Woc Meningitis [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

WOC MENINGITIS Faktor Maternal - Ruptur membrane fatal - Infeksi maternal padaminggu terakhir kehamilan



Nama: An. A Tanggal Lahir: 03 Februari 2017 Diagnosa: Meningitis Factor Predisposisi - Laki - laki > wanita Virus - Toroplasma gondi - rikatsia



Bakteri - Hemophillus influenza - Streptococcus, grup A - Meningococcal - Pneumococcal - Escherichia coli



Factor imunologi - Defisiensi mekanisme imun - Defisiensi immunoglobulin - Anak yang mendapat obat obat imuno supresi



Organisme masuk ke aliran darah



-



Reaksi radang dalam meningen bawah cortex MENINGITIS



Thrombus, aliran darah cerebral Eksudat purulan menyebar ke dasar otak dan medulla spinalis Kerusakn neurolgis



Aktivitas makrofag dan virus Pelepasan zat pirogen endogen Merangsang kerja berlebihan dari PG E O di hipotalamus



- Perubahan aliran darah - Kerusakan permukaan endotel pembuluh - Perubahan komposisi pembuluh darah



Kaku kuduk, kernig, brudzinski (+), reflek fisiologis hiperaktif delirium halusinasi Mengikuti cairan darah sistemik



Sepsis MK: Resiko tinggi infeksi



Trauma - Fraktur tengkorak - Luka tembus pada kepala - Pungsi lumbal - Pemasangan shunt ventrikulus



CO2 meningkat Permeabilitas vaskular pada serebri Transudasi cairan Edema serebri



1. Sakit kepala dan demam 2. Mual 3. Perubahan pada tingkat kesadaran 4. Kaku leher 5. Foto fobia 6. Kejang 7. Adanya ruam



1. Meningitis serosa radang selaput otak araknoid dan piameter yang disertai cairan otak yang jernih 2. Meningitis purulenta radang bernanah arakhnoid dan piameter yang meliputi otak dan medula spinalis



1. Analisis CSS dari lumbal fungsi 2. Glukosa serum 3. LDH serum 4. Sel darah putih 5. Elektrolit darah 6. ESR/ELD 7. Kultur 8. MRI 9. Rontgen kepala/dada/sinus



Kejang Volume tekanan otak Instabil termogulasi



MK: resiko tinggi cidera TIK meningkat (N: 0-15 mmHg)



Suhu tubuh sistemik



Berkurangnya koordinasi Antolgia miolgia



MK: Hipertemia



Tujuan : suhu tubuh kembali normal. Kriteria hasil : suhu tubuh 36,5 - 37,5 ° C 1. Berikan kompres hangat 2. Anjurkan klien untuk menggunakan baju yang tipis. 3. Observasi Suhu tubuh klien



MK: gangguan mobillitas fisik



Tujuan : Klien dapat beraktifitas kembali dengan normal Kriteria Hasil :Klien tidak merasa lemah 1. Kaji derajat imobilisasi pasien. 2. Bantu latihan rentang gerak. 3. Berikan perawatan kulit, masase dengan pelembab. 4. Periksa daerah yang mengalami nyeri tekan, berikan matras udara atau air perhatikan kesejajaran tubuh secara fungsional. 5. Berikan program latihan dan penggunaan alat mobilisasi.



Mk: Nyeri



Tujuan : Nyeri klien berkurang Kriteria hasil : Skala nyeri menjadi > 4. 1. Letakkan kantung es pada kepala, pakaian dingin di atas mata, berikan posisi yang nyaman kepala agak tinggi sedikit, latihan rentang gerak aktif atau pasif dan masage otot leher. 2. Dukung untuk menemukan posisi yang nyaman(kepala agak tingi). 3. Berikan latihan rentang gerak aktif/pasif. 4. Gunakan pelembab hangat pada nyeri leher atau pinggul



1.Obat anti inflamasi a. Meningitis tuberkulosa : Isoniazid, Rifamfisin, treptomisin sulfat. b. Meningitis bacterial, umur > 2 bulan : Ampisilina, Sefalosforin generasi ke 3 2. Pengobatan simtomatis a. Diazepam b. Fenitoin c. Turunkan panas: Antipiretika, Kompres air PAM atau es. 3. Pengobatan suportif a. Cairan intravena.



Vasospasma pembuluh darah serebri



Sirkulasi berhenti



Mk : Gangguan perfusi jaringan



Tujuan : Meminimalkan proses penyebaran infeksi Kriteria hasil : tidak ditemukan tanda inflamasi 1. Beri tindakan isolasi sebagai pencegahan 2. Pertahankan teknik aseptik dan teknik cuci tangan yang tepat. 3. Pantau suhu secara teratur 4. Kaji keluhan nyeri dada, nadi yang tidak teratur demam yang terus menerus 5. Auskultasi suara nafas ubah posisi pasien secara teratur, dianjurkan nfas dalam 6. Cacat karakteristik urine (warna, kejernihan dan bau)



Tujuan : Mengurangi risiko cidera akibat kejang Kriteria hasil : Tidak ditemukan cidera selama kejang 1. Pertahankan penghalang tempat tidur tetap terpasang dan pasang jalan nafas buatan 2. Tirah baring selama fase akut 3. Kolaborasi dengan tim medis dalam pemberiaan obat : venitoin, diaepam, venobarbital.



Tujuan : Perfusi jaringan menjadi adekuat Kriteri hasil : Kesadaran kompos mentis 1. Tirah baring dengan posisi kepala datar. 2. Bantu berkemih, membatasi batuk, muntah mengejan. 3. Bantu berkemih, membatasi batuk, muntah mengejan. 4. Kolaborasi dengan tim medis dalam pemberian cairan iv (larutan hipertonik, elektrolit ) dan pemberian obat : steroid, clorpomasin, asetaminofen.



Daftar Pustaka: 1. Betz, C & Linda. 2002. Keperawatan Pediatri. Jakarta: EGC. 2. Mansjoer, Arif, dkk. 2000. Kapita Selekta Kedokteran. Jakarta: Media Aesculapius. 3. Doenges, Marilyn E, dkk. 2012. Rencana Asuhan Keperawatan Pedoman untuk perencanaan dan pendokumentasian perawatan Pasien. Jakarta: EGC. 4. Keliat, Budi Anna, dkk. 2015. Diagnosis Keperawatan Definisi & Klasifikasi. Jakarta: EGC. 5. Suddart & Brunner. 2002. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah. Jakarta: EGC.