Woc Asfiksia [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

Nama : Nur Aida Perdani NIM : C1016031/3A Prodi : S1 Ilmu Keperawatan Definisi: Menurut WHO, Asfiksia Neonatorum adalah kegagalan bernafas secara spontan dan teratur segera setelah lahir (Depkes RI, 2008:6)



     



WOC ASFIKSIA NEONATORUM



FAKTOR MATERNAL Hipoksia Anemia maternal Penyakit paru Malnutrisi Asidosis dan dehidrasi Hipoventilasi



PENATALAKSANAAN a. Tindakan umum 1) Pengawasan suhu 2) Pembersihan jalan nafas 3) Rangsangan untuk menimbulkan pernafasan b. Tindakan khusus 1) Asfiksia berat (nilai apgar 0-3) Resusitasi aktif dalam hal ini harus segera dilakukan yaitu dengan :  Memberikan O2 secara langsung dan berulang atau dengan melakukan intubasi endotracheal dan O2 dimasukkan dengan tekanan tidak lebih dari 30 ml.  Memberikan natrikus bikarbonat dengan (2-4 mEQ/kg BB)  Masase jantung  Memberikan obat-obatan 1/10.000 andrelin dengan dosis 0,5- 1 cc dan kalsium glukonat 50-100 mm/kg BB secara intravena 2) Asfiksia sedang (Nilai Apgar 4-6) Dilakukan rangsangan untuk menimbulkan reflek pernafasan dengan :  Melakukan rangsangan 30-60 detik setelah penilaian APGAR 1 menit.  Melakukan nafas buatan dengan memasukkan pipa ke dalam hidung, O2 dialirkan dengan kecepatan 1-2 liter/menit.  Melakukan pernafasan mulut ke mulut



     



FAKTOR PLASENTA DAN TALI PUSAT  Solusio plasenta  Kompresi tali pusat  Simpul mati, lilitan tali pusat  Hilangnya Jelly Wharton



PEMERIKSAAN PENUNJANG  PH tali pusat : tingkat 7,20 sampai 7,24 menunjukkan status parasidosis, tingkat rendah menunjukkan asfiksia bermakna.  Hemoglobin/ hematokrit (HB/ Ht) : kadar Hb 15-20 gr dan Ht 43%-61%.  Tes combs langsung pada daerah tali pusat. Menentukan adanya kompleks antigen-antibodi pada membran sel darah merah, menunjukkan kondisi hemolitik.



Pernapasan cepat



Transport O2 & nutrisi janin tidak cukup



Pembuangan CO2 terganggu



Metabolisme anaerob



Timbunan asam laktat dan piruvat



Asidosis



ASFIKSIA



Suplai O2 ke paru ↓



a. Buka jalan nafas



POLA NAPAS TIDAK EFEKTIF



d. Keluarkan lender dengar suction



Apneu



DJJ dan TD ↓



Suplai O2 dalam darah ↓



Kerusakan otak



f. Monitor respirasi



Janin tidak bereaksi terhadap rangsangan



g. Berikan O2 sesuai indikasi kepatenan



jalan



nafas dengan suction i. Kolaborasi



dengan



PERUBAHAN PROSES KELUARGA



untuk



pemeriksaan AGD dan terapi obat INTERVENSI a. Kaji



bunyi



DJJ lambat Kematian bayi RESIKO CEDERA



sputum



GANGGUAN PERTUKARAN GAS



Asidosis respiratorik



b. Pantau saturasi O2 dengan oksimetri c. Pantau keadaan dan keluhan pasien



e. Pantau hasil AGD



a. Cuci



tangan



sebelum



dan



Gangguan perfusi ventilasi



n. vagus tidak dapat mengkompensasi lagi



sesudah kontak dengan pasien b. Pakai sarung tangan steril c. Ajarkan



keluarga



tentang



Rangsangan n. simpatikus



tanda dan gejala infeksi dari



cidera



dan



komplikasi



frekuensi,



kedalaman pernafasan dan produksi



d. Pantau vital sign



INTERVENSI



d. Bebaskan paru,



Rangsangan n. vagus



RESIKO HIPOTERMI



e. Monitor adanya cuping hidung



h. Pertahankan



FAKTOR JANIN Presentasi abnormal Infeksi Anemia janin Perdarahan Trauma persalinan Stenosis saluran napas



Janin kekurangan O2 dan kadar CO2 meningkat



INTERVENSI



c. Auskultasi suara nafas



     



Aliran darah menuju plasenta berkurang



MANISFESTASI KLINIS ASFIKSIA 1. Pada Kehamilan Denyut jantung janin lebih cepat dari 160 x/mnt atau kurang dari 100 x/mnt, halus dan ireguler serta adanya pengeluaran mekonium.  Jika DJJ normal dan ada mekonium : janin mulai asfiksia.  Jika DJJ 160 x/mnt ke atas dan ada mekonium : janin sedang asfiksia  Jika DJJ 100 x/mnt ke bawah dan ada mekonium : janin dalam gawat 2. Pada bayi setelah lahir Bayi pucat dan kebiru-biruan, Usaha bernafas minimal atau tidak ada, Hipoksia, Asidosis metabolik atau respiratori, Perubahan fungsi jantung, Kegagalan sistem multiorgan, Kalau sudah mengalami perdarahan di otak maka ada gejala neurologik : kejang, nistagmus, dan menangis kurang baik/ tidak menangis.



KOMPLIKASI ASFIKSIA Edema otak & Perdarahan otak Anuria atau oliguria Kejang Koma Obstruksi usus yang fungsional Komplikasi akibat resusitasinya sendiri (pneumothorak)



b. Posisikan bayi



FAKTOR UTERUS  Gangguan vaskular  Aktivitas kontraksi memanjang/ hiperaktivitas



Gangguan metabolisme asam basa



Paru-paru terisi cairan



RESIKO INFEKSI



BERSIHAN JALAN NAPAS TIDAK EFEKTIF



DJJ↑, Irreguler dan menghilang Janin mengadakan pernapasan intrauterin



INTERVENSI



INTERVENSI



PERUBAHAN PROSES KELUARGA a. Tentukan proses tipe keluarga b. Identifikasi efek pertukaran peran dalam anggota keluarga c. Bantu



anggota



menggunakan



metode



b. Lakukan keluarga support



yang ada



merencanakan



strategi



normal dalam segala situasi



yang



tehnik



aseptic



dan



antiseptic dalam pemberian askep c. Lakukan perawatan tali pusat d. Jaga



d. Bantu anggota kelaurga untuk



INTERVENSI



WOC BERSIHAN JALAN NAFAS RESIKO INFEKSI a. Cuci tangan sebelum dan sesudah EFEKTIF ASFIKSIA NEONATORUM kontak dengan bayi a. Bersihkan jalan nafas



kebersihan



badan



INTERVENSI TIDAK



a. Hangatkan bayi b. Monitor gejala hipotermi



b. Auskultasi suara nafas



atau hipertermi



c. Berikan O2 baik nasal atau dengan headbox



dan



lingkungan bayi



RISIKO HIPOTERMI



c. Monitor vital sign d. Monitor



d. Monitor status O2



adanya



bradikardi



e. Monitor respirasi



e. Monitor pernafasn



e. Observasi tanda infeksi



f. Lakukan fisioterapi dada



f. Kaji warna kulit dan



f. Hindarkan bayi kontak dengan



g. Posisikan



yang sakit



bayi



untuk



gejala sianosis



memaksimalkan ventilasi



g. Kalaborasi pemberian obat dan antiseptic



h. Kalaborasi dengan tim medis untuk pemberian obat



DAFTAR PUSTAKA Manuaba, I. (2007). Pengantar Kuliah Obstetri. Jakarta :EGC Mochtar, R. (1998). Sinopsis Obstetri. Jakarta :EGC Novyana. (2010). Asfiksia Neonatorum. Diakses melalui http://novyana.wordpress.com/asfiksia-neonatorum/ pada tanggal 2 September 2012 Santosa, B.(2006). Panduan Diagnosa NANDA 2005-2006: Definisi dan Klasifikasi. Jakarta: EGC Straight, B. (2004). Keperawatan Ibu dan Bayi Baru Lahir. Jakarta :EGC Subianto, T. (2009). Pathway Asfiksia Neonatorum. Diakses melalui http://teguhsubianto.blogspot.com/2009/07/pathway-asfiksianeonatorum.html pada tanggal 2 September 2012. Wiknjosastro, H. (2005). Ilmu Kebidanan. Jakarta : YBPSP Wilkinson, J.M. (2002). Buku Saku Diagnosis Keperawatan dengan Intervensi NIC dan Kriteria Hasil NOC. Jakarta : EGC