produk tersebut dan jadilah produk baru dari produk gagal tersebut yaitu tudung saji. Bukan hanya itu saja masih banyak lagi seperti saat pembuatan tutup untuk cangkir saat proses penganyaman terlalu datar dan owner kesal dengan hal tersebut langsung saja si owner menginjak – injak barang tersebut dan terlintas difikiran owner untuk menjadikan produk gagal tersebut menjadi lepek cangkir. Dari produk – produk gagal tersebut justru menghasilkan produk baru yang inovatif dan kreatif. Untuk merek dan nama produk sendiri sudah didaftarkan di Jakarta oleh owner dengan nama “Wiwit Collection” dan sudah di patentkan.



“Wiwit Collection”mempunyai quality control untuk produk yang sudah jadi dan yang belum terjual yaitu dengan penyimpanan yang terstruktur dengan pengelompokan jenis produk atau barang yang sesuai. Pembersihan, pengecekan secara rutin setiap hari dan juga pengemasan produk yang standart. Yang melakukan Quality Control adalah suami dari bu Wiwit yakni Bapak Supradi. “Wiwit Collection” mempertahankan kualitas produk dengan tetap menjaga kualitas bahan baku utama dan juga bahan penolong ataupun bahan tambahan sehingga kualitas produk tetap terjaga serta kualitas pemberdayaan SDM yang selalu dipertahankan dengan cara rutin diberikan pembinaan setiap satu bulan 2x untuk meningkatankan kemampuan SDMnya. Sedangkan untuk mempertahankan produk dan merk di pasaran yaitu dengan memberikan inovasi dan kreativitas di setiap produk dengan mengikuti perkembangan zaman produk terbaru apa yang sedang trending dan juga bagaimana cara agar produk tersebut diterima di pasaran untuk memenuhi kebutuhan pasar. 9. Persediaan Persediaan :  Bahan baku utama material “Wiwit Collection” ” per bulannya membutuhkan 2 ton enceng gondok kering. Untuk persediaan “Wiwit Collection” membuat pasokan yaitu 3,5 ton enceng gondok per bulan untuk memenuhi persediaan jika ada pesenan yang membludak.  Bahan Penolong Nama barang Jumlah pembelian Tali tas 300 pcs Furring tas 300 pcs Kain perca 150 pcs Pernak – pernik 200 Rajut 150 Pelepah pisang 500kg  Barang Setengah Jadi “Wiwit Collection” mempunyai persediaan barang setengah jadi yangdisimpan di Kebraon Indah Permai. Disana untuk penyimpanan bahan baku utama, penolong, barang setengah jadi dan barang jadi. Jumlah untuk persediaan barang setengah jadi sendiri adalah 40% dari keseluruhan barang jadi. Sehingga jika ada pemesana yang tak terduga dan membludak tidak membutuhkan waktu lama dalam pembuatannya.  Barang jadi Selain barang setengah jadi “Wiwit Collection” juga mempunyai persediaan barang jadi guna untuk customer yang sewaktu – waktu datang ke tempat dan juga dipajang untuk memperlihatkan kepada customer barang apa saja yang di hasilkan di “Wiwit Collection” selain itu juga mnyiapkan barang jadi untuk pameran dan juga pelatihan – pelatihan yang sering kali mendadak.



“Wiwit Collection” selalu menyiapkan persediaan bahan baku kering dalam jumlah besar. Karena proses pengeringan yang membutuhkan waktu yang cukup lama dan juga cuaca yang tidak menentu. Proses pengeringan membutuhkan waktu minimal 3 hari jika cuaca benar – benar panas dan jika cuaca tidak menentu akan membutuhkan waktu lebih dari 7 hari karena enceng gondok harus benar – benar kering sempurna dan tidak boleh ada air didalamnya untuk menjadikan produk bertahan lama. Musim penghujan dan cuaca yang tidak menentu menjadi masalah di “Wiwit Collection” karena proses pengeringan masih menggunakan metode manual yaitu menggunakan sinar matahari dan belom menggunakan alat pemanas. Jadi masih sangat bergantung pada cuaca. “Wiwit Collection” per bulannya membutuhkan 2 ton enceng gondok kering. Untuk persediaan “Wiwit Collection” membuat pasokan yaitu 3,5 ton enceng gondok per bulan untuk memenuhi persediaan jika ada pesenan yang membludak. Untuk biaya perbulannya owner tidak menyebutkan berapa biaya perbulan yang dikeluarkan untuk persediaan bahan pembuatan produk. Daya tahan penyimpanan bahan baku terbilang lama bisa satu bulan lebih karena bahan baku utamayang kering dan juga mudah dalam penyimpanannya. Tetapi bahan baku di “Wiwit Collection” dalam satu bulan pasti akan habis terpakai Karena tingginya permintaan pasar untuk saat ini. Faktor yang mempengaruhi ketahanan penyimnan bahan baku adalah gudang “Wiwit Collection” yang benar – benar kering, tidak lembab, tidak ada air karena bahan baku utama harus lah kering supaya tahan lama.



10. Pemeliharaan “Wiwit Collection” tidak mempunyai alat khusus dalam proses pembuatannya. Karena dalam setiap proses pembuatan per tahapan “Wiwit Collection” menggunakan metode manual dan memanfaatkan SDM yang ada. Untuk alat sendiri hanya ada alat untuk memipihkan pelepah pisang dan juga mesin jahit untuk menjahit furring dan juga aksesoris tas yang lain. Untuk pemeliharaan mesin tidaklah susah karena mesin yang digunakan sangat sederhana. Cukup dengan pengecekan rutin satu bulan sekali, dilakukan pembersihan secara berkala dan perawatan mesin pada umumnya. Untuk pemeliharaan ini tidak dilakukan oleh orang lain melainkan dilakukan oleh owner “Wiwit Collection” sendiri. Mesin tentunya pernah mengalami kerusakan tapi sangat jarang karena rutin dalam pemeliharaannya. Yang lebih sering rusak adaalah mesin jahitnya. Jika mesin jahit ada tanda – tanda kerusakan maka owner akan segera melakukan perbaikan pada mesin tersebut dan tidak membutuhkan waktu yang lama. Tidak ada hambatan yang berarti dalam proses pemeliharaan mesin Karena mudah dalam perawatan dan pembersihannya.



BAB III PERMASALAHAN DAN SOLUSI



3.1 Permasalahan Permasalahan pasti datang pada suatu usaha yang sedang dijalani. Permasalahan datang dengan berbagai ragam dan macam. Tetapi, tidak semua permasalahan yang datang berdampak negatif. Di dalam usaha bisnis, permasalahan yang datang bertujuan untuk mengevaluasi dan menginovasi produk agar kedepannya semakin baik dan mampu menjadi produk unggulan di pasaran. Dengan tujuan lain, permasalahan mampu menguji bagaimana pengusaha mampu menghadapi dan bangkit mencari solusi ketika dihadapi oleh masalah yang datang tiba-tiba. Di dalam usaha Wiwit Collection pernah mendapati sebuah permasalahan, yakni mendapat pesanan sebanyak 7000 buah tas anyaman eceng gondok dari Pemerintahan Kota Surabaya sebagai cindera mata ramah lingkungan. Usaha Wiwit Collection mengalami kesulitan dari segi produksi dikarenakan lama waktu anyaman eceng gondok relatif lama dan melibatkan banyak keahlian khusus dari setiap tahapan produksinya. Apalagi ditambah lamanya pengeringan yang masih menggunakan energi panas matahari. Pada saat itu, Pemerintahan Kota Surabaya meminta 7000 buah tas anyaman eceng gondok yang harus selesai dalam kurun waktu kurang dari setahun. Dalam permasalahan ini, Wiwit Collection mengerahkan lebih banyak lagi SDM untuk membantu mempercepat kinerja penyelesaian 7000 buah tas anyaman eceng gondok. Masalah lainnya yang dihadapi oleh Wiwit Collection, yakni pada saat musim hujan. Wiwit Collection masih menggunakan energi panas matahari dalam hal pengeringan. Dalam permasalahan ini, Wiwit Collection biasanya menyetok atau menambah jumlah eceng gondok dalam tahap pengeringan sebelum musim hujan datang. Jadi, apabila musim hujan datang, Wiwit Collection sudah mempunyai stok eceng gondok yang sudah kering, sehingga proses produksi tetap berjalan saat musim hujan datang. 3.2 Keterbatasan Keterbatasan yang dialami usaha Wiwit Collection, yakni keterbatasan alat. Jadi, dari berdirinya usaha Wiwit Collection hingga sekarang masih mengandalkan keahlian dan keterampilan tangan. Keterbatasan alat inilah yang menjadikan proses produksi memerlukan waktu yang cukup lama. Selain itu, dalam proses produksi Wiwit Collection memerlukan banyak keahlian yang hanya mampu dimiliki perorangan. Sehingga seorang hanya mampu melakukan 1 sampai 2 keahlian dalam proses produksi, maka dari itu tahapan produksi Wiwit Collection tidak dapat dikerjakan oleh 1 sampai 2 orang saja. Keterbatasan lainnya yang dialami oleh usaha Wiwit Collection, yakni tidak memasang produknya di e-commerce. Hal ini menyebabkan calon pembeli hanya mampu menjangkau lewat akun media sosial yang dimiliki oleh Wiwit Collection dan memesannya via Whatsapp atau nomor telepon saja. Padahal di era digital seperti ini keterlibatan e-commerce sangat menunjang dalam hal penjualan dan pemasaran sebuah produk. Ditambah sekarang kebanyakan e-commerce sudah memberikan fasilitas gratis ongkir dari tempat penjual ke tempat pembeli. 3.3 Solusi



Solusi yang harus dilakukan oleh usaha Wiwit Collection, yaitu dengan melakukan pembelian alat meskipun tidak secara langsung. Tetapi dengan keberadaan alat canggih yang mampu menunjang efektivitas dan efisiensi produksi sehingga produksi kerajinan eceng gondok dapat dilakukan secara cepat dan tidak membutuhkan waktu yang lama. Selain itu, usaha Wiwit Collection harus melakukan program peningkatan kemampuan keahlian SDM yang dapat melakukan lebih dari 1 keahlian saja agar mampu mengerjakan kerajinan eceng gondok lebih cepat.



BAB IV KESIMPULAN Wiwit Manfaati yang di kenal dengan panggilan Bu Wiwit adalah satu dari banyak pengusaha enceng gondok. Pengusaha kecil menengah (UKM) yang sukses memberikan added value pada tumbuhan berakar serabut tak bercabang itu. Beliau memberikan nama Wiwit Collection pada seluruh koleksi barang jadinya. Wiwit Collection dirintis dari tahun 2008. Tahun sebelumnya, Bu Wiwit adalah seorang ibu rumah tangga. Dan ketika di lingkungannya diadakan pelatihan, beliau mengikuti pelatihan tersebut. Beliaupun menekuni usaha kreasi enceng gondok. Dan kini, ribuan barang jadi telah dijual. Bahkan telah melewati batas benua. Produknya cukup banyak. Seperti tas, sandal, kursi, peralatan dapur, dan banyak inovasi barang dari enceng gondok yang beliau produksi. Bu Wiwit dan suaminya Supardi memulai Bengkel Witrove yang terletak di Jalan Kebraon Indah Permai C-46 Surabaya ini dengan tekad juga usaha yang gigih. Wiwit Collection ini menjadi salah satu UKM idaman Pemkot Surabaya. Pemkot secara tidak langsung mengenalkan produk Witrove pada mata dunia. Saat acara PrepCom 3 for Habitat III, Pemkot Surabaya memesan 5.000 tas untuk dijadikan souvenir. Praktis, witrove begitu terkenal di dunia, karena peserta UN Habitat datang dari berbagai negara. Supardi dan Wiwit juga didapuk menjadi pelatih kerajinan tangan di Dinas Tenaga Kerja (Disnaker) Surabaya, Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) Surabaya, Dinas Koperasi Surabaya. Selain itu, beberapa Lembaga Sosial Masyarakat (LSM) juga turut mengakui kreativitas mereka.



LAMPIRAN



(DITAMBAH GAMBAR PRODUK LAIN YANG ADA DI WIWIT COLLECTION)